Laboratorium Bioproses
DISUSUN OLEH:
SILMINA
1304103010058
LABORATURIUM BIOPROSES
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam melakukan
proses pratikum ataupun penelitia. Hal ini selalu berkaitan erat dengan mikroorganisme, sehingga
mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang untuk meneliti apa saja yang terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti
mikroorganisme diperlukan teknik untuk mempelajarinya mikroorganisme baik sifat maupun
karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui cara
penggunaan alat- alat yang berhubungan dengan penelitian unutk memudahkan dalam melakukan
penelitian (Dwidjoseputro, 2003).
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman,
bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang cara -cara atau teknik sterilisasi. Hal ini
dilakukan karena alat-alat yang digunakan memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003).
Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap proses yang
dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama
mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitian atau praktikum, keadaan
steril merupakan syarat utama berhasil atau tidaknya pekerjaan dilaboratorium (Volk, 1993).
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui jenis peralatan dan prinsip kerja serta fungsi
dari peralatan yang rutin digunakan di Laboratorium Bioproses. Mengetahui macam- macam media dan
cara pembuatannya. Selanjutnya, mengenal beberapa cara sterilisasi, memperoleh alat dan media yang
steril.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kontaminasi sering terjadi dalam berbagai kegiatan. Komponen yang menjadi penyebab
kontaminasi sangat beragam, baik berupa benda mati maupun mahluk hidup. Dalam kegiatan di
laboratorium, kontaminasi umumnya disebabkan kehadiran mikroba yang tidak diharapkan. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya kontaminan adalah sterilisasi, baik terhadap bahan
atau peralatan. Sterilisasi ditujukan untuk membunuh semua mikroba pencemar, baik mikroba
menguntungkan maupun merugikan. Sterilisasi yang baik dapat mencegah tumbuhnya mikroba lain yang
tidak diharapkan dalam bahan yang telah disterilisasi. Sehingga Sterilisasi adalah proses pembunuhan
semua mahluk hidup, baik yang bermanfaat maupun merugikan (Apriyantono, 1989)
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan
bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut
sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering
atau sterilisasi kering. Dipihak lain sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau
radiasi (Hadiotomo, 1985).
Autoclave merupakan cara sterlisasi yang paling baik jika dibandingkan dengan cara-cara
sterilisasi lainnya. Autoclave ini merupakan cara sterilisasi dengan menggunakan uap panas bertekanan.
Bahan-bahan yang disterilkan ialah bahan-bahan atau alat-alat yang tidak rusak karena pemanasan
dengan tekanan tinggi. Prinsip kerja autoclave pada dasarnya menggunakan panas dan tekanan dari uap
air. Medium yang akan disterilkan ditempatkan di dalam autoclave ini selama 15-20 menit (Dwidjoseputro,
2005).
Pada dasarnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisika dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau
0,45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan
yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
· Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum,
pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180oC. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang
terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan
metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoclave.
· Penyinaran dengan UV
Sinar ultra violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba
yang menempel pada permukaan interior safety cabinet dengan disinari lampu UV.
3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Setrelisasi alat dan bahan pada percobaan kesempatan ini adalah dengan menggunakan
autoclave. Sehingga, Autoclave adalah alat untuk memsterilkan berbagai macam alat & bahan yang
menggunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 121oC. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada
alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding
dengan udara panas. Alasan digunakan suhu 121oC karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan
tekanan 15 psi. Untuk tekanan 15 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu
100oC, sedangkan untuk autoclave yang diletakkan diketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka
air akan memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level. Semua bentuk
kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoclave lama kelamaan akan mendidih dan uap
air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoclave. Setelah semua udara dalam autoclave diganti
dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoclave naik. Pada saat tercapai
tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur.
Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga
menunjuk angka nol yang dapat dilihat di pengukur tekanan.
3. Pengukur tekanan;
4. Klep pengaman;
5. Tombol on-off;
6. Termometer;
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses
yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.
Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,
hygrometer, spektrofotometer, dan lain-lain. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis,
biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph.
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat
dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat
yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan
reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan
(Volk dan Wheeler, 1993).
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan mikroskop
kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata
tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm. berikut merupakan uraian
tentang cara penggunaan bagian-bagiandan spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang
dimiliki Laboratorium Bioproses.
• Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam
mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi
atau sekitar 1,02 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan
benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan
biasanya 15 menit untuk 121oC.
• Inkubator (Incubator)
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat
ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus
B5042 misalnya adalah 10-70oC.
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan
dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu
mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet hot plate dan magnetic
stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan
sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.
• Colony counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam
cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang
sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri
dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.
Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang
berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara
sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan.
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang
dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume
pengambilannya (adjustablevolume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur
volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam
penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.
Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke
cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai
macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20
ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan
mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas,
tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur
menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar).
Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang
kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat
dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alasan efisiensi, media yang
ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung.
Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan
untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi
mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat
ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dan sebagainya.
Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki
beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume
tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
• Tabung Durham
Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan berfungsi
untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan.
Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai
ada sisa udara).
• Jarum Inokulum
Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ ditumbuhkan ke media baru.
Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena
panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/ transfer
loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/ transfeneedle. Inoculating loop cocok untuk
melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi
secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating) (Noorhidayati dan Wahidah,2007).
Mikrosop adalah instrumen yang dapat memperbesar santir(bayangan) benda-benda kecil dengan
mengunakan kanta(lensa) atau sistem kanta(lensa). Mikroskop ditemukan oleh Antonie Van Leumnhoek
pada tahun 1960-an. Mikroskop yang pertama kali di gunakan oleh ahli saintis Renainsans, dan juga
merupakan mikroskop yang di gunakan di laboratorium, adalah mikroskop cahaya. Cahaya-tampak di
lewatkan melalui specimen dan kemudian menembus lensa kaca. Lensa ini merefraksi (membelokkan)
cahaya sedemikian rupa sehingga bayangan itu diproyeksikan ke mata kita. Dua nilai penting sebuah
mikroskrop ialah daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa
kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan dengan ukuran sebenarnya.
(Campbel, 2002)
Adapun mikroba yang akan teruji pada pratikum kali ini adalah sebagai berikut:
· Saccharomycess Cerevisiae
S.Cerevisiae tergolong dalam khamir (yeast). S. Cereviceae secara morfologis umumnya memiliki
bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar, hanya sekitar 1-3µm sampai 1-7µm.
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Kelas : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
(Buckle, K. A, 1987)
· Escherichia coli
Escherichia coli umumnya merupakan bakteri pathogen yang banyak ditemukan pada saluran
pencernaan manusia sebagai flora normal. Morfologi bakteri ini adalah kuman berbentuk batang pendek
(coccobasil), gram negatif, ukuran 0,4 – 0,7 µm x 1,4 µm, sebagian besar gerak positif dan
beberapa strain mempunyai kapsul. Escherichia coli, ditemukan oleh Theodor Escherichia coli 1885.
Bakteri ini hidup pada tinja dan menyebabkan masalah kesehatan pada manusia seperti diare, muntaber
serta masalah pencernaan lainnya.
Kingdom : Bacteria
Divisio : Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
(Karsinah, 1994).
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu
menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan
lipase. Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu
membentuk kapsu.l Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran
lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan
pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar
keringat dan saluran usus. Selain dapat menyebabkan intoksikasi, S. aureus juga dapat menyebabkan
bermacam-macam infeksi seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis, pneumonia dan mastitis pada
manusia dan hewan.
Kingdom :Monera
Divisio :Firmicutes
Class :Bacilli
Order :Bacillales
Family :Staphylococcaceae
Genus :Staphilococcus
Species :Staphilococcus aureus
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
- Mikroskop (1 set)
- Komputer (1 set)
- Aquadest (secukupnya)
- Alkohol 97 % (secukupnya)
1. Kaca preparat dibersihkan dengan alkohol dan dikeringkan dengan menggunakan tisu;
2. Diletakkan sampel (susu basi) di atas preparat secara perlahan dengan menggunakan pipet tetes;
3. Tutup kembali kaca preparat secara perlahan dan dan diletakkan pada meja preparat mikroskop;
5. Putar mikrometer secara perlahan hingga terlihat bayangan dengan jelas pada monitor computer;
6. Klik icon kamera pada komputer saat terlihat mikroba yang bergerak;
7. Klik icon kamera pada 4x pembesaran, 10x pembesaran dan 40x pembesaran.
3.2.Sterilisasi
- Spatula (1 buah)
- Autoclave (1 set)
- Kapas (secukupnya)
- Agar-agar ( 2 gr)
(1) Untuk pemanasan air dalam Autoclave dapat dilakukan pemanasan listrik ataupun gas;
(2) Sebelum barang-barang yang akan disterilkan dimasukkan dan dilakukan pemanasan, terlebih dahulu
periksa air dibawah rak kukus;
(3) Usahakan air tersebut berada pada batas yang telah ditentukan, dan jangan sampai kering. Apabila berada
dibawah batas tersebut maka harus ditambahkan lagi. Air didalam Autoclave harus berlebih, guna
pembentukan uap air supaya jenuh. Bila tidak jenuh maka tekanan uap dan suhu dalam alat tersebut tidak
akan sesuai lagi;
(4) Barang-barang yang akan disterilkan diletakkan dalam rak-rak logam/ keping-keping logam yang terletak
beberapa cm di atas air, setelah hampir mendidih;
(5) Tutup Autoclave lalu diskrup erat, sedangkan pentil dibuka sehingga udara terhalau;
(6) Pentil lalu ditutup, suhu serta tekanan naik, sampai suhu 121oC dan tekanan 15 psi (1,02 atm);
(7) Jika telah tercapai tekanan yang telah dikehendaki (15 psi), maka aliran gas dan klep keamanan diatur untuk
menjaga supaya tekanan konstan. Pemanasan dilakukan selama 15 menit dan
(8) Setelah selesai waktu penyetrilan, pemanasan dialihkan dan Autoclave dibiarkan dingin hingga meter
tekanan menunjukkan angka nol. Lalu dengan hati-hati kran udara dibuka sehingga tekanan mencapai
tekanan atmosfir.
(1) Dicuci alat-alat yang akan digunakan dengan air panas atau sabun,baru setelahnya dicuci dengan air
megalir, serta aquadest atau alkohol;
(2) Alat-alat dan media yang akan digunakan dibungkus dengan kertas sampul coklat;
(3) Untuk erlenmeyer yang berisi media cair sebelum penambahan ragi, mulut erlenmeyer disumbat dengan
kapas anti basah;
(4) Alat-alat dan media cair dimasukkan kedalam Autoclave dan dipanaskan sampai suhu 121oC, dan tekanan
15 psi selama 15 menit.
a)Untuk media padat I dibuat dengan mencampurkan agar-agar 1 gr dan aquadest 100 ml di dalam
Erlenmeyer.
c)Kemudian erlenmeyer yang berisi campuran tersebut diletakkan di atas hot plate sampai campuran tersebut
homogen, setelah homogen larutan didinginkan
d) Ulangi langkah 2-3 untuk media padat II dibuat dengan mencampurkan glukosa 0,5 gr, NaCl 0,5 gr, agar-
agar 1 gr dan aquadest 100 ml.
a) Untuk media cair I dicampurkan NaCl 0,5 gr, glukosa 0,5 gr, aquadest 15 ml dan ekstrak daging 15 ml
didalam Erlenmeyer, dan untuk media cair II dicampurkan NaCl 0,5 gr, glukosa 0,3 gr, aquadest 15 ml dan
ekstrak daging 10 ml didalam erlenmeye.
b) Kemudian erlenmeyer yang berisi campuran tersebut di sterilkan dengan menggunakan autoclave.
b) Dituang media padat kedalam petridish dan tabung reaksi yang di buat miring secara perlahan;
d) Diambil kawat oase,kemudian dipanaskan ujungnya hingga berpijar lalu digoreskan pada media padat
bentuk zig-zag untuk petridish dan garis lurus untuk tabung reaksi;
e) Kemudian dituang media cair ke atas media padat yang telah digores;
f) Dibiarkan pertidish tersebut di dalam clean bench dan diamati 4 jam sekali selama 4 kali.
BAB IV
4.1 Sterilisasi
Bahan atau peralatan yang digunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam keadaan steril.
Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang mengganggu atau
yang merusak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses baik
fisika, kimia, maupun mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme
disebut dengan sterilisasi (Waluyo, 2005).
Medium ialah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau
didalamnya. Sebelum menumbuhkan mikroorganisme, pertama-tama kita harus dapat memahami
kebutuhan dasarnya lalu mencoba memformulasikan suatu medium yang memberikan hasil baik. Medium
yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba dapat diklasifikasikan berdasarkan pada komposisi (medium
sintetis, semi sintetis, dan non sintetis), konsentrasi (solid medium, semi solid medium, dan broth medium),
dan selektivitas (medium umum, selektif, diferensial, medium uji, dan medium diperkaya) (Waluyo, 2005).
Pada percobaan yang telah dilaksanakan, digunakan Fermipan sebagai mikroorganisme yang ingin
dibiakkan atau dikembangkan. Media yang digunakan untuk percobaan ini adalah media padat dan media
cair. Media padat berupa agar dan aquadest, pada percobaan ini media padat dibagi kedalam dua macam
dengan perbandingan media padat agar I tanpa glukosa dan NaCl sedangkan media padat agar II
ditambahkan glukosa dan NaCl. Dan media cair merupakan campuran dari glukosa, NaCl, ekstrak daging
dan aquadest yang kemudian ditambahkan fermipan, demikian juga media cair dibagi kedalam 2 macam
media dengan perbandingan komposisi glukosa dan ekstrak daging yang berbeda, sedangkan komposisi
lainnya sama.
Media padat dilakukan dengan mencampurkan agar-agar yang berfungsi sebagai pengeras, NaCl
sebagai nutrien, glukosa sebagai nutrien dan aquadest sebagai pelarut. Pencampuran tersebut diikuti
dengan pemanasan dan pengadukan agar terjadi campuran yang homogen dalam campuran tersebut
dengan menggunakan hot plate. Di waktu yang bersamaan dibuat media cair dengan cara mencampurkan
glukosa, NaCl, ekstrak daging dilarutkan dalam aquadest. Setelah semua alat dan media selesai
disterilisasikan dengan menggunakan autoclave, media padat yang telah di autoclave dituang ke petridish
dan tabung reaksi kemudian tunggu sampai mengeras. Untuk media cair ditambahkan masing-masing 1
gr fermipan. Setelah media yang ada di dalam petridish dan tabung reaksi mengeras, maka goreskan pada
media tersebut secara zig zag untuk media yang berada di dalam petridish dan secara vertikal unruk media
yang di dalam tabung reaksi, selesai di gores ditambahkan media cair pada goresan saja. Media yang
telah dibuat di foto untuk waktu 0, kemudian diimpan di clean bench serta diamati dan difoto setiap wadah
berisi media untuk perbandingan di akhir setiap 4 jam sekali diperoleh 4 kali pengamatan.
Perubahan yang terjadi untuk media padat II dalam petridish yang berisi media cair I (komposisi
glukosa sedikit lebih banyak dari pada media cair II ) pada saat 0 jam (T0) adalah permukaan medianya
masih lembab, belum terjadi perubahan sedangkan pada saat 16 jam (T 4) terdapatnya beberapa belatung,
beruap air dan mulai terjadi retakan di sekitar agar .
Perubahan yang terjadi pada media padat II dengan ditambahkan media cair II pada saat 0 jam
adalah sama seperti pada penambahan media cair I, sedangkan pada saat 16 jam diperoleh bintik-bintik
putih pada goresan, mengakibatkan goresan tertutup dan terdapatnya uap air.
Perbedaan pengamatan dalam hal ini terjadi karena, komposisi sumber nutrient bagi
mikroba berbeda. Begitu juga, pada tabung reaksi, media di miringkan guna untuk bisa dapat melihat
perbedaan pertumbuhan mikroba di media datar dan miring. Perubahan yang terjadi pada media padat
dalam tabung reaksi pada saat 0 jam adalah tidak terlihat begitu jelas perbedaan. Pada saat 16 jam
perubahan yang terjadi pada media padat dalam tabung reaksi yang berisi media cair I dan media cair
mulai masuk ke bagian yang di gores secara vertikal. Perbedaannya terlihat pada media padat I
terdapatnya uap air, goresan memanjang. Sedangkan pada media padat II agarnya keruh, beruap dan
terdapat bintik-bintik dipermukaan agar yang lebih banyak di bandingkan pada media padat I. Hal ini
dikarenakan perbedaan kandungan medianya. Berikut ini, gambar media padat dalam tabung reaksi.
Pada pembesaran 4 kali terlihat banyak mikroorganisme yang bergerak dengan cepat, pada
pembesaran 10 kali terlihat mikroorganisme yang lebih jelas namun tidak sebanyak pada saat pembesaran
4 kali. Sedangkan pada pembesaran 40 kali bayangan yang terlihat jauh lebih sedikit dan sulit ditemukan
sehingga diperlukan waktu yang lebih lama untuk menemukan mikroorganisme yang bergerak dengan cara
memutar makrometer dan akhirnya di temukan satu bayangan mikroorganisme yang bergerak.
Setelah ditinjau dari morfologi mikroorganisme yang terlihat pada sampel, diperoleh hasil bahwa
jenis mikroorganisme yang ditemukan adalah staphylococcus aureus, Escherichia coli, jenis enterobakter
dan pseudomonasi. Hal ini karena adanya kemiripan objek terhadap ketiga jenis mikroba serta peranannya
dalam proses produksi susu.
Escherichia coli merupakan bakteri terdapat pada tinja, air sumur yang kotor, rawa, sawah, drainase
dan limbah. Bakteri ini dapat tumbuh baik pada suhu antara 80 C- 460 C, dengan suhu optimum dibawah
temperature 370 C. Suhu tersebut sesuai dengan keadaan sampel. Jika bakteri ini berada dibawah
temperatur minimum atau sedikit di atas temperatur maksimum tidak segera mati, melainkan berada dalam
keadaan dormancy, disamping itu Escherichia coli dapat tumbuh pada ph optimum berkisar 7,2-7,6 (
Dwidjoseputro D. 1998)
Staphylococcus aureus pada pewarnaan gram menghasilkan warna ungu sehingga termasuk
bakteri Gram positif. Bakteri ini berbentuk coccus. Koloninya tersusun berkelompok dan menggunung
seperti buah anggur. Perananya adalah dapat menghasilkan racun sebagai penyebab sindrom trauma
yang diderita oleh pria, wanita dan anak-anak. Sindrom racun trauma tersebut berupa kejang, pingsan,
turunnnya tekanan darah. Dinding sel bakteri Gram positif terdiri dari lapisan peptidoglikan yang tebal dan
ketika ditambahkan pewarnaan kristal violet maka dinding sel bakteri Gram positif akan menyerap apa bila
diberi alkohol dan pada Gram positif akan tetap berwarna ungu walaupun diberi zat warna kedua, karena
dinding selnya tersusun oleh lapisan peptidoglikan yang tebal sehingga tidak dapat dicuci oleh alkohol.
(Tjitrosomo, 1992)
Bakteri yang paling berperan pada susu basi adalah Staphylococcus aureus terutama S. Aureus
berkembang biak ketika susu mencapai suhu ruangan. Staphylococcus aureus tumbuh dengan optimum
pada suhu 37 o C dengan waktu pembelahan 0,47 jam (Belgis, 2008 ).
Dari jenis mikroorganisme yang ditemukan pada sampel susu basi, yang paling dominan terlihat
adalah staphylococcus aureus Karena bentuk dan karakteristik objek yang terlihat memiliki kimiripan
terhadap mikroba pada susu basi tersebut. Sedangkan mikrooranisme yang lain hanya terlihat satu dan
samar-samar.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya adalah
:
1. Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan tekanan uap tinggi menggunakan autoclave sehingga alat dan
media steril. Sterilisasi dilakukan bertujuan untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya
mikroorganisme yang tidak diinginkan.
2. Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang menggunakan tekanan
15 psi dan suhu 121oC. Autoclave bekerja pada suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan
media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan
udara panas.
3. Mikroorganisme yang akan digunakan untuk penanaman berasal dari fermipan berupa ragi yang di
dalamnya terkandung bakteri.
4. Komposisi media bahan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri demi
mengoptimalkan pertumbuhannya, oleh karena itu tiap-tiap komposisi harus setimbang jumlahnya.
5. Mikroba didalam cawan petri (petridish) lebih banyak dari pada mikroba dalam tabung reaksi, karena
sampel dalam cawan petri memiliki luas permukaan yang lebih besar. Namun untuk media dalam tabung
reaksi dengan bentuk permukaan bidang miring mikroba terlihat lebih jelas.
6. Mikroba dapat tumbuh lebih baik pada keadaan media padat II dengan penambahan media cair I, hal ini
dikarenakan sesuai dengan pertumbuhan mikroba yang di pengaruhi oleh faktor sumber nutrien yang
mendukung.
7. Sampel susu basi yang di uji pada mikroskrop menemukan bakteri staphylococcus aureus karena bentuk
dan karakteristik objek yang terlihat memiliki kimiripan terhadap mikroba pada susu basi tersebut.
8. Alat-alat laboratorium yang digunakan pada percobaan ini adalah mikroskop, clean bench, autoclave,
magnetic stirrer, hot plate ,labu erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyantono, A. D.dkk. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi: Institut Pertanian Bogor
Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. Terjemahan Hadi. Purnomo dan Adiono. UI Press: Jakarta
Gramedia: Jakarta
Karsinah, Lucky .dkk, 1994. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi 1994. Binaputra Aksara: Jakarta
Neil A, Campbel. 2002. Biologi. Erlangga: Jakarta
Noorhidayati dan Wahidah A, Siti. 2007. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Gelora:
Banjarmasin
Supardi, dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi Dalam Pengolahan Dan. Keamanan. Pustaka Sinar
Harapan: Jakarta
Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid I Edisi V. Erlangga: Jakarta