Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau sering disebut juga chronic
obstructive pulmonary disease (COPD) merupakan penyebab kesakitan dan kematian
yang cukup sering di dunia. Menurut WHO tahun 2011 PPOK menduduki peringkat
kelima sebagai penyebab utama kematian di dunia dan diperkirakan pada tahun 2020
penyakit ini akan menempati peringkat ketiga karena peningkatan tingkat merokok
dan perubahan demografis di banyak negara. Menurut Global Initiative for Chronic
Lung Disease tahun 2011 PPOK merupakan penyakit yang menempati urutan ke-4
penyebab kematian di Amerika Serikat dan merupakan satu-satunya penyakit kronis.
Menurut Department of Health England tahun 2010 merokok merupakan penyebab
80-90 % kasus PPOK.
Prevalensi PPOK di Asia Tenggara diperkirakan sebesar 6,3% dengan
prevalensi tertinggi ada di negara Vietnam (6,7%) dan RRC (6,5%) (Yusanti et al.,
2015). Di Indonesia, proporsi PPOK pada usia 40-65 tahun sebesar 8,8% (1633
orang yang diperiksa). Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi PPOK di Indonesia
yang berdasarkan wawancara pada masyarakat usia 30 tahun ke atas sebesar 3,7%,
tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (10%) dan terendah di Provinsi Lampung
(1,4%).
PPOK adalah penyakit progresif lambat melibatkan saluran udara atau
parenkim paru yang menghasilkan obstruksi aliran udara ditandai dengan
meningkatnya respon inflamasi kronis dalam saluran udara dan paru-paru oleh
partikel berbahaya atau gas (Basnet et al., 2013). Mayoritas kasus PPOK di negara
berpendapatan tinggi dihubungkan dengan merokok, sedangkan kejadian PPOK di
negara berpendapatan rendah dikaitkan dengan pajanan polusi udara (Barnes, 2014).
Etiologi PPOK berasal dari tiga faktor risiko yaitu faktor host, faktor perokok
dan faktor lingkungan. Faktor host berkaitan dengan usia dan defisiensi α 1
antritripsin, faktor perokok dan lingkungan berkaitan dengan polutan yang berasal
dari luar tubuh. Partikel polutan yang dihirup oleh individu mengakibatkan
peradangan dan cedera sel sehingga meningkatkan risiko terkena PPOK (Dipiro,
2011). PPOK dapat diklasifisikan menjadi 4 jenis berdasarkan tingkat keparahannya
menggunakan tes spirometri yaitu ringan, sedang, parah dan sangat parah.

1
2

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai


pola penggunaan antibiotik golongan makrolida pada pasien eksaserbasi PPOK agar
pasien mendapatkan pengobatan yang optimal dan rasional demi tercapainya kualitas
hidup yang baik. Penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan di RSAL Merauke.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
”Bagaimana merawat klien dengan PPOK di Bangsal Edelwes 2 RSAL Merauke?”.

C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Agar perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat bagi klien PPOK
(Penyakit Paru Obstruksi Kronik)
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melaksanakan dan melakukan pengkajian data klien Tn. L dengan
Gangguan Sistem Pernafasan: PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik)
b. Mengidentifikasikan diagnosa keperawatan pada klien Tn. L dengan Gangguan
Sistem Pernafasan: PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik)
c. Menyusun intervensi keperawatan pada klien Tn. L dengan Gangguan Sistem
Pernafasan: PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik)
d. Melakukan implementasi pada klien Tn. L dengan Gangguan Sistem Pernafasan:
PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik).
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien Tn. L dengan Gangguan Sistem
Pernafasan: PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik)
3

D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit.
Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan asuhan keperawatan
khususnya bagi pasien dengan PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik)
2. Bagi Perawat
Agar mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien penderita PPOK
(Penyakit Paru Obstruksi Kronik)dengan baik.
3. Bagi Instansi Akademik.
Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.
4. Bagi Pasien dan Keluarga
Agar pasien dan keluarga mendapatkan gambaran tentang penyakit PPOK
(Penyakit Paru Obstruksi Kronik)dan cara perawatan PPOK (Penyakit Paru
Obstruksi Kronik)dengan benar.
5. Bagi Pembaca
Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit PPOK (Penyakit Paru
Obstruksi Kronik)dan cara perawatan pasien dengan PPOK (Penyakit Paru
Obstruksi Kronik)

E. Sistematika Penulisan
Karya tulis ini disusun secara sistenatis dalam 5 bab, sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Berisikan anatomi fisiologi sistem pernafasan, penyakit paru obstruksi kronik
(PPOK) dan Asuhan keperawatan secara teori
BAB III : Tinjauan Kasus
Berisikan tentang pengkajian, tindakan, evaluasi yang merupakan studi kasus
, bagaimana penanganan dan proses keperawatan yang dilaksanakan, dimana
pengkajian tersebut meliputi data klien, perencanaan yang mencakup analisa
data yang didapat dari studi lapangan, implementasi mencakup asuhan
keperawatan yang diterapkan dan masuk keevaluasi yang merupakan suatu
tolak ukur keberhasilan proses keperawatan.
4

BAB IV : Pembahasan
Berisikan tentang kesenjangan antara teori yang ada dan kasus dilahan
praktek.
BAB V : Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran dari kesenjangan antara teori dan kasus yang
ditemukan dilahan praktek
Daftar Pustaka
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai