Agama menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) adalah suatu sistem yang mengatur semua tata keimanan atau kepercayaan dan peribadatan hanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa beserta kaidah- kaidahnya yang berkaitan dengan pergaulan manusia. Menurut Luckmann agama adalah suatu kemampuan organisme yang dimiliki manusia agar mampu untuk mengangkat alam bioloisnya, dapat dilakukan melalui cara pembentukan alam-alam maknawi yang objektif dan mempunyai daya ikat moral serta melingkupi. Contohnya adalah agam Islam yang mana telah terdpat sistem aturan mengenai ibadah, muamalah, akhlak, dan lain sebagainya. Menurut Islam agama adalah sebuah nasehat, yaitu nasehat bagi Allah, kitab-kitabNya, RosulNya,dan pemimpin-pemimpin Muslimin dan untuk umat manusia secara umum (rakyat), maksudanya adalah agama terutama agama Islam adalah agama yang mengandung nasihat bersih dari segala kotoran dan menedekatkan manusia dengan Tuhannya, kitabnya, dan Rosulnya, nasehat bagi Allah, kitabNya, dan rosulnya adalah kita beusaha didekatkan dengan 3 Hal tersebut dengan ajaran-ajaran Islam yang sempurna ini dan mengandung asehat sedangkan nasehat bagi pemimpin dan rakyatnya adalah dimana agama islam ini ditujuakan bagi mereka yang memimpin agar senantiasa berbuat adil, amar ma’ruf nahi mungkar dan melaksanakn perintah Allah dan rosulnya serta menjauhi larangannya, agama diaharpkan bisa menajdi pedoman bagi mereka para pemimpin dan rakyat demi kemaslahatan bersama. Sedangkan kepercayaan adalah keinginan seseorang terhdapa suatu objek baik itu manusia maupun agama dan sebagainya yang mana kepercayaan itu dapat menuntun kepada hal yang ia inginkan maupun membantunya kepada sautu hal. Sedangkan keyakinan adalah kepercayaan yang tinggi didasarkan terhadap suatu hal yang dapat menenangkan, membantu, dan menyakinkan, yang semua itu karena suatu kejadian, perilaku, dan kebiasaan, semua itu dapat menyakinkan seseorang. Misalnya adalah keyakinan seseorang terhdapa agama yang mana agama dapat membawanya kepada ketenangan dan ketentraman dalam hidup membimbingnya kepada ridho Tuhan semua itu dia dapatkan karena kejadian, bukti, dan perilaku orang lain karena semua hal tersebut seseorang dapat meyakini kepada suatu hal yang kuat yaitu agama misalnya. 2. Pengertian antropologi agama dan sosiologi agama Antropologi agama adalah ilmu yang mengkaji tentang manusia secara umum dari segi budaya, perilaku, dan norma. Antropologi bertujuan untuk memperoleh pemahaaman akan eksistensi atau hakikat manusia sebagai makhluk dimuka bumi. Antropologi memiliki kajian untuk mempertanyakan bagaiamana manusia seperti ini? mengapa manusia seperti itu? . kemudian apabila dikaitkan dengan agama maka antropologi mengkhususkan pada aspek agama manusia bagaimana manusia menjalankan hidupnya dari sisi agamanya baik perilakunya,budayanya, maupun normanya. Akankah memberi efek kepada manusia itu sendiri dan apa alasan manusia melakukan segala hal yang berkaitan dengan agama, antropologi mengkaji semua hal itu. Contoh fenomena di masyarakat adalah: halal bihalal yang dilakukan oleh masyarakat indonesia pasca lebaran idul fitri setiap tahunnya, masyarakat rutin melakukan tradisi ini dengan maksud bahwa halal bihalal adalah saling mengiklaskan dan melepaskan kesalahan dari setiap individu dengan individu yang lain khususnya antar keluarga maupun masyarakat, acara ini menggambarkan bahwa masyarakat indonesia memiliki rasa kesatuan dan keadaban dalam praktik sosialnya dan keagamaannya, ini menunjukkan juga tentang kesatuan budaya dan kemajuan sosial karena budaya halal bihalal ini diikuti oleh lintas agama, lintas suku, lintas latar belakang. Sosiologi agama adalah disiplin ilmu yang mengkaji fenomena sosial yang berkaitan dengan relasi antara agama dan masyarakat. Dalam sosiologi agama bisa dilihat sebagai sistem keyakinan dan institusi sosial . sebagai sistem keyakinan, agama mempengaruhi atau bahkan menentukan bagaimana orang berpikir, bertindak dan berperilaku. Sedangkan sebagai institusi sosial, agama merupakan seperangkat norma, nilai, dan aturan yang membentuk pola tindakan sehingga terorganisir dan secara dinamis dalam rentang historis tertentu. Contoh fenomena sosiologi agama: tradisi ibadah qurban atau penyembilihan hewan qurban pada hari raya idul adha dimana umat muslim khsusnya diindonesia merayakan hari raya idul adha dengan menyembelih hewan qurban seperti kambing, sapi, kerbau dan sejenisnya untuk dibagikan kepada masyarakat fenomena ini terjadi setiap tahunnya dan begitu hikmat dan masif diIndonesia karna diIndonesia sendiri momen idul Adha identik dengan daging-daging hasil sembelihan yang dapat digunakan sebagai lauk pokok makan, fenomena ini sangat berimplikasi meningkatkan kualitas penghayatan individu terhadap universalitas nilai- nilai kemanusiaan. Dengan demikian, kedudukan agama bukan hanya untuk umat muslim tapi juga untuk kemaslahatan umat manusia secara umum. Dalam idul adha atau idul qurban juga menanamkan sikap peneldanan kepada ajaran Nabi Ibrahim dan Ismail yang mengajarkan akan pengorbanan dan kerja keras demi kepentingan bersama. 3. Hubungan agama hindu dan buddha dan konsep ketuhanannya serta ibdahnya Agama buddha dan hindu merupakan agama yang paling tua didunia yang sama sama muncul pada abad 5 atau 8 sebelum masehi ada yang mengatakan juga bahwa hindu terlebih dahulu yang muncul, agama hindu terbentuk dari tradisi budaya dari para penduduk diIndia yang mengaplikasikan beberapa kebudayaan yang kompleks seperti pertanian, astronomi, dan filsafat. Sedangkan buddha merukana agama yang dibentuk karena ajaran-ajaran dari raja Siddharta Gautama yang sering melakukan meditasi dengan itu dai mendapatkan wahyu. Konsep ketuhanan agama hindu: Konsep Ketuhan yang paling banyak dipakai adalah Monoteisme (terutama dalam Weda, agama Hindu Dharma dan Adwaita Wedanta), sedangkan konsep lainnya (ateisme, panteisme, henoteisme, monisme dan politeisme) kurang diketahui. Sebenarnya konsep 6 Ketuhanan yang jamak tidak diakui oleh umat Hindu pada umumnya, karena berdasarkan pengamatan para sarjana yang meneliti agama Hindu tidak secara menyeluruh. 1) Monoteisme Dalam agama hindu pada umumnya, konsep yang dipakai adalah Monoteisme. Konsep tersebut dikenal sebagai filsafat Adwaita Wedanta yang berarti “tak ada duanya”. Selayaknya konsep Ketuhanan dalam agama Monoteistik lainnya, Adwaita Wedanta menganggap bahwa Tuhan merupakan pusat segala kehidupan di alam semesta, dan dalam agama Hindu, Tuhan dikenal dengan sebutan Brahman. Dalam keyakinan umat Hindu, Brahman merupakan sesuatu yang tidak berawal namun juga tidak berakhir. Brahman merupakan pencipta sekaligus pelebur alam semesta. Brahman berada di mana-mana dan mengisi seluruh alam dunia. Segala sesuatu yang ada di alam semesta tunduk kepada Brahman tanpa kecuali. Dalam konsep tersebut, posisi para dewa disertakan dengan malaikat dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan sendiri, melainkan dipuji atas jasa-jasanya sebagai perantara Tuhan kepada umatnya. Filsafat Adwaita Wedanta menganggap tidak ada yang setara dengan Brahman, sang pencipta alam semesta. Dalam keyakinan umat hindu, brahman hanya ada satu, tidak ada duanya, namun orang-orang bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama sesuai dengan sifatnya yang maha kuasa. Nama-nama kebesaran Tuhan kemudian diwujudkan kedalam beragam bentuk Dewa-dewi, seperti misalnya: Wisnu, Brahma, Siwa, Parwati, Saraswati, dan lain-lain. Konsep ketuhanan agama buddha: Dalam agama budha, sebutan untuk Tuhan Yang Maha Esa antara lainnya parama budha, sanghyang adi budha, hyang tathagata, Yang Esa dan lainnya. Walaupun sebutannya berbeda-berbeda, namun hakekatnya tuhan itu esa adanya. Dalam kitab suci Udana telah menyebutkan tentang hakekat Tuhan Yang Maha Esa. Hakekat tersebut di lukiskan sebagai berikut : Sang bhagava mengucapkan sebait syair udana : “Para bhikhu, ada sesuatu yang tidak dilahirkan. Tidak menjelma .tidak terciptakan. Tidak tersenyawa. Para bikhu, jika tidak ada yang tidak di lahirkan, tidak dijelma, tidak dicipta, tidak disenyawa, maka tidak akan ada yang terlepas dari kelahiran, penjelmaan, ciptaan, persenyawaan. Tetapi,para bikhu, oleh karena ada tidak dilahirkan, tidak menjelma tidak tercipta, tidak tersenyawa ....... maka. Pembebasan kelahiran, penjelmaan, ciptaan, persenyawaan..... merupakan sesuatu yang nyata (Udana, VIII: iii ). Selain itu umat budha mempercayai jumlah zat welas asih (sambhogakaya) yang tidak terkira banyaknya, menjelma dalam bentuk Bodhisatwa. mereka itu pancaran. Wujud zat tunggal yang itu sang hyang adi, yang meresapi seluruh alam.