Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN


VITAMIN
UJI VITAMIN B
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Praktikum Biokimia Pangan

Oleh :

Nama : Imam Ghozali


NRP : 133020218
Kel / Meja : H / 12 (Duabelas)
Asisten : M. Taufik Al-Rasyid
Tgl Percobaan : Kamis, 02 April 2015

LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN


JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2015
Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin B)

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang


Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan
(4) Reaksi Percobaan.

1.1 Latar Belakang Percobaan


Istilah vitamine atau vitamin mula-mula diutarakan oleh
seorang ahli kimia Polandia yang bernama Funk, yang
percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam air itu
suatu amina yang sangat vital, dan dari kata tersebutlah lahir
istilah vitamine dan yang kemudian menjadi vitamin. Kini
vitamin dikenal sebagai suatu kelompok senyawa organik
yang tidak termasuk dalam golongan protein, karbohidrat,
maupun lemak dan terdapat dalam jumlah yang kecil dalam
bahan makanan tetapi sanganat penting peranannya bagi
beberapa fungsi tertentu tubuh untuk menjaga kelangsungan
kehidupan serta pertumbuhan (Winarno,1984).
Vitamin merupakan substansi biokimiawi yang berperan
penting pada fungsi tubuh dan tidak disintesis oleh
mikroorganisme. Oleh karena itu, harus ada pada diet.
Namun, beberapa faktor vitamin dapat dibentuk oleh tubuh.
Misalnya, provitamin D yang dapat dikonversikan menjadi
vitamin dengan bantuan sinar matahari. Vitamin digolongkan
menjadi vitamin yang larut dalam minyak (vitamin A,
provitamin A, vitamin D, provitamin D, vitamin E dan vitamin K)
dan vitamin yang larut dalam air (vitamin B kompleks, vitamin
C) (Makfoeld, 2002).
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan uji vitamin B adalah untuk mengatahui
kandungan vitamin B didalam bahan pangan.
Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin B)

1.3 Prinsip Percobaan


Prinsip dari uji vitamin B adalah berdasarkan pada reaksi
vitamin B dengan Pb asetat dan NaOH disertai pemanasan
sehingga terbentuk endapan berwarna coklat hitam.
1.4. Reaksi Percobaan

H H

I I

H – C – C – C – C – N = C – C – COOH + PbAc

I I I I I I

OH CH3 H H H H Coklat

Gambar 1. Reaksi Uji Vitamin B


Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin B)

II METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang


Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang
Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.

2.1.Bahan yang Digunakan


Bahan yang digunakan pada uji vitamin B ini diantaranya
sampel A (IPI Vitamin C), sampel B (Apel), sampel C
(Pisang). sampel D (IPI Vitamin B), sampel E (Tomat), dan
sampel F (Natur-E).

2.2. Pereaksi yang Digunakan


Pereaksi yang digunakan pada percobaan uji Vitamin B
adalah larutan Pb Asetat dan pereaksi NaOH (1:10).

2.3. Alat yang Digunakan


Alat-alat yang digunakan pada uji vitamin B adalah pipet
tetes, tabung reaksi, gelas kimia, penangas air, kompor dan
rak tabung reaksi.

2.4. Metode Percobaan

1 ml Pb 1 ml Sample
Asetat + 1 ml
NaOH 1:10
Panaskan
selama 15- 20
menit

Amati warna endapan coklat


kehitaman yang terbentuk

Gambar 2. Prosedur Uji Vitamin B


Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin B)

III HASIL PENGAMATAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil


Pengamatan dan, (2) Pembahasan.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Vitamin B

Warna
Hasil Hasil
Sampel Pereaksi Setelah
Sampel 1 2
Pemanasan
A
Kuning Kuning
(IPI Vit. - -
NaOH Bening Bening
C)
(1:10)
D
+ Coklat
(IPI Vit. Bening + +
Pb Bening
B)
Asetat
E Merah Coklat +
+ +
(Tomat) Bata Endapan
Sumber : Hasil I : Imam dan Nevi, Kelompok H, Meja 12,
2015
Hasil II : Laboratorium Biokimia Pangan, 2015.
Keterangan : (+) Mengandung Vitamin B
(-) Tidak mengandung Vitamin B

Gambar 3. Hasil Percobaan Uji Vitamin B


Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin B)

3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan vitamin B, pada sampel A
(IPI Vitamin C) tidak mengandung vitamin B, karena tidak
terdapt warna coklat kehitaman. Sedangkan pada sampel D
(IPI Vitamin B) dan sampel E (Tomat) positif mengandung
vitamin B karena terdapat warna coklat kehitaman.
Faktor kesalahan yang mempengaruhi hasil akhir tersebut
diantaranya alat yang digunakan saat melakukan pengujian
kurang bersih, dan saat menambahkan larutan tidak sesuai
prosedur yang seharusnya.
Pada percobaan ini pereaksi yang digunakan adalah
NaOH (1:10) dan Pb asetat yang berfungsi untuk mengubah
vitamin B menjadi bentuk tiol karena pereaksi tersebut
menjadikan kondisi larutan sampel bersifat basa. Sedangkan
pemansan yang dilakukan selama 15-20 menit pada
percobaan ini berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi.
Adanya vitamin B ditunjukkan dengan terbentuknya
endapan berwarna coklat kehitaman yang merupakan hasil
reaksi dari Pb-asetat dan NaOH dengan bahan, dan dengan
pemanasan dihasilkan endapan dari Pb. Saat vitamin B
ditambah dengan NaOH akan terbentuk tiol yang mempunyai
gugus –S dan –H. setelah itu ditambahkan Pb asetat,
kemudian gugus –S pada tiol akan bergabung dengan Pb
sehingga timbul warna coklat kehitaman.
Vitamin adalah senyawa-senyawa organic tertentu yang
diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi
esensial untuk reaksi metabolism dalam sel dan penting untuk
melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara
kesehatan. (Poedjiadi, Hal 397, 2005)
Vitamin pada umumnya dapat dikelompokkan ke dalam
dua golongan utama yaitu vitamin yang larut dalam lemak
yang meliputi vitamin A, D, E, dan K. Dan vitamin yang larut
dalam air yang terdiri dari vitamin C dan vitamin B. (Winarno,
Hal 119, 1992)
Kelompok vitamin B termasuk dalam kelompok vitamin
yang disebut vitamin B kompleks yang meliputi (a) Tiamin
(vitamin B1), dalam makanan tiamin dapat ditemukan dalam
benuk bebas atau dalam bentuk kompleks dengan protein
atau kompleks protein-fosfat. Tiamin tidak dapat disimpan
Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin B)

banyak oleh tubuh, tetapi dalam jumlah terbatas dapat


disimpan dalam hati, jantung, ginjal, jantung, otak, dan otot.
Bila terlalu banyak dikonsumsi, kelebihannya akan dibuang
melalui air kemih. Kekurangan tiamin akan menyebabkan
polyneuritis, yang disebabkan terganggunya transmisi syaraf,
atau jaringan syaraf menderita kekurangan energi. Tiamin
berperan sebagai koenzim dalam reaksi-reaksi yang
menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan enrgi
membentuk senyawa kaya energi yang disebut ATP. Sumber
tiamin yang baik sebetuknya biji-bijian, pada daging, unggas,
ikan, dan telur juga merupakan sumber tiamin, (b) Riboflavin
(Vitamin B2), mempunyai sifat fluoresens kuning hijau
ditemukan dalam susu, strukturnya mirip dengan gula ribose
dan juga karena ada hubungan dengan kelompok flavin, larut
dalam air, sangat mudah rusak oleh cahaya dan sinar
ultraviolet, tetapi tahan terhadap panas, oksidator, asam, dan
sebaliknya sangat sensitif terhadap basa. Riboflavin
merupakan bagian dari enzim xantin oxidase yang berfungsi
mengkatalisis oksidase dari berbagai senyawa purina. Pada
pasien-pasien wanita yang mendapat ransum dengan
riboflavin angat rendah timbul oenyakit yang disebut cheilosis
dengan gejala retak-retak pada kulit di sudut-sudut mulut
(bibir), kerak-kerak pada kulit, bibir, dan lidah. Mulut semakin
hari semakin sakit. Sumber riboflavin berasal dari hasil ternak.
(c) Niasin (asam nikotinat, niasinamida), berperan dalam
reaksi enzimatik dalam tubuh atau metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang bertindak sebagai penerima
hydrogen. Kekurangan niasin yang parah akan menyebabkan
pellagra, (d) Piridoksin (Vitamin B6), bertindak sebagai
koenzim piridoksal fosfat yang dapat dibentuk dari salah satu
dari tiga bentuk yang ada. Kekurangan vitamin B6
menyebabkan gejala kulit yang rusak, syaraf motorik
terganggu, dan kelainan pada darah. Sumber utama vitamin
B6 adalah daging, unggas, dan ikan, terdapat juga pada
kentang, ubi jalar, dan sayur-sayuran, serta biji-bijian, (e)
Asam pantotenat, terlibat dalam metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein, khususnya dalam produksi energi. Pada
manusia percobaan, kekurang asam pantotenat ditandai
dengan muntah-muntah. Sumber asam pantotenat terbanyak
Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin B)

