Anda di halaman 1dari 11

ALAT SCORING BOARD

PERTANDINGAN BOLA BASKET BERBASIS


MIKROKONTROLER AT89S51
Raf Muliadi
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok
16424 telp (021) 78881112, 7863788

Abstraksi : Telah dibuat alat Scoring Board yang berfungsi untuk mencatat dan menampilkan suatu nilai
pencapaian pada suatu event olah raga bola basket. Alat scoring board didesain semi otomatis yang
membutuhkan operator untuk melakukan pengendalian. Alat pengontrol berbasis mikrokontroler AT89S51
digunakan agar sistem berjalan semi-otomatis. Alat scoring board yang berbasis mikrokontroler ini
membutuhkan komponen lainnya sebagaio penunjang system yaitu : keypad sebagai penginput, decoder
4511 (latch) yang menterjemahkan kode-kode biner menjadi bilangan desimal yang ditampilkan melalui
seven segment yang banyaknya masing-masing 13 buah.

Tanggal Pembuatan : 02 September 2005


1. PENDAHULUAN 2. LANDASAN TEORI
Pada sebuah pertandingan olah-raga 2.1. Konsep Scoring Board
khususnya pertandingan bola basket diperlukan Scoring Board secara bahasa terdiri dari
papan scoring dimana papan tersebut Scoring dan Board, scoring adalah nilai
menunjukkan hasil score dari sebuah perolehan sedangkan Board adalah papan.
pertandingan tersebut. Dimana pada setiap Sedangkan pengertian Scoring Board secara
pertandingan bola basket score (nilai) sangat umum adalah suatu alat penampil yang
menentukan siapa yang memegang kendali menampilkan suatu nilai perolehan yang telah
permainan pada setiap pertandingan. Biasanya dihasilkan pada suatu event. Pada proses
pertandingan score ditulis dengan papan tulis penampilan nilai perolehan tersebut dapat secara
dengan seorang juri dari pertandingan. Tentunya manual dan semi otomatis. Secara manual yaitu
hal tersebut memakan waktu lama untuk menulis melibatkan orang sebagai operator pencatat hasil
score tersebut dan tidak efektif selain itu papan perolehan dan sekaligus menampilkan hasil
score tersebut tentunya tidak menarik untuk pencatatan tersebut pada papan penampil. Bila
dilihat. penyampaian hasil tersebut secara semi otomatis
Selain hasil dari pertandingan waktu adalah sistem scoring board yang berbasis
juga sangat menentukan dimana waktulah yang rangkaian elektronik dimana keterlibatan
menentukan kapan pertandingan tersebut operator dapat diminimasi. Melalui sistem
berakhir. Sehingga kesalahan yang dilakukan remote operator dapat menampilkan hasil dari
oleh juri dari pertandingan dapat dikurangi selain perolehan pada sistem penampil. Sistem yang
itu pemain dapat melihat berapa lama lagi hasil masih melibatkan operator disebut sistem semi
pertandingan selesai. otomatis.
Tujuan penulisan ini adalah untuk
mempermudah dalam pencatatan nilai 2.2 Pengendali Mikro MCS – 51
pencapaian dalam suatu event (pertandingan) Pengendali Mikro adalah suatu rangkaian
bola basket sehingga dalam pencatatan nilai elektronik terintegrasi (Integrated Circuit / IC)
pencapaian dapat dilakukan secara semi- yang dapat diprogram untuk melakukan tugas-
otomatis. Serta penulisan ini berfungsi untuk tugas yang berorientasi pada sistem kontrol.
penjelasan alat yang telah dibuat oleh penulis Suatu Pengendali Mikro didalamnya telah
yaitu alat scoring board yang berbasis terdapat ROM (Read Only Memory) dan RAM
mikrokontroler yaitu menggunakan AT89S51. (Random Access Memory) sehingga suatu
Penggunaan Mikrokontroler adalah Pengendali mikro dapat dikatakan sebagai single
sebagai penyederhanaan dari rangkaian yang chip computer. Adapun Pengendali Mikro MCS-
ada. Sehingga mikrokontroler AT89S51yang 51 adalah suatu keluarga Pengendali mikro yang
deprogram menggunakan bahasa assembler 5.1 berasitektur 8051.
dapat dikatakan sebagai otak dari kinerja Keluarga Pengendali Mikro MCS-51
rangkaian yang ada pada alat scoring board ini. memiliki beberapa seri dengan beberapa
kekhususan masing-masing. Perbedaan antara
seri yang satu dengan yang lain pada keluarga
P 1 .0 1 40 VCC
MCS-51 terdapat pada tabel 1 berikut: P 1 .1 2 39 P 0 .0 (A D 0 )
P 1 .2 3 38 P 0 .1 (A D 1 )
P 1 .3 4 37 P 0 .2 (A D 2 )
Tabel 2-1. Spesifikasi dari beberapa pengendali P 1 .4 5 36 P 0 .3 (A D 3 )
Mikro MCS-51 P 1 .5 6 35 P 0 .4 (A D 4 )
P 1 .6 7 34 P 0 .5 (A D 5 )
P 1 .7 8 33 P 0 .6 (A D 6 )
Seri ROM RAM Timers RST 9 32 P 0 .7 (A D 7 )
Pengendali Internal Internal (R X D ) P 3 .0 10 31 E A /V P P
Mikro (T X D ) P 3 .1 11 30 A L E /P R O G
8051 4 KB 128 2 (IN T 0 ) P 3 .2 12 29 PSEN
(IN T 1 ) P 3 .3 13 28 P 2 .0 (A 1 5 )
ROM bytes (T 0 ) P 3 .4 14 27 P 2 .1 (A 1 4 )
8031 0 128 2 (T 1 ) P 3 .5 15 26 P 2 .2 (A 1 3 )
bytes (W R ) P 3 .6 16 25 P 2 .3 (A 1 2 )
8751 4 KB 128 2 (R D ) P 3 .7 17 24 P 2 .4 (A 1 1 )
XT AL2 18 23 P 2 .5 (A 1 0 )
EPROM bytes
XT AL1 19 22 P 2 .6 (A 9 )
8052 8 KB 256 3 GND 20 21 P 2 .7 (A 8 )
ROM bytes
8032 0 256 3 gambar 2.1 konfigurasi pi-pin AT89S51
bytes
8752 8 KB 256 3 2.3 Register AT89S51
Register ialah penampung data sementara yang
EPROM bytes
terletak dalam CPU. Mikrokontroler AT89S51
8951 4 KB 128 2
mempunyai register sebagai berikut:
EEPROM bytes
• Accumulator (register A)
8952 8 KB 256 3
Accumulaor ialah sebuah register 8 bit
EEPROM bytes
yang merupakan pusat dari semua
Adapun salah satu tipe pengendali mikro operasi logika
arsitektur 8051 yang menjadi andalan saat ini
• Register B
adalah tipe 89S51. Tipe ini banyak digunakan
Register ini memiliki fungsi yang
karena memiliki fasilitas-fasilitas : on-chip flash
sama dengan register A.
memory, ISP ( In System Programing ) di mana
• Program Counter (PC)
untuk mengisi program dapat langsung di
Pencacah program/peogram counter
download tanpa harus menggunakan
merupakan sebuah register 16 bit yang
downloader, ekonomis, dan mudah untuk
selalu menunjukkan lokasi memori
didapat. Berikut ini adalah feature-feature yang
instruksi yang akan diakses.
dimiliki oleh pengendali mikro tipe 89S51
produksi Atmel: • Data Pointer
Data pointer atau DPTR merupakan
• 4K bytes ROM
register 16 bit yang terleak dialamat
• 128 bytes RAM
82H untuk DPL (low) dan 83H untuk
• 4 buah 8-bit I/O (Input/Output) port DPH (high). Biasanya data pointer
• 2 buah 16 bit timer digunakan untuk mengakses data atau
• Interface komunikasi serial source code yang terletak dimemori
• 64K pengalamatan code (program) eksternal.
memori • Stack Pointer (SP)
• 64K pengalamatan data memori Stack Pointer merupakan sebuah
• prosesor Boolean (satu bit-satu bit) register 8 bit yangmempunyai fungsi
• 210 lokasi bit-addressable khusus sebagai penunjuk malamat
• 4 bus operasi pengalian / pembagian atau data paling atas pada operasi
Konfigurasi pin-pin pada IC 89S51 dapat dilihat penumpukkan di RAM. Stack Pointer
pada gambar berikut : erletak dialamt 81 H. Penunjuk
penumpukkan selalu berkurang dua
tiap kali data ditarik keluar dari lokasi
penumpukkan.
• Bit Carry Flag (CY)
Bit carry (bit ke-8)mempunyai dua menggunakan bahasa assembler ASM 5.1 buatan
fungsi ,yaitu: intel.
1 Carry akan menunjukkan apakah Hasil program dapat diujicoba terlebih
operasi dari penjumlahan dahulu, baik secara simulasi software ataupun
mengandung carry (sisa) atau emulasi hardware. Dengan simulasi software
apakah operasi penjumlahan maka programmer dapat melihat hasil program
mengandung borrow (kurang). melalui simulasi komputer. Sedangkan emulasi
Apabila operasi ini mengandung hardware bersifat lebih real, dimana
carry, bit ini akan diset agar menggunakan hardware emulator yang akan
bernilai satu, sedangkan jika meniru semaksimal mungkin karekteristik dari
mengandung borrow, bit ini akan hardware mikrokontroler itu sendiri. Bila hasil
diset bernilai nol. hubungan masukan – keluaran ternyata tidak
2 Carry dimanfaatkan sevbagai bit sesuai dengan yang diharapkan, maka dapat
ke-8 untuk operasi pergeseran dilakukan debugging untuk mencari letak
(shift) atau perputaran. kesalahan program. Apabila telah siap, program
• Bit Auxiliary Carry (AC) dapat ditulis kembali pada memori
Bit ini menunjukkan adanya carry mikrokontroler.
(bawaan) dari bit ke tiga menuju ke bit
keempat atau dari empat bit rendah ke 2.5 Karakteristik BCD to Seven - Segment
empat bit tinggi pda operasi Decoder
aritmatika. Bit ini jarang digunakan BCD to seven segment decoder adalah
dalam program, tetapi digunakan oleh suatu piranti elektronika yang mengubah suatu
mikrokontroler secara implisit pada nilai digit data BCD menjadi kode yang sesuai
operasi aritmatika bilangan BCD. untuk pemilihan segment-segment pada indicator
• Bit Flag (F0 ) display yang digunakan untukl menampilkan
Bit ini menunjukkan apakah hasil digit desimal pada bentuk yang dikenali. Karena
operasi bernilai nol atau tidak. Apabila diperuntukkan penampilan pada sebuah seven
hasil operasi adalah nol, bit ini diset segment display ,maka BCD to seven segment
agar bernilai satu, sedangkan apabila decoder bersifat aktif “high” dibutuhkan pada
hasil operasinya bukan nol maka bit seven segment common catode dan decoder aktif
ini akan di-reset. Bit ini juaga “low” dibutuhkan pada seven segment common
digunkan pada perbandingan dua anode. Adapun segment-segment yang
buah data. Jika kedua data bernilai ditampilkan terdapat sedikit perbedaan pada
sama maka bit ini akan diset agar beberapa jenis IC BCD to seven segment
bernilai satu, sedangkan jika kedua decoder.
dataitu berbeda maka bit ini akan di- Pada alat yang penulis buat adalah
reset agar bernilai nol. menggunakan seven segment common catode
• Bit Register Select (RS) dan menggunakan IC decoder 4511 yang
RS0 dan RS1 digunakan untuk memiliki latch. Gambar dari IC 4511 dan tabel
memilih bank register. Delapan buah kebenaran diperlihatkan pada gambar 2.3 dan
register ini merupakan register tabel 2.4
serbaguna. Lokasinya pada awal 32
byte RAM internal yang memiliki
alamat dari 00H sampai 1FH. Register
ini dapat siakses melaui simbol
assembler (R0, R1, R2, R3, R4, R5,
R6, R7)

2.4 Dasar Pemrograman AT8951


Pembuatan program mikrokontroler biasanya
melalui beberapa tahapan. Pertama adalah
membuat source programnya, dengan bahasa
pemrograman yang dikuasai. Apabila dengan
bahasa assembly maka source program kemudian
di assemble ke bahasa mesin dengan suatu
program assembler. Pada hal ini AT89S51
Gambar 2.3 konfigurasi pin-pin IC 4511 Gambar 2.4 Logic Diagram IC 4511

2.6 Karakteristik Seven-Segment Display


Tabel 2.4. tabel kebenaran decoder 4511 Untuk menampilkan bil decimal 0 – 9,
atau suatu abjad yang dihasilkan oleh decoder
,dapat menggunakan seven-segment display.
Seven-segment display tersebut terbentuk dari
led-led yang ditandai dengan huruf-huruf : a, b,
c, d, e, f, g, yang akan berpijar bila diaktifkan .
gambar dibawah ini memperlihatkan
penampangdari seven-segment display :

Gambar 2.5 Penampang seven-segment display


Berdasakan konteksnya , seven-segment
display terdiri dari dua jenis
1. Seven – segment Common Anode
2. Seven - segment Common Catode
Untuk seven-segment common anode , semua
anode dari LED terhubung ke Vcc / high, dan
katodanya terhubung ke decoder. Sedangkan
adapun logic diagram pada IC decoder 4511 common catode dari LED terhubung ke ground /
adalah sebagai berikut: low, dan anodanya terhubung ke decoder. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut :
3.1 Rangkaian Keypad 4 X 4
Rangkaian keypad yang digunakan
adalah keypad matriks 4X4 dimana untuk
mengambil data adalah dengan memiliki kolom
dan baris.
P10
P11
P12
P13

S? S? S? S?

SW- PB SW- PB SW- PB SW- PB


P14

Gambar 2.6 konfigyrasi seven segment display S? S? S? S?

SW- PB SW- PB SW- PB SW- PB


Common Anode P15

S? S? S? S?

SW- PB SW- PB SW- PB SW- PB


P16

S? S? S? S?

SW- PB SW- PB SW- PB SW- PB


P17

Gambar 3.2 Keypad 4X4

3.2 Buzzer
Buzzer akan aktif dengan cara
menimbulkan beda potensial di kedua kakinya.
Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut di
desain rangkaian sederhana yang dapat mengatur
kondisi munculnya beda potensial tersebut.
Gambar 2.7 konfigurasi seven segment Rangkaian sederhana tersebut adalah rangkaian
Common Catode transistor sederhana yang berguna sebagai switch
elektronik dengan menggunakan transistor BC
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa yang 547. Tegangan akan mengalir dan melewati
penulis gunakan pada pembuatan alat Scoring buzzer apabila transistor dalam kondisi jenuh,
Board ini adalah seven segment common catode untuk membuat kondisi seperti ini basis harus
sehingga decoder bersifat aktif “high”. berada dalam kondisi “high”. Oleh karena itu
untuk mengaktifkan buzzer
3. PERANCANGAN ALAT mikrokontoler memberikan logika “high”.
Diagram Blok Sebaliknya untuk mematikan buzzer transistor
spesifikasi yang digunakan dalam alat scoring harus berada pada kondisi cut off agar tegangan
board ini ditunjukkan pada diagram blok berikut tidak melewati buzzer maka dari itu
ini : mikrokontroler memberikan logika “0”

Power +12
Supply BUZZER

SPEAKER

TR2
P32 BC547

Keypad Mikrokontroler Decoder Display

Buzzer Gambar 3.4 Buzzer

Gambar 3.1 Diagram Blok Scoring Board


3.3 Decoder dan Display dinamakan siklus mesin. Untuk menghitung nilai
Penterjemahan kode biner ke decimal dari satu siklus mesin dapat digunakan rumusan
dilakukan oleh decoder. Decoder yang sebagai berikut :
digunakan disini adalah decoder 4511 (latch). f1 (siklus mesin)= 1 ⁄ 12 X Nilai X-tal
Dimana angka – angka decimal dalam hal ini 0 – = 1 ⁄ 12 X 11,0592 MHz
9 diwakili oleh 4 code BCD , keluaran 4511 = 0,9216 MHz
adalah aktif “high” sehingga display seven- pada gambar 3.5 menunjukkan rangkaian X – tal.
segment yang digunakan berkonfigurasi common
catode. Untuk mengontrol data digunakan 1 port
(8 bit) yang dibagi menjadi dua yaitu 4 bit-4bit. C9
X1
Display seven-segment yang digunakan
pada alat ini sebanyak 13 buah. Untuk Y1
11.0592
30pF
C10
mengaktifasi pengancingan (latching) digunakan X2
port lainnya. Secara teoritis untuk menyalakan 30pF
13 buah seven-segment tersebut berarti Gambar 3.6 Rangkaian X-tal
dibutuhkan 13 port sedangkan, bila
menggunakan decoder dibutuhkan 6 port. Sebagai sumber clock digunakan clock
Namun bila menggunakan fungsi pengancingan internal, hal ini dilakukan agar lebih efisien
yang tersedia pada IC 4511 maka hanya karena hanya cukup menambahkan sedikit
dibutuhkan 2 buah kendali yaitu kendali data dan komponen eksternal yaitu kristal dan dua buah
kendali pengaktifan pengancingan dengan kapasitor. Kristal yang digunakan adalah
pengaturan timing yang tepat. Pada gambar 3.4 11,0592 MHz, sementara itu kapasitor yang
menunjukkan gambar rangkaian decoder dan digunakan (C10 dan C11) bernilai 30 pF yang
display yang digunakan pada alat scoring board berfungsi untuk menjaga clock agar lebih stabil.
ini.
2, Rangkaian reset
IC1 IC8
P00 7 13 A1 P04 7 13 A8
A A A A
P01 1 12 B1 P05 1 12 B8

Rangkaian reset adalah fasilitas yang


B B B B
P02 2 11 C1 P06 2 11 C8
C C C C
P03 6 10 D1 P07 6 10 D8 DS1 DS8
D D D D
9 E1 9 E8 A1 1 a DPY A8 1 a DPY
E E
3 15 F1 3 15 F8 B1 2 b a B8 2 b a
LT F LT F

diberikan arsitektur
4 14 G1 4 14 G8 C1 3 c f b C8 3 c f b
BI G BI G g g
P20 5 P23 5 D1 4 d D8 4 d
LE LE
E1 5 e e c E8 5 e e c
4511 4511 F1 6 f d F8 6 f d
IC2 IC9 G1 7 g [LEDgn] G8 7 g [LEDgn]
P04 7 13 A2 P00 7 13 A9
A A A A
P05 1 12 B2 P01 1 12 B9 DPY_7-SEG DPY_7-SEG

mikrokontroler untuk mengembalikan


B B B B
P06 2 11 C2 P02 2 11 C9 DS2 DS9
C C C C
P07 6 10 D2 P03 6 10 D9 A2 1 a DPY A9 1 a DPY
D D D D
9 E2 9 E9 B2 2 b a B9 2 b a
E E
3 15 F2 3 15 F9 C2 3 c f b C9 3 c f b
LT F LT F

jalannya program bila ada gangguan atau


4 14 G2 4 14 G9 D2 4 d g D9 4 d g
BI G BI G
P20 5 P24 5 E2 5 e e c E9 5 e e c
LE LE
F2 6 f d F9 6 f d
4511 4511 G2 7 g [LEDgn] G9 7 g [LEDgn]
IC3 IC10
P00
P01
P02
P03
7
1
2
6
A
B
C
A
B
C
13
12
11
10
A3
B3
C3
D3
P04
P05
P06
P07
7
1
2
6
A
B
C
A
B
C
13
12
11
10
A10
B10
C10
D10
A3
B3
1
2
DPY_7-SEG
DS3
a
b
DPY
a
A10
B10
1
2
DPY_7-SEG
DS10
a
b
DPY
a
kesalahan akan kembali ke menu awal.
Rangkaian ini berkonfigurasi aktif “high”.
D D D D
9 E3 9 E10 C3 3 c f b C10 3 c f b
E E g g
3 15 F3 3 15 F10 D3 4 d D10 4 d
LT F LT F
4 14 G3 4 14 G10 E3 5 e e c E10 5 e e c
BI G BI G
P21 5 P24 5 F3 6 f d F10 6 f d
LE LE

Berikut ini adalah gambar rangkaian reset


G3 7 g [LEDgn] G10 7 g [LEDgn]
4511 4511
IC4 IC11 DPY_7-SEG DPY_7-SEG
P04 7 13 A4 P00 7 13 A11 DS4 DS11
A A A A
P05 1 12 B4 P01 1 12 B11 A4 1 a DPY A11 1 a DPY
B B B B
P06 2 11 C4 P02 2 11 C11 B4 2 b a B11 2 b a
C C C C
P07 6 10 D4 P03 6 10 D11 C4 3 c f C11 3 c f

VCC
D D D D b b
9 E4 9 E11 D4 4 d g D11 4 d g
E E
3 15 F4 3 15 F11 E4 5 e e c E11 5 e e c
LT F LT F
4 14 G4 4 14 G11 F4 6 f d F11 6 f d
BI G BI G
P21 5 P25 5 G4 7 g [LEDgn] G11 7 g [LEDgn]
LE LE
4511 4511 DPY_7-SEG DPY_7-SEG

C11
IC5 IC12 DS5 DS12
P00 7 13 A5 P04 7 13 A12 A5 1 a DPY A12 1 a DPY
A A A A
P01 1 12 B5 P05 1 12 B12 B5 2 b a B12 2 b a
B B B B
P02 2 11 C5 P06 2 11 C12 C5 3 c f C12 3 c f

R1 +
C C C C b b
P03 6 10 D5 P07 6 10 D12 D5 4 d g D12 4 d g
D D D D
9 E5 9 E12 E5 5 e e c E12 5 e e c
E E
3 15 F5 3 15 F12 F5 6 f d F12 6 f d
LT F LT F

100
4 14 G5 4 14 G12 G5 7 g [LEDgn] G12 7 g [LEDgn]
BI G BI G
P22 5 P25 5
LE LE
DPY_7-SEG DPY_7-SEG

10uF
4511 4511 DS6 DS13
IC6 IC13 A6 1 a DPY A13 1 a DPY
P04 7 13 A6 P00 7 13 A13 B6 2 b a B13 2 b a
A A A A
P05 1 12 B6 P01 1 12 B13 C6 3 c f b C13 3 c f b
B B B B g g
P06 2 11 C6 P02 2 11 C13 D6 4 d D13 4 d
C C C C
P07 6 10 D6 P03 6 10 D13 E6 5 e e c E13 5 e e c
D D D D
9 E6 9 E13 F6 6 f d F13 6 f d
E E

SW1
3 15 F6 3 15 F13 G6 7 g [LEDgn] G13 7 g [LEDgn]
LT F LT F
4 14 G6 4 14 G13
BI G BI G
P22 5 P26 5 DPY_7-SEG DPY_7-SEG
LE LE
DS7

P00 7
4511
IC7
13 A7
4511 A7
B7
C7
1
2
3
a
b
c f
DPY
a
b
RST
RST
A A g
P01 1 12 B7 D7 4 d
B B
P02 2 11 C7 E7 5 e e c
C C
P03 6 10 D7 F7 6 f d
D D
9 E7 G7 7 g [LEDgn]
E
3 15 F7
LT F
4 14 G7 DPY_7-SEG
P23 5
BI
LE
4511
G
R2

Gambar 3.5 Decoder dan Display 8K2


Gambar 3.7. Rangkaian Reset
3.4 Minimum System Mikrokontroler
AT89S51
Minimum system adalah syarat minimal Pada C1 (10 uF) dan R1(100 Ω)
agar mikrokontroler berfungsi sebagai mana membentuk rangkaian power on reset, dimana
mestinya. Untuk itu dibutuhkan dua unsur rangkaian ini pada saat pertama kali supply
penunjang utama adalah sebagai berikut : tegangan dihidupkan akan me-reset rangkaian
mikrokontroller, sehingga program dipastikan
1.
Rangkaian X- tal akan bekerja dari awal. Prinsip kerja dari power
Rangkaian kristal berguna untuk on reset adalah proses pengisian kapasitor (C1)
menentukan kecepatan eksekusi program yang yang ditunda oleh sebuah resistor (R1), sehingga
saat pengisian kapasitor akan terjadi proses memiliki tegangan lebih besar daripada 3.5 V
keadaan dari tegangan rendah (low) ke tegangan adalah waktu reset bagi mikrokontroller.
tinggi (high). Keadaan inilah yang akan me-reset
rangkaian mikrokontroler. Lamanya kapasitor

VCC RP1
P1 IC1 P0
P10 P10 P00 P00 1 P00
1 1 39 2 1
P4 VCC P11 P11 P1.0 P0.0 P01 P01 P01
2 2 38 3 2
P12 P12 P1.1 P0.1 P02 P02 P02
1 3 3 37 4 3
P13 P13 P1.2 P0.2 P03 P03 P03
2 4 36 5 4
P15 4 P14 P14 P1.3 P0.3 P04 P04 P04
3 5 35 6 5
P16 5 P15 P15 P1.4 P0.4 P05 P05 P05
4 6 34 7 6
P17 6 P16 P16 P1.5 P0.5 P06 P06 P06
5 7 33 8 7
RST 7 P17 P17 P1.6 P0.6 P07 P07 P07
6 8 32 9 8
8 P1.7 P0.7
9 9
ISP 1K 10
10
P2
PORT1 VCC P30 10 21 P20 P20 VCC PORT0
P3.0/RXD P2.0 1
P31 11 22 P21 P21
P3.1/TXD P2.1 2
P3 P32 12 23 P22 P22
P3.2/INT0 P2.2 3
P30 P33 13 24 P23 P23
1 P3.3/INT1 P2.3 4
P31 P34 14 25 P24 P24
2 P3.4/T0 P2.4 5
P32 P35 15 26 P25 P25
3 P3.5/T1 P2.5 6
P33 P36 16 27 P26 P26
4 P3.6/WR P2.6 7
P34 P37 17 28 P27 P27
5 P3.7/RD P2.7 8
P35
6 9
P36 VCC
7 10
P37 X1 19 31
8 X2 X1 EA/VP VCC PORT2
9 18
X2
10
30
VCC RST ALE/P
PORT3 9 29
RESET PSEN
AT89S51

VCC

C3
C1 R1 +
X1 100
10uF
Y1 30pF
11.0592 C2 SW1
X2 RST
RST
30pF
R2
8K2

Gambar 3.9 Rangkaian Minimum System Mikrokontroler AT89S51

3.5 Catu Daya D3 1


Vin
LM7805CT U1
+5V
3
VCC

Rangkaian catu daya atau power supply TRAFO0 + + +

GND
3 C4 C5 C6 C7 C8
2

berfungsi untuk memberikan catuan arus dan D4 1000uF 470uF 47uF 100nF 100nF
1
2
VCC

tegangan kepada rangkaian-rangkaian yang D1

membutuhkan supply daya. Setiap alat-alat TRAFO1


TR1
2N3055
+5V

listrik atau alat-alat elektronik membutuhkan 3


2
1
1
LM7805CT
Vin
U2
+5V
3
1

catu daya agar dapat beroperasi dengan baik.


C3 J13
2
GND

POWER +5V C1 2200uF/25V


4700uF/25V OUT POWER
C2
Sumber catu daya tersebut dapat diambil dari
D2
100uF/25V
2

catuan PLN atau baterai. Alat-alat elektronik


yang mengambil catuan dari sumber PLN Gambar 3.10 Rangkaian Catu Daya (Power
membutuhkan suatu rangkaian adaptor yang Supply)
dapat mengubah catuan arus bolak-balik menjadi
catuan arus searah (AC – DC). Berikut ini adalah Dioda yang ada pada rangkaian sebagai
gambar rangkaian yang digunakan pada alat penyearah arus bolak balik menjadi arus searah
scoring board ini. (AC-DC) karena sistem yang digunakan pada
alat menggunakan sistem jala-jala. Setelah itu
tagangan akan masuk ke capasitor C1 untuk
pengurangan riak yang berasal dari tegangan AC
yang disearahkan dengan secara paksa.
Pada catu daya tersebut terdapat
Voltage Regulator yang berfungsi untuk
meregulasi tegangan input menjadi nilai
tegangan yang sesuai dengan yang diinginkan
dengan kata lain meregulasi tegangan yang
masuk kedalam sistem. Dalam hal ini komponen
yang digunakan ialah LM 7805CT, dimana
LM7805CT ini merupakan regulator tegangan Step Down : V1<V2
(voltage regulator) positif dimana keluaran pada
komponen ini adalah +5 Volt dan toleransi Pada catu daya ini trafo yang digunakan adalah
tegangan adalah +4 persen, arus beban trafo Step Down. Transformator stepdown
maksimum adalah 1 A dan juga mempunyai berfungsi untuk mengubah tegangan tinggi 220
peghilang riak 80 dB, yang berarti akan Vac yang berasal dari PLN menjadi tegangan
mengurangi riak masukkan dengan faktor 10.000 yang lebih rendah sesuai dengan kebutuhan
dB, hal ini adalah merupakan keuntungan dalam beban yaitu 9 Volt(AC) Pada gambar berikut
menggunakan IC regulator tegangan itu sendiri menunjukkan gambar trafo dan penyearah agar
sehingga kita hanya memerlukan tapis kapasitor menghasilkan keluaran yang lebih rata.
masukkan yang akan mengurangi riak puncak ke Pada catu daya ini trafo yang digunakan adalah
puncak sebesar 10 persen dari tegangan tidak trafo Step Down. Transformator stepdown
teregulasi yang keluar dari catu daya. Dengan berfungsi untuk mengubah tegangan tinggi 220
resistansi keluaran kira kira 0,01Ω.regulator ini Vac yang berasal dari PLN menjadi tegangan
mempunyai tegangan dropout 2 sampai 3 V, hal yang lebih rendah sesuai dengan kebutuhan
ini berarti tegangan masukkan harus 2 sampai 3 beban yaitu 9 Volt(AC) Pada gambar berikut
V lebih besar daripada tegangan keluaran. Jika menunjukkan gambar trafo dan penyearah agar
tidak maka akan kegagalan regulasi. Dan pada menghasilkan keluaran yang lebih rat
LM7805 ini akan meregulasi lebih dari kisaran Pada rangkaian tersebut juga teradapat transistor
masukkan kira-kira 8 sampai 20 V yang berfungsi sebagai Booster Arus. Booster
Transformator adalah alat untuk arus adalah sebuah alat yang berfungsi
mengubah tegangan listrik bolak-balik. Prinsip memperoleh arus beban lebih. Idenya sama
kerjanya berdasarkan pemindahan daya/energi dengan pada waktu kita menaikkan arus keluaran
listrik dari kumparan primer ke kumparan pada penguat operasional (OP-AMP)
sekunder dengan cara induksi. Pada gambar 3.12 akan terlihat
rangkaian scoring board ini secara keseluruhan
Trafo umum : V2/N2 = V1/N1
Trafo :
Step Up : V2 > V1
VCC RP1 IC1 IC8
IC14 P00 7 13 A1 P04 7 13 A8
1 A A A A
P10 1 39 P00 P00 P01 1 12 B1 P05 1 12 B8
P1.0 P0.0 2 B B B B
P4 VCC P11 2 38 P01 P01 P02 2 11 C1 P06 2 11 C8
P1.1 P0.1 3 C C C C
P12 3 37 P02 P02 P03 6 10 D1 P07 6 10 D8 DS1 DS8
1 P1.2 P0.2 4 D D D D
P13 4 36 P03 P03 9 E1 9 E8 A1 1 a DPY A8 1 a DPY
2 P1.3 P0.3 5 E E
P15 P14 5 35 P04 P04 3 15 F1 3 15 F8 B1 2 b a B8 2 b a
3 P1.4 P0.4 6 LT F LT F
P16 P15 6 34 P05 P05 4 14 G1 4 14 G8 C1 3 c f b C8 3 c f b
4 P1.5 P0.5 7 BI G BI G g g
P17 P16 7 33 P06 P06 P20 5 P23 5 D1 4 d D8 4 d
5 P1.6 P0.6 8 LE LE
RST P17 8 32 P07 P07 E1 5 e e c E8 5 e e c
6 P1.7 P0.7 9 4511 4511 6 d 6 d
F1 f F8 f
ISP 1K IC2 IC9 G1 7 g [LEDgn] G8 7 g [LEDgn]
P3 P04 7 13 A2 P00 7 13 A9
A A A A DPY_7-SEG
P10 P30 10 21 P20 P30 P05 1 12 B2 P01 1 12 B9 DPY_7-SEG
P3.0/RXD P2.0 1 B B B B
P11 P31 11 22 P21 P31 P06 2 11 C2 P02 2 11 C9 DS2 DS9
P3.1/TXD P2.1 2 C C C C
P12 P32 12 23 P22 P32 P07 6 10 D2 P03 6 10 D9 A2 1 a DPY A9 1 a DPY
P3.2/INT0 P2.2 3 D D D D
P13 P33 13 24 P23 P33 9 E2 9 E9 B2 2 b a B9 2 b a
P3.3/INT1 P2.3 4 E E 3
P34 14 25 P24 P34 3 15 F2 3 15 F9 C2 3 c f b C9 c f b
P3.4/T0 P2.4 5 LT F LT F g g
S? S? S? S? P35 15 26 P25 P35 4 14 G2 4 14 G9 D2 4 d D9 4 d
P3.5/T1 P2.5 6 BI G BI G
P36 16 27 P26 P36 P20 5 P24 5 E2 5 e e c E9 5 e e c
P3.6/WR P2.6 7 LE LE 6 d
SW-PB SW-PB SW-PB SW-PB P37 17 28 P27 P37 F2 6 f d F9 f
P3.7/RD P2.7 8 4511 4511 7 7
P14 9 G2 g [LEDgn] G9 g [LEDgn]
VCC IC3 IC10
10 7 13 7 13 DPY_7-SEG DPY_7-SEG
S? S? S? S? X1 19 31 P00 A A A3 P04 A A A10
X1 EA/VP 1 12 1 12 DS3 DS10
X2 18 VCC PORT3 P01 B B B3 P05 B B B10
X2 2 11 2 11 1 DPY 1 DPY
SW-PB SW-PB SW-PB SW-PB P02 C C C3 P06 C C C10 A3 a A10 a
P15 30 P03 6 10 D3 P07 6 10 D10 B3 2 b a B10 2 b a
ALE/P D D D D 3
RST 9 29 9 E3 9 E10 C3 3 c f b C10 c f b
RESET PSEN E E g 4 g
S? S? S? S? 3 15 F3 3 15 F10 D3 4 d D10 d
LT F LT F 5
AT89S51 +5v 4 14 G3 4 14 G10 E3 5 e e c E10 e e c
BI G BI G 6 d
SW-PB SW-PB SW-PB SW-PB P21 5 P24 5 F3 6 f d F10 f
LE LE 7
P16 VCC BUZZER G3 7 g [LEDgn] G10 g [LEDgn]
4511 4511
S? S? S? S? C12 IC4 IC11 DPY_7-SEG DPY_7-SEG
C10 R1 + P04 7 13 A4 P00 7 13 A11 DS4 DS11
A A A A 1 1
SW-PB SW-PB SW-PB SW-PB X1 100 SPEAKER P05 1 12 B4 P01 1 12 B11 A4 a DPY A11 a DPY
B B B B 2 a 2 a
P17 10uF P06 2 11 C4 P02 2 11 C11 B4 b B11 b
C C C C 3 3
Y1 30pF P07 6 10 D4 P03 6 10 D11 C4 c f b C11 c f b
D D D D 4 g 4 g
11.0592 C11 SW1 TR2 9 E4 9 E11 D4 d D11 d
E E 5 5
X2 RST P32 BC547 3 15 F4 3 15 F11 E4 e e c E11 e e c
LT F LT F 6 d 6 d
RST 4 14 G4 4 14 G11 F4 f F11 f
BI G BI G 7 7
30pF P21 5 P25 5 G4 g [LEDgn] G11 g [LEDgn]
LE LE
R2
4511 4511 DPY_7-SEG DPY_7-SEG
8K2 DS5 DS12
IC5 IC12
7 13 7 13 a DPY 1 a DPY
P00 A A A5 P04 A A A12 A5 1 A12
1 12 1 12 b a 2 b a
P01 B B B5 P05 B B B12 B5 2 B12
2 11 2 11 c f 3 c f b
P02 C C C5 P06 C C C12 C5 3 b C12 g
6 10 6 10 d g 4 d
LM7805CT U1 P03 D D D5 P07 D D D12 D5 4 D12
9 9 e e 5 e e c
D3 1 3 E E5 E E12 E5 5 c E12
Vin +5V VCC 3 15 3 15 d 6 f d
LT F F5 LT F F12 F5 6 f F12
4 14 4 14 g [LEDgn] 7 g [LEDgn]
TRAFO0 + + + BI G G5 BI G G12 G5 7 G12
P22 5 P25 5
LE LE

GND
3 C4 C5 C6 C7 C8 DPY_7-SEG DPY_7-SEG
2 1000uF 470uF 47uF 100nF 100nF 4511 4511 DS6 DS13
D4 1
1 IC6 IC13 1 a DPY a DPY

2
A6 A13
7 13 7 13 2 b a 2 b a
VCC P04 A A A6 P00 A A A13 B6 B13
1 12 1 12 3 c f 3 c f b
P05 B B B6 P01 B B B13 C6 b C13 g
2 11 2 11 4 d g 4 d
P06 C C C6 P02 C C C13 D6 D13 5
6 10 6 10 5 e e c e e c
P07 D D D6 P03 D D D13 E6 E13 6 d
9 9 6 f d f
D1 E E6 E E13 F6 F13 7
+5V 3 15 3 15 7 g [LEDgn] g [LEDgn]
LT F F6 LT F F13 G6 G13
TR1 4 14 G6 4 14 G13
BI G BI G DPY_7-SEG DPY_7-SEG
TRAFO1 2N3055 P22 5 P26 5
LE LE DS7
LM7805CT U2 1
3 4511 4511 a DPY
1 3 A7
2 Vin +5V IC7 2 b a
B7
1 1 7 13 3 c f b
C3 J13 P00 A A A7 C7 g
2 1 12 4 d
POWER +5V C1 2200uF/25V P01 B B B7 D7

GND
2 11 5 e e c
4700uF/25V OUT POWER P02 C C C7
6 10
E7 6
f d
D2 C2 P03 D D D7 F7 7
100uF/25V 9 g [LEDgn]

2
E E7 G7
3 15 F7
LT F DPY_7-SEG
4 14 G7
BI G
P23 5
LE
4511
1. PERANCANGAN ALAT
Pada bab ini akan diperlihatkan hasil
dari pengujian alat.yaitu sebagai berikut:
4.2.1 Catu Daya
-Analisa Rangkaian Regulator dengan Booster Arus
dan tanpa booster arus
Tabel 4.1 Pengukuran Rangkaian Regulator

Titik A/D Terukur Titik B/E Terukur Titik C/F Terukur Keterangan
(Trafo) (IC7805) (Output))
Pengukuran
9 Volt 10,88 Volt 5 Volt 4,9 Volt 5Volt 4,98Volt menggunakan
6 volt 8,35 Volt 5 Volt 4,95 Volt 5 Volt 4,98 Volt multitester
digital

Dari hasil pengamatan maka didapat :


Tabel 4.2 Pengujian Keypad
Pada pengukuran pada trafo stepdown dimana
tegangan 220 V(AC) diturunkan melalui trafo Saat Saat tidak
menjadi 9 V(AC) dan 6 V(AC) namun pada ditekan ditekan(Volt)
pengukuran ialah 10,88 V(AC) dan 8,48 V(AC) (Volt)
ini dikarenakan trafo yang digunakan tidak 0,01 4,8
murni sehingga dalam pengukuran tidak akan
pernah tepat 9 V atau 6 Volt(AC) namun angka 4.2.3 Buzzer
tersebut masih dalam toleransi yang disarankan Buzzer berfungsi sebagai alarm dalam
1. Teori perumusan tegangan puncak rangkaian ini. Buzzer akan menyala bila ada
adalah sebagai berikut: beda potensial yang ada pada transistor yang
berfungsi sebagai switch elektronik. Berikut ini
Vreff = 0,707 X Vpuncak adalah pengukuran yang dilakukan terhadap
Vpuncak = 9 Volt / 0,707 rangkaian buzzer.
= 12,72 Volt
Sedangkan pada yang tidak Tabel 4.3 Pengukuran Rangkaian
menggunakan booster tegangan puncaknya Buzzer
adalah sebagai berikut : Saat bunyi(Volt) Saat diam(Volt)
Vreff = 0,707 X Vpuncak 4,08 0,01
Vpuncak = 6 Volt / 0,707 Hal ini membuktikan bahwa rangkaian buzzer
= 8,48Volt menyala (bunyi) dikarenakan mikrokontroler
memberikan logika “high” sedangkan bila dalam
keadaan diam (mati) maka transistor dalam
2. Pengukuran output atau tegangan keadaan cut off.
keluaran dari catu daya menunjukkan bahwa catu
daya yang dibuat bekerja dengan baik sehingga 5. PENUTUP
dapat digunakan untuk menyuplai tegangan pada
sistem rangkaian. Dimana pengukuran yang A. Kesimpulan
didapat adalah 4,98 Volt (DC) • Setelah dilakukan pengujian alat
dengan pengukuran ternyata alat
4.2.2 Keypad bekerja dengan baik sesuai rancangan
Pengukuran pada keypad dilakukan yang dibuat.
agar dapat mengetahui apakah keypad bekerja • Pada saat nilai diinput ternyata data
dengan baik. berikut ini adalah pada kypad saat yang ditampilkan sesuai dengan yang
ditekan dan tidak ditekan. diinginkan.
B Saran
• Pada alat scoring board ini
sebaiknya memiliki dua operator
sehingga kecurangan dalam pencatatan penambahan mikrokontroler
nilai pencapaian dapat di minimalisasi dikarenakan port yang tersedia kurang.
• Digunakan penampil yang lebih Pada program dengan menggunakan
besar sehingga terlihat jelas. Dengan assembler 5.1 direkayasa sehingga input
menggunakan relay atau optocoupler. daftar top scorer dapat disetting dan
• Menampilkan top scorer dengan dengan membandingkan (compare)
menggunakan seven segment dengan masukkan tersebut sehingga
alphanumerik untuk menampilkan nama display akan menampilkan pemain yang
atau dengan menggunakan LCD. memiliki nilai tertinggi
Namun untuk menginput dibutuhkan
keypad yang lain dan tentunya ada

DAFTAR PUSTAKA

1. John wiley & Sons,Inc “Selected Semiconductor Circuits Handbook Printed in The Vaited State
Of America, 1961.

2. Malvino A.P,”Prinsip- Prinsip Elektronik” Erlangga,Jakarta.

3. Samuel C.Lee,”Rangkaian Digital dan Rancangan Logika”, Erlangga,Jakarta,1994.

4. Widodo Budiarto,”Interfacing Komputer dan Mikrokontroler”, PT Elex Media


Komputindo,Jakarta,2004.

5. Paulus Andi Nalwan,”Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler


AT89C51”, PT. Elex Media Komputindo,Jakarta,2003.

6. Buku Panduan Praktikum Elektronika Digital,2004

7. WWW.Design-NET.com//2005

8. www.firchildsemi.com//2006

9. http: www.atmel.com/,”atmel corporation”,Atmel 13 February 2006

Anda mungkin juga menyukai