Anda di halaman 1dari 6

Assalamu'alaikum wr.wb.

Mohon bimbingan dan pengarahan dari Bapak Dr. H. Wahidmurni, M.Pd, serta
penyempurnaan dari bapak ibu sekalian.

Berikut Rangkuman singkat M4KB3 GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK

A. Kekuatan dan Persepsi Perseptual serta pengaplikasiannya dalam pembelajaran

Peserta didik memiliki tiga gaya belajar yakni visual, auditori dan kinestetik. Gaya
belajar visual: gaya belajar yang lebih dapat menangkap pembelajaran dengan
melihat. Gaya belajar auditori: gaya belajar yang lebih dapat menangkap
pembelajaran dengan mendengarkan. Gaya Belajar Kinestetik: gaya belajar yang
lebih dapat menangkap pembelajaran dengan praktek. Dalam kenyataannya, kita
semua memiliki ketiga gaya belajar itu tetapi biasanya hanya satu yang
mendominasi.

Pendidik harus memahami dan buatlah peserta didik menyadari gaya belajarnya
masing-masing dengan cara membuat sebuah tes atau pertanyaan kepada peserta
didik. Contoh tes untuk gaya belajar visual: Apakah anda rapi dan teratur? Apakah
anda berbicara dengan cepat? Apakah anda perencana dan pengatur jangka
panjang yang baik? dll. Contoh tes untuk gaya belajar auditori: Apakah anda
berbicara kepada diri sendiri saat bekerja? Apakah anda mudah terganggu oleh
keributan? Apakah anda sering menggerakkan bibir/melafalkan kata saat
membaca? dll. Contoh tes untuk gaya belajar kinestetik: Apakah anda berbicara
lambat? Apakah anda menyentuh orang untuk menarik perhatiannya? Apakah
anda berdiri dekat-dekat saat berbicara dengan seseorang? dll. Untuk pilihan
jawaban yang harus diisi siswa dengan tanda centang adalah: Sering; Kadang-
kadang; Jarang. Dengan tes tersebut maka pendidik akan mengetahui gaya belajar
mana yang paling dominan dari peserta didik kemudian pendidik dapat membantu
peserta didik untuk menggunakan cara yang tepat memanfaatkan preferensi
belajar mereka, yakni:
- Untuk pelajar visual: buatlah banyak simbol, gambar, tabel dan grafik dalam
catatan mereka, karena hal-hal tersebut dapat mempedalam pemahaman mereka.

- untuk pelajar auditorial: bantulah mereka berbicara dengan diri mereka sendiri
untuk memahaminya, misalnya dengan membuat fakta panjang yang mudah
diingat siswa auditorial dengan mengubahnya menjadi lagu, dengan melodi yang
sudah dikenal dengan baik.

- untuk pelajar kinestetik: bantulah dengan membuat lakon pendek dan lucu,
karena mereka suka belajar melalui gerakan dan paling baik menghafal informasi
dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta.

B. Kebiasaan memproses informasi dan aplikasinya dalam pembelajaran

Peserta didik selain memiliki preferensi perseptual berbeda, mereka juga memiliki
gaya berfikir yang berbeda, seperti yang diungkapkan Anthony Gregorc,
mengembangkan teori gaya berfikir berdasarkan dua variable, yaitu bagaimana
cara kita melihat dunia (bagaimana kita melihat dunia secara abstrak dan konkrit);
cara kita memahami dunia (dalam pemahaman sistemasis dan acak). Lalu Gregorc
mengkombinasikannya membentuk empat gaya berfikir:

1. Concrete Random Thinkers: pemikir yang menikmati eksperimen. peserta didik


menikmati menciptakan model baru dan hal-hal praktis, serta mudah belajar
melalui permainan, simulasi, proyek mandiri dan discovery learning.

