Anda di halaman 1dari 6

Dokter Muda THT-KL Periode Mei-Juni 2019 1

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Case Report Session

Sudden Deafness

Oleh :

Primadia Lira Marisa 1510311130

Yudha Risman 1510311106

Preseptor :

dr. Ade Asyari, Sp. THT-KL(K), FICS

BAGIAN ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN

BEDAH KEPALA DAN LEHER RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Mei-Juni 2019 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Clinical Science Session

Sudden Deafness
Primadia Lira Marisa, Yudha Risman

PENDAHULUAN 2.3 Epidemiologi


1.1 Latar Belakang
2.4 Etiologi
Sudden deafness atau biasa disebut dengan
sudden sensorineural hearing loss (SSHL) adalah tuli 2.5 Patofisiologi
yang terjadi secara mendadak dan penyebabnya tidak
bisa langsung diketahui atau penurunan pendengaran 2.6 Gambaran klinis
sensorineural > 30 dB, paling sedikit tiga frekuensi Orang dengan SSHL sering mengalami gangguan
berturut-turut pada pemeriksaan audiometri dan saat bangun tidur di pagi hari, sedangkan lainnya
berlangsung dalam waktu kurang dari 3 hari. Sudden menyadari ,menderita tuli mendadak saat sedang
deafness biasanya terjadi karena adanya gangguan menggunakan telepon pada telinga yang sakit, kadang
pada organ sensori di telinga dalam yang biasanya tuli mendadak dapat disertai terlebih dahulu dengan
hanya mengenai salah satu telinga saja.1,2 Kejadian penderita mendengar bunyi yang keras seperti letupan
SSHL sekitar 5-20 kasus pada setiap 100.000 populasi sampai akhirnya penderita tuli mendadak kehilangan
di Amerika Serikat. Angka kejadian sama besar pada pendengarannya.Gejala lainnya dapat berupa
jenis kelamin laki-laki maupun perempuan dan dapat perasaan telinga penuh, pusing, dan atau dering di
terjadi pada semua usia dengan puncak insiden pada telinga seperti tinnitus.1
dekade 5-6.3 Etiologi tuli mendadak hingga saat ini 2.7 Diagnosis
belum diketahui pasti, namun terdapat beberapa Diagnosis Sudden deafness ditegakkan dari
kemungkinan penyebab tuli mendadak , yaitu idiopatik anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
(71%), infeksi (12,8%), penyakit telinga (4,7%) seperti penunjang berupa audiogram, speech reception
penyakit meniere, otosklerosis, penyakit autoimun threshold, speech discrimination score, refleks
bagian dalam, operasi telinga atau dasar otak, trauma stapedius, timpanogram, tone decay, dan
(4,2%), serta penyebab lainnya (7,3%).4 laboratorium.5
Perbaikan pendengaran pada tuli mendadak Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk
tergantung pada beberapa faktor yaitu, kecepatan memeriksa kemungkinan infeksi virus, bakteri,
pemberian obat, respon 2 minggu pengobatan pertama, hiperlipidemia, hiperfibrinogen, hipotiroid, penyakit
usia, derajat ketulian saraf, dan adanya faktor autoimun dan faan hemostasis.2
predisposisi. Pada umumnya makin cepat diberikan 2.8 Tatalaksana
pengobatan makin besar kemungkinan untuk sembuh, Terapi empiris untuk sudden deafness terdiri dari :
bila sudah lebih dari 2 minggu kemungkinan sembuh 1. Bed rest
menjadi lebih kecil.2 2. terapi steroid : Prednisolon 40-60 mg dosis tunggal
pagi hari dalam 1 minggu dan dapat diperpanjang
1.2 Batasan Masalah hingga minggu ke 3. Steroid bersifat sebagai anti-
Makalah ini bertujuan untu menambah inflamasi dan mengobatai udem. Terapi steroid
pengetahuan dan pemahaman tentang Sudden ditemukan dapat mengobati sudden deafness dengan
Deafness. Batasan makalah terdiri dari definisi, etiologi, derajat sedang.
epidemiologi, pathogenesis, manifestasi klinis, 3.inhalasi carbogen (5% CO2 + 95%O2) : dapat
tatalaksana dan komplikasi dari Sudden Deafness. meningkatkan aliran darah di kokhlea dan memacu
oksigenasi.
1.3 Manfaat Penulisan
4. obat vasodilator
Penulisan makalah ini adalah untuk menambah
5. Low molecular weight dextran. Dapat mengurangi
pengetahuan mengenai Sudden Deafness.
viksositas darah. Kontraindikasi pada penderita gagal
TINJAUAN PUSTAKA jantung dan kelainan perdarahan.
6. Hiperbarik oksigen terapi.6
2.1 Anatomi Telinga Pada pasien diabetes perlu diperhatikan sebaiknya
diberikan kortikosteroid injeksi dan bila perlu dilakukan
2.2 Definisi pemeriksaan gula darah secara rutin setiap hari serta
konsultasi ke bagian penyakit dalam.2

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Mei-Juni 2019 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

2.9 Prognosis Nyeri tarik Tidak Tidak ada


Prognosis tuli mendadak tergantung pada beberapa ada
faktor yaitu : kecepatan pemberian obat, respon 2
minggu pengobatan pertama, usia, derajat tuli saraf dan Nyeri tekan Tidak Ada
adanya faktor-faktor predisposisi.2 Berdasarkan gejala tragus ada
klinis adanya vertigo mempunyai prognosis yang lebih
buruk dibandingkan tidak disertai vertigo, begitu karena
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
adanya vertigo berarti kerusakan lebih luas yaitu
mengenai sistem keseimbangan, demikian juga
dengan penyakit sistemik yang memperberat Kel kongenital Tidak Tidak ada
kerusakan yang terjadi pada pembuluh darah koklea. ada
Sebaliknya tinitus memberikan prognosis lebih baik Daun telinga
karena menandakan masih adanya fungsi Trauma Tidak Tidak ada
pendengaran.5 ada

Radang Tidak Tidak ada


LAPORAN KASUS ada

Identitas Pasien Kel. Metabolik Tidak Tidak ada


Nama : ada
Umur :
Jenis Kelamin : Nyeri tarik Tidak Tidak ada
Alamat : ada
Suku Bangsa :
Tanggal pemeriksaan : Nyeri tekan Tidak Ada
tragus ada
Anamnesis
Keluhan Utama : Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Riwayat Penyakit Sekarang : Kel kongenital Tidak Tidak ada


ada
Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada Daun telinga
Trauma Tidak Tidak ada
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
ada
Riwayat pekerjaan, status ekonomi, kebiasaan :
• Ibu Rumah Tangga Radang Tidak Tidak ada
ada
• Kebiasaan mengorek telinga
Pemeriksaan fisik Kel. Metabolik Tidak Tidak ada
Vital Sign : ada

• Keadaan Umum : Nyeri tarik Tidak Tidak ada


• TD : ada
• Nadi :
Nyeri tekan Tidak Ada
• Kesadaran : tragus ada
• Suhu Tubuh :
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Status Lokalis THT
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra Kel kongenital Tidak Tidak ada
ada
Kel kongenital Tidak Tidak ada Daun telinga
ada Trauma Tidak Tidak ada
Daun telinga ada
Trauma Tidak Tidak ada
ada Radang Tidak Tidak ada
ada
Radang Tidak Tidak ada
ada Kel. Metabolik Tidak Tidak ada
ada
Kel. Metabolik Tidak Tidak ada
ada Nyeri tarik Tidak Tidak ada
ada

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Mei-Juni 2019 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Nyeri tekan Tidak Ada Audiometri Tidak dilakukan pemeriksaan


tragus ada

Membran Pemeriksaan rinoskopi anterior


timpani
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Warna Tidak bisa Putih, Hidung luar Deformitas - -
dinilai mutiara
Kelainan - -
Reflek Tidak bisa kongenital
Utuh cahaya dinilai
Trauma - -
Bulging Tidak bisa Tidak ada
dinilai Radang - -

Retraksi Tidak bisa Tidak ada Massa - -


dinilai
Sinus Deformitas - -
Atrofi Tidak Tidak ada paranasal
bisa Nyeri tekan - -
dinilai
Nyeri ketok - -
Jumlah Tidak bisa 1
perforasi dinilai Vestibulum Vibrise Ada Ada
Perforasi
Jenis Tidak bisa Sentral Radang Tidak Tidak
dinilai ada ada

Kwadran Tidak bisa 1,2,3,4 Cavum nasi Cukup lapang lapang lapang
dinilai (N)

Pinggir Tidak bisa Jelas Lokasi - -


dinilai
Sekret Jenis - -
Tanda Tidak ada Tidak ada
radang Jumlah - -

Fistel Tidak ada Tidak ada Bau - -


Mastoid
Konka inferior Ukuran Eutrofi Eutrofi
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Warna Merah Merah
muda muda
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Permukaan Licin Licin

Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada Edema Tidak Tidak


ada ada

Rinne - - Konka media Ukuran Eutrofi Eutrofi

Tes garpu Warna Merah Merah


tala Schwabach - -
muda muda

Weber - - Permukaan Licin Licin

Edema Tidak Tidak


Kesimpulan - - ada ada

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Mei-Juni 2019 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Dinding Warna Merah muda


faring
Permukaan Licin

Ukuran T1 T1
Cukup lurus / Cukup lurus
deviasi Warna Merah Merah
muda muda
Permukaan Licin Tonsil

Permukaan Licin Licin


Warna Merah muda
Septum
Muara Tidak Tidak
Spina Tidak ada
kripti Melebar Melebar
Krista Tidak ada Detritus Tidak Tidak
ada ada
Abses Tidak ada
Eksudat Tidak Tidak
Perforasi Tidak ada ada ada
Perlengketan dengan pilar Tidak Tidak
Lokasi - - ada ada
Warna Merah Merah
Bentuk - - muda muda
Edema Tidak Tidak
Ukuran - - ada ada
Abses Tidak Tidak
Permukaan - - ada ada
Massa
Lokasi Tidak
Warna - -
ada
Bentuk -
Konsistensi - -
Ukuran -
Mudah digoyang - -
Permukaan -
Pengaruh - -
vasokonstriktor
Konsistensi -

Karies/Radiks - -
Orofaring dan mulut
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra Kesan -

Warna Merah muda


Trismus -
Bentuk Normal
Uvula Edema - -
Deviasi Tidak ada
Bifida - -

Simetris / Simetris Massa Tidak ada


Palatum tidak
mole + Arkus
Rinoskopi posterior dan laringoskopi indirek (sulit
Faring
Warna Merah muda dilakukan)

Edem Tidak ada Pemeriksaan KGB


Inspeksi :
Bercak / Tidak ada Palpasi :
eksudat
Resume
Anamnesis :

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Mei-Juni 2019 6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Pemeriksaan fisik :
Telinga :
Tes penala :

Hidung :

KNDS :

Tenggorok :

Diagnosis :

Terapi :

Prognosis : Bonam

Edukasi :

DISKUSI

DAFTAR PUSTAKA

1. National Institute on Deafness and Other


Communication Disorder (NIDCD). Sudden
deafness. U.S Department of Health and Human
Services. 2018.
2. Bashiruddin J, Soetirto I. Tuli mendadak.
Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin
J, Restuti R D. Buku ilmu ajar kesehatan telinga
hidung tenggorok kepala dan leher. Jakarta :
Balai Penerbit FK UI. Vol. 7; 2012. hlm.39-41.
3. Stachler RJ, Chandrasekhar SS, Archer SM,
Rosenfeld RM, Schwartz SR, Barrs DM, et al.
Clinical practice guideline sudden hearing loss :
Recommendation of the American Academy of
Otolaryngology-Head and Neck Surgery.
Otolaryngol-Head and Neck Surgery.
Otolaryngol Head Neck Surg. 2012; 146:S1.
4. Novita S, Yuwono N. Diagnosis dan tatalaksana
tuli mendadak. Cermin Dunia Kedokteran. 2013;
40(11):820-6
5. Munilson J, Yurni. Diagnosis dan
penatalaksanaan tuli mendadak. 2012 Tersedia
dari: URL: HYPERLINK http://repository.
unand.ac.id/18123/
6. Dhingra PL, Dhingra S, Dhingra D. Disease of
ear, nose and throat, 7the ed. New Delhi :
Elsevier. 2016, pp 39.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019

Anda mungkin juga menyukai