Anda di halaman 1dari 8

1.

1 Pengertian

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB
atau BAK (toileting) (Fitria, 2009).

Pengertian yang hampir sama diungkapkan oleh Wilkinson (2006), defisit perawatan
diri menggambarkan suatu keadaan seseorang yang mengalami gangguan
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berganti
pakaian, makan dan toileting.

Menurut Potter Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya

1.2. Jenis-jenis defisit perawatan diri

Menurut Nanda-I (2012), jenis defisit perawatan diri terdiri dari :

a. Defisit perawatan diri : Mandi / kebersihan

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi / beraktivitas


perawatan diriuntuk diri sendiri.

b. Defisit perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.

Hambatan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

c. Defisit perawatan diri : Makan


Hambatan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan secara mandiri.

d. Defisit perawatan diri : Toileting

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting


sendiri.

1.3. Etiologi

Defisit perawatan diri seringkali disebabkan oleh intoleransi aktivitas, hambatan


mobilitas fisik, nyeri, ansietas, atau gangguan kognitif atau persepsi (misalnya defisit
perawatan diri : makan yang berhubungan dengan disorientasi). Sebagai etiologi,
defisit perawatan diri dapat meneybabkan depresi, ketakutan terhadap ketergantungan
dan ketidakberdayaan (misalnya, ketakutan menjadi ketergantungan total yang
berhubungan defisit perawatan diri akibat kelemahan residual karena penyakit
stroke)(Wilkinson dan Ahern, 2012).

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003), penyebab kurang perawatan diri adalah :

a. Faktor prediposisi

1) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif


terganggu.

2) Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.

3) Kemampuan realitas turun


Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

4) Sosial

5) Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi


lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

b. Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:

1)Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya


dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan
dirinya.

2) Praktik Sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.

3) Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.

5) Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.

6) Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.

7) Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

4. Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai
berikut :

a. Mandi/Hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau


mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.

b. Berpakaian/berhias

Klien memiliki kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian,


menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, mengambil
pakaian, dan mengenakan sepatu.

c. Makan

Klien memiliki ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan,


melengkapi makanan, mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat,
serta mencerna cukup makanan dengan aman.

d. Eliminasi

Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau


kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar
kecil.

5. Akibat

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya


kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.

b. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan


kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
1.4. Masalah Keperawatan Yang Harus Dikaji

1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Data subyektif : Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan
apa-apa

Data obyektif : Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis,


badan bau, kulit kotor

2. Isolasi Sosial

Data subyektif : Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

Data obyektif : Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi
sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur,
Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

3. Defisit Perawatan Diri

Data subyektif

a) Pasien merasa lemas

b) Malas untuk beraktivitas

c) Merasa tidak berdaya

Data obyektif

a) Rambut kotor, acak – acakan

b) Badan dan pakaian kotor dan bau


c) Mulut dan gigi bau.

d) Kulit kusam dan kotor

e) Kuku panjang dan tidak terawat

1.5. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul

1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

2. Isolasi Sosial

3. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK


DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis


Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC

Fitria, N., 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.


Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Wilkinson, J.M., & Ahern, Nancy R. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. 9th
ed. (Penerjemah: Wahyuningsih, Esty). Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai