Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengkajian Fokus
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan
hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit
maupun selama pasien dirawat di rumah sakit.
1. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/
bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Penurunan ketajaman penglihatan dan silau.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk menemukan
masalah primer pasien, seperti: kesulitan membaca, pandangan kabur,
pandangan ganda, atau hilangnya daerah penglihatan soliter. Perawat
harus menemukan apakah masalahnya hanya mengenai satu mata atau
dua mata dan berapa lama pasien sudah menderita kelainan ini. Riwayat
mata yang jelas sangat penting. Apakah pasien pernah mengalami cedera
mata atau infeksi mata, penyakit apa yang terakhir diderita pasien.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia
mengenakan kacamata atau lensa kontak?, apakah pasien mengalami
kesulitan melihat (fokus) pada jarak dekat atau jauh?, apakah ada keluhan
dalam membaca atau menonton televisi?, bagaimana dengan masalah
membedakan warna atau masalah dengan penglihatan lateral atau
perifer?
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat kelainan mata pada keluarga derajat pertama atau kakek-
nenek.
3. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan pada
pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop (Smeltzer, 2002).
Katarak terlihat tampak hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa
dengan oftalmoskop direk. Pemeriksaan slit lamp memungkinkan
pemeriksaan katarak secara rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat.
Katarak terkait usia biasanya terletak didaerah nukleus, korteks, atau
subkapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya terletak di subkapsular
posterior. Tampilan lain yang menandakan penyebab okular katarak dapat
ditemukan, antara lain deposisi pigmen pada lensa menunjukkan inflamasi
sebelumnya atau kerusakan iris menandakan trauma mata sebelumnya (James,
2005).
4. Perubahan pola fungsi
Data yang diperoleh dalam kasus katarak, menurut (gordon) adalah sebagai
berikut :
a. Persepsi tehadap kesehatan
Bagaimana manajemen pasien dalam memelihara kesehatan, adakah
kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol,dan apakah pasien
mempunyai riwayat alergi terhadap obat, makanan atau yang lainnya.
b. Pola aktifitas dan latihan
Bagaimana kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas atau perawatan
diri, dengan skor : 0 = mandiri, 1= dibantu sebagian, 2= perlu bantuan
orang lain, 3= perlu bantuan orang lain dan alat, 4= tergantung/ tidak
mampu. Skor dapat dinilai melalui : Aktifitas 0 1 2 3 4
c. Pola istirahat tidur
Berapa lama waktu tidur pasien, apakah ada kesulitan tidur seperti
insomnia atau masalah lain. Apakah saat tertidur sering terbangun.
d. Pola nutrisi metabolic
Adakah diet khusus yang dijalani pasien, jika ada anjuran diet apa yang
telah diberikan. Kaji nafsu makan pasien sebelum dan setelah sakit
mengalami perubahan atau tidak, adakah keluhan mual dan muntah,
adakah penurunan berat badan yang drastis dalam 3 bulan terakhir.
e. Pola eliminasi
Kaji kebiasaan BAK dan BAB pasien, apakah ada gangguan atau
kesulitan. Untuk BAK kaji warna, bau dan frekuensi sedangkan untuk
BAB kaji bentuk, warna, bau dan frekuensi.
f. Pola kognitif perseptual
Status mental pasien atau tingkat kesadaran, kemampuan bicara,
mendengar, melihat, membaca serta kemampuan pasien berinteraksi.
Adakah keluhan nyeri karena suatu hal, jika ada kaji kualitas nyeri.
g. Pola konsep diri
Bagaimana pasien mampu mengenal diri dan menerimanya seperti harga
diri, ideal diri pasien dalam hidupnya, identitas diri dan gambaran akan
dirinya.
h. Pola koping
Masalah utama pasien masuk rumah sakit, cara pasien menerima dan
menghadapi perubahan yang terjadi pada dirinya dari sebelum sakit
hingga setelah sakit.
i. Pola seksual reproduksi
Pola seksual pasien selama di rumah sakit, menstruasi terakhir dan
adakah masalah saat menstruasi.
j. Pola peran hubungan
Status perkawinan pasien, pekerjaan, kualitas bekerja, sistem pendukung
dalam menghadapi masalah, dan bagaiman dukungan keluarga selama
pasien dirawat di rumah sakit.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Apa agama pasien, sebagai pendukung untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan atas sakit yang diderita.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketakutan b.d kehilangan pandangan komplit,jadwal pembedahan atau
ketidakmampuan mendapatkan pandangan
2. Resiko cidera b.d peningkatan tekanan intra okuler (TIO)
3. Gangguan sensori persepsi: penglihatan b.d penerimaan sensori/ perubahan
status organ indera
III. Rencana Keperawatan

No Dx Keperawatan NIC NOC Rasional


1 Ketakutan b.d kriteria hasil : 1.Gunakan pendekatan 1.agar dapat membuat
kehilangan -Tingkat ketakutan : keparahan yang tenang dan pasien tenang
pandangan manifestasi rasa takut,ketegangan,atau meyakinkan
komplit, jadwal kegelisahan berasal dari sumber yang di
pembedahan, ketahui 2.Berusaha untuk 2.sebagai profilaksi untuk
atau memahami perspektif dapat membuat pasien
ketidakmampuan -Pengendalian diri terhadap ketakutan : pasien dari situasi stress mengetahui dampak
mendapatkan tindakan individu untuk mengurangi setress
pandangan atau menurunkan tidak mampu akibat 3.Memberikan informasi
rasa takut.ketegangan atau kegelisahan yang actual tentang 3.agar pasien mengetahui
berasal dari sumber yang di kenali diagnosis,pengobatan,dan tentang penyakit,serta
-Mencari informasi untuk menurunkan prognosa komplikasi yang akan
ketakutan terjadi,jadwal pengobatan
dan keberhasian
-Menghindari sumber ketakutan bila 4.Tetap dengan pasien pengobatan
mungkin untuk meningkatkan
keselamatan dan 4.agar pasien terhindar
-Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa takut dari cedera dan membantu
menurunkan ketakutan dalam mengatasi cemas
akibat penyakit ataupun
pengobatan yang akan di
5.Dorong keluarga untuk lakukan
tinggal dengan pasien
5.membantu dalam
6.Menyediakan benda mengurangi cidera
yang melambangkan
keselamatan/keamanan
6.penurunan terhadap
7.Mendengarkan dengan kecemasan saat pasien
perhatian membutuhkan bantuan
tenaga kesehatan
7.mengurangi kecemasan
2 Resiko cidera kriteria hasil : 1.Sediakan lingkungan 1.membantu pasien untuk
b.d peningkatan -Klien terbebas dari cidera yang aman untuk untuk tetap merasa aman dan
tekanan intra pasien tenang
okuler (TIO) -Klien mampu menjelaskan
cara/metode untuk mencegah cidera 2.Identifikasi kebutuhan 2.penurunan kecemasan
keamanan pasien
-kllien mampu menjelaskan factor
resiko dari lingkungan/perilaku 3.Menghindari lingkungan
personal yang berbahaya 3.menurunkan cidera
akibat pengobatan
-Mampu memodifikasi gaya hidup 4.Memasang side rall
untuk mencegah cidera tempat tidur
4.mengurangi cidera
-Mampu mengenali perubahan status 5.Menyediakan tempat
kesehatan tidur yang nyaman dan
bersih 5.membantu dalam
mengurangi cidera dan
membuat pasien merasa
6.Membatasi pengunjung nyaman

6.membantu pasien dalam


meningkatkan istirahat
3 Gangguan kriteria hasil : 1.Tentukan ketajaman 1.Kebutuhan individu dan
sensori persepsi: Mengenal gangguan sensori dan penglihatan, catat apakah pilihan intervensi
penglihatan berkompensasi terhadap peru satu atau kedua mata bervariasi,sebab
berhubungan bahan, mengidentifikasi terlibat. kehilangan penglihatan
dengan atau memperbaiki potensial bahaya terjadi secara lambat dan
gangguan dalam lingkungan progresif.
penerimaan
sensori/ 2.Orientasikan 2.Memberikan
perubahan status pasien terhadap peningkatan kenyamanan
organ indera lingkungan, staf, orang dan
lain disekitarnya. kekeluargaan,menurunkan
cemas dan disorientasi
pasca operasi.

3.Observasi tanda dan 3.Terbangun dalam


gejala disorientasi. lingkungan tidak dikenal
Pertahankan pagar tempat dan keterbatasan
tidur sampai benar- benar penglihatan dapat
sembuh. mengakibatkan bingung
pada orang tua.

4.Pendekatan dari sisi 4.Meningkatkan resiko


yang tidak dioperasi, jatuh bila bingung/tidak
bicara dan menyentuh tahu ukuran tempat tidur
sering, dorong Memberikan rangsang
orang terdekat tinggal sensori tepat terhadap
dengan pasien. isolasi dan menurunkan
bingung.
5.Perhatikan tentang 5.Gangguan penglihatan/
suram atau penglihatan iritasi dapat berakhir 1-2
kabur dan iritasi mata jam setelah tetesan mata
dimana dapat terjadi bila tetapi secara bertahap
menggunakan obat teles menurun dengan
mata penggunaan

Anda mungkin juga menyukai