Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR NYERI

NAMA : Dea Shinta Ramadhani


NIM : 16010151

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI LMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR NYERI

1.1 Pengertian
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. (Hidayat, 2009) Nyeri didefinisikan
sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui
bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International
Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan
emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan
jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan. Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah
suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik
maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak yang diikuti oleh reaksi fisik,
fisiologis, dan emosional
1.2 Etiologi
Faktor resiko
1) Nyeri akut
a. Melaporkan nyeri secara verbal dan nonverbal
b. Menunjukan kerusakan
c. Posisi untuk mengurangi nyeri
d. Gerakan untuk melindungi
e. Tingkah laku berhati-hati
f. Muka dengan ekspresi nyeri
g. Gangguan tidur (mata sayu, tampak lingkaran hitam, menyeringai)
h. Fokus pada diri sendiri
i. Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, tempat, dan orang, proses
berpilur)
j. Tingkah laku distraksi
k. Respon otonom (perubahan tekanan darah, suhu tubuh, nadi, dilatasi pupil)
l. Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
m. Perubahan nafsu makan
2) Nyeri kronis
a. Perubahan berat badan
b. Melaporkan secara verbal dan nonverbal
c. Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
d. Perubahan pola tidur
e. Kelelahan
f. Atrofi yang melibatkan beberapa otot
g. Takut cedera
h. Interaksi dengan orang lain menurun

Faktor predisposisi

1) Trauma
a) Mekanik : rasa nyeri timbul akibat ujung saraf bebas mengalami
kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka
b) Thermis : nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan
akibat panas, dingin, misalnya api atau air panas
c) Khermis : nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam
atau basa kuat
d) Elektrik : nyeri timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai
reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar
2) Neoplasma, bersifat jinak maupun ganas
3) Peradangan
4) Kelainan pembuluh darah dan gangguan sirkulasi darah
5) Trauma psikologis

Faktor presipitasi

1) Ligkungan
2) Suhu ekstrim
3) Kegiatan
4) Emosi

1.3 Proses terjadinya


a) Teori pemisahan (Specificity theory)
Rangsangan nyeri masuk ke medulla spinalis (spinal card) melalui karnu
dorsalis yang bersinapsis dari daerah posterior, kemudian naik ke tractus
lissur dan menyilang dari garis median ke garis/ ke sisi lainnya dan berakhir
dari korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
b) Teori pola (Pathern theory)
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis
dan merangsang sel T. Hal ini mengakibatkan suatu reson yang merangsang
ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi
menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri.
c) Teori pengendalian gerbang (Gate control theory)
Nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang keduanya berada
dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serabut saraf besar akan
mengakibatkan aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan
tutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan
menyebabkan hantaran rangsangan akut terhambat. Rangsangan saraf besar
dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan
dikembalikan dalam medula spinalis melaui serat eferen dan reaksinya
mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan
menghambat aktivitas substansia gelatinosa dan membuka pintu
mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan
menghantarkan rangsangan nyeri.
d) Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls saraf,
sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls saraf.
Pada serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls lamban dan
endogen opials system supresif.

1. Komplikasi

a) Gangguan pola istirahat tidur


b) Syok neurogenik

2. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan darah lengkap
b) CT scan
c) MRI
d) EKG

1.4 Faktor yang berpengaruh


Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf
sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang
tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding
arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respons
akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat
kimiawi seperti histamin, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam
yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan
oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.
Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan
berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut
yang bermyelin rapat atau serabut A (delta) dan serabut lamban (serabut C).
Impuls-impuls yang ditransmisikan oleh serabut delta A mempunyai sifat
inhibitor yang ditransmisikan ke serabut C. Serabut-serabut aferen masuk ke
spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsa horn. Dorsal
horn terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling bertautan. Di antara
lapisan dua dan tiga terbentuk substantia gelatinosa yang merupakan saluran
utama impuls. Kemudian, impuls nyeri
1.4 Faktor Yang Berpengaruh
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapahal, di
antaranya adalah:
1.Arti Nyeri
Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan
hampirsebagian artin yeri merupakan arti yang negatif,
sepertimembahayakan,merusak, dan lain-lain. Keadaan ini di
pengaruhilingkungan dan pengalaman.
2.Persepsi Nyeri
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektiftempatnya
pada korteks (pada fungsi evaluasi kognitif). Persepsi inidi pengaruhi
oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
3.Toleransi Nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas
nyeri yang dapatmempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri.
Faktor yangdapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri
antara lainalcohol,obat-obatan,hipnotis,gerakan atau
garakan,pengalihanperhatian,kepercayaan yang kuat dan
sebagainya. Sedangkanfaktor yang menurunkan toleransi antara
lain kelelahan,rasamarah,bosan,cemas,nyeri yang kunjung tidak
hilang,sakit, danlain-lain.
4.Reaksi terhadap nyeri
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk
responseseorangterhadapnyeri, seperti
ketakutan,gelisah,cemas,menangis,danmenjerit. Semua ini merupakan
bentuk respon nyeri yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,seperi
arti nyeri,tingkat perspepsi

1.5 Asuhan Keperawatan Pada Masalah Nyeri


A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada masalah nyeri yang dapat dilakukan adalah adanya riwayat
nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas dan waktu
serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :
1. P (pemacu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri,
2. Q (quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat,
3. R (region), yaitu daerah perjalanan nyeri,
4. S (severity) adalah keparahan atau itensitas nyeri,
5. T (Time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien melalui skala
nyeri berikut:
B. Diagnosa Keperawatan
Terdapat beberapa diagosis yang berhubungan dengan masalah nyeri, di
antaranya :
1. Nyeri akut.
2. Nyeri kronis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim A, 2008. Konsep Dasar Nyeri.


http://qittun.blogspot.com/2008/10/konsep-dasar-nyeri.html
Anonim B, 2011. Askep Fraktur Femur – Patah Tulang Paha.
http://mihardi77.blogspot.com/2011/01/askep-fraktur-femur-patah-tulang-
paha.html
Hidayat, A. A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan, Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.

North American Nursing Diagnosing Association. 2010. Diagnosis Keperawatan :


Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai