A. Latar Belakang
Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Hasil
analisis dari WHO sekitar 450 juta orang menderita gangguan jiwa termasuk
penanganan medis. Gejala skizofrenia muncul pada usia 15-25 tahun lebih
dari WHO sekitar 450 juta orang menderita gangguan jiwa termasuk
9,8% jumlah penduduk Indonesia. Jumlah gangguan jiwa berat atau psikosis/
jiwa terbesar pertama antara lain adalah Daerah Istimewa Sulawesi Tengah
Tenggara Timur (9,8%), Maluku Utara menempati posisi keempat (9,5%), dan
1
Nusa Tenggara Barat menempati urutan kelima (9%) dari seluruh provinsi di
Menurut data yang ditemukan dari perawat diruangan Rawat inap pada
umumnya pasien halusinasi yang dirawat akibat putus obat dan dirawat sampai
satu tahun bahkan lebih. Peran perawat adalah memberikan obat dengan
pasien tidak efektif, ketika pasien pulang perawat tidak menjelaskan kepada
riwayat putus obat pada pasien halusinasi meningkat dan kembali di rawat di
400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1000 penduduk, Sedangkan pada tahun
2018 berdasarkan proposi rumah tangga (RT) dengan anggota rumah tangga
dengan gangguan jiwa berat (14%) dan yang terbanyak yang tinggal di
pedesaan (17,7%).
2
Di provinsi Sulawesi Utara angka resiko gangguan jiwa ringan hingga
berat sekitar 687.580 orang dari 2.750.320 warga sulut saat ini (Manado
post,2017). Berdasarkan survey awal peneliti pada minggu pertama bulan Juni
kekerasan 6 orang, defisit perawatan diri 5 orang, harga diri rendah 5 orang,
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum:
3
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan
pendengaran.
Hasil tugas akhir/ asuhan keperawatan ini dapat dijadikan sebagai salah
4
2. Bagi Institusi Pendidikan
3. Bagi Peneliti
telah dilakukannya.
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Halusinasi
2. Penyebab
a. Faktor predisposisi
1) Faktor Perkembangan
2) Faktor Susiokultur
lingkungannya.
3) Faktor Biokimia
6
seperti Buffofenon dan Dymetytranferse (DMP). Akibat stress
4) Faktor Psikologis
Anak sehat yang diasuh oleh orang tua yang mengalami gangguan
b. Faktor presipitasi
1) Dimensi Fisik
2) Dimensi Emosional
7
3) Dimensi Intelektual
yang pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego itu sendiri
klien.
4) Dimensi Sosial
membahayakan.
5) Dimensi Spriritual
muncul yaitu:
8
a. Bicara, senyum dan tersenyum sendiri.
f. Takut
tertawa sendiri, menarik diri dari orang lain, tidak dapat membedakan yang
4. Jenis Halusinasi
umumnya terjadi pada klien yang mengalami stress yang berlebihan dan
9
b. Halusinasi Patologis
Klien melihat jalan yang jelas atau samar tanpa stimulus yang nyata
5. Fase Halusinasi
10
controlling, dan fase conquering. Adapun penjelasan yang lebih detail dari
a. Fase Pertama
menyendiri.
b. Fase Kedua
dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin
11
Perilaku Klien : Meningkatnya tanda-tanda sistem saraf otonom seperti
c. Fase Ketiga
d. Fase Keempat
hilang kontrol dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang
lain di lingkungan.
Perilaku Klien : Perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku
12
terhadap perintah kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari satu
orang.
7. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan harus secepat mungkin diberikan, disini peran keluarga
a. Farmakoterapi
13
Neuroleptika dengan dosis efektif tinggi bermafaat pada penderita
listrik melalui elektrode yang dipasang pada satu atau dua temples,
terapi kejang listrik dapat diberikan pada pasien skizoprenia yang tidak
1) Terapi musik
14
Fokus : mendengarkan, memainkan alat musik, bernyanyi. Yaitu
2) Terapi seni
pekerjaan seni.
3) Terapi Menari
4) Terapi relaksasi
kehidupan.
