Anda di halaman 1dari 1

Epidemiologi

Angka prevalensi kecemasan mencapi 20% dari polpulasi dunia. Berdasarkan Data Riset Kesehatan
Dasar (Rikerdas) tahun 2007, prevalensi gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan di
Indonesia mencapai 11,6% pada orang dewasa. Dengan populasi orang dewasa sekitar 150.000.000,
sebanyak 1.740.000 orang mengalami gangguan mental emosional. Wanita dua kali lebih berisiko
mengalami kecemasan disbanding pria. Etiologi Kecemasan

Stres

Stress adalah keletihan atau kecemasan yang terjadi karena masalah dalam kehidupan seseorang.
Contohnya, berbicara didepan umum, sekolah baru, pekerjaan baru.

Genetik

Insiden gangguan panic sebesar 25%, dimana wanita lebih berisiko daripada pria. Kemungkinan
“sindrom kromosom 13” yang dijelaskan oleh Howarth dan Weissman dikatakan memiliki hubungan
genetic yang mungkin pada gangguan cemas.

Neurokimia

Terdapat 4 kelas neurotransmitter dan neuromodulator di otak. Antara lain:

1. Monoamin > serotonin, 3 katekolamin (epinefrin,norepinefrin, dopamine)


2. Asam amino > Gamma-Amino Butyric Acid (GABA)
3. Neurotrnasmiter peptide
4. Neurotransmitter Factor > Nerve Growth Factor (NGF)

Dalam Kedaan stress, sekresi kortisol akan meningkat. Sustansi lain seperti, bet carboline yang
merupakan antagonis dari GABA diduga sebagai penyebab turunnya jumlah reseptor GABA yang
dimana menyebabkan berkurangnya hambatan terhadap munculnya kecemasan.

Psikodinamik

Teori psikodinamik dibagi menjadi dua. Yaitu :

1. Interpersonal
Kecemasan timbul dari masalah dalam nilai kelomo budaya seseorang. Apabila semakin
tinggi tingkat kecemasan, maka semakin rendah kemampuan untuk berkomunikasi dan
menyelesaikan masalah. Juga, semakin besar kesempatan untuk dapat terjadinya
gangguan kecemasan.

2. Perilaku
Kecemasan dipandang sebagai sesuatu yang dipelajari melalui pengalaman hidup.

Anda mungkin juga menyukai