Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN


VITAMIN
UJI VITAMIN E
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Praktikum Biokimia Pangan

Oleh :

Nama : Imam Ghozali


NRP : 133020218
Kel / Meja : H / 12 (Duabelas)
Asisten : M. Taufik Al-Rasyid
Tgl Percobaan : Kamis, 02 April 2015

LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN


JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2015
Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin E)

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang


Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan
(4) Reaksi Percobaan.

1.1 Latar Belakang Percobaan


Istilah vitamine atau vitamin mula-mula diutarakan oleh
seorang ahli kimia Polandia yang bernama Funk, yang
percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam air itu
suatu amina yang sangat vital, dan dari kata tersebutlah lahir
istilah vitamine dan yang kemudian menjadi vitamin. Kini
vitamin dikenal sebagai suatu kelompok senyawa organik
yang tidak termasuk dalam golongan protein, karbohidrat,
maupun lemak dan terdapat dalam jumlah yang kecil dalam
bahan makanan tetapi sanganat penting peranannya bagi
beberapa fungsi tertentu tubuh untuk menjaga kelangsungan
kehidupan serta pertumbuhan (Winarno,1992).
Vitamin E adalah nama umum untuk semua metil-
tokol, jadi istilah tokoferol bukan sinonim dari vitamin E,
namun pada praktek sehari-hari, kedua istilah tersebut
disinonimkan (Riki, 2012)
Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat
lemak dan dalam kondisi tubuh yang mempermudah
penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan diserap oleh usus
digabungkan dengan kilomikron dan ditransportasikan ke hati
melalui sistim limfatik dan saluran darah. Di hati, tokoferol
disebarkan ke sel-sel jaringan tubuh melalui saluran darah. Di
dalam plasma darah, tokoferol bergabung dengan lipoprotein,
terutama VLDL ( Very Low Density Lipoprotein) (Riki, 2012).

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan percobaan uji vitamin E adalah untuk mengatahui
kandungan vitamin E didalam bahan pangan.
Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin E)

1.3 Prinsip Percobaan


Prinsip uji vitamin E adalah berdasarkan pada reaksi
vitamin E dengan alkohol absolute dan HNO3 pekat disertai
pemanasan sehingga terbentuk senyawa jingga sampai
merah.

1.4. Reaksi Percobaan

CH3
CH3

CH3 C
Senyawa komplek
(CH2)3 - CH - CH3 + Alkohol absolut + HNO3 warna jingga hingga
CH3
merah
(CH2)3
CH3 CH3 - C - H

(CH2)3

CH3 - C - H

CH3

Gambar 1. Reaksi Uji Vitamin E


Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin E)

II METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang


Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang
Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.

2.1.Bahan yang Digunakan


Bahan yang digunakan pada uji vitamin E ini diantaranya
sampel A (IPI Vitamin C), sampel B (Apel), sampel C
(Pisang). sampel D (IPI Vitamin B1), sampel E (Tomat), dan
sampel F (Natur-E).

2.2. Pereaksi yang Digunakan


Pereaksi yang digunakan pada percobaan uji Vitamin E
adalah Alkohol Absolute, dan HNO3.

2.3. Alat yang Digunakan


Alat-alat yang digunakan pada uji Vitamin E adalah pipet
tetes, tabung reaksi, gelas kimia, penangas air, kompor dan
rak tabung reaksi.

2.4. Metode Percobaan

2 ml Alkohol 1 ml Sample
Absolute +
HNO3 Pekat
Panaskan selama
15 menit dengan
suhu 75°C

Amati warna jingga sampai merah

Gambar 2. Prosedur Uji Vitamin E


Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin E)

III HASIL PENGAMATAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil


Pengamatan dan, (2) Pembahasan.
3.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Vitamin E

Warna
Hasil Hasil
Sampel Pereaksi Setelah
Sampel 1 2
Pemanasan
B Kuning Kuning
- -
(Apel) Alcohol Bening Bening
E absolute Coklat
Bening - -
(Tomat) + HNO3 Bening
F pekat Merah Coklat +
+ +
(Natur-E) Bata Endapan
Sumber : Hasil I : Imam dan Nevi, Kelompok H, Meja 12,
2015
Hasil II : Laboratorium Biokimia Pangan, 2015.
Keterangan : (+) Mengandung Vitamin E
(-) Tidak mengandung Vitamin E

Gambar 3. Hasil Percobaan Uji Vitamin E


Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin E)

3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan vitamin E, pada sampel B
(Apel) tidak mengandung vitamin E, sampel E (Tomat) tidak
mengandung vitamin E, dan sampel F (Natur-E) positif
mengandung vitamin E karena terjadi perubahan warna dari
jingga hingga merah.
Pada percobaan ini pereaksi yang digunakan adalah
alcohol absolute dan HNO3 pekat yang berfungsi untuk
membentuk senyawa α-kuinon yang dapat direduksi
menghasilkan kuinol. Dengan adanya HNO3 pekat maka α-
tokofenol dapat menghasilkan α-kuinon.
Fungsi alkohol dan HNO3 pekat adalah untuk mmbentuk
α-kuinon yang dapat direduksi menjadi kuinol dan HNO 3
kemudian α-tokoferol menjadi menjadi α-kuinon. Dimana
tokoferol mengubah kunol yang berwarna jingga menjadi
kuinon berwarna merah.
Mekanisme terjadinya hasil yang positif adalah sebagai
berikut. Larutan sampel yang di indikasi mengandung vitamin
E ditambahkan dengan alkohol. Alkohol akan mengakibatkan
struktur dari vitamin E berubah menjadi thiol. Thiol yang
terbentuk ini kemudian berikatan dengan HNO 3 yang
ditambahkan pada tabung reaksi. Sehingga terbentuklah
senyawa kompleks dengan warna jingga ke merah.
Larutan seperti sebelumnya dipanaskan selama 15 menit
pada suhu 75o C. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan
kecepatan reaksi yang terjadi terhadap pembentukan
senyawa kompleks jingga ke merah tersebut. Walaupun
dipanaskan hingga suhu tinggi, vitamin E tidak akan mudah
rusak, sebab sifat vitamin E itu sendiri tahan terhadap
pemanasan dan tahan terhadap asam.
Faktor kesalahan yang mempengaruhi hasil akhir tersebut
diantaranya alat yang digunakan saat melakukan pengujian
kurang bersih, dan saat menambahkan larutan tidak sesuai
prosedur yang seharusnya.
Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin E)

Vitamin adalah senyawa-senyawa organic tertentu yang


diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi
esensial untuk reaksi metabolism dalam sel dan penting untuk
melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara
kesehatan. (Poedjiadi, 2005)
Vitamin pada umumnya dapat dikelompokkan ke dalam
dua golongan utama yaitu vitamin yang larut dalam lemak
yang meliputi vitamin A, D, E, dan K. Dan vitamin yang larut
dalam air yang terdiri dari vitamin C dan vitamin B. (Winarno,
1992)
Vitamin E merupakan salah satu faktor yang larut dalam
lemak, dan diperlukan dalam proses reproduksi oleh tikus.
Keaktifan vitamin E pada beberapa senyawa tokoferol
berbeda-beda. Dikenal α-, β-, dan γ- tokoferol. α- tokoferol
menunjukan keaktifan vitamin E yang paling tinggi. Vitamin E
tahan terhadap suhu tinggi serta asam, tetapi karena bersifat
antioksidan, vitamin E mudah teroksidasi terutama bila ada
lemak yang tengik, timah, dan garam besi, serta mudah rusak
oleh sinar ultra violet. (Winarno, 1992)
Peranan vitamin E terutama karena sifatnya sebagai zat
antioksidan. Vitamin E dapat membantu mencegah oksidasi
terhadap vitamin A dalam saluran pencernaan, membantu
dan mempertahankan fungsi membrane sel, membantu
pembentukan sel darah merah dalam sumsum tulang.
(Winarno, 1992)
Sumber yang paling kaya akan vitamin E adalah bahan
pangan dari tanaman seperti minyak sayuran, butiran padi-
padian yang utuh dan sayuran yang berwarna hijau.
Aktivitas biologis dari, -tokoferol dibandingkan dengan, -
tokoferol besarnya sekitar 70%, sedangkan dari 3 tokoferol
lainnya -isomernya mempunyai daya yang tertinggi. Vitamin
E yang diproduksi secara sintesis adalah d,-tokoferol dan
yang terdapat secara alamiah terdapat dalam bentuk d,-
tokoferol yaitu sebagai asetat. Disamping itu terdapat juga
dalam bentuk suksinat. Fenol yang bebas berfungsi sebagai
antioksidan, sedangkan nikotinatnya dapat dipakai dalam
pengobatan hiperlipidemia. Vitamin E berasal dari alam
mempunyai kadang-kadang kadar - dan α-tokoferol.
Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin E)

IV KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan dan
(2) Saran.

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan vitamin E, pada sampel F
(Natur-E) positif mengandung vitamin E, sedangkan pada
sampel B (Apel) dan sampel E (Tomat) tidak mengandung
vitamin E.

4.2. Saran
Sebelum melakukan percobaan, praktikan harus lebih hati-
hati dalam menentukan pengamatan. Terutama pengamatan
terhadap warna dari hasil percobaan. Kadangkala setiap
praktikan berbeda persepsi dalam menentukan warna yang
terbentuk pada hasil percobaan yang dilakukan di
laboratorium.
Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Vitamin E)

DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, Anna. 2005. Dasar - dasar Biokimia. Jakarta: UI-


Press.
Riki. 2012. Vitamin. http://www.g-excess.com. Diakses: 07
April 2015

Winarno. F.G, 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT


Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai