DI SUSUN OLEH :
NAMA : HANDAYANI
NIM : N520184255
A. LATAR BELAKANG
Keadaan tubuh sehat adalah suatu harga mutlak yang harus dimiliki olehseorang
manusia. Manusia dapat melaksanakan segala aktivitasnya dalamkeadaan sehat.
Keadaan sehat juga dapat mempengaruhi kondisi psikisseorang manusia, sehingga
keadaan sehat juga berpengaruh dalam jasmanidan rohani manusia dalam hidup.
Namun sesuai kodrat yang asalnya dariAllah SWT sang maha pencipta, manusia
tidaklah selalu merasakan sehatdalam hidupnya. Keadaan sakit dapat menerpa
siapapun manusia tersebut(Aziz, S, 2008).
Penyakit dapat didefenisikan sebagai perubahan pada individu-individuyang
menyebabkan parameter kesehatan mereka berada dibawah kisarannormal. Dalam
kisaran yang sebenarnya penyakit tidaklah melibatkan perkembangan suatu bentuk
kehidupan yang benar-benar baru. Penyakit merupakan suatu bentuk kehidupan dari
agen luar yang akan mengganggukehidupan tubuh manusia. Terdapat bermacam-
macam penyakit di dunia ini. Terpadat macam-macam pula gejala yang menandai tubuh
terinfeksi olehsuatu penyakit salah satunya demam (Price et al, 2005).
Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuhmelawan
infeksi. Oleh karena adanya demam inilah tubuh dapat secara pelan- pelan mencoba
untuk menghancurkan agen-agen patogen yang akanmenginvasi tubuh (Anonim,A.,
2008).Oleh karena pentingnya demam sebagai respons protektif tubuh terhadapagen
luar maupun sebagai gejala suatu penyakit inilah, maka penulis akanmembahasnya
didalam laporan tutorial yang berjudul Peran Demam SebagaiGejala Tubuh Terhadap
Invasi Agen Patogen Asing.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan yang diinginkan penulis yaitu diperolehnya pengalaman nyata dalam
memberikan Asuhan Keperawatan Febris pada An. A di Ruang Dahlia RSUD Sunan
Kalijaga Demak
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan selama 3x24 jam maka diharapkan penulis
dapat :
1. Melaksanakan pengkajian pada klien dengan Febris
2. Membuat analisa data keperawatan pada klien dengan Febris
3. Menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan Febris
4. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Febris
5. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Febris
6. Mengidentifikasi faktor pendukung, penghambat serta dapat mencapai
solusinya
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. PENGERTIAN
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau
lebih.Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C.Sedangkan bila suhu
tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).
Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat
termoregulasi hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu
tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).
2. ETIOLOGI
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun
penyakit lain. (Julia, 2000).Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena
kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,
penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi
suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai
ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan
riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit
dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul
demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai
demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien
mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat
celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu
minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis
lainnya.
3. MANIFESTASI KLINIS
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada
fase demam meliputi:
Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
Tanda dan gejala
- Peningkatan denyut jantung
- Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
- Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
- Peningkatan suhu tubuh
- Pengeluaran keringat berlebih
- Rambut pada kulit berdiri
- Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
Fase 2 ( proses demam)
Tanda dan gejala
- Proses mengigil lenyap
- Kulit terasa hangat / panas
- Merasa tidak panas / dingin
- Peningkatan nadi
- Peningkatan rasa haus
- Dehidrasi
- Kelemahan
- Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
- Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.
Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala
- Kulit tampak merah dan hangat
- Berkeringat
- Mengigil ringan
- Kemungkinan mengalami dehidrasi
4. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point(Julia, 2000). Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan
tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam
tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem
pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam,
ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen)
yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik
terhadap benda asing (non infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat
penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur
panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam
arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan
menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh
darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun,
terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.Inilah yang
menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akanmerangsang aktivitas
“tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut
dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam
pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003). Sedangkan sifat-
sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil.bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke
nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen
atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu
baru.Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak
disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah,
mungkin malahan kembali ke tingkat normal.(Guyton, 1999).
PATHWAY
Penyebab demam
Pelepasan pirogen
Hipotalamus
MK: Hipertermia
Dehidrasi
Mual, muntah
MK: Resiko
ketidakseimbangan elektrolit
A. PENGKAJIAN
Nama mahasiswa : An. Z
Tempat praktek : Ruang Dahlia
Tanggal praktek : 22-03-2019
1. IDENTITAS DATA
Nama : An. Z
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Wonosalam 5/3 Demak
Tempat/tgl lahir : Demak, 30-10-2017
Agama : Islam
Usia : 1 tahun
Suku bangsa : Jawa
Nama ayah/ibu : Tn. J/ Ny. N
Pendidikan ayah : SMP
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Pendidikan ibu : SMP
Pekerjaan ibu : Swasta
2. KELUHAN UTAMA :
Panas
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Ibu pasien mengatakan panas naik turun kurang lebih 4 hari, mual, muntah, batuk, pilek,
N: 108 x/menit, S: 38,8 C, Rr : 26 x/menit
4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Penyakit pada waktu kecil
Ibu pasien mengatakan waktu bayi anaknya tidak punya riwayat kejang, anaknya sakit
panas, batuk pilek biasa
2. Pernah dirawat di RS
Pasien belum pernah di rawat di RS sebelumnya
3. Obat-obatan yang digunakan
Paracetamol syr
4. Tindakan (operasi)
Tidak ada
5. Riwayat Imunisasi
Selama ini ibu pasien rutin untuk mengimunisasikan anaknya di posyandu terdekat
6. Alergi
Anaknya tidak mengalami riwayat alergi
7. Kecelakaan
Tidak pernah
5. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1. Kemandirian dan bergaul
Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa mandiri, sebelum sakit ibu pasien
mengatakan anaknya adalah anak yang mudah bergaul dengan teman seusianya.
Semenjak sakit, pasien hanya diam saja dan menangis jika di hampiri oleh petugas
2. Motorik halus
Ibu pasien mengatakan anaknya mampu untuk menuang air, memasukkan benda ke
dalam tempatnya
3. Kognitif dan bahasa
Ibu pasien mengatakan anaknya cukup mampu menyebutkan nama makanan dan
benda di sekelilingnya
4. Motorik kasar
Ibu pasien mengatakan anaknya mampu berlari dan melompat dan meniru gerakan
sederhana
Kesimpulan perkembangan anak
An. Z perkembangannya sesuai dengan harapan, anak aktif dan mampu melakukan
kegiatan sesuai dengan usianya
6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (DISERTAI GENOGRAM
An. Z
Keterangan :
: Laki - laki
: perempuan
: Serumah
9. PEMERIKSAAN FISIK
1. Temperatur : 38,8 C
2. Denyut jantung/nadi : 108 x/menit
3. Respiratori rate : 26 x/menit
4. Tekanan darah :-
5. Pertumbuhan : Baik
6. Keadaan umum : Baik
7. Lingkar kepala :
8. Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
9. Hidung : Bentuk simetris, tidak terdapat cuping hidung, tidak ada polip
10. Mulut : Mukosa kurang lembab tidak ada stomatitis
11. Telinga : Normal tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
12. Tengkuk : Normal tidak ada benjolan
13. Dada :
I : Simetris kanan kiri, postur normal
P : Vokal premitus kanan kiri sama
P : Sonor kanan kiri
A : Suara Vesikuler
14. Jantung :
I : Ictus cordis tidak tampak pada mid klavikula intercostal 4-5 kiri
P : Ictus cordis teraba pada mid klavikula intercostal 4-5 kiri
P : Pekak di intercostal 5
A : Terdengar bunyi jantung S1 dan S2
15. Perut :
I : Datar
A : Bunyi peristaltic 24 x/menit
P : Tidak terdapat nyeri tekan
P : Tympani
16. Punggung : Simetris kanan kiri
17. Genetalia : Bersih, normal
18. Ekstremitas :
Atas : Tidak ada edema, terpasang infus RL 20 tpm di tangan
Bawah : Tidak ada edema, tidak ada luka
19. Kulit : agak kering
A. ANALISA DATA
2. 22-03-2019 Resiko -
14.00 WIB ketidakseimbangan
elektrolit b.d muntah
ditandai dengan
program pengobatan
(Domain 2. Kelas 5.
Kode Diagnosis
00195)
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN.
No Dx keperawatan Tujuan, kriteria Intervensi Rasional Paraf
evaluasi keperawatan tindakan
1. Hipertermia b.d Setelah dilakukan O : Monitor TTV -Mengetahui
dehidrasi ditandai tindakan kep N : Mananajemen perubahan
dengan kulit terasa selama 3x24 jam cairan tanda-tanda
hangat (Domain diharapkan terjadi E : Perawatan vital pasien
11.Kelas 6. Kode termoregulasi: Demam -Mencegah
Diagnosis 00007) 1.Monitor TTV C : Pemberian terjadinya
2.Manajemen nutrisi parenteral dehidrasi
cairan waktu panas
3.Perawatan -Meminimalisir
demam produksi panas
4.Pemberian yang
nutrisi parenteral diproduksi oleh
tubuh
-Membantu
dalam
penurunan
panas
mananajemen mengatakan
hidrasi Do :
E. EVALUASI
No Tgl/jam Dx Keperawatan Perkembangan Paraf
1. 22-03-2019 Hipertermia b.d dehidrasi S : Ibu pasien mengatakan
Jam 17.00 ditandai dengan kulit terasa panas tubuh anaknya sudah
hangat (Domain 11.Kelas 6. berkurang
Kode Diagnosis 00007) O : -S : 38,0 C
-Tubuh masih teraba panas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi