Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

USIA PEREMBANGAN SEKOLAH

Kelompok 4

STIKES dr. Soebandi jember ‘ 18


kasus
 Seorang anak laki-laki, umur 10 tahun, pelajar kelas 5 SD, agama Islam, suku
Jawa, dibawa orang tuanya untuk konsultasi karena tidak mau sekolah, sejak 3
bulan yang lalu dengan alasan takut dinakali teman-temannya yang dikenal
sebagai gank anak nakal. Pasien sering diejek, diambil barang-barangnya
(pensil,penggaris, penghapus, dll) serta dipukul sejak 10 bulan yang
lalu.Namun pasien tidak berani mengadukan pada guru ataupun orang tuanya
karena diancam.
Ketika ada penayangan film smack down, pasien makin sering disakiti,
dipukul, dikatakan banci, anak mami, pendek dan ejekan-ejekan lainnya.
Bersamaan dengan itu guru walikelas yang hubungannya sangat dekat dengan
pasien, cuti dan digantikan guru lain. Pasien menjadi takut masuk sekolah
dengan berbagai alasan, pasien mengeluh sakit perut, pusing sehingga
diperiksakan ke Puskesmas mintadiantar atau ditunggui bahkan sering minta
pulang saat tiba di sekolah dan jika tidak dituruti maka pasien akan menyakiti
dirinya sendiri dengan membentur-benturkan kepalanya ke tembok,
mencakar-cakar tubuhnya sampai berdarah.
Pasien yang biasanya ceria menjadi pendiam, tidak mau lagi bercanda, jarang
tersenyum, pemarah, penakut, tidak berani keluar rumah kecuali bersama
orang tua atau saudaranya, jika ada tamu. Keinginannya harus dituruti, jika
tidak pasien marah-marah, membanting barang-barang yang ada di dekatnya.
Pasien gelisah, sulit tidur, sering terbangun, mimpi-mimpi buruk.
Pengertian Gangguan Kepribadian

 Kepribadian adalah totalitas dari ciri perilaku dan emosi yang merupakan
karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan sehari-hari, dalam kondisi
yang biasa. Sifatnya stabil dan dapat diramalkan.
 Gangguan kepribadian adalah ciri kepribadian yang bersifat tidak fleksibel
dan maladaptif yang menyebabkan disfungsi yang bermakna dan
penderitaan subjektif. Orang dengan gangguan kepribadian memiliki
respons yang benar-benar kaku terhadap situasi pribadi, hubungan
dengan orang lain ataupun lingkungan sekitarnya
Macam-macam gangguan kepribadian

 Gangguan Kepribadian Dependen


Kepribadian Dependen adalah suatu pola perilaku berupa kebutuhan
berlebih agar dirinya dipelihara, yang menyebabkan seorang individu
berperilaku submisif, bergantung kepada orang lain, dan ketakutan
akan perpisahan dengan orang tempat ia bergantung, Besifat pervasif,
berawal sejak usia dewasa muda, dan nyata dalam berbagai situasi.
EpidemiologiGangguan Kepribadian Dependen

Gangguan kepribadian dependen lebih sering terjadi pada wanita


dibandingkan pada pria. Orang dengan penyakit fisik kronis di masa
kecil mungkin paling rentan terhadap gangguan ini.
 Fitur KlinisGangguan Kepribadian Dependen
Gangguan kepribadian dependen ditandai oleh pola perilaku meresap
tergantung dan tunduk. Orang dengan gangguan tersebut tidak dapat
membuat keputusan tanpa saran dan kepastian dari orang lain dengan
jumlah berlebihan. Mereka menghindari posisi tanggung jawab dan
menjadi cemas jika diminta untuk mengambil peran kepemimpinan.
Mereka lebih suka untuk tunduk.
Depresi

Depresi adalah suatu keadaan mental mood yang menurun yang


ditandai dengan kesedihan, perasaan putus asa, tidak
bersemangat, rasa bersalah, harga diri yang rendah, dan
perasaan kosong.
 Epidemiologi Depresi
Frekuensi depresi meningkat seiring dengan bertambahnya usia
seseorang. Gangguan mood jarang terjadi pada anak yang belum
sekolah. Angka kejadian depresi juga mengalami peningkatan
pada anak yang mengalami perawatan dirumah sakit, dimana
angka kejadian depresi adalah 20%.
Etiologi

Berdasarkan bukti penelitian. Gangguan mood pada anak


memiliki etiologi yang sama seperti pada dewasa, dimana
faktor yang berperan antara lain:
 Studi Genetik Molekular
Dua gen telah diidentifikasi yang diduga membuat individu
rentan mengalami gangguan depresi
 Faktor Keluarga
Faktor keluarga sangatlah berperan pada gangguan mood
yang dialami oleh anak, remaja, dan orang dewasa.
Peningkatan insiden gangguan mood umumnya ditemui
pada anak dengan riwayat orang tua atau saudara
kandung memiliki gangguan yang serupa
Lanjutan…
 Faktor Biologis
Penelitan pada gangguan depresi mayor prapubertal dan
gangguan mood pada remaja membuktikan bahwa terdapat
berbagai macam kelainan biologis pada anak.Contohnya pada
anak prapubertas dengan gangguan depresi ditemukan
mengalami peningkatan hormon pertumbuhan pada saat tidur
dibandingan dengan anak normal dan mereka yang tidak
memiliki gangguan mental.Selain itu, hipersekeresi dari kortisol
juga ditemukan pada pasien dengan gangguan depresi mayor.
Lanjutan…
 Faktor Sosial
Fator genetik tidak berperan sepenuhnya pada
gangguan depresi pada anak. Diperlukan faktor lain
untuk menimbulkan gangguan depresi, yaitu keadaan
sosial. Keadaan sosial tempat anak tumbuh sangat
berperan untuk kesehatan mental anak.Keadaan sosial
yang tidak mendukung seperti konflik pada keluarga,
kekerasan pada anak, keadaan sosioekonomi dari
keluarga, dan perceraian merupakan penyebab utama
terjadinya depresi pada anak. Kehilangan figur ayah
sebelum usia 13 tahun juga meningkatkan risiko depresi
pada anak.
Antidepressan

 Antidepresan terutama digunakan untuk mengobati


depresi, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan
ansietas menyeluruh, gangguan panik, gangguan
fobik dan pada kasus tertentu, enuresis nokturnal
(antidepresan trisiklik) dan bulimia nervosa
(fluoxatine).
Klasifikasi Antidepressan
 ANTIDEPRESI TRISIKLIK/POLISIKLIK
Anti depresan trisiklik merupakan anti depresan generasi
pertama untuk mengatasi pasien depresi. Belakangan
ini kedudukan antidepresan trisiklik telah digeser oleh
anti depresan baru karena ditolerir dengan lebih baik
dan faktor keamanan. Pemberian antidepresan trisiklik
secara oral diserap dengan baik dan level puncak
dalam plasma dicapai setelah 2-6 jam, namun reaksi
klinik optimum setelah 2-4 minggu pemberian. Terapi
jangka panjang menyebabkan perubahan dalam
reseptor-reseptor sistem saraf pusat tertentu. Obat
penting dalam grup ini adalah imipramin, amitriptilin,
desipramin
Lanjutan…
 SELECTIVE SEROTONIN REUPTAKE INHIBITOR
Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) merupakan grup
kimia antidepresan baru yang khas, hanya menghambat
ambilan serotonin secara spesifik. Dibanding dengan
antidepresan trisiklik, SSRI menyebabkan efek antikolinergik
lebih kecil dan kordiotoksisitas lebih rendah. Namun demikian,
inhibitor ambilan kembali serotonin yang baru harus digunakan
secara seksama sampai nanti setelah efek iangka panjang
diketahui.
Lanjutan…
 MONOAMIN OKSIDASE INHIBITORS (MAOI)
Monoamin oksidase (MAO) adalah suatu enzim mitokondria yang
ditemukan dalam jaringan saraf dan jaringan lain, seperti usus dan
hati. Dalam neuron, MAO berfungsi sebagai "katup penyelamat",
memberikan deaminasi okidatif dan meng-nonaktifkan setiap molekul
neurotransmiter (norepinefrin, dopamin, dan serotonin) yang
berlebihan dan bocor keluar vesikel sinaptik ketika neuron istirahat
Lanjutan…
 SELECTIVE NOREPINEPHRIN AND SEROTONIN REUPTAKE
INHIBITOR (SNRI)
Salah satu contoh obat golongan SNRI adalah venlafaxine yang
menyebabkan penghambtan sentral selektif terhadap ambilan
kembali noradrenalin dan serotoni. Venlafaxien memiliki efek
samping yang sama dengan SSRI, yang tersering adalah mual,
sakit kepala, insomnia, somnolen, mulut kering, pusing,
konstipasi, astenia, berkeringat dan gugup. Kebaynyakan efek
samping ini terkait dosis dan sebagian besar menurun
intensitas dan frekuensinya seiring waktu. Pada dosis yang lebih
tinggi dapat terjadi hipertensi.
Lanjutan…
 ATYPICAL ANTIDEPRESSANT
Salah satu contoh atypical antidpressant yaitu bupropion, memiliki
struktur kimia mirip amfetamin, obat ini diduga bekerja pada efek
dopaminergik.
Efek samping utama berupa perangsangan sentral agitasi, ansietas dan
insomnia pada 2% pasien. Efek samping lain yang dapat terjadi ialah
mulut kering, migrain, mual, muntah, konstipasi dan tremor.
Terapi Perilaku Kognitif

Terapi kognitif adalah terapi terstruktur jangka pendek yang


menggunakan kerjasama aktif antara pasien dan ahli terapi
untuk mencapai tujuan terapeutik.Terapi ini berorientasi
terhadap masalah sekarang dan pemecahannya.Terapi biasanya
dilakukan atas dasar individual, walaupun metode kelompok
juga digunakan. Terapi juga dapat digunakan bersama-sama
dengan obat. Terapi perilaku kognitif adalah terapi yang
menganggap kesulitan-kesulitan emosional berasal dari pikiran
dan keyakinan yang salah yang menyebabkan perilaku yang
tidak produktif. Terapi ini berusaha untuk mengintegrasikan
teknik-teknik terapeutik yang berfokus untuk membantu
individu melakukan perubahan-perubahan, tidak hanya pada
perilaku nyata tetapi juga dalam pemikiran, keyakinan dan
sikap yang mendasarinya.
Prinsip – Prinsip Perilaku Kognitif

Prinsip dasar dari terapi perilaku kognitif adalah mengajarkan kepada


pasien bahwa kepercayaan dan pemikiran tidak rasional adalah
penyebab dari gangguan emosional dan tingkah laku (Hoffman, 1984).
prinsip-prinsip modifikasi perilaku-kognitif, Meichenbaum (dalam
Ivey, 1993) mengemukakan 10 hal yang harus diperhatikan seorang
terapis dalam penggunaan modifikasi perilaku-kognitif, yaitu:
1. Terapis perlu memahami bahwa perilaku klien ditentukan oleh
pikiran, perasaan, proses fisiologis, dan akibat yang dialaminya.
2. Proses kognitif sebenarnya tidak menyebabkan kesulitan emosional,
namun yang menyebabkan kesulitan emosional adalah karena proses
kognitif itu sendiri merupakan proses interaksi yang kompleks. Bagian
penting dari proses kognisi adalah meta-kognisi yaitu klien berusaha
untuk memberi komentar secara internal pada pola pemikiran dan
perilakunya saat itu.
3. Tugas penting dari seorang terapis adalah menolong klien untuk
memahami cara klien membentuk dan menafsirkan realitas.
4. Modifikasi perilaku-kognitif memahami persoalan dengan pendekatan
psikoterapi yang diambil dari sisi rasional atau objektif.
5. Modifikasi perilaku-kognitif ditekankan pada penjabaran serta penemuan
proses pemahaman pengalaman klien
6. Dimensi yang cukup penting adalah untuk mencegah kekambuhan
kembali.
7. Modifikasi perilaku-kognitif melihat bahwa hubungan baik yang dibangun
antara klien dan terapis merupakan sesuatu yang penting dalam proses
perubahan klien.
8. Emosi memainkan peran yang penting dalam terapi, untuk itu klien perlu
dibawa ke dalam suasana terapi yang mengungkap pengalaman emosi.
9. Terapis perlu menjalin kerjasama dengan pihak keluarga ataupun
pasangan klien.
10. Modifikasi perilaku-kognitif dapat diperluas sebagai proses pencegahan
timbulnya perilaku maladaptif.
Tujuan Pendekatan Terapi Perilaku Kognitif

Pendekatan terapi perilaku kognitif adalah pendekatan


pemberian bantuan yang bertujuan mengubah suasana hati dan
perilaku individu dengan mempengaruhi pola berfikirnya (Beck,
1985; Burns, 1986).
 Teknik Terapi Perilaku Kognitif
 Teknik Pemantauan dan Kontrol Diri
Pemantauan dan kontrol diri merupakan langkah awal untuk
merubah perilaku target. Seseorang itu harus mengetahui
terlebih dahulu perilaku yang mana yang menjadi target terapi
perilaku kognitif. Kedua teknik tersebut mengkaji seberapa
sering perilaku target itu timbul dan resiko yang apa yang
muncul kalau tidak segera ditangani
Lanjutan…
 Reinforcement (Penguatan diri)
Penguatan diri adalah teknik yang paling menarik apabila kita belajar
teori terapi perilaku kognitif.Penguatan diri meliputi pemberian pujian
atau hukuman pada diri sendiri untuk meningkatkan atau
meminimalkan beberapa kejadian perilaku target.
 Distraksi (pengalihan perhatian)
Distraksi mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain yang lebih
menyenangkan sehingga klien mampu mengabaikan pemikiran yang
tidak menyenangkan yang sedang dialami. Distraksi bekerja memberi
pengaruh paling baik untuk jangka waktu yang singkat.
Lanjutan…
 Distraksi Visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran,
melihat pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual.
 Distraksi Pendengaran
Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara
burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih
musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan
diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien
juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti
irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki
(Tamsuri, 2007).
Lanjutan…
 Distraksi Pernafasan
Distraksi pernafasanyaitu bernafas ritmik, anjurkan klien untuk
memandang fokus pada satu objek atau memejamkan mata dan
melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu
sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut
secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati).
Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan
terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini
hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.
 Distraksi Intelektual
Distraksi intelektualantara lain dengan mengisi teka-teki silang,
bermain kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti
mengumpulkan perangko, menulis cerita.
Lanjutan…
 Tehnik Pernafasan
Tehnik pernafasan, seperti bermain, menyanyi, menggambar atau
sembayang.
 Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbingadalah kegiatan klien dengan membuat suatu
bayangan yang menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada
bayangan tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari
dari perhatian terhadap stimulus yang kurang menyenangkan
(Tamsuri, 2007).

Anda mungkin juga menyukai

  • TB Kelenjar
    TB Kelenjar
    Dokumen15 halaman
    TB Kelenjar
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen10 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    ikanurhayati
    Belum ada peringkat
  • Makalah Tentang Carsinoma Nasofaring
    Makalah Tentang Carsinoma Nasofaring
    Dokumen1 halaman
    Makalah Tentang Carsinoma Nasofaring
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Diet
    Pengertian Diet
    Dokumen6 halaman
    Pengertian Diet
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • TB Hemaptoe
    TB Hemaptoe
    Dokumen14 halaman
    TB Hemaptoe
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Fix
    Penyakit Fix
    Dokumen18 halaman
    Penyakit Fix
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • DEMOKRASI
    DEMOKRASI
    Dokumen2 halaman
    DEMOKRASI
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Penyakit
    Intervensi Penyakit
    Dokumen7 halaman
    Intervensi Penyakit
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Intervensi R Mawar
    Intervensi R Mawar
    Dokumen3 halaman
    Intervensi R Mawar
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Askep Jiwa
    Askep Jiwa
    Dokumen7 halaman
    Askep Jiwa
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • TB Kelenjar
    TB Kelenjar
    Dokumen15 halaman
    TB Kelenjar
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • LP Oksigenasi
    LP Oksigenasi
    Dokumen10 halaman
    LP Oksigenasi
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • LP Oksigenasi
    LP Oksigenasi
    Dokumen10 halaman
    LP Oksigenasi
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Askep Jiwa
    Askep Jiwa
    Dokumen7 halaman
    Askep Jiwa
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Nyeri Fix
    Nyeri Fix
    Dokumen8 halaman
    Nyeri Fix
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • KDM
    KDM
    Dokumen8 halaman
    KDM
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • TB Kelenjar
    TB Kelenjar
    Dokumen15 halaman
    TB Kelenjar
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • TB Hemaptoe
    TB Hemaptoe
    Dokumen15 halaman
    TB Hemaptoe
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Hipospadia
    Hipospadia
    Dokumen7 halaman
    Hipospadia
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Batu Ginjal
    Batu Ginjal
    Dokumen20 halaman
    Batu Ginjal
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Intervensi
    Kumpulan Intervensi
    Dokumen5 halaman
    Kumpulan Intervensi
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Batu Ginjal
    Batu Ginjal
    Dokumen20 halaman
    Batu Ginjal
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • LP Nutrisi Fix1
    LP Nutrisi Fix1
    Dokumen27 halaman
    LP Nutrisi Fix1
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Resiko Infeksi
    Resiko Infeksi
    Dokumen6 halaman
    Resiko Infeksi
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • TB Hemaptoe
    TB Hemaptoe
    Dokumen15 halaman
    TB Hemaptoe
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Askep Batu Ginjal
    Askep Batu Ginjal
    Dokumen1 halaman
    Askep Batu Ginjal
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Askep Batu Ginjal
    Askep Batu Ginjal
    Dokumen1 halaman
    Askep Batu Ginjal
    Dea Ramadhani
    Belum ada peringkat