emudahan untuk menguap. pada mesin. Beberapa angka oktan untuk bahan bakar:
Kryogenik: Pencairan gas/perubahan wujud gas menjadi cair 87 → Bensin standar di Amerika Serikat
Nim : 3335150010
dengan pendinginan dibawah 0 C. 88 → Bensin tanpa timbal Premium
Resume PIP Coal Hiquefaction atau pyrolisis: Cara untuk mencairkan 91 → Bensin standar di Eropa, Pertamax
batu bara dengan temperature tinggi diatas 900 C. 92 → Bensin standar di Taiwan
Skala Prioritas Gugus Fungsional Senyawa Hidrokarbon Jalur Minyak Bumi : Olefinik, Parafinik, Armatik, dan Gas 92 → Pertamax
dari terendah himgga terbesar sintesis. 95 → Pertamax Plus
NO2 = -X = -OR = fenil < C-C < C rangkap 3C < C=C < - Perbedaan gas alam dan gas sintetik 90 → Pertalite
NH2 < -OH < -CO< -CHO < -COOR < -COOH. Gas alam merupakan campuran gas hidrokarbon jenuh Semakin tinggi nilai oktannya, maka semakin tahan
Komposisi batu bara (CnH2n+2) yang ditemukan dibawah permukaan bumi. Gas terhadap knocking. Selain itu, BBM lebih lambat terbakar,
Batu bara mengandung unsur utama yang terdiri dari unsur alam dapat ditemukan bersama-sama dengan minyak bumi sehingga tidak meninggalkan residu pada mesin yang bisa
C,H,O,N,S,P. 2 jenis material yang membentuk batu bara: (non associated gas). Komponen gas alam adalah CH4 dan mengganggu kinerjanya. Bahan bakar beroktan tinggi cocok
a. Combustible Material yaitu bahan atau mineral yang dapat C2H6. Sedangkan gas sintetik adalah gas hasil dari proses digunakan dengan kendaraan yang menggunakan kompresi
dioksidasi oleh O2, yaitu karbon padat (Fixed carbon), pengolahan kimia yang memiliki komonen gas CO2 dan H2. tinggi.
senyawa hidrokarbon, total sulfur, senyawa hydrogen. Isomer : Senyawa kimia yang memiliki rumus molekul yang Cetane Number : Nilai setana adalah nilai pengapian dari
b. Non Combustible Material yaitu bahan atau mineral yang sama, yang berarti bahwa mereka terdiri dari jumlah yang bahan bakar Diesel yang merepresentasikan persentasi dari
tidak dapat dioksidasi oleh O2, yaitu senyawa anorganik sama dari jenis atom yang sama, tetapi memiliki struktur atau volume setana dalam campuran methylnaphthalene. Nomor
(SiO2, Al2O3, Fe2O3) yang akan membentuk abu dalam batu pengaturan yang berbeda dalam ruang. setana adalah ukuran yang menujukkan kualitas dari bahan
bara. bakar mesin Diesel. Semakin tinggi angka setana, maka ia
Peralatan Utama Kilang Minyak Bumi akan lebih mudah terbakar dalam kompresi. Solar punya CN
a. Pompa digunakan untuk memindahkan fluida dari dalam sebesar 48, sementara Dexlite dan Pertamina Dex masing-
tangki penampungan bahan baku menuju kolom distilasi. masing ada di angka 51 dan 53.
b. Heat Exchanger digunakan untuk memanaskan minyak Mono etanol Amina adalah senyawa organik dari golongan
mentah yang akan dimasukkan ke dalam kolom destilasi serta amina primer, sekaligus merupakan golongan alkohol primer.
untuk mendinginkan fraksi yang keluar dari kolom. Monomer adalah bahan penyusun polimer. Mereka dapat Tidak seperti senyawa amina lainnya, etanolamina lebih
c. Desalter,digunakan untuk menghilangkan kadar garam yang sederhana atau molekul kompleks dengan ikatan rangkap bersifat basa meskipun lemah.
terkandung di dalam kandungan minyak bumi. atau gugus fungsional lain seperti -OH, -NH2, -COOH, dll Rumus: C2H7NO
d. Furnace, pemanasan minyak mentah yang mengalir di dalam ikatan Massa molar: 61,08 g/mol
pipa sebelum dimasukkan ke dalam kolom destilasi. Panas rangkap
yang digunakan berasal dari hasil pembakaran fuel oil tak jenuh
maupun gas denga suhu sekitar 350 C. atau gugus
e. Kolom Destilasi, berfungsi sebagai tempat terjadinya MDEA (Methyl diethanolamine)
fungsional
penguapan molekul-molekul minyak bumi dan kemudian Rumus: CH3N(C2H4OH)2
yang
dipisahkan ke dalam fraksi-fraksi tertentu sesuai titik Massa molar: 119,163 g/mol.
diperlukan
didihnya. dalam
f. Kolom Stripper, berfungsi untuk mengeluarkan fraksi yang proses
lebih ringan dari dalam fraksi yang lebih berat. Nafta : Fraksi cairan atas yang didapatkan dari unit
g. Condensor, digunakan untuk mencairkan fraksi gas yang polimerisasi. distilasi atmosferik. Rentang pendidihan nafta straight-
merupakan hasil dari kolom destilasi. Senyawa polimer:enyawa makromolekul yaitu suatu run ringan (LSR= light straight-run naphtha) adalah 35-
h. Cooler, digunakan untuk mendinginkan. senyawa yang memiliki struktur molekul yang besar. 90 C, sedangkan naphtha straight-run berat (HSR=
i. Separator, untuk memisahkan dua zat yang tidak dapat Senyawa polimer terbentuk dari penggabungan molekul- Heavy Straight-run Naphtha) adalah 80-200 C.
melarut, misalnya air dan minyak atau gas. molekul yang kecil dan saling berikatan membentuk senyawa Cumene
j. Perpipaan, berfungsi untuk tempat mengalirnya suatu fluida makro molekul.
dari suatu tempat ke tempat lain. Oktan Number: angka yang menunjukkan tingkat ketukan
k. Instrument, berfungsi untuk menjaga kestabilan dan
(knocking) yang ditimbulkan bensin terhadap mesin saat terjadi
memantau suatu proses. Rumus: C9H12
Kandungan Hidrokarbon Naphta pembakaran. Knocking dapat mempercepat kerusakan
Cumene Hydroperokside
Naphta mengandung n-Alkana (C5-H13), alkilsikloheksana komponen
(C7-C11), alkilbenzena (C7-C9), naphtalena.
-X Haloalkana (alkil halida)
-SR Alkiltio- -
-CI Kloro- -
-NO2 Nitro- -
Kesimpulan:
Peralatan Utama Pembuatan Polystirene Proses Silver Catalyst
a. Mixer : Tempat mencampurkan stirena monomer dengan etil Proses ini menggunakan katalis perak. Katalis ini mempunyai
benzene umur sekitar 8-12 bulan. Reaksi terjadi pada tekanan atmosfer dan
b. Reaktor : Mereaksikan stirena monomer, etil benzena dengan suhu yang tinggi yaitu 600-650C.
benzoil peroksida Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
c. Flash Drum : Memisahkan uap stirena monomer dan etilen
benzena dari produk
d. Extruder : Membentuk polistirena menjadi pellet dengan
panjang 1/8 in dan diameter 1/8 in
Peralatan Utama Pembuatan Urea formaldehid
a. Reaktor Urea Formaldehid: Reaksi pembuatan intermediate.
b. Water Bath: untuk menciptakan temperatur lingkungan
reaktor yang tetap.
Produksi bersih bertujuan untuk mengurangi dampak minyak. 2) Mengalami penurunan hasil perikanan setiap bulannya
lingkungan selama daur hidup produk, mulai dari pengambilan akibat dicemari oleh minyak buangan yang mempengaruhi
bahan baku sampai ke pembuangan akhir setelah produk tersebut kondisi air laut dengan jumlah ppm yang sangat tinggi. Hasil
tidak digunakan. penelitian mengatakan bahwa batas toleransi minyak pada air laut
Prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih berada antara 0,001-0,01 ppm. 3) Minyak menyebabkan
dalam Kebijakan Nasional Produksi Bersih dituangkan dalam 5R munculnya gangguan kesehatan serius. Mengebor untuk
(Re-think, Re-use, Reduction, Recovery and Recycle). mendapatkan minyak, memprosesnya, dan membakar minyak
Elimination adalah upaya pencegahan timbulan limbah sebagai bahan bakar, semua kegiatan ini akan mendatangkan
mulai dari bahan baku, proses produksi-jadi produk. masalah-masalah kesehatan serius (gangguan reproduksi,
Re-think adalah suatu konsep pemikiaran, perubahan dalam kanker,dll). 4) Dampak bagi laut : rusaknya estetika pantai,
pola produksi dan konsumsi berlaku baik pada proses kerusakan biologis, pertumbuhan fitoplankton laut, penurunan
maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami populasi alga dan protozoa. 5) limbah solvent acidity adalah
betul analisis daur hidup produk limbah kimia cair yang berasal dari proses pemeriksaan keasaman
Reduce adalah mengurangi timbulan limbah pada yang dapat menyebabkan iritasi, muntah, diare, penyakit kornis,
sumbernya. dll).
Reuse adalah upaya yang memungkinkan suatu limbah dapat Pengolahan minyak bumi. Pengolahan secara fisika,
digunakan kembali tanpa perlakuan fisika, kimia atau biologi. melokalisasi tumpahan minyak dengan oil booms, lalu ditransfer
Recycle adalah mendaur ulang limbah untuk memanfaatkan oil skimmers ke reservoir. Pengolahan secara kimia,
limbah dengan memrosesnya kembali ke proses semula menimbulkan pencemar baru. Pengolahan secara biologi
melalui perlakuakn fisika, kimia dan biologi. (bioremediasi), memanfaatkan mikrooirganisme untuk
Recovery adalah upaya mengambil bahan bahan yang masih menurunkan konsentrasi racun bahan pencemar.
mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu limbah, kemudian Teknik penanggulangan tumpahan minyak : in-
dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau tanpa situ burning, pembakaran minyak pada permukaan laut yang
perlakuakn fisika, kimia dan biologi. akan mengatasi kesulitan pemompaan minyak di permukaan laut.
Sifat Fisika Minyak Bumi Melokalisir tumpahan dengan booms dan pemindahan minyak
- Semakin dalam dan tua umurnya maka berat jenis minyak kedalam wadah menggunakan skimmer. Bioremedasi yaitu
bumi semakin kecil berkisar antara 0,84 sampai 0,89. mendaur ulang seluruh material organic. Banteri pengurai spesifik
Konsep produksi bersih atau green industry. - Viskositas adalah daya hambatan suatu cairan bila kedalam diisolasi dengan menebarkannya didaerah yang terkontaminasi.
Produksi Bersih merupakan tindakan efisiensi cairan tersebut dimasukkan suatu materi atau benda yang Dan mempercepat penurunan polutan. Penggunaan sorbent,
pemakaian bahan baku, air dan energi, dan pencegahan diputar. Semakin kecil berat 𝜌, semakin besar T dan P menyisihkan minyak dengan adsorpsi-absorpsi. Dispersan
pencemaran, dengan sasaran peningkatan produktivitas dan semakin kecil 𝜇 nya. kimiawi: teknik memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil
minimisasi timbulan limbah. - Titik didih adalah titik dimana minyak bumi mulai dimana akan mengurangi terperangkapnya hewan kedalam
Eco-efficiency yang menekankan pendekatan bisnis tumpahan minyak. Washing oil. Alat-alat yang digunakan
mendidih. Semakin besar 𝜌, titik didih semakin tinggi. Titik
yang memberikan peningkatan efisiensi secara ekonomi dan untuk membersihkan tumpahan minyak: Booms (untuk
nyala adalah kemampuan materi untuk bisa terbakar.
lingkungan. Pola pendekatannya bersifat preventif (mencegah menghambat perluasan hambatan minyak). Skimmers (kapal
Semakin ringan 𝜌, titik nyala semakin tinggi.
timbulnya pencemaran, melihat suatu proses dijalankan, dan yang mengangkat minyak dari permukaan air). Sorbent (spons
- Warna, untuk minyak berberat jenis besar maka berwarna
bagaimana daur hidup suatu produk. Dimulai dari sumber besar yang digunakan untuk menyerap minyak). Vacuums, untuk
hijau kehitaman, sedang yang berat jenis ringan berwarna
timbulan limbah sampai menjadi limbah produk, dimana akan mengangkat minyak berlumpur dari pantai atau permukaan laut.
coklat kehitaman.
meningkatkan daya saing. Sekop, untuk memindahkan pasir dan kerikil dari minyak di
- Nilai kalori minyak bumi cukup tinggi antara 11.700-11.750
Produksi Bersih, menurut Kementerian Lingkungan pantai.
kal/ gram untuk minyak BJ= 0,75 dan antara 10000- 10.500
Hidup, didefinisikan sebagai : “Strategi pengelolaan lingkungan Fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan,
kal/gram untuk minyak BJ= 0,9- 0,95.
yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara terus- mikroorganisme untuk meminimalisasi dan mendetoksifkasi
Dampak Pencemaran Limbah Minyak Bumi. 1)
menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait polutan, karena tanaman mempunyai kemampuan menyerap
Molekul-molekul hidrokarbon minyak bumi dapat merusak
dengan proses produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan logam dan mineral yang tinggi atau sebagai fitoakumulator dan
membrane sel yang berakibat pada keluarnya cairan sel dan
efisiensi penggunaan sumberdaya alam, mencegah terjadinya fitochelator.
berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Secara langsung
pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah Terdapat tiga cara untuk mengatasi masalah lahan
minyak dapat menimbulkan kematian pada ikan. Hal ini
pada sumbernya sehingga dapat meminimisasi resiko terhadap tercemar minyak yang dapat dipilih berdasarkan jenis minyak
disebabkan oleh kekurangan oksigen, keracunan karbondioksida
kesehatan dan keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan”. pencemar, konsentrasi minyak pencemar dan lokasi pencemaran,
dan keracunan langsung oleh bahan beracun yang terdapat dalam
yakni dibakar, diberi disperser dan kemudian dihisap kembali
dengan skimmer untuk diolah di kilang minyak, dan didegradasi sampah padat seperti daun-daunan, plastic dan lain sebagainya. masalah yang muncul adalah aliran pada off gas dimana aliran ini
dengan memanfaatkan mikroorganisme pendegradasi 2]Pengambilan pasir-pasir yang mengendap yang didapat dari mengandung NO, NO2, dan CO2. Air yang dikeluarkan
hidrokarbon. Bioremediasi, pengelolaan yang mengandalkan proses pengolahan minyak bumi yaitu lumpur/ sludge. mengandung asam nitrat dan senyawa organik. Sehingga dalam
degradasi dengan memanfaatkan mikroorganisme pendegradasi Proses pengambilan/ pengerukan pasir atau lumpur penanganannya perlu dilakukan proses untuk meminimalkan hasil
hidrokarbon, merupakan cara yang paling ekonomis dan dapat dilakukan setiap 3 bulan sekali dan pasir atau lumpur yang telah buangan ke lingkungan.
diterima lingkungan. Bioremediasi dapat digunakan untuk dikeruk akan dibuang ke tempat khusus yang ada di sekitar lokasi Proses penanganan pada off gas :
mengatasi masalah lahan tercemar minyak baik secara in situ pengolahan limbah. - Dilewatkan pada reducing flame burner untuk dibakar
maupun ex situ. Biostimulation dan bioaugmentation merupakan Pengendalian Sumber Limbah Cair Minyak Bumi. sebelum dilepaskan ke atmosfer.
contoh pelaksanaan bioremediasi secara in situ, sedangkan Program pengendalian pencemaran bahan buangan cair minyak - Dioksidasi kembali menjadi Nox pada suhu 1000 -1300
landfarming, biopile, dan composting merupakan contoh bumi antara lain : 1]Mengoperasikan dan memelihara oil catcher celsius dan dikembalikan kembali sebagai Asam Nitrat dalam
pelaksanaan bioremediasi secara ex situ (perangkap minyak) baik di kilang maupun pusat pengumpul proses produksi
Tanaman meremediasi polutan organik melalui produksi dengan sebaik-baiknya. 2]Pemantauan secara berkala Proses penanganan pada waste water :
tiga cara, yaitu menyerap secara langsung bahan kontaminan, jumlah dan jenis bahan buangan cair yang menuju ke perairan. - Dengan berbagai proses seperti: netraalisasi, biotreatment.
mengakumulasi metabolisme non fitotoksik ke sel-sel tanaman, 3]Melokalisir tumpahan dan bocoran minyak sebagai akibat dari Dan air dapat digunakan kembali kedalam proses produksi
dan melepaskan eksudat dan enzim yang dapat menstimulasi kecelakaan dan atau kerusakan yang terjadi pada alat-alat Proses Penanganan Pada aliran Dibasic Acid (DBA) :
aktivitas mikroba, serta menyerap mineral pada daerah rizosfer. pengangkut, penimbun, pengisian, dan lain-lain. 4]Mengambil - Biasanya dibakar, atau dengan biotreatment proses
Tanaman juga dapat menguapkan sejumlah uap air. Penguapan ini kembali tumpahan minyak. 5]Penyediaan sarana INDUSTRI PHENOL DENGAN PROSES CUMENE
dapat mengakibatkan migrasi bahan kimia. penanggulangan pencemaran berupa : oil sorbent, dispersant, oil OXIDATION (HOCK PROCESS)
Mekanisme fisiologi fitoremediasi mulai digabungkan skimmer dan dispersant pump. 6]Membakar tumpahan minyak
dengan biologi dan teknik untuk mengoptimalkan fitoremediasi yang tidak mungkin diambil kembali atau dibersihkan.
sehingga terbagi menjadi adalah 1]Fitoekstraksi : pemanfaatan INDUSTRI ASAM ADIPAT
tumbuhan pengakumulasi polutan untuk memindahkan logam Salah satu Proses untuk menghasilkan Acid Adipic adalah dengan
berat/polutan organik dari tanah dengan cara proses Nitric Acid Oxidation Of Cyclohexanol(one)
mengakumulasikannya di bagian tumbuhan yang dapat dipanen. Flowsheet pembuatan adipic acid
2]Ritodegradasi : pemanfaatan tumbuhan dan asosiasi
mikroorganisme untuk mendegradasi polutan organik.
3]Rhizofiltrasi : pemanfaatan akar tumbuhan untuk menyerap
polutan, terutama logam berat, dari air dan aliran limbah.
4]Fitostabilisasi : pemanfaatan tumbuhan untuk mengurangi Proses :
polutan dalam lingkungan. 5]Fitovolatilisasi : pemanfaatan Cumene dioksidasikan dengan oksigen menjadi Cumene
tumbuhan untuk menguapkan polutan. Pemanfaatan tumbuhan hydroperoxide (CHP)
untuk memindahkan polutan dari udara. CHP kemudian dipecah menjadi Phenol dan aceton menggunakan
Metode dan prinsip proses bioremediasi adalah asam kuat sebagai katalis
biodegradasi yang dilakukan secara aerob, oksigen dalam Permasalahan :
konsentrasi rendah akan mempengaruhi proses tersebut.
• Pemurnian air limbah.
Pentingnya aerasi untuk memenuhi kekurangan oksigen berkaitan
dengan kurang efektifnya kerja enzim oksigenase dalam Phenol diklasifikasikan dalam water-hazard class 2. Sebagai
penguraian fraksi aromatik. Selain oksigen, rendahnya kandungan Proses: contoh air limbah pada netralisasi pada proses cumene oxidation,
nutrisi dalam medium akan membatasi pertumbuhan Campuran KA direaksikan dengan asam nitrat dalam reaktor, mengandung sekitar 1-2% phenol. Sehingga phenol perlu
mikroorganisme untuk mendegradasi. Faktor penghambat yang mengandung katalis cooper dan vanadium. Oksida oksida dipisahkan diantaranya dengan cara extraksi dengan pelarut
bioremediasi adalah bahan yang akan diremediasi mengandung dari nitrogen dipisahkan dengan proses bleaching dengan udara aromatik. Phenol yang ikut pada aliran gas keluar dapat
klorin atau logam berat. Kandungan logam berat baik dalam pada kolom C. Air dipisahkan dengan vaccum destilasi pada dipisahkan dengan absorbsi dengan larutan caustic soda. Atau
lumpur minyak maupun dalam medium pasca bioremediasi akan kolom E. Adipic acid dan sejumlah kecil dibasic acid dikristalkan dengan incinerasi
mempengaruhi penguraian bahan organik, karena akan (F). Crude adipic acid dipisahkan dengan filtration atau • Pemurnian udara :
menghambat kerja enzim dan populasi mikroorganisme yang centrifugation(G). Mother liquor dikembalikan ke oxidizer. Off gas dimurnikan dengan dengan kondensasi dua tahap, dengan
selanjutnya akan menjadi kendala bagi pertumbuhan tanaman. Proses refine dengan kristalisasi untuk memisahkan air (J). cooling water pada kondenser (x1)(x2) dan chilled water (x3)
Pengolahan limbah cair minyak bumi dilakukan dengan Bahan yang digunakan adalah KA (keton, alkohol) yang untuk memisahkan komponen organik (cumene dan methanol dan
2 cara pengolahan pendahuluan (pre treatment), yaitu: merupakan hasil oksidasi dari Cyclohexane dan asam nitrat,
1]Pengambilan/penyedotan minyak, dan menyaring kotoran atau dengan bantuan katalis cooper dan vanadium. Dalam proses ini
sebagian kecil air). Residu off gas kemudian di adsorbsi dengan 2. Produk Antara: Amonia, etil alcohol, methanol, urea, i-
activated carbon(A1)(A2). butilena, nitrobenzene, nitrotuluene, TPA (Thereptalic
INDUSTRI BUTADIENA
Acid), PTA(Purified Thereptalate Acid), dll.
3. Produk Akhir: Urea, formaldehid, asetilene,
poliproplilene, dll
4. Produk Jadi: Plastik, botol, karet, sabun, pesawat, dll
4.2 JALUR PRODUK INDUSTRI PETROKIMIA
1. Jalur Syn-gas: Pembentukan gas CO dan H2 yang dibuat
dr gas alam(CH4) digunakan u/ menghasilkan ammonia,
methanol, dan carbon black
Proses : Rx Steam Reforming : Pembentukan ammonia dg
- Dehydrogenasi n-butana dalam reaktor dengan bantuan katalis Ni, pd T=1400-1600F dan P=400-500Psi. pd
katalis aluminium oksida yang dicampur dengan chromium Peraturan MENLH Nomor 09 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air pembuatan ammonia dg merxkan dg gas N2 + katalis
oksida. N-butana menjadi n-butena Limbah Bagi Kegiatan Industri Rayon
- Campuran n-butana dan n-butena pada suhu 600-700 celsius campuran Fe2O3 +Al2O3 pd T=700F, P=250atm
menghasilkan byprodct seperti c1-c3, hidrogen, dan carbon Rx: 3H2 + N2 -> 2NH3
yang lama kelamaan akan menumpuk pada katalis. Semua: 2CH1 + O2 + 2H2O -> 2CO2 + 4NH3
- Dehydrogenasi n-butena mendaji butadiena
Rx Steam Reforming : pembentukan methanol.
a) Proses Lurgi (P tinggi): Kadar CO2 dalam bhn
Pada output gas, dilakukan pemanfatan sebagai bahan bakar
baku gas alam kecil/nihil. Berlangsung pd
n-butana dan n-butena yang tidak terkonversi di recycle kembali
ke proses T=370-400C, P=230-330 atm dg katalisator
INDUSTRI ACETON cmpuran ZnO(90%) dan Cr2O3 (10%), dengan
hasil konversi 60-70%.
Rx: CH4 + H2O(vapor) -> CO + 2H2 + H2
CO + 2H2 -> CH3OH
BAB IV
CH4 + H2O(vapor) -> CH3OH + H2
Produk samping H2: u/ pembuatan
PRODUK INDUSTRI PETROKIMIA
ammonia selanjutnya menjadi pupuk urea.
1. Hulu “Upstream Petrochemical Industry” : industry b) Proses ICI (P rendah): kadar CO2 sebesar 6-10%
yang menghasilkan produk petrokimia yang masih atau lebih, berlangsung pada P=50-100 atm,
berupa produk dasar dan produk antara T=200-280C dg katalis dasar Rx Cu. Hasil
2. Hilir “Downstream Petrochemical Industry”: industry konversi 70-80%.
Proses : petrokimia yg sudah menghasilkan produk akhir. Rx: 3CH4 + CO2 +H2O(vapor) -> 4CO +
- Cumene dioksidasi menjadi cumene hydroperoxide 8H2
4.1 PRODUK PETROKIMIA BDSKN PROSES
- Cumene hidroxide dipecah menjadi aceton dan phenol 4CO + 8H2 -> 4CH3OH
- Aceton dipisahkan dengan destilasi PEMBENTUKANNYA
1. Produk Dasar: CO, H2 Sintetik, etilen, propilen, BTX, 3CH4 + CO2 + 2H2O (uap) ->
Peraturan MENLH Nomor 08 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Kegiatan Industri Petrokimia Hulu n-parafin 4CH3OH
CO2 dapat menaikan aktivitas
katalisatornya sehingga konversinya
menjadi naik.
2. Reaksi pembentukan formaldehida (CH2O)
c) Reaksi oksidasi parsial : pembentukan syn-gas
Melalui reaksi oksidasi pada suhu +250 oC dan
yang dilanjut dengan pirolisis pd T=1300-1500C , katalis tembaga Cu, maka metanol teroksidasi Jalur Olefin
P= 100-150 atm. menjadi formaldehida : Yaitu dengan pembentukan gas olefin (gas etilena,
- Rx oksidasi syn-gas + gas asetilena: 2CH3OH + O2 ---> 2CH2O + 2H2O propilena, dan butena/butadiena)
3. Reaksi pembentukan urea formaldehyde Olefin adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh,
2CH4 + O2 -> 2CO + 4H2
Kegunaan UF sebagai perekat pada industri kayu, yang mempunyai ikatan rangkap terbuka (seperti etilena,
4CH4 + O2 -> 2C2H2 + 6H2O propilena, butilena/butadiena) yang sangat reaktif,
- Rx. Pirolisis pembentukan carbon yang dapa diproduksi melalui reaksi antara urea
dengan formaldehyde membentuk dimethylol urea sehingga dengan mudah dapat berpolimerisasi antara satu
black: dengan yang lainnya membentuk bahan/profuk polimer.
lalu dipolimerisasi memisahkan air sehingga
C2H2 4C + 2 H2 terbentuk UF resin.
CO + 4 H2 2 C +2H2O + 4H2 a. Olefin dengan Bahan Baku Nafta
d) Rx. keseluruhan Proses perengkahan berlangsung di dalam reaktor
berbentuk tubular furnaces pada suhu 370-400 oC
- 6 CH4 + 4 O2 6 C + 8 H2O + 4
dan tekanan 10-25 atm, berjalan terus menerus
H2 sampai terbentuk cokes dan tar.
Penggolangan produksi Carbon Black sesai dengan 1. Bahan baku nafta fraksi berat (C15-C23) dan dari
tenologinya : jenis minyak parafin, mengalami proses cracking,
1. Channel Black : Dibuat dengan mengggunakan gas akan terbentuk campuran molekul-molekul antara
alam. parafin (P) dan olefin (O). Reaksinya :
2. Thermal Black : Diat dengan Therma proses dengan
bahan baku gas alam ataupun minyak cair/muinyak
residu 4. Reaksi pembentukan DMT (esterifikasi)
Penggunaannya untuk Polyester fiber/serat sintetik,
3. Acetylene Black : Diuat dengan bahan baku gas alam
polyester resin/film.
dengan cara oksidaso, gas yang terbentuk kemudian
dikenakan reaksi pirolisasi
4. Furnace Black : Dibuat dari bahan baku gas alam
2. Reaksi cracking dapat berjalan terus hingga
ataupun minyak residu.
akhirnya terbentuk cokes.
2. Polipropilena (PP)
Melalui polimerisasi, monomer propilena membentuk c. Reaksi pembentukan orto, meta, dan para (o,m,p)
polimer sederhana dengan bantuan katalis xilena
stereospesifik aluminium alkyl (katalis ziegler-natta), Tahap 2: Reaksi cracking etil-benzena menjadi Merupakan reaksi isomerisasi hidrokarbon trimetil
gas propilena dimanfaatkan untuk menghasilkan monomer styrena siklopentana disusul dengan dehidrogenasi.
polimer/polipropilen, selain itu propilen tetramer.
Selanjutnya propilen tetramer ini bersama benzene Produk Hilir Jalur Aromatik
digunakan untuk pembuatan sabun deterjen jenis Yang berasal dari benzene antara lain :
lunak linier alkyl benzene sulfonate/LAS (R-C6H4-
1. Melaic Anhydride
SO3) dimana R=C7-C10. Tahap 3: Reaksi polimerisasi styrene menjadi
polystirene Dapat digunakan untuk pembuatan polyester tidak
jenuh, asam fumarat, pestisida, alkyd resin, dan pelarut
lainnya.
Jalur Aromatik
Yaitu dengan pembentukan fraksi-fraksi aromatik 2. Deterjen
(BTX). Suatu zat yang mengandung bahan aktif pembersih
4. Polivinil Chloride (PVC) Senyawa aromatik adalah suatu senyawa hidrokarbn (surfaktan) yang dibuat dari unsur minyak bumi. R-
Tahap 1: Reaksi klorinasi langsung terhadap gas tidak jenuh yagn mempunyai rangkaian ikatan atom C SO3Na
eilena untuk membentuk etilen dikloride (EDC) yang secara siklis berupa ikatan atom antara C6-C8, seperti
Deterjen jenis keras, R antara C12-C17 dengan ikatan
tidak stabil. BXT, dll. Aromatik dengan bahan baku nafta :
Hidrokarbon aromatik (BTX) dihasilkan melalui rantai karbon yang bercabang atau melingkar.
proses catalytic reforming (proses reformasi katalitik) Contoh :
Tahap 1: Reaksi kloriasi terhadap kerosin didapat kadar PA yang setinggi-tingginya (maksimum
99,99%) yang berupa kondensat. o Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku
baik pada proses
maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami
Produksi Bersih merupakan tindakan efisiensi pemakaian bahan betul analisis
baku, air dan energi, dan pencegahan pencemaran, dengan daur hidup produk
Tahap 2: Hasil tahap 1 direaksikan dengan benzene
sasaran peningkatan produktivitas dan minimisasi timbulan o Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakan
dengan katalis AlCl3 limbah. Istilah Pencegahan Pencemaran seringkali digunakan tanpa adanya
untuk maksud yang sama dengan istilah Produksi Bersih. perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari
semua pihak
Produksi Bersih adalah strategi pencegahan dampak terkait pemerintah, masyarakat maupun kalangan usaha
lingkungan terpadu yang diterapkan secara terus menerus Reduce (pengurangan) adalah upaya untuk
pada proses, produk, jasa untuk meningkatkan efisiensi menurunkan atau mengurangi
Tahap 3: Reaksi sulfonasi dengan H2SO4 secara keseluruhan dan mengurangi resiko terhadap timbulan limbah pada sumbernya.
manusia maupun lingkungan (UNEP, 1994) Reuse (pakai ulang/penggunaan kembali) adalah upaya
yang memungkinkan
Produksi Bersih, menurut Kementerian Lingkungan Hidup, suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa perlakuan
didefinisikan sebagai : fisika, kimia atau biologi.
Strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, Recycle (daur ulang) adalah upaya mendaur ulang
terpadu dan diterapkan secara terus-menerus pada setiap limbah untuk memanfaatkan
Tahap 4: Netralisasi dengan NaOH
kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses limbah dengan memrosesnya kembali ke proses semula
Deterjen jenis lunak: memiliki gugus –R antara C7- produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi melalui perlakuakn fisika,
C10 (senyawa olefin) dengan rantai lurus. penggunaan sumberdaya alam, mencegah terjadinya kimia dan biologi.
Tahap 1: Reaksi klorinasi terhadap olefin(decane) pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya Recovery/ Reclaim (pungut ulang, ambil ulang) adalah
limbah pada sumbernya sehingga dapat meminimisasi upaya mengambil bahan bahan yang masih mempunyai
Tahap 2: Reaksi dengan benzena dengan penambahan nilai ekonomi tinggi dari suatu limbah, kemudian
resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta
katalis (AlCl3) kerusakan lingkungan (KLH,2003). dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau tanpa
Tahap 3: Reaksi sulfonasi dengan H2SO4 Pola pendekatan produksi bersih dalam melakukan perlakuakn fisika, kimia dan biologi.
pencegahan dan pengurangan limbah yaitu dengan strategi Tingkatan terakhir dalam pengelolaan lingkungan adalah
Tahap 4: Reaksi Reaksi netralisasi dengan NaOH pengolahan dan pembuangan limbah apabila upaya
1E4R (Elimination, Reduce, Reuse, Recycle,
3. Fenol Recovery/Reclaim) (UNEP, 1999). produksi bersih sudah tidak dapat dilakukan :
Tahap 1: Benzene direaksikan dengan HCl dalam udara Treatment (pengolahan) dilakukan apabila seluruh
Prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih dalam tingkatan produksi bersih
panas serta bantuan katalis campuran Cu dan Fe pada
Kebijakan telah dikerjakan, sehingga limbah yang masih ditimbulkan
suhu 200oC: Nasional Produksi Bersih (KLH, 2003) dituangkan dalam perlu untuk dilakukan pengolahan agar buanagn memenuhi
Tahap 2: Hasil tahap 1 direaksikan dengan air dengan 5R (Re-think, Re-use, baku mutu lingkungan.
dipanaskan sampai suhu 500oC dengan katalis SiO2 Reduction, Recovery and Recycle). Disposal (pembuangan) limbah bagi limbah yang telah
diolah. Beberapa limbah yang termasuk dalam ketegori
Tahap 3: Mereaksikan hasil tahap 2 dengan aceton pada berbahaya dan beracun perlu dilakukan penanganan
Elimination (pencegahan) adalah upaya untuk
suhu 50oC dengan katalis HCl untuk menghasilkan mencegah timbulan limbah khusus.
bisfenol-A: langsung dari sumbernya, mulai dari bahan baku, proses
4.Ptalic Anhyride produksi sampai produk.
Bahan bakunya dalah o-Xilena. Pertama-tama dilakukan
reaksi oksidasi atas o-Xilena dalam fase cair untuk Re-think (berpikir ulang), adalah suatu konsep
menghasilkan PA. Hasil yang terbentuk kemudian pemikiaran yang harus dimiliki
pada saat awal kegiatan akan beroperasi, dengan
diuapkan dan terakhir rektifikasi/dimurnikan sampai
implikasi :
Sumber Limbah Minyak Bumi Dispersan kimiawi merupakan teknik memecah lapisan Secara Mikrobiologis Pengolahan limbah Hidrokarbon
minyak menjadi tetesan kecil (droplet), sehingga secara mikrobiologis dilakukan dengan proses aerob. Oleh
mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke sebab itu dalam kolam-kolam pengolahan limbah
1.Air pendingin di kilang minyak, dimana bila terjadi
dalam tumpahan minyak. diperlukan aerasi yang cukup agar oksidasi Hidrokarbon
kebocoran pada pipa pendingin, bocoran minyak akan
berlangsung. Aerasi yang dilakukan adalah memasukkan
terbawa air.2.Air sisa umpan boiler untuk pembangkit uap
oksigen ke dalam limbah melalui proses pengadukan.
air.3.Air sisa dari lumpur pembocoran.4.Air bekas mencuci Washing oil yaitu kegiatan membersihkan minyak dari
peralatan-peralatan dan tumpahan-tumpahan/ ceceran pantai.
minyak di tempat kerja.5.Air hujan. Pengendalian Sumber Limbah Cair Minyak Bumi
Alat-alat yang digunakan untuk membersihkan tumpahan
2.4 Pengolahan Limbah Minyak Bumi minyak: 1.Mengoperasikan dan memelihara oil catcher (perangkap
minyak) baik di kilang maupun pusat pengumpul produksi
dengan sebaik-baiknya.2.Pemantauan secara berkala
Pengolahan limbah minyak bumi dilakukan secara fisika, Booms merupakan alat untuk menghambat perluasan
jumlah dan jenis bahan buangan cair yang menuju ke
kimia dan biologi. Pengolahan secara fisika dilakukan hambatan minyak.Skimmers yaitu kapal yang mengangkat
perairan.3.Melokalisir tumpahan dan bocoran minyak
untuk pengolahan awal yaitu dengan cara melokalisasi minyak dari permukaan air.Sorbent merupakan spons
sebagai akibat dari kecelakaan dan atau kerusakan yang
tumpahan minyak menggunakan pelampung pembatas (oil besar yang digunakan untuk menyerap minyak.Vacuums
terjadi pada alat-alat pengangkut, penimbun, pengisian,
booms), yang kemudian akan ditransfer dengan perangkat yang khusus untuk mengangkat minyak berlumpur dari
dan lain-lain.4.Mengambil kembali tumpahan
pemompa ( oil skimmers) ke sebuah fasilitas penerima pantai atau permukaan laut.Sekop yang khusus digunakan
minyak.5Penyediaan sarana penanggulangan pencemaran
“reservoar” baik dalam bentuk tangki ataupun balon dan untuk memindahkan pasir dan kerikil dari minyak di pantai.
berupa : oil sorbent, dispersant, oil skimmer dan dispersant
dilanjutkan dengan pengolahan secara kimia, namun
pump.6.Membakar tumpahan minyak yang tidak mungkin
biayanya mahal dan dapat menimbulkan pencemar baru.
Biostimulation dan bioaugmentation merupakan contoh diambil kembali atau dibersihkan.
Pengolahan limbah secara biologi merupakan alternatif
pelaksanaan bioremediasi secara in situ, sedangkan
yang efektif dari segi biaya dan aman bagi lingkungan.
landfarming, biopile, dan composting merupakan contoh
Pengolahan dengan metode biologis disebut juga Limbah Padat Minyak Bumi
pelaksanaan bioremediasi secara ex situ
bioremediasi, yaitu biotek-nologi yang memanfaatkan
makhluk hidup khususnya mikroorganisme untuk
Pada umumnya limbah padat yang dihasilkan adalah
menurunkan konsentrasi atau daya racun bahan pencemar Faktor penghambat bioremediasi adalah bahan yang akan
sludge (lumpur) yang terdiri dari Arsen, Barium, Boron,
(Lasari, 2010). diremediasi mengandung klorin atau logam berat.
Chromium, Cadmium, Mercury, Timbal dan Seng. Sludge
yang didapatkan dari pembersihan tangki akan diolah ke
In-situ burning adalah pembakaran minyak pada pengolahan limbah cair minyak bumi dalam suatu bak untuk pengolahan lebih lanjut.
permukaan laut, sehingga mengatasi kesulitan pemompaan
minyak dari permukaan laut, penyimpanan dan pewadahan
Incineration adalah salah satu cara untuk menguraikan Limbah Gas Minyak Bumi
minyak serta air laut yang terasosiasi.
liquid wastes
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan untuk
Bioremediasi yaitu proses pendaurulangan seluruh
Dilution (Liquid Waste Dispersion) Suatu cara lain mengurangi dampak kualitas udara ambient yang berupa
material organik. Bakteri pengurai spesifik dapat diisolasi
membuang cairan limbah yang dapat diterima adalah gas diantaranya :
dengan menebarkannya pada daerah yang terkontaminasi.
kembali ke lingkungan dengan pengenceran secukupnya
Selain itu, teknik bioremediasi dapat menambahkannutrisi
dan oksigen, sehingga mempercepat penurunan polutan. hingga tidak menimbulkan bahaya atau peracunan
1.Melewatkan gas H2S kedalam larutan NaOH atau
terhadap lingkungan
Ca(OH)2 sehingga gas yang keluar merupakan sisa yang
tidak tertangkap oleh larutan NaOH atau
Penggunaan sorbent dilakukan dengan menyisihkan
Deep Well Disposal Cara ini dilakukan oleh industri yang Ca(OH)2.2.Melakukan pendinginan dan penangkapan gas
minyak melalui mekanisme adsorpsi (penempelan minyak
banyak membuang limbah asam lemah dalam jumlah yang keluar telah sesuai dengan udara luar.3.Penanaman
pad permukaan sorbent) danabsorpsi (penyerapan minyak
besar. Limbah tersebut dipompakan ke dalam lapisan tanah tanaman pelindung di sekeliling lokasi Stasiun Pengumpul/
ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fasa
sampai pada lapisan tanah yang cocok untuk menampung Stasiun Kompresor.4. Melakukan perawatan cerobong.
minyak dari cair menjadi padat, sehingga mudah
dikumpulkan dan disisihkan. limbah
Fitoremediasi merupakan konsep bioremediasi terbaru suatu proses dimana minyak akan menempel pada sekat minyak di dalamnya terdapat sekat-sekat sebagai alat
yang memanfaatkan tumbuhan untuk meminimalisasi yang terbuat dari bahan kaca tersebut, penangkap minyak. Proses terjadinya pemisahan minyak
pencemar. pada oil trap yaitu setelah ruang yang terdapat di dalam
kolam terisi penuh, dimana alirannya horizontal yang
Lapisan minyak yang berada di permukaan air akan
rendah dan laminer akan memberikan waktu tinggal bagi
Penanganan di laut Pengamatan secara visual : mengganggu kehidupan organisme di dalam air hal ini
butir-butir minyak untuk terpisah bergabung membentuk
Pengamatan secara visual merupakan pengamatan yang dikarenakan :
lapisan minyak (oil layer) yang akan mengapung. Maka
menggunakan pesawat. Teknik ini melibatkan banyak
antara minyak dan air dapat dipisahkan, minyak memiliki
pengamat
1. Lapisan minyak pada permukaan air akan berat jenis yang lebih kecil dari pada air sehingga posisi
menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air minyak akan berada di atas air dan minyak akan di buang
Penanganan di darat Pemulihan lahan tercemar oleh sehingga jumlah oksigen terlarut di dalam air akan menjadi melalui outlet.
minyak bumi dapat dilakukan secara biologi dengan berkurang. Berkurangnya kandungan oksigen dalam air
menggunakan kapasitas kemampuan mikroorganisme akan mengganggu kehidupan organisme yang berada di
Pada reaktor pemisah minyak memiliki media tambahan
perairan.
yaitu karbon aktif dan zeolit sebagai adsorbennya.
