Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

“M“ DENGAN MASALAH


KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS GANGGUAN SISTEM
PERNAPASAN : TUBERCULOSIS PARU DD EFUSI PLEURA
DI RUANG FLAMBOYAN ISOLASI PRIA
RS TNI ANGKATAN LAUT
MERAUKE
BAB I PENDAHULUAN

 Tuberculosis paru masih merupakan masalah


kesehatan masyarakat terutama di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia
 WHO : Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak
420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 Mei
2018).
 Jumlah kematian akibat tuberkulosis menurun 22%
antara tahun 2000 dan 2015
 Data RSAL untuk kasus dari bulan Januari 2018 –
Oktober 2018 jumlah kasus pasien dengan
Tuberculosis yang di rawat hanya mencapai angka
17 kasus yang benar-benar positif TB
 Sedangkan untuk kasus tersangka TB sebanyak
10 kasus
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
 Tuberculosi
 Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular
yang disebabkan oleh mycobakterium
tuberculosis. (A.Sylvia,2006).
 Kesimpulannya bahwa penyakit tuberkulosis
paru adalah penyakit infeksi pernafasan
kronik menular terutama yang menyerang
parenkim paru, penyakit ini disebabkan oleh
kuman yaitu Mycobakterium Tuberkulosis
KLASIFIKASI TUBERCULOSIS:
 Menurut Manjoer Arif (1999):
 TB Paru
 TB Paru tersangka
 Bekas TB (tidak sakit)
 Pembagian secara patologis :
 Tuberkulosis primer (Child hood tuberculosis)
 Tuberkulosis post primer (Adult tuberculosi )
 Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi
menjadi 2 yaitu :
 Tuberkulosis Paru BTA positif.
 Tuberkulosis Paru BTA negative
 Pembagian secara aktifitas radiologis :
 Tuberkulosis paru (Koch pulmonal) aktif

 Tuberkulosis non aktif .

 Tuberkulosis quiesent (batuk aktif yang mulai


sembuh).
 Pembagian secara radiologis ( Luas lesi )
ETIOLOGI

Sebagaimana telah diketahui, tuberkulosis paru


disebabkan oleh basil TB (Mycobacterium
tuberculosis)
MANIFESTASI KLINIS

 GEJALA UTAMA :
 Batuk terus menerus
dan berdahak selama
3 (tiga) minggu atau
lebih.
GEJALA TAMBAHAN,
YANG SERING DIJUMPAI:
Gejala Tambahan,
o Badan lemah, nafsu makan
menurun, berat badan turun,
rasa kurang enak badan
(malaise)
o Berkeringat malam walaupun
tanpa kegiatan, demam
meriang lebih dari sebulan
KOMPLIKASI

Antara lain sebagai berikut :


 pleurutis

 efusi pleura

 Empiema

 laringitis
BAB III TINJAUAN KASUS
Identitas klien
 Nama : Tn. M
 Umur : 21 Tahun
 Diagnosa Medis : Tuberkulosis Paru dd Efusi
Pleura
 Tanggal Masuk : 25 November 2018
 Tgl Pengkajian : 26 November 2018
 Keluhan Utama
 Sesak napas
 Riwayat penyakit sekarang
Sebelum masuk rumah sakit klien mengatakan ± 3
bulan yang lalu mengeluh batuk, sesak nafas,
demam, dan sudah berobat ke Puskesmas Okaba.
Pada tanggal 25 November klien datang ke RSUD
Merauke untuk berobat, setelah dilakukan
pemeriksaan TCM dengan hasil positif klien di rujuk
ke RSAL karena ketebatasan ruangan di RSUD.
Kemudian klien di rawat di RSAL dengan keluhan
sesak napas, batuk berdahak ± 3 bulan, nyeri dada
tembus ke tulang belakang, demam, susah tidur
karena sesak.
 Keluhan Utama Saat Dikaji
Klien mengeluh sesak napas
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DATA ETIOLOGI MASALAH
DATA ETIOLOGI MASALAH
DATA ETIOLOGI MASALAH
DATA ETIOLOGI MASALAH
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL
BERDASARKAN PRIORITAS
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
ekspansi paru
 Nyeri akut berhubungan dengan gejala penyakit terkait
 Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan penurunan asupan oral (mual)
 Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan kelemahan
umum
 Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan dan
pencegahan berhubungan dengan interpretasi yang salah
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
 Kesenjangan yang ditemukan pada teori dan
kasus yaitu:
 Tidak ditemukan:
 Alasannya:
Dalam tinjauan kasus ditemukan 6 diagnosa keperawatan
yaitu:
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
ekspansi paru
 Nyeri akut berhubungan dengan gejala penyakit terkait
 Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan penurunan asupan oral (mual)
 Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan kelemahan
umum
 Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan dan
pencegahan berhubungan dengan interpretasi yang
salah
3. Intervensi
 Secara kasus tindakan intervensi tidak ada
perbedaan yang besar dengan teori namun
yang membuat beda adalah penulis
memisahkan beberapa intervensi pada teori
menjadi lebih terperinci dalam kasus karena
mempermudah penulis melakukan
implementasi keperawatan kepada klien.
4. Implementasi
5. Evaluasi
Masalah yang teratasi:
 Masalah yang tidak teratasi
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
 .
SEKIAN

DAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai