Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian agama, keyakinan, dan kepercayaan


Agama menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) adalah suatu
sistem yang mengatur semua tata keimanan atau kepercayaan dan
peribadatan hanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa beserta kaidah-
kaidahnya yang berkaitan dengan pergaulan manusia. Menurut Luckmann
agama adalah suatu kemampuan organisme yang dimiliki manusia agar
mampu untuk mengangkat alam bioloisnya, dapat dilakukan melalui cara
pembentukan alam-alam maknawi yang objektif dan mempunyai daya ikat
moral serta melingkupi. Contohnya adalah agam Islam yang mana telah
terdpat sistem aturan mengenai ibadah, muamalah, akhlak, dan lain
sebagainya. Menurut Islam agama adalah sebuah nasehat, yaitu nasehat
bagi Allah, kitab-kitabNya, RosulNya,dan pemimpin-pemimpin Muslimin
dan untuk umat manusia secara umum (rakyat), maksudanya adalah agama
terutama agama Islam adalah agama yang mengandung nasihat bersih dari
segala kotoran dan menedekatkan manusia dengan Tuhannya, kitabnya,
dan Rosulnya, nasehat bagi Allah, kitabNya, dan rosulnya adalah kita
beusaha didekatkan dengan 3 Hal tersebut dengan ajaran-ajaran Islam
yang sempurna ini dan mengandung asehat sedangkan nasehat bagi
pemimpin dan rakyatnya adalah dimana agama islam ini ditujuakan bagi
mereka yang memimpin agar senantiasa berbuat adil, amar ma’ruf nahi
mungkar dan melaksanakn perintah Allah dan rosulnya serta menjauhi
larangannya, agama diaharpkan bisa menajdi pedoman bagi mereka para
pemimpin dan rakyat demi kemaslahatan bersama.
Sedangkan kepercayaan adalah keinginan seseorang terhdapa suatu objek
baik itu manusia maupun agama dan sebagainya yang mana kepercayaan
itu dapat menuntun kepada hal yang ia inginkan maupun membantunya
kepada sautu hal.
Sedangkan keyakinan adalah kepercayaan yang tinggi didasarkan terhadap
suatu hal yang dapat menenangkan, membantu, dan menyakinkan, yang
semua itu karena suatu kejadian, perilaku, dan kebiasaan, semua itu dapat
menyakinkan seseorang. Misalnya adalah keyakinan seseorang terhdapa
agama yang mana agama dapat membawanya kepada ketenangan dan
ketentraman dalam hidup membimbingnya kepada ridho Tuhan semua itu
dia dapatkan karena kejadian, bukti, dan perilaku orang lain karena semua
hal tersebut seseorang dapat meyakini kepada suatu hal yang kuat yaitu
agama misalnya.
2. Pengertian antropologi agama dan sosiologi agama
Antropologi agama adalah ilmu yang mengkaji tentang manusia secara
umum dari segi budaya, perilaku, dan norma. Antropologi bertujuan
untuk memperoleh pemahaaman akan eksistensi atau hakikat manusia
sebagai makhluk dimuka bumi. Antropologi memiliki kajian untuk
mempertanyakan bagaiamana manusia seperti ini? mengapa manusia
seperti itu? . kemudian apabila dikaitkan dengan agama maka antropologi
mengkhususkan pada aspek agama manusia bagaimana manusia
menjalankan hidupnya dari sisi agamanya baik perilakunya,budayanya,
maupun normanya. Akankah memberi efek kepada manusia itu sendiri dan
apa alasan manusia melakukan segala hal yang berkaitan dengan agama,
antropologi mengkaji semua hal itu.
Contoh fenomena di masyarakat adalah: halal bihalal yang dilakukan oleh
masyarakat indonesia pasca lebaran idul fitri setiap tahunnya, masyarakat
rutin melakukan tradisi ini dengan maksud bahwa halal bihalal adalah
saling mengiklaskan dan melepaskan kesalahan dari setiap individu
dengan individu yang lain khususnya antar keluarga maupun masyarakat,
acara ini menggambarkan bahwa masyarakat indonesia memiliki rasa
kesatuan dan keadaban dalam praktik sosialnya dan keagamaannya, ini
menunjukkan juga tentang kesatuan budaya dan kemajuan sosial karena
budaya halal bihalal ini diikuti oleh lintas agama, lintas suku, lintas latar
belakang.
Sosiologi agama adalah disiplin ilmu yang mengkaji fenomena sosial yang
berkaitan dengan relasi antara agama dan masyarakat. Dalam sosiologi
agama bisa dilihat sebagai sistem keyakinan dan institusi sosial . sebagai
sistem keyakinan, agama mempengaruhi atau bahkan menentukan
bagaimana orang berpikir, bertindak dan berperilaku. Sedangkan sebagai
institusi sosial, agama merupakan seperangkat norma, nilai, dan aturan
yang membentuk pola tindakan sehingga terorganisir dan secara dinamis
dalam rentang historis tertentu.
Contoh fenomena sosiologi agama: tradisi ibadah qurban atau
penyembilihan hewan qurban pada hari raya idul adha dimana umat
muslim khsusnya diindonesia merayakan hari raya idul adha dengan
menyembelih hewan qurban seperti kambing, sapi, kerbau dan sejenisnya
untuk dibagikan kepada masyarakat fenomena ini terjadi setiap tahunnya
dan begitu hikmat dan masif diIndonesia karna diIndonesia sendiri momen
idul Adha identik dengan daging-daging hasil sembelihan yang dapat
digunakan sebagai lauk pokok makan, fenomena ini sangat berimplikasi
meningkatkan kualitas penghayatan individu terhadap universalitas nilai-
nilai kemanusiaan. Dengan demikian, kedudukan agama bukan hanya
untuk umat muslim tapi juga untuk kemaslahatan umat manusia secara
umum. Dalam idul adha atau idul qurban juga menanamkan sikap
peneldanan kepada ajaran Nabi Ibrahim dan Ismail yang mengajarkan
akan pengorbanan dan kerja keras demi kepentingan bersama.
3. Hubungan agama hindu dan buddha dan konsep ketuhanannya serta
ibdahnya
Agama buddha dan hindu merupakan agama yang paling tua didunia yang
sama sama muncul pada abad 5 atau 8 sebelum masehi ada yang
mengatakan juga bahwa hindu terlebih dahulu yang muncul, agama hindu
terbentuk dari tradisi budaya dari para penduduk diIndia yang
mengaplikasikan beberapa kebudayaan yang kompleks seperti pertanian,
astronomi, dan filsafat. Sedangkan buddha merukana agama yang dibentuk
karena ajaran-ajaran dari raja Siddharta Gautama yang sering melakukan
meditasi dengan itu dai mendapatkan wahyu.
 Konsep ketuhanan agama hindu: Konsep Ketuhan yang paling
banyak dipakai adalah Monoteisme (terutama dalam Weda, agama
Hindu Dharma dan Adwaita Wedanta), sedangkan konsep lainnya
(ateisme, panteisme, henoteisme, monisme dan politeisme) kurang
diketahui. Sebenarnya konsep 6 Ketuhanan yang jamak tidak
diakui oleh umat Hindu pada umumnya, karena berdasarkan
pengamatan para sarjana yang meneliti agama Hindu tidak secara
menyeluruh. 1) Monoteisme Dalam agama hindu pada umumnya,
konsep yang dipakai adalah Monoteisme. Konsep tersebut dikenal
sebagai filsafat Adwaita Wedanta yang berarti “tak ada duanya”.
Selayaknya konsep Ketuhanan dalam agama Monoteistik lainnya,
Adwaita Wedanta menganggap bahwa Tuhan merupakan pusat
segala kehidupan di alam semesta, dan dalam agama Hindu, Tuhan
dikenal dengan sebutan Brahman. Dalam keyakinan umat Hindu,
Brahman merupakan sesuatu yang tidak berawal namun juga tidak
berakhir. Brahman merupakan pencipta sekaligus pelebur alam
semesta. Brahman berada di mana-mana dan mengisi seluruh alam
dunia. Segala sesuatu yang ada di alam semesta tunduk kepada
Brahman tanpa kecuali. Dalam konsep tersebut, posisi para dewa
disertakan dengan malaikat dan enggan untuk dipuja sebagai
Tuhan sendiri, melainkan dipuji atas jasa-jasanya sebagai perantara
Tuhan kepada umatnya. Filsafat Adwaita Wedanta menganggap
tidak ada yang setara dengan Brahman, sang pencipta alam
semesta. Dalam keyakinan umat hindu, brahman hanya ada satu,
tidak ada duanya, namun orang-orang bijaksana menyebutnya
dengan berbagai nama sesuai dengan sifatnya yang maha kuasa.
Nama-nama kebesaran Tuhan kemudian diwujudkan kedalam
beragam bentuk Dewa-dewi, seperti misalnya: Wisnu, Brahma,
Siwa, Parwati, Saraswati, dan lain-lain.
 Konsep ketuhanan agama buddha: Dalam agama budha, sebutan
untuk Tuhan Yang Maha Esa antara lainnya parama budha,
sanghyang adi budha, hyang tathagata, Yang Esa dan lainnya.
Walaupun sebutannya berbeda-berbeda, namun hakekatnya tuhan
itu esa adanya. Dalam kitab suci Udana telah menyebutkan tentang
hakekat Tuhan Yang Maha Esa. Hakekat tersebut di lukiskan
sebagai berikut : Sang bhagava mengucapkan sebait syair udana :
“Para bhikhu, ada sesuatu yang tidak dilahirkan. Tidak menjelma
.tidak terciptakan. Tidak tersenyawa. Para bikhu, jika tidak ada
yang tidak di lahirkan, tidak dijelma, tidak dicipta, tidak
disenyawa, maka tidak akan ada yang terlepas dari kelahiran,
penjelmaan, ciptaan, persenyawaan.
Tetapi,para bikhu, oleh karena ada tidak dilahirkan, tidak
menjelma tidak tercipta, tidak tersenyawa ....... maka. Pembebasan
kelahiran, penjelmaan, ciptaan, persenyawaan..... merupakan
sesuatu yang nyata (Udana, VIII: iii ).
Selain itu umat budha mempercayai jumlah zat welas asih
(sambhogakaya) yang tidak terkira banyaknya, menjelma dalam
bentuk Bodhisatwa. mereka itu pancaran. Wujud zat tunggal yang
itu sang hyang adi, yang meresapi seluruh alam.

Anda mungkin juga menyukai