terdapat dalam royal jelly, (f) Biotin, sangat diperlukan dalam


sintesis asam lemak dan fiksasi CO2 pada proses perubhan
perurat menjadi oksaloasetat, sumber biotin terdapat pada
jeroan, kuning telur, dan khamir, (g) Folasin (asam folat dan
turunan aktifnya), berperan sebagai biosintesis dan
pemindahan satu satuan karbon seperti gugus metil.
Kekurangan asam folat ditandai oleh gejala anemia. Hati,
ginjal, khamir, dan sayuran hijau gelap banyak mengandung
asam folat, dan (h) Vitamin B12 (sianokobalamin), berperan
dalam menjaga agar sel-sel berfungsi normal terutama sel-sel
saluran pencernaan, sistem urat syaraf, dan sumsum tulang.
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan pernicious
anemia. Sayuran dari daun komprey, oncom dari bungkil
kacang tanah, dan produk fermentasi kedelai seperti tempe,
tauco, dan kecap. Vitamin B ini dapat rusak karena alkali.
(Winarno, Hal 133-146, 1992)
Gugus tiol merupakan analog sulfur gugus hidroksil (-OH)
yang ditemukan pada alkohol. Oleh karena sulfur dan oksigen
berada dalam golongan tabel periodik yang sama, ia memiliki
sifat-sifat ikatan kimia yang mirip. Seperti alkohol, secara
umum ia akan terdeprotonasi membentuk RS- (disebut tiolat)
dan secara kimiawi lebih reaktif dari bentuk tiol terprotonasi
RSH.
Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin B)

IV KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan dan
(2) Saran.

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan vitamin B, pada sampel D
(IPI Vitamin B) dan sampel E (Tomat) positif mengandung
vitamin B karena terdapat warna coklat kehitaman.

4.2. Saran
Sebelum melakukan percobaan, praktikan harus lebih hati-
hati dalam menentukan pengamatan. Terutama pengamatan
terhadap warna dari hasil percobaan. Kadangkala setiap
praktikan berbeda persepsi dalam menentukan warna yang
terbentuk pada hasil percobaan yang dilakukan di
laboratorium.
Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin B)

DAFTAR PUSTAKA
Makfoeld, dkk. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. :
Yogyakarta: Penerbit KANINUS
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar - dasar Biokimia. Jakarta: UI-
Press.
Sudarmadji, Slamet. 2007. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Winarno. F.G, 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT


Gramedia.
Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin B)

LAMPIRAN

Tabel 2. Hasil Uji Vitamin B

Sampel Hasil Keterangan


A (IPI Vit. C) - Tidak Mengandung Vitamin B
B (Apel) + Mengandung Vitamin B
C (Pisang) + Mengandung Vitamin B
D (IPI Vit. B) + Mengandung Vitamin B
E (Tomat) + Mengandung Vitamin B
F (Natur-E) - Tidak Mengandung Vitamin B

Anda mungkin juga menyukai