Deskripsi : Laki-laki usia 44 tahun dengan Perut membesar,dialami sejak ± 2 minggu yang lalu.
1. Diagnosis dan gambaran klinis : Pasien datang dengan keluhan lemas disertai dengan keluhan Perut Membesar.
Hal ini dialami os ± 2 minggu.Awalnya bengkak pada perut membesar,kemudian tangan membengkak,dan kemudian
diikuti bengkak pada kaki.Os juga mengeluhkan nyeri perut sebelah kanan dan nyeri uluhati.Os mempunyai riwayat
peminum tuak waktu semasa muda.
4. Riwayat Keluarga : Tidak ditemukan anggota keluarga lain yang mengalami gejala / riwayat gejala yang sama dengan
Pasien
5. Riwayat Perkerjaan : Kuli bangunan
6. Daftar Pustaka
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 5th ed. Jakarta; Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Indonesia. 2009. Page 668-673.
1. Subjektif
Pasien datang dengan keluhan lemas disertai dengan keluhan Perut Membesar.
Hal ini dialami os ± 2 minggu.Awalnya bengkak pada perut membesar,kemudian tangan membengkak,dan kemudian
diikuti bengkak pada kaki.Os juga mengeluhkan nyeri perut sebelah kanan dan nyeri uluhati.Os mempunyai riwayat
peminum tuak waktu semasa muda.
2. Objektif
Hasil Pemeriksaan Fisik
Status Present
Sensorium : Compous mentis Anemis : (+)
Tekanan Darah : 125/95 mmHg Ikterik : (+)
Frekuensi nadi : 100x/i Sianosis : (-)
Temperature : 36,0 º C Oedem : (-)
Status lokalisata
Kepala
Mata : Conj.Palpebra inferior pucat (+/+), Refleks Kornea(+/+)
Pupil Isikor Ka-Ki : ± 2-3 mm, Ikterik (+/+ )
T/H/M : Dalam batas normal
Leher : TVJ R+2 cmH20, Pembesaran KGB(-), Kaku Kuduk(-)
Thoraks
Inspeksi : Bentuk simetris fusiformis, Retraksi (-)
Palpasi : Stemfremitus Kanan-Kiri
Perkusi : Sonor dikedua lapangan Paru
Auskultasi : Suara pernafasan Vesikuler, Suara tambahan (-)
Jantung
Inspeksi : Iktus Cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus Cordis teraba di Intercosta Space II cm medial linea midclavicula sinister.
Perkusi : Batas Jantung kanan kesan tidak melebar.
Auskultasi : Bising Jantung I-II normal, regular,
gallop(-),murmur (-)
Abdomen
1. Palpasi
Membesar asimetris (+),Nyeri tekan (+) epigastrium ,
Hepar limpa tidak teraba (-) , Ballotment(+/+).
2. Perkusi :
Timpani, Pekak Alih (+) , Pekak Sisi (+)
Area troubel pekak (+) liver spain 7 cm
3. Auskultasi
Bising Usus (+) normal
Pemeriksaan Satuan Hasil Nilai Normal Darah rutin Hasil Nilai normal
Bilirubin total Mg/dl 1,2mg/dl 0-1,0 mg/dl Hb 9,0 g/dl 12.0-18.0 g/dl
Bilirubin Direct Mg/dl 0,3mg/dl 0-0,3 mg/dl Ht 24,9 % 35,0-54,0 %
SGOT U/L 24 U/L 60-170 U/L Leukosit 18,06 m/mm³ 4,0-10,0 m/mm³
SGPT U/L 32 U/L 0-49 U/L Eritrosit 3,12 m/mm³ 4,0-5,9 m/mm³
Ureum Mg/dl 26 mg/dl 15-50 mg/dl Trombosit 215 m/mm³ 150-450 m/mm³
Creatinin Mg/dl 0,8mg/dl 0,6-1,3 mg/dl
Albumin g/dl 1,9 g/dl 3,8-5,4 g/dl
1. Assesment
Defenisi
Istilah sirosis hati diberikan oleh laance tahun 1819,yang berasala dari kata Khirros yang berarti kuning oreange(
orange yellow) karena perubahan warna pada nodul-nodul yang terbentuk.
Pengeratian sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut yaitu : Suatu keadaan disorganisasi yang difus dari struktur hati
yang normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan yang mengalami fibrosis yaitu kerusakan pada sel-sel
hati yang merangsang proses peradangan dan perbaikan sel-sel yang mati sehingga menyebabkan terbentuknya
jaringan parut.
Sel-sel hati yang tidak mati beregenerasi untuk menggantikan sel-sel yang telah mati.akibatnya terbentuk sekelompok-
sekelompok sel-sel hati yang baru (regenerative nodules).
2. Etiologi
Penyebab yang pasti dari sirosis hepatis sampai sekarang belum diketahui dengan pasti.
1. Faktor kekurangan dan Malnutrsi
Kekurangan protein menjadi penyebab timbulnya sirosis hepatis.
Hal ini dikarenakan beberapa asam amino seperti metionin berpartisipasi dalam gugus metil yang berperan dalam
mencegah perlemakan hati dan sirosis hepatis.
2. Hepatitis virus
Hepatitis virus sering juga disebut sebagai salah satu penyebab sirosis hepatis.dan secara klinik telah dikenal bahwa virus
hepatis B lebih banyak kecendrungan untuk lebih menetap dan gejala sisa serta menunjuk serta menunjukkan perjalanan
yang kronis yang dibandingkan dengan virus hepatitis A.
4. Zat hepatotoksik
Beberapa obat-obatan dan zat kimia dapat menyebabkan terjadinya keruskan fungsi sel hati secara akut dan kronik.
Kerusakan hati secara akut akan berakibat nekrosis atau degenarasi lemak. Sedangkan kerusakan kronik akan berupa
sirosis hepatis. Pemberian obat-obatan hepatotoksik secara berulang kali dan terus menerus akan terjadi kerusakan hati
yang merata dan akhirnya akan menjadi sirosis hepatis.
Zat hepatotoksik yang sering disebut adalah alkohol.
5. Penyakit Wilson
Suatu penyakit yang jarang ditemukan,biasanya terdapat pada orang yang muda ditandai dengan sirosis
hepatis,degenerasi ganglia basalis dari otak,.
Sebab-sebab lain
1. Kelemahan jantung yang lama dapat menyebabkan timbulnya sirosis kardiak.
Perubahan fibrotik dalam hati terjadi skunder tehadap anoreksia.
2. Sebagai obstuksi yang lama pada saluran empedu akan dapat menimbulkan sirosis biliaris primer.
Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada kaum wanita
3. Penyebab sirosis hepatis yang tidak diketahui dan digolongkan dalam sirosis kriptogenik.
Penyakit ini banyak ditemukan di Inggris,penderita ini sebelumnya tidak menunjukkan tanda-tanda hepatitis atau
alkoholisme,sedangkan dalam makananya cukup mengandung protein.
Namun yang utama adalah terjadinya peningkatan aktivitas dan pembentukan jaringan ikat.
1. Mekanisme.
Pada daerah hati yang mengalami nekrosis konfulen,kerangka retikulum lobulus hepar yang menglami kolaps akan berlaku
sebagai kerangka untuk terjadinya daerah parut yang luas.dalam kerangka jaringan ikat ini,bagian parenkim hati yang
bertahan hidup berkembang menjadi nodul regenerasi.
2. Teori Immunologis
Sirosis hepatis dikatakan dapat berkemnbang dari hepatitis akut jika melalui proses hepatitis kronis aktif terlebih dahulu.
Mekanisme imunologis mempunyai peranan penting dalam hepatitis kronis.
Proses respoon imunologis pada sejumlahn kasus tidak cukup untuk menyingkirkan virus atau hepatosit yang terinfeksi,dan
sel yang mengandung virus ini merupakan rangsangan untuk terjadinya proses imunologis yang berlangsung terus menerus
sampai terjadi kerusakan sel hati.
4. Manifestasi klinis
1. Mata dan kulit kuning
2. Pembesaran hati
3. Warna Urine gelap
4. Perdarahan saluran cerna bagian atas
5. Dll.
5. Pemeriksaan laboratorium.
1. Darah
a. Dijumpai Hb yang rendah
b. Anemia normokrom normositer/ hipokorom mikrositer.
c. Kenaikan kadar SGOT/SGPT.(Faal Hati)
SGOT ( nilai normal : 0 – 49 U/L )
SGPT (nilai normal : 0-46 U/L )
b) KALIUM (K)
Kalium merupakan elektrolit tubuh yang terdapat pada cairan vaskuler (pembuluh darah),
90% dikeluankan melalui urin, rata-rata 40 mEq/L atau 25 -120 mEq/24 jam wa laupun masukan kalium
rendah.
Nilai normal :
Dewasa3,5 – 5,0 mEq/L
Anak 3,6 – 5,8 mEq/L
Bayi 3,6 – 5,8 mEq/L
Peningkatan kalium (hiperkalemia) terjadi jika terdapat gangguan ginjal, penggunaan obat terutama golongan
sefalosporin, histamine, epinefrin, dan Iain-Iain.
Penurunan kalium (hipokalemia) terjadi jika masukan kalium dari makanan rendah, pengeluaran lewat urin
meningkat, diare, muntah, dehidrasi, luka pembedahan.
Makanan yang mengandung kalium yaitu buah-buahan, sari buah, kacang-kacangan, dan Iain-Iain.
c) KLORIDA (Cl)
Merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada cairan ekstraseluler (di luar sel), tidak berada
dalam serum, berperan penting dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
Klorida sebagian besar terikat dengan natrium membentuk NaCI (natrium klorida).
Nilai normal :
Dewasa 95-105 mEq/L
Anak 98-110 mEq/L
Bayi 95 -110 mEq/L
Bayi baru lahir 94-112 mEq/L
Penurunan klorida dapat terjadi pada penderita muntah, bilas lambung, diare, diet rendah garam, infeksi akut,
luka bakar, terlalu banyak keringat, gagal jantung kronis, penggunaan obatThiazid, diuretik, dan Iain-lain.
Peningkatan klorida terjadi pada penderita dehidrasi,cedera kepala, peningkatan natrium, gangguan
ginjal,penggunaan obat kortison, asetazolamid, dan Iain-Iain.
Nilai normal :
9-11 mg/dl (di serum) ; <150 mg/24 jam
Dewasa
(di urin & diet rendah Ca) ; 200 – 300 mg/24 jam (di urin & diet tinggi Ca)
Anak 9 -11,5 mg/dl
Bayi 10 -12 mg/dl
Bayi baru lahir 7,4 -14 mg/dl.
Penurunan kalsium dapat terjadi pada kondisi malabsorpsi saluran cerna, kekurangan asupan kalsium dan vitamin D, gagal
ginjal kronis, infeksi yang luas, luka bakar, radang pankreas, diare, pecandu alkohol, kehamilan. Selain itu penurunan kalsium
juga dapat dipicu oleh penggunaan obat pencahar, obat maag, insulin, dan Iain-Iain.
Peningkatan kalsium terjadi karena adanya keganasan (kanker) pada tulang, paru, payudara, kandung kemih, dan ginjal.
Selain itu, kelebihan vitamin D, adanya batu ginjal, olah raga berlebihan, dan Iain-Iain, juga dapat memacu peningkatan kadar
kalsium dalam tubuh
6. Pemeriksaan fisik
1. Hati
Biasanya hati membesar pada awal sirosis,bila hati mengecil artinya,prognosis kurang baik.
Besar hati normal biasanya selebar telapak tangan sendiri (7-10 cm).
Pada sirosis hati,konsistensi hati biasanya kenyal,pinggir hati biasanya tumpul dan ada sakit pada perabaan hati.
2. Limpa
Pembesaran limpa diukur dengan dua cara:
1. Schuffer :
Hati membesar kemedial dan kebawah menuju umbilikus (S1-IV) dan dari Umbilikus ke SIAS Kanan(SV-VII)
2. Hacket
bila limpa dijumpai membesar kearah bawah saja (SV-VIII).
3. Pemeriksaan USG
Pinggir hati,pembesaran,permukaan,homogenitas,asites,splenomegali,gambaran vena hepatika,vena porta.
4. Radiologi
Dengan barium swallow dapat dilihat adanya Varises Oesophagus untuk konfirmasi hipertensi portal.
7. Komplikasi
1. Karsinoma hepatoselular.
2. Perdarahan gastrointestinal
3. Koma hepatikum
4. Infeksi :
a. Peritonitis
b. Glomeluronefritis kronis
c. Dll.
8. Penatalaksaan
Penagan sirosis hepatis tergantung etiologi.
terapi ditunjukkan untuk mengurangi progresi penyakit,menghindarkan bahan-bahan yang bisa menambah kerusakan
hati,pencegahana dan penanganan komplikasi.
2. Enselofati hepatik.
Laktosa membantu mengeluarkan ammonia,walaupun amnomia bukan satu-satunya faktor yang menurunkan
kesadaran.
Neomisin dapat digunakan untuk mengurangi bakteri dalam usus penghasil ammonia.
3. Varises Oesofagus
Apabila terdapat pendarahan dapat dibeikan penyekat beta (Propanolol).
9. Prognosis
Prognosis serta keparahan sirosis sangaat bervariasi dipengaruhi sejumlah faktor,meliputi etiologi,beratnya kerusakan
hati,komplikasi,dan penyakit lain yang menyertai.
Status lokalisata
Kepala
Mata :
o Pupil isokor : ka-ki ± 2-3 mm
o Konjungtiva anemis : (+)
o Sklera ikterik : (+)
o Refleks cahaya : (+)
Leher
o Tvj : R-2 cmH2O
o Posisi trakea : Medial
o Struma : (-)
o Pembesaran KGB : (-)
Thoraks
o Inspeksi : Bentuksimetrisfusiformis, abdomino-thoracal, retraksi (-)
o Palpasi : Stem Fremitus kanan = kiri
o Perkusi : Sonor Pada Kedualapanganparu
o Auskultasi : Suara Pernafasan Vesikuler, Suaratambahan (-)
Abdomen
Palpasi
Membesar asimetris (+),Nyeri tekan (+) epigastrium ,
Hepar limpa tidak teraba (-) , Ballotment(+/+).
Perkusi :
Timpani, Pekak Alih (+) , Pekak Sisi (+)
Area troubel pekak (+) liver spain 7 cm
Auskultasi
Bising Usus (+) normal
Ekstremitas
o Atas : TAK
o Bawah : Bengkak Kaki Kanan dan Kiri