Ruang lingkup pelaksanaan proses bioremediasi tanah 2. Dengan adanya lapisan minyak pada permukaan
yang terkontaminasi minyak bumi meliputi beberapa tahap air akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam
yaitu: air sehingga proses fotosintesis oleh tanaman air tidak Industri Adipic Acid
dapat berlangsung. Salah satu Proses untuk menghasilkan Acid Adipic adalah
3. Air yang telah tercemar oleh minyak tidak dapat dengan proses Nitric Acid Oxidation Of Cyclohexanol(one)
Treatibility study merupakan studi pendahuluan dikonsumsi oleh manusia dikarenakan pada air yang Proses: Campuran KA direaksikan dengan asam nitrat
terhadap kemampuan jenis mikroorganisme pendegradasi mengandung minyak tersebut dapat mengandung zat-zat dalam reaktor, yang mengandung katalis cooper dan
dalam menguraikan minyak bumi yang terdapat di lokasi yang beracun seperti senyawa benzen dan toluen. vanadium.
tanah terkontaminasi.
Site characteristic merupakan studi untuk Tujuan pengolahan menggunakan reaktor pemisah Bahan yang digunakan adalah KA (keton, alkohol) yang
mengetahui kondisi lingkungan awal di lokasi tanah yang minyak untuk menurunkan atau mengurangi konsentrasi merupakan hasil oksidasi dari Cyclohexane dan asam
terkontaminasi minyak bumi. Kondisi ini meliputi kualitas Minyak pada limbah nitrat, dengan bantuan katalis cooper dan vanadium.
fisik, kimia, dan biologi.
Persiapan proses bioremediasi yang meliputi Prinsip Pemisahan Minyak Pada Oil trap Proses penanganan pada off gas :
persiapan alat, bahan, administrasi serta tenaga manusia. - Dilewatkan pada reducing flame burner untuk dibakar
Proses bioremediasi yang meliputi serangkaian sebelum dilepaskan ke atmosfer.
proses penggalian tanah tercemar, pencampuran dengan secara fisika, yakni melalui prinsip gravitasi - Dioksidasi kembali menjadi Nox pada suhu 1000 -1300
tanah segar, penambahan bulking agent, berdasarkan perbedaan massa jenis antara air dan celsius dan dikembalikan kembali sebagai Asam Nitrat
penambahan inert material, penambahan bakteri, nutrisi, minyak. Partikel yang tersuspensi dalam larutan akan dalam proses produksi
dan proses pencampuran semua bahan. tenggelam atau naik/terapung.
Sampling dan monitoring meliputi pengambilan Industri Phenol Dengan Proses Cumene Oxidation
gambar tanah dan air selama proses bioremediasi. Perbandingan Proses Reaktor Pemisah Minyak dengan (Hock Process)
Kemudian, gambar itu dibawa kelaboratorium independen Kolam Perangkap Minyak (Oil Trap) Proses :
untuk dianalisa konsentrasi TPH dan TCLP.
Cumene dioksidasikan dengan oksigen menjadi Cumene
Revegetasi yaitu pemerataan, penutupan Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa teknologi oil trap hydroperoxide (CHP)
kembali drainase dan perapihan lahan sehingga lahan merupakan pengolahan pemisahan minyak-air secara CHP kemudian dipecah menjadi Phenol dan aceton
kembali seperti semula. fisika, menggunakan prinsip gravitasi. Sama hal nya menggunakan asam kuat sebagai katalis
dengan reakor pemisah minyak pemisahan dilakukan Industri butadiena
Reaktor pemisah minyak pada prinsipnya berbentuk secara fisika dalam proses pemisahan minyak, dan Proses :
persegi panjang dengan ukuran relatif kecil. Didalamnya menggunakan prinsip gravitasi, serta berdasarkan pada - Dehydrogenasi n-butana dalam reaktor dengan bantuan
memiliki 4 sekat yang terbuat dari kaca dan diletakkan berat jenis molekul antara air dan minyak. Tetapi oil trap katalis aluminium oksida yang dicampur dengan chromium
dengan sudut kemiringan 60º fungsinya agar terciptanya hanya berupa kolam atau kompartemen yang di dalamnya oksida. N-butana menjadi n-butena
hanya ruang kosong, sedangkan pada reaktor pemisah
- Campuran n-butana dan n-butena pada suhu 600-700
celsius menghasilkan byprodct seperti c1-c3, hidrogen, dan
carbon yang lama kelamaan akan menumpuk pada katalis.
- Dehydrogenasi n-butena mendaji butadiena
EDC
polimerisasi PET
Polyethylene
hidrasi LDPE, LDPE, DPE
Ethylene oxide Ethylene glycol
oksidasi
Ethylene oksidasi
Acetaldehyde Asam asetat
alkilasi dehidrogenasi polimerisasi
Ethylbenzene Styrene EPS, PS
klorinasi Vinyl Chloride polimerisasi
Dichloroethylene PVC
Monomer Plastik
polimerisasi SAN (Styrene-
PP Acrylonitrile)
oksidasi Propylene oxide ABS (Acrylonitrile
Propylene ammoksidasi Butadiene
Acrylonitrile
Olefin
Styrene)
hidrasi dehidrogenasi polimerisasi
Isopropyl alcohol Acetone PAN
Gas Cracking Acrylic acid
Kilang
Acrylic ester
MTBE
Butadiene Butanol
Py-gas
polimerisasi
SBR Karet Sintetik
Bensin
mentah hidrogenasi dehidrogenasi
Cyclohexane Caprolactam Nylon-6 Serat Sintetik
Benzene Phenol
disproporsionasi
Maleic Anhydride
dealkilasi
Steam
Aromatics
reforming Pelarut
Toluene
Nafta
diisocyanate
Toluene
Minyak TNT
Kilang
disproporsionasi
Mentah p-PTA Bahan Pelembut/
c-PTA
oksidasi Plasticizer
DMT
Xylene 2-etil-heksanol
Phtalic anhydride
Bahan pembersih
H2 + CO
Methanol Oxo-alcohol
Oksidasi
Residue
Syn-gas
parsial CO
Formic Acid Acetic acid Ethyl acetate
Steam
reforming N2
Ammonia Pupuk
Gas Bumi
pirolisis Butandiol
Acetylene
Acrylic acid