2. Concrete Sequential Thinkers: mereka adalah detail oriented dan mengingat hal
mudah bagi mereka, membutuhkan struktur, kerangka, jadwal dan organisasi
pembelajaran, menyukai pembelajaran dan kegiatan yang diarahkan guru. mereka
mudah belajar melalui workbook, pembelajaran berbasis komputer, demostrasi
dan praktik laboratorium yang tersetruktur.
3. Abstract Sequential Thinkers: senang dalam dunia teori dan abstrak. proses
berpikir mereka adalah rasional, logis dan intelektual. mereka mudah belajar
melalui membaca dan mendengarkan presentasi.

4. Abstract Random Thinkers: mengatur informasi melalui berbagi dan berdiskusi,


membahas dan berinteraksi dengan orang lain ketika mereka belajar, kooperatif
dlm kelompok, menjadi pusat belajar dan mitra kerja, mudah belajar melalui
diskusi grup, ceramah, tanya jawab dan penggunaan.

C. Kecerdasan majemuk dan strategi mengembangkannya

Setiap anak dilahirkan cerdas dan perbedaan kecerdasan perlu penghargaan


sehingga pendidik dapat mengoptimalisasi kecerdasan peserta didik dengan
membuat strategi yang berbeda-beda sesuai kecerdasan peserta didik yang
dimilikinya. Kecerdasan adalah sikap intelektual mencakup kecepatan
memberikan jawaban, penyelesaian dan kemampuan memecahkan masalah.

Ada 8 kecerdasan menurut Howard Gardner:

1. Kecerdasan Logis Matematis: mengenal konsep sebab akibat, ketrampilan


memcahkan masalah secara logis, menyukai operasi yang kompleks seperti
kalkulus, fisika, pemrogaman, atau metode penelitian. Strategi
mengembangkannya adalah dengan pembelajaran logika; problem solving; proses
berpikir secara sistematis; membuat pola, grafik, kode; bekerja dengan angka
pengukuran, peluang, geometri.

2. Kecerdasan Bahasa: menirukan suara, bahasa, membaca, menulis,dari orang


lainnya; menyimak, membaca untuk mengingat, berkomunikasi, berdiskusi,
menjelaskan, mempengaruhi, menciptakan pengetahuan, menyusun makna, dan
menggambarkan bahasa itu sendiri; memahami, membaca dan menulis secara
efektif; menunjukkan minat dalam jurnalisme, puisi, bercerita, debat, menyunting.
Strategi mengembangkannya adalah dengan bercerita, diskusi, merekam dengan
tape recorder, menulis jurnal, publikasi (dengan cara karya peserta didik
difotokopi untuk disebarluaskan, atau dikirim ke media masa).
3. Kecerdasan Musikal: kepekaan irama, melodi, ataupun warna suara; tertarik
pada berbagai bunyi termasuk suara manusia, suara dari lingkungan alam,
mengorganisasikan beberapa jenis suara ke dalam pola yang bermakna;
mengoleksi musik dan informasi musik dalam berbagai bentuk; menyanyi dan
memaiankan instrumen. Strategi mengembangkannya adalah dengan Irama, lagu
dan senandung; Diskografi; Musik supermemori; Konsep musikal; Music suasana.

4. Kecerdasan Visual Spasial: Kemampuan untuk mempersepsi &


mentransformasikan dunia spasialvisual, berupa kepekaan terhadap warna, garis,
bentuk, ruang & hubungan yang terjadi di dalamnya. Strategi mengembangkannya
adalah dengan Visualisasi; Penggunaan warna; Metafora gambar; Sketsa gagasan.

5. Kecerdasan Kinestetis: Meliputi kemampuan fisik, baik itu kecepatan,


kelenturan, kekuatan, dan menyukai karir atlet, penari, ahli bedah, atau pembuat
gedung; menciptakan bentuk-bentuk baru dalam menari, berolahraga, atau bentuk
fisik lainya. Strategi mengembangkannya adalah dengan Melakukan drama;
Gerakan kreatif; Tari; Memainkan alat-alat; Permainan kelas; Pendidikan fisik;
Perjalanan ke alam bebas..

6. Kecerdasan Interpersonal: Kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, gerak-


isyarat serta kemampuan membedakan aneka tanda interpersonal &
menanggapinya secara efektif. Strategi mengembangkannya adalah dengan
membangun lingkungan interpersonal yang positif (peraturan dan norma kelas);
Pembelajaran kolaboratif; Penanganan konflik; Belajar melalui tugas sosial/jasa;
Menghargai perbedaan..

7. Kecerdasan Intrapersonal: kecerdasan untuk memahami diri sendiri & bertindak


sesuai pemahaman tersebut, termasuk juga kecerdasan untuk menghargai diri
sendiri. Strategi mengembangkannya adalah dengan Membangun lingkungan
interpersonal yang positif(peraturan dan norma kelas); Pembelajaran kolaboratif;
Penanganan konflik; Belajar melalui tugas sosial/jasa; Menghargai perbedaan;
Penulisan jurnal; Mengetahui diri sendirimelalui orang lain; Mengajarkan nilai-
nilai kemanusiaan; Tantangan untuk belajar; Lembar tujuan siswa secara
individual.
8. Kecerdasan Naturalis: kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakupkecakapan
dalam mengenal, mengklasifikasi flora fauna dan benda-benda alam lainnya serta
memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan. Strategi mengembangkannya
adalah dengan Memelihara hewan; Menanam tumbuhan; Menjaga lingkungan :
tidak mencoret, memetik bunga, meginjak rumput; Mengoleksi herbarium;
Pengamatan langsung ataupun tidak langsung terhadap flora & fauna.

E. Motivasi dan penerapannya dalam pembelajaran

Motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri siswa dan dari luar diri
siswa untuk melakukan sesuatu. Jika ada peserta didik yang kehilangan motivasi
belajarnya, maka dapat dilakukan dengan cara pendekatan model ARCS dari
Keller: Attention (Perhatian) yaitu mengembangkan mata pelajaran yang para
peserta didik anggap menarik dan berharga untuk diperhatikan. Relevance
(Relevansi) yaitu memastikan bahwa pengajaran bermakna dan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan belajar peserta didik. Confidence (Percaya Diri) yaitu
merancang mata pelajaran yang membangun ekspektasi peserta didik untuk sukses
berdasarkan usaha mereka sendiri. Satisfaction (Kepuasan) yaitu menyertakan
ganjaran instrinsik dan ekstrinsik yang peserta didik terima dari pembelajaran.

E. Faktor – faktor fisiologis dan aplikasinya dalam pembelajaran

Faktor – faktor yang terkait dengan perbedaan gender, kesehatan, dan kondisi
lingkungan juga sangat mempengaruhi pembelajaran. Siswa lelaki biasanya lebih
agresif dan kompetitif dibanding siswa perempuan, Jika kebutuhan dasar peserta
didik seperti rasa lapar, suhu, kebisingan, cahaya, dan waktu dalam sehari tidak
diperhatikan, secara mental kurang mendapat aktivitas belajar yang bermakna.
Lingkungan juga menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat mendukung agar
suasana pembelajaran menjadi kondusif.
Teknik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran antara lain;

1. Lingkungan sekeliling: Lingkungan kelas berpengaruh pada kemampuan


peserta didik fokus dan menyerap informasi, seperti adanya poster ikon, poster
afirmasi, penggunaan warna.

2. Alat bantu: benda yang dapat mewakili suatu gagasan misalnya boneka, bola
lampu, panah, kacamata besar, topi sherlock holmes..

3. Pengaturan bangku: dapat disusun untuk mendukung tujuan belajar. contohnya


pengaturan bangku setengah lingkaran untuk diskusi kelompok besar, atau
merapatkan bangku ke dinding untuk memberi tugas individu/diskusi sambil
duduk di lantai, atau menggunakan kursi lipat agar lebih fleksibel.

4. Tumbuhan, Aroma, Hewan Peliharaan, Dan Unsur Organik Lainnya.

Mohon bimbingan, pengarahan dan penyempurnaannya...

Terimakasih..

Anda mungkin juga menyukai