5) Terapi sosial
6) Terapi kelompok
therapy)
kegiatan
15
(3) Sesi 3 : Mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan
7) Terapi lingkungan
keluraga.
terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisi tidak unik bagi
individu klien. Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan
2015)
1. Pengkajian
16
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
berikut:
dan subjektifnya.
17
b. Isi halusinasi
Data tentang isi halusinasi dapat diketahui dari hasil pengkajan tentang
jenis halusinasi
kali? Situasi terjadinya apakah kalau sendiri atau setelah terjadi kejadian
halusinasi
d. Respon halusinasi
muncul, perawat dapat menayakan pada pasien hal yang dirasakan atau
kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat juga
2. Pengelompokkan Data
18
Data yang dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :
a. Data objektif yang bisa ditemukan secara nyata. Data ini dapat melalui
b. Data subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan
keluarga. Data ini dapat melalui wawancara perawat kepada klien dan
keluarga
3. Analisa data
Analisa data merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap data yag
melakukan analisa data ada empat cara yang harus dilakukan penelti yaitu:
ditemukan
4. Masalah keperawatan
19
a. Risiko perilaku kekerasan (diri sendiri,orang lan, lingkungan, dan
verbal)
c. Isolasi sosial
5. Pohon masalah
sebagai berikut :
20
Akibat Resiko perilaku
mencederai Gangguan
pemeliharaan
kesehatan
Masalah Gangguan Persepi Sensori:
Halusinasi pendengaran
utama
Gangguan konsep
diri: harga diri
rendah
Ket : gambar pohon masalah
6. Diagnosa keperawatan
7. Implementasi keperawatan
21
dirancang pemenuhan kebutuhan melalui standar pelayanan dan asuhan
2012)
8. Evaluasi keperawatan
(Afnuhazi, 2015).
dilaksanakan
22
dilaksanakan
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada yang
klien.
a. Pasien mampu :
halusinasi
(d) Menyusul jadwal kegiatan dari bangun tidur dipagi hari sampai
mau tidur pada malam hari selama 7 hari dalam seminggu dan
23
6) Menilai manfaat cara mengontrol halusinasi dalam mengendalikan
halusinasi
1. Definisi
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis
atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
1997).
2. Etiologi
b. Genetik
c. Neurokimia
24
Obat-obatan dapat mempengaruhi individu mengalami skizofen.
skizofrenia.
struktur dan morfologi otak penderita skizofrenia yaitu berat otak rata-
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
C. Definisi Operasional
kegiatan perawat yang dilakukan perawat baik langsung maupun tidak untuk
implementasi, evaluasi
1. Data primer
pengkajian.
26
2. Data sekunder
Data diperoleh dari ruangan Cakalele Rumah sakit jiwa Prof. Dr. V.L
Ratumbuysang Manado
a. Wawancara
b. Observasi
c. Dokumentasi
pasien, hasil pemeriksaan, serta bukti laporan yang ada diruangan Cakalele
d. Kepustakaan
27
Mengumpulkan data atau informasi dari literatur-literatur atau bukti yang
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format pengkajian pada
F. Jalannya Penelitian
1. Tahap persiapan
b. Seminar proposal
c. Tahap pelaksanaan
Prof. Dr. V.L Ratumbuysang Manado yang akan dilaksanakan pada bulan
Mei 2019.
28
G. Etika Penelitian
responden yang harus ditanda tangani, tetapi jika menolak peneliti tidak akan
2. Penulisan nama
bahwa penulisan nama akan disingkat dengan huruf depannya saja, hal
3. Kerahasiaan
infromasi tersebut hanya akan diketahui oleh peneliti dan pembimbing atas
29
DAFTAR PUSTAKA
Azizah. (2011). Buku Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Buku Saku Keperwatan Jiwa. Jakarta: EGC. Stuart & Laraia. 2005
Deden Dermawan (2013). Keperawatan jiwa Konsep Dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa.Yogyakarta
Direja, Ade Herman S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
30
Yosep. Bandung: Refika Aditama, 2010. 5, 2010. Faktor Penyebab dan Proses
Terjadinya Gangguan Jiwa.
Yosep, Iyus. 2016. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama.
31