Oleh :
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
OLEH :
PEBIMBING LAPANGAN :
PEMBIMBING PENDIDIKAN :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011 -2012 terdapat
5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat
kecelakaan lalu lintas. Tingkat kecelakaan transportasi jalan di kawasan Asia
Pasifik memberikan kontribusi sebesar 44% dari total kecelakaan di dunia
termasuk Indonesia. Menurut Depkes RI 2011, fraktur pada ekstremitas bawah
akibat kecelakaan memiliki prevalensi tertinggi diantara fraktur lainnya sekitar
46,2%. Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2013 didapatkan data
kecenderungan peningkatan proporsi cedera transportasi darat dari 25,9% pada
tahun 2007 menjadi 47,7%.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawata pada pasien dengan struma
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada Tn. J dengan Open Fraktur Complete
Os.Tibia Fibula (Cruris) Sinistra, Close Fraktur Os. Calcaneus Dextra
b. Menegakkan diagnose keperawata pada Tn. J dengan Open Fraktur
Complete Os.Tibia Fibula (Cruris) Sinistra, Close Fraktur Os.
Calcaneus Dextra Membuat intervensi keperawatan pada Ny.S dengan
post op union fraktur femur
c. Melakukan implementasi keperawatan pada Tn. J dengan Open
Fraktur Complete Os.Tibia Fibula (Cruris) Sinistra, Close Fraktur Os.
Calcaneus Dextra
d. Melakukan intervensi keperawatan pada Tn. J dengan Open Fraktur
Complete Os.Tibia Fibula (Cruris) Sinistra, Close Fraktur Os.
Calcaneus Dextra
C. METODE
Metode dalam mengambilan kasus untuk laporan yaitu wawancara, observasi
dan studi kasus yang terdapat di IGD RSUD Wates.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya
disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon,
kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar
dari yang besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer, 2008).
Kecelakaan
Fraktur
Pergeseran fragmen
Trauma jaringan
tulang yang patah
Jalan masuk
organisme
Gangguan Defisit perawatan
mobilitas diri
Risiko infeksi
fisik
C. ETIOLOGI
Menurut Arif Muttaqin (2008), fraktur disebabkan oleh :
1. Trauma langsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang. Hal
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya fraktur pada daerah tekanan.
Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komuniti dan jaringan lunak ikut
mengalami kerusakan.
2. Trauma tidak langsung
Apabila trauma dihantarkan kedaerah yang lebih jauh dari daerah fraktur,
trauma tersebut disebut trauma tidak langsung. Misalnya jatuh dengan
tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula. Pada keadaan
ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.
D. KLASIFIKASI
Menurut Yasmara (2017) klasifikasi fraktur dibagi menjadi beberapa
kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan sifat fraktur.
a. Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit
masih utuh) tanpa komplikasi.
b. Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antara
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya
perlukaan kulit.
2. Berdasarkan komplit atau ketidakklomplitan fraktur.
a. Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang
atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.
b. Fraktru Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang
tulang seperti:
3. Berdasarkan bentuk garis patah dan hubbungannya dengan mekanisme
trauma.
a. Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan
merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
b. Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut
terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasi juga.
c. Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang
disebabkan trauma rotasi.
4. Berdasarkan jumlah garis patah.
a. Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan
saling berhubungan.
b. Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan.
c. Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
pada tulang yang sama.
5. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.
a. Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap ttetapi kedua
fragmen tidak bergeser dan periosteum nasih utuh.
b. Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang yang
juga disebut lokasi fragmen
E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul dari fraktur adalah :
1. Biodata Klien
a. Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin perlu dikaji karena
biasanya laki-laki lebih rentan terhadap terjadinya fraktur akibat
kecelakaan bermotor, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis,
nomor medrek dan alamat.
b. Identitas penanggung jawab meliputi : nama, umur, pekerjaan, agama,
pendidikan, suku/bangsa, alamat, hubungan dengan klien.
2. Riwayat Kesehatan
3. Keluhan utama
Keluhan utama adalah alasan klien masuk rumah sakit yang dirasakan saat
dilakukan pengkajian yang ditulis dengan singkat dan jelas, dua atau tiga
kata yang merupakan keluhan yang membuat klien meminta bantuan
pelayanan kesehatan.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan penjelasan dari permulaan klien merasakan keluhan sampai
dengan dibawa ke rumah sakit dan pengembangan dari keluhan utama
dengan menggunakan PQRST.
DAFTAR PUSTAKA
Rohmah, N & Walid, S. 2009. Proses keperawatan : Teori dan Aplikasi. Ar-Ruzz
Media: Yogyakarta
Syaifuddin. 2012. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk
Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C., 2008, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J
PENGKAJIAN
TANGGAL PENGKAJIAN : Senin, 27 Mei 2019
JAM : 09.40 WIB
OLEH : Bella, Hakim,dan Rista
SUMBER DATA : Pasien, RM, perawat dan keluarga pasien
METODE PENGUMPULAN DATA : Observasi, wawancara dan studi dokumen
A. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. J
Umur : 45 Tahun
Alamat : Kaliwat, Kutoarjo, Purworejo
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen
Warga Negara : WNI
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Dx. Medis : Open Fraktur Complete Os.Tibia Fibula (Cruris)
Sinistra, Close Fraktur Os. Calcaneus Dextra
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. S
Hubungan Dengan Pasien : Orang tua
Umur : 79 tahun
Alamat : Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo
A. PRIMARY ASSESSMENT
Airway : Tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak terdengan suara
nafas tambahan
Breathing : Pernafasan spontan, RR : 22 kali / menit , suara paru
vesikuler, inspirasi dan ekspirasi dada kanan kiri simetris,
tidak terdapat retraksi dinding dada, tidak terdapat
penggunaan otot bantu nafas, tidak terdapat pernafasan
cuping hidung, Sp02 : 98 %, pasien tidak sianosis
Circulation : Terdapat perdarahan eksternal pada ekstermitas kiri bawah,
perdarahan ± 250 cc, perdarahan aktif, nadi radialis kanan
dan kiri teraba lemah, teratur 86 kali / menit, akral hangat,
TD : 101 / 76 mmHg, Suhu Tubuh : 36,2 ˚C, tidak ada
edema, irama jantung regular.
Disability : Kesadaran Compos Mentis, GCS : 15; E : 4 M : 6 V : 5
Eksposur : Terdapat perdarahan pada ekstermitas bawah sebelah kiri,
luka tebuka, luas luka 3x3 cm di dua lokasi. Nampak
patahan tulang tibia anterior sinistra. Terdapat lebam di
bagian pergelangan ekstremitas kanan bawah.
B. FOKUS ASSESSMENT
Keadaan Umum : Sedang
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
Keluhan Utama : Nyeri skala 7, seperti tertusuk, pada bagian
ekstremitas kiri bawah, frekuensi terus menerus
Perdarahan hebat di ekstermitas bawah sebelah kiri
karena luka terbuka.
C. SKUNDER ASSESSMENT
Riwayat Penyakit Dahulu : Keluarga mengatakan “Tn. J tidak
mengalami penyakit hipertansi atau
hipotensi, ataupun penyakit keturunan
lainnya. Sebelumnya juga tidak menderita
penyakit parah dalam jangka waktu dekat.
Riwayat Penyakit sekarang : Tn. J mengatakan sebelumnya Tn. J
sedang melakukan perjalanan ke tempat
kerjanya namun di jalan Tn. J mengalami
tabrakakan dengan pengendara motor
lainnya sehingga terjatuh, Tn J mengatakan
dirinya masih dalam keadaan sadar, dan
masih menggunakan helm. Tn. J di bawa
langsung dibawa ke IGD RSUD Wates oleh
polisi dan Ambulan emergency Tn. J dalam
keadaan sadar dan mengalami nyeri dan
perdarahan di bagian kaki namun mendapat
tindakan bidai.
SAMPLE
Sign and Symptom : Kesadaran pasien composmentis, bernafas
spontan, luka robek di ekstermitas bawah
kiri, TD : 101/76 mmHg, Sp02 : 98 %, Nadi
: 86 x/menit, nadi radialis teraba
lemah,teratur
Alergi : Tn. J mengatakan tidak memiliki riwayat
alergi obat maupun makanan
Medication : Tn J mengatakan sebelumnya tidak dalam
pengobatan atau mengonsumsi obat.
Post illnes : Tn. J mengatakan tidak mengalami
penyakit yang sama sebelumnya dan juga
belum pernah mengalami pembedahan.
Last Meal : Pada pukul 7.00 WIB, nasi, sayur dan
lauk
Event : Pasca kecelakaan lalu lintas, mengalami
fraktur terbuka pada tulang tibia & fibula
(complete) kiri, dan fraktur tertutup pada
pergelangan kaki kanan.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala dan Maksilofasial : Rambut hitam lurus, kepala Mesochepal,
tidak ada lebam atau luka di sekitar kepala, Konjungtiva tidak anemis,
pupil isokor, sclera tidak ikterik, reflek cahaya mata kanan dan kiri baik,
tidak ada polip, daun telinga simetris, tidak menggunakan alat bantu
dengar, gigi lengkap, tidak terdapat luka di leher.
2. Vertebra servikalis : Tidak terdapat lebab pada bagian servikal dan juga
tidak terdapat tonjolan kelenjar tiroid ataupun vena & arteri jugularis.
Klien dapat menggerakan lehernya dengan normal.
3. Jantung
a. Inspeksi : Bentuk dada kanan dan kiri simetris, tidak terdapat
jejas
b. Palpasi : Tidak ada peningkatan kekuatan denyutan, iktus
kordis teraba pada ICS ke 5, tidak teraba adanya pembesaran
jantung
c. Perkusi : Perkusi suara redup
d. Auskultasi : S1 S2 lup dup, tidak terderngar bunyi jantung
gallop, tidak ada murmur maupun trail.
Paru
a. Inspeksi : Ekspirasi dan inspirasi dada simetris, tidak
terdapat retraksi dinding dada
b. Palpasi : Tidak terdapat pembesaran paru, tidak terdapat
nyeri tekan, tidak ada masa upnormal di dalam paru
c. Perkusi : Terdengar suara sonor pada tiap ICS
d. Auskultasi : Suara nafas vesikuler
4. Abdomen
a. Inspeksi : Tidak ada jejas maupun lesi, tidak nampak adanya
distensi, tidak asites
b. Auskultasi : Peristaltik usu 12 x / menit
c. Perkusi : Suara timpani pada 4 kuadran
d. Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan, tidak teraba masa
upnormal
5. Genitalia : Tidah dikaji, tidak terpasang DC (tidak ada
keluhan)
6. Muskoleskletal : Kulit sawo matang, terdapat luka sobek terbuka
(Open fraktur tibia fibula) luas 3 x 3 cm di dua lokasi pada ekstermitas
bawah kiri, terdapat lebam pada pergelangan ekstermitas kanan bawah,
akral hangat, tidak terdapat kelainan fisik, lecet di bagian ektermitas
bawah kanan dan kiri serta siku ekstermitas kanan atas.
E. TERAPI
Nama Obat Dosis Rute Waktu
Pemberian
Ranitidine 80 mg IV 10.30 WIB
Ketorolac 30 mg IV 10.30 WIB
Lidocain 40 mg 10.00 WIB
F. DATA LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 14.3 14.03-18.00 g/dL
Leukosit 15.50 4.0-10.5 10˄3/uL
Neutrofil 9.19 2.00-7.00 10˄3/uL
Limfosit 5.26 1.25-4.00 10˄3/uL
ANALISA DATA
DO :
- Pasien tampak menahan
nyeri
- Terdapat perdarahan
pada ekstermitas bawah
sebelah kiri, luka
tebuka, luas luka 3 x 3
cm. Nampak patahan
tulang tibia pada tungkai
kiri bawah bagian depan
DS : Risiko infeksi Gangguan integritas kulit
- Pasien mengatakan
dirinya merasa pusing
dan lemas
DO :
- Terdapat perdarahan
pada ekstermitas bawah
sebelah kiri, luka
tebuka, luas luka 3 x 3
cm dua lokasi, tampak
patahan tulang tibia
sinistra anterior
- TD : 101/76 mmHg
HR : 86 x/menit
Suhu : 36,2 oC
RR : 20 x/menit
- Hasil Lab :
Leukosit : 15.50
10˄3/uL
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
PERENCANAAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko Syok berhubungan dengan Hipoksemia, Hipotensi, Hipovolemia
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Cedera fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Risiko infeksi berhubungan dengan Kerusakan integritas kulit
NOC (NURSING OUTCOME) NIC (NURSING INTERVENTION)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Bersihkan lingkungan
selama 1x3jam tidak ada resiko infeksi 2. Batasi pengunjung bila perlu
dengan kriteria hasil 3. Lakukan perawatan luka dan
1. Klien bebas dari tanda dan gejala dressing luka sesuai dengan
infeksi petunjuk umum
2. Mendeskripsikan proses penuluaran 4. Kolaborasi pemberian terapi
serta penatalaksanaannya antibiotik bila perlu
3. Menunjukkan kemampuan untuk 5. Monitor tanda dan gejala infeksi
mencegah timbulnya infeksi sistemik dan lokal
4. Jumlah leukosit dalam batas normal 6. Monitor kerentenan terhadap
5. Menunjukkan perilaku hidup sehat infeksi
7. Berikan perawatan kulit pada area
epiderma
8. Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerhan,
panas, drainase
CATATAN PERKEMBANGAN
1. Dx : Risiko Syok berhubungan dengan Hipoksemia, Hipotensi, Hipovolemia
Implementasi Evaluasi
Senin, 27 Mei 2019 Pk:12.00
Pk: 10.00 WIB S: Klien mengatakan area lukanya
1. Memonitor TTV masih teras sakit, namun sudah lebih
2. Memberikan cairan melalui infus nyaman.
3. Memantau gejala syok O:
4. Menghentikan perdarahan pada - Perdarahan sudah dihentikan
area luka. dengan balut tekan
- Luka sudah ditutup dengan jahitan
masing-masing 2 jahitan
- Perdarahan terahir 250cc
- KU : baik, Kes : CM
- TD : 120/70 mmHg
- RR : 20x/mnt
- N : 76x/mnt
- S : 36,2oC
- SPO2 : 98%
- Terasang infus NaCl 20 tpm
A : Risiko syok tidak terjadi
P : Monitor KU dan Vital sign, kaji
tanda-tanda perdarahan, kaji tanda-
tanda syok, edukasi keluarga terkait
syok dan tanda-tanda terjadinya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kasus diatas terdapat pasien Tn. J dengan diagnosa medis Open
Fraktur Complete Os.Tibia Fibula (Cruris) Sinistra, Close Fraktur Os.
Calcaneus Dextra setelah dilakukan pengkajian didapatkan 3 diagnosa
keperawatan yaitu :
B. Saran