Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

1.1 Pengertian
Tubuh memerlukan energi dan fungsi-fungsi organ tubuh,
pergerakan tubuh, mempertahankan, fungsi enzim, pertumbuhan dan
pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia
pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun)
dan katabolisme (pemecahan).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan
metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang memengaruhinya.Secara umum
faktor yang memengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk
kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya penyakit
tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan
nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrisi adalah zat-zat gisi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto,
Wartonah, 2006 :26).
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan
pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi
dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk
memberi energi bagi aktivitas tubuh,membentuk struktur kerangka dan
jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh
(Mubarak, 2008:27).
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk
proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi,
seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter and
Perry, 2010 :275).
Elemen Nutrisi
Menurut Tarwoto, Wartonah (2006), Elemen nutrient/zat gizi terdiri
atas:
1. Karbohidrat.
2. Protein.
3. Lemak.
4. Vitamin.
5. Mineral.
6. Air.
Karbohidrat, lemak, dan protein disebut energi nutrient karena
merupakan sumber energi dari makanan; sedangkan vitamin, mineral, dan
air merupakan substansi penting untuk membangun, mempertahankan, dan
mengatur metabolisme jaringan tubuh.Fungsi zat gizi adalah:
1. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja
fisik.
2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikian
jaringan.
3. Sebagai pelindung dan pengatur.

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80%
energi dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat
mengahasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat yang disimpan dalam
hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit.
Glikogen adalah sintesis dari glukosa. Pemecahan energi selama masa
istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
a. Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan
menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
1) Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling
sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil.
Dalam bentuk ini molekul dapat langsung diserap oleh
pembuluh darah. Jenis dari monosakarida adalah glukosal
dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan
sayuran, fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran,
madu, dan galaktosa yang berasal dari pecahan disakarida.
2) Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa.
Sukrosa dan maltose banyak pada makanan nabati,
sedangkan laktosa yaitu merupakan jenis gula dalam air
susu baik susu ibu maupun susu hewan.
3) Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida.
Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.
b. Fungsi karbohidrat
1) Sumber energi yang murah.
2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf.
3) Membuat cadangan tenaga tubuh.
4) Pengaturan metabolisme lemak.
5) Untuk efesiensi penggunaan protein.
6) Memberikan rasa kenyang.
c. Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok,
umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung,
kacang, sagu, singkong, dan lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat
hewani berbentuk glikogen.
d. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh
melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme.
e. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh
melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme.Pencernaan adalah
memecahkan makanan menjadi bagian yang lebih kecil dan dapat
diabsorpsi melalui cairan tubuh. Mekanisme pencernaan bisa secara
mekanik maupun secara kimia. Pencernaan secara mekanik
melibatkan fungsi saraf dan otot untuk memindahkan makanan
dalam saluran pencernaan melalui kontraksi otot, pencernaan secara
kimia melalui tipe sekresi yang diproduksi pada saluran
pencernaan. Ada 4 tipe produk sekresi yang dapat membantu
pencernaan yaitu enzym yang spesifik, Hcl, mucus, air, dan
elektrolit.
Zat gizi diabsorpsi oleh usus kecil dan bagian proksimal
usus besar metabolisme karbohidrat mengandung tiga proses :
1) Perubahan dari katabolisme glikogen menjadi glukosa, kabon
dioksida, dan air disebut Glikogenolisis.
2) Perubahan dari anabolisme glukosa menjadi glikogen disebut
Glikogenesis.
3) Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa
disebut Glukoneogenesis.
f. Masalah-masalah yang terkait dengan karbohidrat
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) atau Protein
Energi Malnutrisi (PEM) dan penyakit kegemukan karena
ketidakseimbangan antara asupan dengan energi yang dibutuhkan.
Penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat tampak pada
Diabetes Mellitus.

2. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan
mengganti jaringan tubuh. Setiap 1gram protein menghasilan 4 kkal.
Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino
disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormone dan enzim. Asam
amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi harus didapat
dari makanan. Jenis asam amino esensial diantaranya lisin, triptofan,
fenilalanin, leusin.Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi
menjadi tiga golongan yaitu:
a) Protein sederhana
Jenis protein ini tidak berkaitan dengan zat lain, misalnya abumin
dan globulin.
b) Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain seperti glikogen
membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk
kromoprotein.
c) Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalam albuminosa, pepton, dan
gelatin.
a. Fungsi Protein
1) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan
tekanan osmotik koloid, keseimbangan asam.
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan homon.
4) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat
menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk
genes.
b. Sumber Protein
1) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti
susu, daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam, dan
sebagainya.
2) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti
jagung, kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
c. Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka
akan dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah
protein menjadi albuminosa dan pepton. Albuminosa dan pepton di
dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan
enzim tripsin dari pankreas dan selanjutnya diserap atau berdisfusi
ke aliran darah yang menuju ke hayi. Asam-asam amino disebar
oleh hati ke jaringan tubuh untuk mengganti sel-sel yang rusak dan
sebagian digunakan untuk membuat protein darah. Karena protein
dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara
sempurna sehingga hampir tidak tersisa protein makanan dalam
feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor
kembali ke hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya seghingga
terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam organik dan amoniak
(NH3). Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic
dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan protein di antaranya:
1) Berat badan individu.
2) Aktivitas.
3) Keadaan pertumbuhan, bayi: 3gr/kg BB, anak-anak: 1,75-
2,5gr/kg BB, dan pada remaja sampai dengan lanjut usia:
1,25-1,75gr/kg BB.
4) Pada wanita hamil ditambah 10gr/hari.
5) Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari.
6) Keadaan/kondisi kesehatan.

3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar.
Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi:
a) Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
b) Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan
lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan
glikogen.
a. Fungsi lemak
1) Memberikan kalori, di mana setiap 1 gram lemak dalam
peristiwa oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
3) Memberikan asam-asam lemak esensial.
b. Sumber lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.
Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh
seperti yang terdapat pada kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain.
Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh
dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-
lain.
c. Metabolisme lemak
Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan
enzim lipase yang berasal dari pankreas. Di dalam duodenum
trigliserida dipecah menjadi diglyserida, monoglysakarida, dan
asam lemak bebas dengan bantuan lipase. Asam lemak bebas rantai
panjang tidak larut dalam air tetapi berkaitan dengan garam-garam
empedu dan dapat larut (emulsi). Lemak kemudian diserap ke darah
menuju ke hati. Di dalam hati sebagian digunakan untuk energi,
sebagian diubah menjadi zat keton, dan sebagian lagi disimpan
dalam bentuk lemak badan. Apabila tubuh kehabisan glikogen
maka lemak badan akan diambil kembali. Mula-mula lemak badan
menjadi fosfolipid, kemudian dalam hati dalam bentuk lemak
bebas, jika dalam makanan terdapat kelebihan karbohidrat atau
lemak dari kebutuhan tubuh maka kelebihan tersebut disimpan
sebagai cadangan tenaga. Lemak cadangan disimpan disekitar
jantung, paru-paru, ginjal, dan alat tubuh yang lain. Simpanan
lemak dalam tubuh digunakan sebagai:
1) Cadangan tenaga/energi.
2) Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata.
3) Mempertahankan panas tubuh.
4) Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya.
5) Membentuk postur tubuh.

4. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena
perannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat
diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh
100mg atau lebih; dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari
100mg. Termasuk dalam makromineral adalah kalsium, magnesium
fosfat sedangkan yang termasuk dalam mikromineral adalah klorida,
yodium, iron, zinc.
Secara umum fungsi dari mineral adalah:
1) Membangun jaringan tulang.
2) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
3) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf.
4) Membuat berbagai enzim.

5. Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit
pada makanan dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat
berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai
katalisator. Vitamin dapat dikasifikasikan menjadi:
1) Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B kompleks, B1, B2, B3,
B12, folic acid, serta vitamin C.
2) Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A, D, E, K.
Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan.

6. Air
Air adalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi
sel bergantung pada lingkungan air.Air membentuk 60-70% berat tubuh
total. Persentase air dalam seluruh tubuh lebih besar untuk orang kurus
daripada orang yang obesitas karena otot terdiri atas lebih banyak air
daripada jaringan yang lain, kecuali darah. Bayi memiliki persentase
total air yang paling besar dalam tubuh, dan lansia memiliki persentase
total air yang paling sedikit. Saat kehilangan air, seseorang tidak akan
mampu bertahan hidup lebih dari beberapa hari.
Individu memenuhi cairan yang dibutuhkan dengan minum air
dan makan makanan yang tinggi air, seperti buah-buahan, dan sayur-
sayuran segar. Air juga di produksi selama proses pencernaan saat
makanan dioksidasi. Pada individu yang sehat, asupan cairan dari
berbagai sumber sama dengan keluaran cairan melalui eleminasi,
respirasi dan keringat. Seseorang yang sakit memiliki kebutuhan cairan
yang meningkat.Sebaliknya, seseorang yang sakit juga mengalami
penurunan kemampuan untuk mengekskresikan cairan yang
menyebabkan dibutuhkannya restriksi cairan.
Status Nutrisi
Tubuh membutuhkan bahan bakar untuk menyediakan energi
untuk metabolisme dan perbaikan sel, fungsi organ, pertumbuhan, serta
pergerakan tubuh.Laju metabolisme basal (Basal Metabolic Rate/ BMR)
adalah energi yang di butuhkan untuk memepertahankan aktivitas
kelangsungan hidup (bernapas, sirkulasi, denyut jantung, dan suhu)
pada periode waktu tertentu saat istirahat. Faktor-faktor seperti usia,
berat badan, jenis kelamin, demam, kelaparan, menstruasi, penyakit,
cidera, infeksi, tingkat aktivitas, atau fungsi tiroid dapat memengaruhi
kebutuhan energi. Penggunaan energi istirahat (Resting Energy
Expenditure/ REE) atau laju metabolisme istirahat adalah jumlah energi
yang dibutuhkan oleh individu selama 24 jam sehingga tubuh dapat
mempertahankan semua aktivitas kerja internal saat beristirahat. Faktor
yang memengaruh metabolisme adalah penyakit, kehamilan, laktasi,
dan tingkat aktivitas. Di rumah sakit, hitung kebutuhan energi dengan
menghitung konsumsi oksigen, produksi karbon dioksida, dan ekskresi
nitrogen rata-rata pada table metabolisme (Potter and Perry, 2010 :274).
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan
makanan merupakan faktor penting dalam menentukan status
nutrisi(Wartonah Tarwoto, 2006 : 26-29).
Keseimbangan energi
Energi adalah kekuatan untuk bekerja. Manusia membutuhkan
energi untuk terus-menerus berhubungan dengan lingkungannya.

Keseimbangan energi = Pemasukan energi – pengeluaran energi


Atau
Pemasukan energi = Total pengeluaran energi (panas + kerja + energi
yang disimpan)
a. Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan
selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama
energi manusia. Dari makanan yang dimakan kemudian dipecah
secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat. Besarnya
energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kilokalori juga
disebut juga satu kalori besar (K) atau kkal adalah jumlah panas
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air besar 1 derajat
celcius. Satu kkal = 1 K atau sama dengan 1.000 kalori.
Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi
pemecahan glikogen yang merupakan cadangan karbohidrat yang
disimpan dalam hati dan jaringan otot.
b. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh
tubuh untuk men-support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh.
Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fosfat seperti adenosin
tripshsfat (ATP).
Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolism
Rate (BMR) dan aktivitas fisik.
BMR Wanita = 655 + (9,6 x berat badan) + (1,8x tinggi badan) –
(4,7 x usia) BMR Pria = 66 + (13,7 x berat badan) + (5x tinggi
badan) – (6,8 x usia)
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran
energi maka akan terjadi keseimbangan negatif sehingga cadangan
makanan dikeluarkan, hal ini akan berakibat pada penurunan berat
badan. Sebaiknya, jika pemasukan energi lebih banyak dari
pengeluaran energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan
energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan
berat badan.

c. Basal Metabolism Rate (BMR)


Basal Metabolism Rate adalah energi yang digunakan
tubuh pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh sepergi
pergerakan jantung, pernapasan, peristaltik usus, kegiatan kelenjar-
kelenjar tubuh.
Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh:
1. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basal bertambah
dengan cepat, hal ini berhubungan dengan faktor pertumbuhan.
Setelah usia 20 tahun lebih konstan.
2. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal laki-laki lebih besar
disbanding wanita. Pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0
kkal/Kg BB/jam sedangkan pada wanita 0,9 kkal/Kg BB/jam.
3. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh. Makin luas pengeluaran panas akan lebih banyak
sehingga kebutuhan basal metabolisme lebih besar.
4. Kelainan endokrin
Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme,
peningkatan tiroksin mislanya pada hipertiroid akan
meningkatkan basal metabolisme sedangkan penurunan kadar
tiroksin akan menurunkan metabolisme.
5. Suhu lingkungan
Suhu lingkungan yang lebih dingin akan menigkatkan
metabolisme untuk menyesuaikan diri, tubuh harus lebih
banyak memproduksi panas.
6. Keadaaan sakit
Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu
tersebut akan mempercepat reaksi kimia, di mana
peningkatan 1derajat celcius akan meningkatkan Bmr
sebanyak 14%.
7. Keadaan hamil
Konsumsi oksigen pada orang hamil meningkat untuk
memenuhi kebutuhan dan pertumbuhan janin, sehingga
metabolisme juga akan meningkat.
8. Keadaan stres dan ketegangan
Keadaan stres dan keterangan akan merangsang produksi
katekolamin yang mempunyai efek peningkatan metabolisme.
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body
Mass Index (BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).

1. Body Mass Index (BMI)


Merupakan ukuran dari gambaran berat badan
seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total
lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan:

BB (Kg) BB(pon)x 704,5


TB (M)
atau TB(inci)2

2. Ideal Body Weight (IBW)


Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam
fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi
dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari
jumlah itu.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain:
1) Vital kehidupan, pernapasan sirkulasi darah, suhu tubuh,
dan lain-lain.
2) Kegiatan mekanik otot.
3) Aktivitas otot dan saraf.
4) Energi kimia untuk membangun jaringa, enzim, dan
hormon.
5) Sekresi cairan pencernaan.
6) Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan.
7) Pengeluaran hasil metabolisme

Faktor-faktor yang memengaruhui kebutuhan energi:


1. Peningkatan basal metabolism rate.
2. Aktivitas tubuh.
3. Faktor usia.
4. Suhu lingkungan.
5. Penyakit atau status kesehatan.

Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
memengaruhi pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
memahami kebutuhan gizi.
2) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi
tinggi dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di
beberapa daerah, tempe merupakan sumber protein yang paling
murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan
karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan
tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
3) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu juga dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di
beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi
para gadis remaja.Padahal, makanan tersebut merupakan sumber
vitamin yang sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi anak-
anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal
ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
4) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat
mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
5) Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit.Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian
yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi
keluargannya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.

Masalah Kebutuhan Nutrisi


Alimul, Aziz (2015) menuliskan secara umum, gangguan
kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi,
obesitas, malnutrisi, diabetes militus, hipertensi, jantung coroner,
kanker, dan anoreksia nervosa.
1) Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
2) Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebih.
3) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal.Status nutrisinya
adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4) Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan
zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah
asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
5) Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat
kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari
obesitas, serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup yang
berlebihan.
7) Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
Gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya
hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
8) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan
oleh konsumsi lemak secara berlebihan.
9) Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan
kelebihan energi.

1.2 Gejala dan Tanda


1. Defisit nutrisi
a. Data mayor
- Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
b. Data minor
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
- Bising usus hiperaktif
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Diare
2. Berat badan lebih
a. Data mayor
- IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih
dari presentil 95 (pada anak 2-18 tahun)
b. Data minor
- Tebal lipatan kulit trisep >25 mm

1.3 Pemeriksaan Diagnostik


Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan
laboratorium dengan ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
1. Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
2. Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
3. Hb (N: 12 mg %).
4. BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
5. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100
ml,wanita: 0,5- 1,0 mg/100 ml).

1.4 Penatalaksanaan Medis


Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang
mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah
sebai berikut:

1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral


Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan/nutrisi
melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan
membangkitkan selera makan pada pasien.
Alat dan Bahan
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pangalas
8. Jenis diet
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien.
4. Pasang pengalas.
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan.
6. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan
secara sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan.
7. Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk
sebentar.
8. Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan.
9. Cuci tangan.

2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung


Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan
keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara
memberi makanan melalui pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya
adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Alat dan Bahan
1. Pipa penduga dalam tempatnya
2. Corong
3. Spuit 20 cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makanan dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13. Vaselin
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi semifowler.
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
5. Letakkan bengkok di dekat pasien.
6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa
dari epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke
telingan dan beri tanda batasnya.
7. Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal pipa
tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan
sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke
lambung dengan cara sebagai berikut.
a. Masukkan ujung slang yang diklem ke dalam baskom yang
berisi air (klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung
maka pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung
maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau
dilipat kembali.
b. Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui
pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di
lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah
masuk, setelah itu dikeluarkan udara yang ada di dalam
sebanyak jumlah yang dimasukkan.
9. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemeberian makanan
dengan cara pasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
10. Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan
lewat pinggirnya.
11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila
ada masukkan obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem.
12. Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
13. Cuci tangan
3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian
nutrisi berupa cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui
dara vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun
vena perifer ( untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi
melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan melalui
oral atau pipa nasogastric dengan tujuan untuk menunjang nutrisi
enteral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.

Metode Pemberian
a) Nutrisi parenteral parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan
untuk memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien kerena
pasien masih dapat menggunakan saluran pencernaan. Cairan yang
biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam
amino.
b) Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yakni kebutuhan
nutrisi sepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran
pencernaan pasien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat
digunakan adalah cairan yang mengandung asam amino seperti Pan
Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid.
c) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk
jangka waktu lama dan melalui vena perifer(Hidayat dan Uliyah,
2005).

1.5 Pengkajian Keperawatan


1. Riwayat keperawatan dan diet
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
d. Adakah toleransi makan/minum tertentu?
2. Faktor yang memengaruhi diet
a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status social ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.

3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik: apatis, lesu.
b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja.
d) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
e) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver/lien.
f) Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
g) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
h) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
i) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane
mukosa pucat.
j) Gusi: pendarahan, peradangan.
k) Lidah: edema, hiperemis.
l) Gigi: karies, nyeri, kotor.
m) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
n) Kuku: mudah patah.
o) Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):
Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
Atau dapat dilakukan dengan metode “A, B, C, D” yakni sebagai
berikut:
a. Anthropometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan
dan mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi
tubuh.Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita
dilakukan dalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada
bayi pada posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau
inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan
manual, meskipun ada alat ukur yang mengunakan sistem
digital elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10% atau
0.9 x (tinggi badan – 100). Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam mengukur berat badan:
a) Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap
kali menimbang
b) Menimbang tanpa alas kaki
c) Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama
beratnya setiap kali menimbang
d) Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya
sebelum dan sesudah makan.
3. Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh,
mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau
obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini
adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan
suprailiaka.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran
antara lain:
a) Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah
kesalahan pada hasil pengukuran.
b) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
c) Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang
tidak dominan
d) Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan
atas, antara akronim dan olekranon
e) Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
f) Alat ukur yang digunakan adalah kapiler.
g) Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5cm
h) Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk
pengukuran ini kepala, dada, dan otot bagian lengan
atas (LILA).
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan
pemeriksaan laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang
meliputi pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin
berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit
serta untuk transportasi nutrisi dan hormone.
1. Hemoglobin normal
Pria : 13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
2. Hematokrit normal
Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
c. Clinical sign of nutrional status
Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-
tanda abnormal tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya
tetapi juga fisiologisnya. Tanda-tanda klinik untuk mengetahui
status individu:
No Bagian Tubuh Tanda klinik Kemungkinan
kekurangan

1 Tanda umum Penurunan Kalori,Air,


berat badan dan vitamin
dehidrasi, A
haus
pertumbuhan
terhambat

2 Rambut Kekuningan Protein


kekurangan
pigmen,kusut

3 Kulit Deatitis Niasin,


Dermatosis riboflavin,
pada bayi biotin
Petechial Lemak
hemorrhages Asam
Eksema askorbat

4 Mata Photopobia Riboflavin


Rabun senja Vitamin A

5 Mulut Stomatitis Riboflavin


Glositis Niasin, asam
folik, vitamin
B12, zat besi

6 Gigi Karies Flour

7 Neuromoskuler Kejang otot Vitamin D


Lemah otot

8 Tulang Riketsia Vitamin D


9 Gastrointestinal Anoreksia Thiamin,
Mual dan garam dapur,
muntah NaCl

10 Endokrin Gondok Iodium

11 Kardipovaskuler Pendarahan Vitamin K,


peny, thiamin,
Jantung, pyridoxine,
anemia zat besi

12 Sistem saraf Kelainan Vitamin B12


mental dan
saraf

Clinikal sign gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:


1. Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan
kualitas dan kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kateggori
sebagai berikut:
a. PCM/PEM ringan
BB kurang dari 80% dari BB normal sesuai umur
b. PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c. PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
2. Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak
adekuat pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan ASI.
Defisiensi protein dapat berakibat: retardasik metal,
kemunduran, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda
klinis kwashiokor:
a. Edema
b. Gangguan pertumbuhan
c. Perubahan kejiwaan
d. Otot tumbuh terlihat lemah
3. Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi
kalori dan protein berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-
jaringan tubuh, BB < dari normal, diarePCM juga berakibat
kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses
perawatan di berbagai fasilitas kesehatan
4. Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan
lebih dari normal (20-30%>normal)
5. Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan
ideal

d. Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi
cara ini hanya merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan
kebiasaan makanan (Moore Courney, Mary, 1997). Pola makan dan
kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang, status sosial
ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat
konsumsi nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll
Pengetahuan Penentuan tingkat pengetahuan klien
tentang nutrisi mengenai kebutuhan nutrisi
Kebiasaan MI melihat bersama-sama, makan
Makanan sambil mendengarkan musik, makan
sambil melihat televisi
Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambel, suka
coklat, suka roti
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum,
jenis minuman, jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja
siang/malam, perlu makanan
tambahan atau tidak
Riwayat kesehatan/ Adanya riwayat penyakit diabetus
pengkomsumsian melitus, adanya alergi
obat

1.6 Masalah Keperawatan


Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi pada masalah
kebutuhan nutrisi, sebagaimana menurut SDKI adalah sebagai berikut:
1. Defisit Nutrisi
2. Resiko Berat Badan Berlebih
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Linda Jual. 2012. Buku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi
2 Buku 2.
Jakarta:Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori
dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
DiagnosaMedis
EdisiRevisi Jilid 1. Jakarta: ECG
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis
Edisi Revisi Jilid 2. Jakarta: ECG
Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan,
Buku 3 Edisi
7.Jakarta: Elsevier
Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
definisi dan indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai

  • Penyakit Fix
    Penyakit Fix
    Dokumen18 halaman
    Penyakit Fix
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen10 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    ikanurhayati
    Belum ada peringkat
  • Makalah Tentang Carsinoma Nasofaring
    Makalah Tentang Carsinoma Nasofaring
    Dokumen1 halaman
    Makalah Tentang Carsinoma Nasofaring
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Diet
    Pengertian Diet
    Dokumen6 halaman
    Pengertian Diet
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Intervensi R Mawar
    Intervensi R Mawar
    Dokumen3 halaman
    Intervensi R Mawar
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Pada Usia Perembangan Sekolah
    Asuhan Keperawatan Pada Usia Perembangan Sekolah
    Dokumen23 halaman
    Asuhan Keperawatan Pada Usia Perembangan Sekolah
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Askep Jiwa
    Askep Jiwa
    Dokumen7 halaman
    Askep Jiwa
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • TB Kelenjar
    TB Kelenjar
    Dokumen15 halaman
    TB Kelenjar
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • TB Kelenjar
    TB Kelenjar
    Dokumen15 halaman
    TB Kelenjar
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Penyakit
    Intervensi Penyakit
    Dokumen7 halaman
    Intervensi Penyakit
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • TB Hemaptoe
    TB Hemaptoe
    Dokumen14 halaman
    TB Hemaptoe
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • LP Oksigenasi
    LP Oksigenasi
    Dokumen10 halaman
    LP Oksigenasi
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • DEMOKRASI
    DEMOKRASI
    Dokumen2 halaman
    DEMOKRASI
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Askep Jiwa
    Askep Jiwa
    Dokumen7 halaman
    Askep Jiwa
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • TB Hemaptoe
    TB Hemaptoe
    Dokumen15 halaman
    TB Hemaptoe
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • TB Kelenjar
    TB Kelenjar
    Dokumen15 halaman
    TB Kelenjar
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • LP Oksigenasi
    LP Oksigenasi
    Dokumen10 halaman
    LP Oksigenasi
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Hipospadia
    Hipospadia
    Dokumen7 halaman
    Hipospadia
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Batu Ginjal
    Batu Ginjal
    Dokumen20 halaman
    Batu Ginjal
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • KDM
    KDM
    Dokumen8 halaman
    KDM
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Batu Ginjal
    Batu Ginjal
    Dokumen20 halaman
    Batu Ginjal
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Nyeri Fix
    Nyeri Fix
    Dokumen8 halaman
    Nyeri Fix
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Intervensi
    Kumpulan Intervensi
    Dokumen5 halaman
    Kumpulan Intervensi
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • TB Hemaptoe
    TB Hemaptoe
    Dokumen15 halaman
    TB Hemaptoe
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Resiko Infeksi
    Resiko Infeksi
    Dokumen6 halaman
    Resiko Infeksi
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Askep Batu Ginjal
    Askep Batu Ginjal
    Dokumen1 halaman
    Askep Batu Ginjal
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Askep Batu Ginjal
    Askep Batu Ginjal
    Dokumen1 halaman
    Askep Batu Ginjal
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat