Oleh:
Kelompok 10 B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan Rahmat
dan karunia-NYA sehingga kami diberi kemudahan dalam menyusun dan
menyelesaikan makalah kami tentang hasil praktikum mengenai Pengawetan
Bahan Pangan Telur Dengan Metode Pengasinan (Telur Asin Rasa Pandan Dan
Jeruk).
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata Praktikum
Kesehatan Lingkungan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Selain itu tugas ini dibuat untuk memperdalam pengetahuan mengenai proses
pengawetan makanan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan
bantuan baik secara materiil maupun moril atas penyelesaian makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik
senantiasa kami harapkan demi memperbaiki isi makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 10B
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
nasional yang disusun selain untuk melindungi konsumen dari segi kesehatan
Telur khususnya telur itik dapat diolah untuk berbagai macam makanan.
Salah satu diantaranya adalah telur asin. Telur asin aman dan penuh gizi baik
untuk dikonsumsi oleh bayi hingga lansia selama dikonsumsi secara tidak
yang baik dan segar, pendapat Buckle et al. (1987) dan Sulandra et al. 1992)
bahwa telur tersebut harus lengkap terdiri atas kulit telur, putih telur bagian
luar dan dalam, selaput tipis yang mengelilingi kuning telur), kuning telur;
Telur itik mempakan sumber makanan yang memiliki nilai gizi cukup
baik. Hal ini dapat dilihat dari kandungan protein dan lemak yang tinggi
dibandingkan dengan telur ayam (Moutney, 1976). Telur adalah salah satu
sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
berbagai makanan, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %,
lemak 12 %, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada
bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang
dibutuhkan serta mineral seperti besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B
kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning
telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan
kerusakan. Kerusakan pada telur dapat terjadi karena telur disimpan dalam
ruang terbuka selama 1 minggu tanpa diawetkan atau karena pecah/retak pada
Keluarnya udara dari dalam telur dapat mengakibatkan derajat keasaman telur
disebabkan oleh adanya kotoran yang menempel pada kulit telur. Karena
sifatnya yang mudah rusak tersebut, maka perlu adanya upaya mengawetkan
ekonominya.
Telur asin merupakan salah satu produk hasil olahan telur yang telah
Pengasinan telur merupakan salah satu upaya untuk mengawetkan telur segar,
mengurangi bau amis serta menciptakan rasa yang khas. Pada telur dalam
jika semakin lama disimpan, kadar garam dalam telur akan semakin tinggi
sehingga telur akan semakin awet (Suprapti, 2002). Bahan pengawet yang
2
digunakan adalah serbuk batu bata, abu gosok, air hangat dan direndam dalam
telur itik dengan pengolahan menjadi telur asin. Hal ini memungkinkan karena
telur itik memiliki pori-pori kulit telur yang lebih besar, tidak seperti telur
dapat berpenetrasi ke dalam telur itik. Selain itu agar konsumen tidak merasa
bosan, perlu dilakukan suatu inovasi, yaitu dengan menambahkan esense pada
1.3 Tujuan
menggunakan esense
b. Tujuan Khusus :
esense.
2) Melakukan pembuatan telur asin dengan rasa jeruk dan agar dapat
3
1.4 Manfaat Praktikum
esense rasa jeruk dan pandan serta melihat tingkat keawetan telur sebelum dan
sesudah diasinkan.
4
5
BAB ll
DASAR TEORI
Telur itik mempakan sumber makanan yang memiliki nilai gizi cukup
baik. Hal ini dapat dilihat dari kandungan protein dan lemak yang tinggi
pangan yang sempurna, karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap bagi
yang terdiri air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Protein telur
rasanya enak, mudah dicerna, menimbulkan rasa segar dan kuat dalam tubuh,
dan dapat diolah menjadi bermacam-macam masakan. Nilai gizi yang terdapat
pada satu butir telur hampir sebanding dengan nilai gizi setengah gelas susu.
Struktur telur terbagi atas kulit telur, lapisan kulit telur (kutikula),
membran kulit telur, kantung udara, chalaza, putih telur (albumen), membran
vitelin, kuning telur (yolk) dan bakalan anak unggas (germ spot) (Winarno dan
Koswara, 2002). Hampir setiap bagian telur mempunyai unsur yang sangat
mengandung protein 13% dan lemak 12%. Di dalam telur juga terdapat aneka
rasa.
Telur mengandung protein lebih dari 10%, dan sebutir telur ayam
mengandung protein 13% dan lemak 12%. Di dalam telur juga terdapat aneka
sejumlah mineral yang seperti zat besi, fosfor, kalsium, sodium, magnesium
dalam jumlah yang cukup (Haryoto, 1996). Telur yang dikonsumsi oleh
yang paling banyak dikonsumsi adalah telur ayam, itik (bebek), dan puyuh
(Astawan, 2003).
diasin dengan cara difusi setelah garam mengion menjadi Na+ dan Cl-.
Penambahan garam dalam jumlah tertentu pada suatu bahan pangan dapat
sel mengalami dehidrasi atau keluarnya cairan dari sel dan plasmolisis sel
terhadap CO2.
Telur asin merupakan salah satu produk hasil olahan telur yang telah
mengalami proses pengawetan agar mempunyai masa simpan yang lebih lama
dan telah memiliki rasa yaitu rasa asin. Telur asin merupakan telur yang
6
merupakan salah satu upaya untuk mengawetkan telur segar, mengurangi bau
dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan merendam telur di dalam
larutan garam ataupun dengan membungkus telur dalam adonan garam dan
batu bata. Telur asin tersebut bersifat stabil, aroma dan rasa telurnya terasa
semua unsur gizi dan mineral sehingga baik dikonsumsi oleh bayi hingga
lansia. Selain mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral yang
lengkap, kandungan kalsium meningkat 2,5 kali setelah pengasinan. Hal ini
yang sedang dalam masa tumbuh kembang, ibu hamil dan menyusui, orang
yang sedang sakit atau dalam proses penyembuhan, serta lanjut usia.
klorida, dan sulfur serta vitamin D alami. Kandungan mineral yang lengkap
pada telur tidak sama dengan bahan pangan tunggal lainnya, kecuali susu.
dengan telur itik segar, hampir tidak ada perubahan nilai gizi yang berarti
akibat proses pengasinan. Kenaikan zat gizi yang cukup berarti terlihat pada
kadar kalsiumnya, yaitu dari 56 mg pada telur itik segar menjadi 120 mg pada
telur asin.
7
Kenaikan kadar tersebut kemungkinan berasal dari kalsium yang ada
pada garam dapur (sebagai kontaminan), abu gosok, serta kapur yang dipakai
cara yang sama seperti unsur natrium dan klorida, yaitu melalui pori-pori
kulit telur. Penurunan nilai gizi yang cukup berarti terlihat pada kandungan
vitamin A, yaitu dari 1.230 SI pada telur itik segar menjadi 841 S1 pada telur
asin. Sejumlah ahli gizi merekomendasi bahwa mengonsumsi telur asin tidak
dan menciptakan rasa yang khas. Telur asin bila dibandingkan dengan telur
segar, hampir tidak ada perubahan nilai gizi yang berarti akibat proses
pengasinan. Kenaikan gizi yang cukup berarti terlihat pada kadar kalsiumnya.
bata merah atau abu sekam dan juga berasal dari ion Na+ dan Cl- yang
1. Metode Kering
8
Metode kering yaitu pemeraman dengan adonan campuran garam dan
abu gosok. Metode ini dapat dilakukan dengan cara membalurkan adonan
abu gosok, garam, dan ditambahkan air secukupnya hingga menjadi pasta.
Setelah seluruh telur dibaluri adonan, letakkan telur pada wadah dan
2. Metode Cair
dapat dilakukan dengan cara memanaskan air sampai hangat atau cukup
telur pada ember satu persatu terlebih dahulu kemudian rendam dengan
larutan garam. Letakkan wadah tersebut ditempat yang aman dan rata,
untuk menghindari retak atau pecahnya telur pada saat proses perendaman.
berikut :
1. Denaturasi Protein
Denaturasi protein dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu panas, pH,
9
Senyawa kimia seperti urea dan garam dapat memecah ikatan hidrogen
2. Koagulasi
3. Pembentukan Gel
Gel adalah fase antara padat dan cair, sebagai sistem larutan yang
tersebut terjadi karena adanya aktivitas kation dan anion dari garam yaitu
berikut :
10
1 Telur yang diasinkan bersifat stabil, dapat disimpan tanpa mengalami
4 Rasa lebih lezat dan kadar keasinan dapat diatur sesuai dengan
pemberian garam.
konsumen.
11
12
BAB III
METODE PRAKTIKUM
pengasinan. Telur akan direndam air yang telah dicampur dengan garam
abu gosok, dan larutan esense kemudian diperam selama satu minggu.
dengan cara sederhana yaitu dengan disimpan pada baskom lalu di taruh
3.2.1 Alat
Baskom
Panci pengukus
Ember plastik
Kompor
Kain kering
Timbangan
3.2.2 Bahan
Air bersih
Esense jeruk dan pandan
Telur 10 butir
Metode yang dilakukan pada praktikum ini adalah Metode Kering, yaitu
air, serta esens jeruk dan pandan. Setelah itu telur dibalut dengan adonan dan
digunakan telur itik karena telur itik memiliki pori-pori kulit telur yang lebih
besar, tidak seperti telur ayam. Pori-pori ini menguntungkan saat proses
Prosedur kerja untuk pembuatan telur asin rasa jeruk dan pandan dapat
13
Telur Itik Mentah
Pemilahan Kualitas
Telur
Pencucian Telur
Pembuatan Adonan
Garam+Abu Gosok
Pembalutan Telur
+ Esense
Pemeraman Telur
Abu Gosok : Abu Gosok :
Garam Garam Pembersihan Telur
1:2; dan 1:1; dan
Esense 2 sdm Esense 3 sdm
Perebusan Telur
Penjelasan:
Untuk mengetahui kualitas telur itik yang baik lebih lanjut, maka
14
3. Pencucian telur
dengan menggosok permukaan telur hingga bersih benar. Hal ini juga
telur.
telur tidak pecah karena pada tahap ini sangat rentan telur dapat pecah
adonan.
air sedikit demi sedikit kemudian aduk hingga adonan berbentuk pasta
Perbandingan
Garam Abu Gosok Esense
Abu : Garam
Percobaan 1 50g 100g 2 sdm 1:2
Percobaan 2 100g 100g 3 sdm 1:1
15
5. Pembalutan Telur dengan Adonan Garam
Bungkus telur dengan adonan garam dan abu gosok satu persatu
wadah tersebut ditempat yang aman dan rata, untuk menghindari retak
harus segera dilepas dari telur tersebut, sehingga rasa asin pada telur
16
3.6 Waktu Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada bulan April 2013. Dengan total waktu 3
2.000,00
29.500
Jumlah
17
18
BAB 4
PEMBAHASAN
menggunakan :
Pada percobaan pertama digunakan abu gosok 50 gr, garam 100 gr, serta
esense 2 sendok makan. Dan pada percobaan kedua digunakan abu gosok 100
gr, garam 100 gr, serta esense 3 sendok makan. Berikut merupakan hasil
1. Warna
Pada percobaan pertama, warna pada telur asin merasuk, hal ini
rasa pandan warnanya masih hijau pudar, begitu juga dengan telur asin
rasa jeruk yang berwarna orange pudar. Pada percobaan kedua dengan
pandan lebih berwarna hijau terang, namun pada telur asin rasa jeruk
2. Bau
Pada percobaan pertama maupun kedua tidak ada masalah dengan bau
telur asin.
3. Rasa
Pada percobaan pertama, rasa telur asin terlalu asin dan rasa pandan
jumlah garam dan abu gosok, dengan lebih banyak jumlah garamnya dan
pada percobaan kedua, rasa telur asin sudah pas untuk rasa asinnya
jumlah garam dan abu gosok seimbang yaitu 1:1. Namun, rasa pandan
ditambah.
22
4. Kenampakan
5. Keawetan
Untuk keawetan telur asin ini semakin banyak garam yang digunakan
4.2 Kendala
1. Masalah Waktu
Hasilnya telur menjadi busuk dan berwarna hitam. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu penambahan esense dan waktu yang terlalu
telur yang baik, sehingga hal ini bisa menjadi salah satu faktor
3. Menentukan Komposisi
23
warna telur asin yang kurang terang dan rasa esense (pandan dan
Jika dilihat dari tabel syarat mutu telur asin (SNI 01-4277-1996), maka
hasil praktikum yang dilakukan sudah memenuhi syarat, dengan bau dan
penambahan esense dan perbandingan komposisi abu gosok dan garam. Untuk
kadar garam dengan persyaratan minimal 2,0 b/b% belum diketahui karena
tidak dilakukan percobaan lebih lanjut. Pada praktikum ini hanya dilihat pada
bau, warna, rasa, dan kenampakan telur asin. Sedangkan untuk cara uji
24
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan pertama, dengan perbandingan abu gosok dan garam
1:2 dan esense 2 sendok makan, warna telur asin baik rasa pandan maupun
jeruk masih pudar dan kurang merasuk. Rasa telur asin masih terlalu asin
karena perbandingan komposisi bahan (abu gosok dan garam) yang kurang
tepat. Bau dan kenampakan dari telur asin masih memenuhi syarat.
Dari hasil percobaan kedua, dengan perbandingan abu gosok dan garam
1:1 dan esense 3 sendok makan, warna telur asin rasa pandan sudah berwarna
terang sedangkan rasa jeruk masih pudar dan kurang merasuk. Rasa telur asin
sudah pas untuk rasa asinnya karena perbandingan komposisi bahan (abu
gosok dan garam) yang sudah tepat. Bau dan kenampakan dari telur asin
Jika dilihat dari hasil percobaan satu dan dua sesuai syarat mutu telur asin
syarat antara warna, rasa, bau dan kenampakan yang normal dengan
5.2 Saran
Untuk menghasilkan telur asin esense dengan warna, rasa, bau dan
25
DAFTAR PUSTAKA
Yupardhi, W.Sayang dkk. 2011. Inovasi Aneka Rasa Telur Asin Dan Warna
Udayana : Denpasar
http://tipsmembuattelurasin.blogspot.com/2012/10/manfaat-telur-itik.html,
http://belajar.kemdiknas.go.id/index5.php?display=view&mod=script&cmd=Baha
25 Maret 2013
26
LAMPIRAN
27
28
29