Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKHIR MODUL 2

(Oleh ANIS UNIPAH, S.Pd.I)

PERTANYAAN:

1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh?

2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki


oleh guru dan siswa?

3. Buatlah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan?

JAWABAN:

A. KOMPETENSI GURU

Kompetensi dapat diartikan kewenangan dan kecakapan atau


kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai
dengan jabatan yang disandangnya. Adapun kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.
1. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan


dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembeajaran
mulai darimerencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi.
Secara umum kompetensi inti pedagogi meliputi;

(a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual,

(b) menguasai teoribelajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang


mendidik,

(c) mengembangkankurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang


pengembangan yang diampu,

(d) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik,

(e) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan


pembelajaran,

(f) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk


mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki,

(g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta


didik,

(h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,

(i) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan


pembelajaran,

(j) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran


2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan


kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi
teladan bagi peserta didik dan berakhak mulia. Kompetensi inti
kepribadian seperti:

(a) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia,

(b) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat,

(c) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa,

(d) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan

(e) menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial penting dimiliki bagi seorang pendidik yang


profesinya senantiasa berinteraksi dengan human (manusia) lain.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator sebagai berikut.

a. bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif


karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi,

b. berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama


pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

c. beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia


yang memiliki keragaman sosial budaya.
d. berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain

4. Kompetensi Professional

Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan


dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
mencakup penguasaan substansi isi materi pembelajaran, dan substansi
keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum, serta menambah
wawasan keilmuan.

B. KETRAMPILAN BELAJAR GURU DAN SISWA ABAD 21

Abad 21 yang ditandai dengan kehadiran era media (digital age) sangat
berpengaruh pada pengelolaan pembelajaran sehingga menjadi keharusan
untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dengan
pembelajaran, yang berpusat pada siswa.

Oleh karena itu, pada abad 21 ini seseorang baik itu guru maupun siswa
harus memiliki keterampilan 4 C, yakni:

1. Communication,

2. Collaboration,

3. Critical Thinking and Problem Solving, dan

4. Creativity and Innovation.

Keterampilan ini sudah semestinya tercermin dalam setiap pembelajaran


yang akan dilaksanakan oleh seorang guru. Keterampilan Abad 21 dapat di
integrasikan dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga pilihan metode, media
dan pengelolaan kelas benar-benar meningkatkan keterampilan tersebut.
Karena itulah menjadi sebuah keharusan bahwa kemampuan pedogogi guru
harus menyesuaikan dengan karateristik dan keterampilan yang diperlukan di
abad 21.

C. RANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN GURU


BERKELANJUTAN

Pengembangan guru berkelanjutan seyogyanya memiliki serangkaian


aktivitas reflektif untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, pemahaman,
dan keterampilan seorang guru dalam hal ini mendukung pemenuhan
kebutuhan seseorang dan meningkatkan praktik profesional mereka.
Pengembangan guru secara berkelanjutan selalu bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan profesional mereka di luar apa
yang mereka dapatkan dalam pelatihan dasar yang mereka terima ketika
pertama kali melakukan pekerjaan tersebut.

Dalam mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan


diperlukan tindakan reflektif, seperti;

(1) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus-menerus,

(2) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan,

(3) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan,

(4) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

Pada pelaksanaannya, sekolah bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan


sesuai dengan yang direncanakan. Pengembangan guru di sekolah dapat
mengambil berbagai macam bentuk, seperti:

a. Hari pelatihan seluruh sekolah;

b. Induksi, mentoring, dan penilaian guru secara individual;

c. Observasi kolega;

d. Perencanaan dan evaluasi kolaboratif;


e. Evaluasi diri sendiri

Sementara itu di luar sekolah, guru dapat

a. Membangun jejaring dengan mengunjungi sekolah-sekolah lain,

b. Menghadiri konferensi-konferensi,

c. Menjalani pelatihan bersama dengansekolah-sekolah lain,

d. Mengikuti jejaring guru, dan terlibat dalam asosiasi-asosiasi spesialis mata


pelajaran,

e. Menghadiri kursus singkat oleh penyedia kursus komersial dan non-profit,

f. Kuliah untuk gelar yang lebih tinggi yang divalidasi oleh universitas,

g. Berpartisipasi dalam proses-proses pemeriksaan (misalnya menjadi


pemeriksa),

h. Belajar secara daring (online),

i. Terlibat dalam kegiatan-kegiatan pertukaran.

Anda mungkin juga menyukai