Oleh:
APRILIA T. WARKEY
NIM. 2012-83-014
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
2.2.1 Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : Nyeri pada seluruh perut.
Pasien mengalami nyeri seluruh perut sejak 2 jam SMRS, yaitu setelah
pasien mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien sedang menyapu jalan kemudian
ditabrak, kecepatan kendaraan kira-kira 40 km/jam, kemudian menabrak pasien,
sehingga pasien terjatuh dengan posisi bagian tubuh kanan jatuh terlebih dahulu
dengan stang motor menghantam perut kanannya. Setelah jatuh pasien sadar, tidak
ada mual, tidak ada muntah, tidak ada nyeri kepala.
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit, reguler.
Frekuensi Napas : 20 x/menit, teratur.
Temperatur : 36,7oC
SPO2 : 98% dengan nasal canule 4 lpm
PRYMARY SURVEY
• A : Clear
• B : RR = 20x/menit, pengembangan dada simetris kanan dan kiri,
SpO2 = 98% nasal canule 4 lpm
• C : Nadi = 84x/menit, TD = 110/70 mmHg,
• D : E4V5M6
• E : Regio abdomen
SECONDARY SURVEY
Kepala/leher
Rambut tidak tampak kusam dan tidak mudah rontok, tidak ada jejas,
palpebra edema (-/-), konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-),
perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil 3mm/3mm, isokor, refleks cahaya
(+/+) kesan normal, rhinorrea (-), nafas cuping hidung (-), gangguan
penciuman (-), otorrea (-), gangguan pendengaran (-), bibir sianosis (-),
trakea terletak di tengah, pembesaran tiroid (-), pembesaran KGB (-/-),
JVP tidak meningkat.
Thorax
Pulmo : I = simetris, gerak napas simetris, retraksi ICS (-), jejas(-)
P = fremitus raba Dextra = Sinistra
P = sonor di seluruh lapang paru
A = suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Cor : I = Ictus cordis tidak terlihat
P = Ictus cordis tidak teraba
P = kanan : ICS III parasternal line dextra
Kiri : ICS VI 2 jari lateral midclavicula line sinistra
A = S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Ekstremitas
Superior = Akral hangat, edema (-/-), jejas (-/-)
Inferior = Akral hangat, edema (-/-), jejas (-/-)
Rectal Toucher
TDP
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Leukosit = 16.200 /uL
Hemoglobin = 11,1 gr/dl
Hematokrit = 32,9 %
Trombosit = 295.000 /uL
BT = 4 menit 30 detik
CT = 2.00
Kimia Darah
GDS = 166 mg/dl
2.5 Diagnosis
Trauma tumpul abdomen
2.6 Penatalaksanaan
Pasang NGT
IVFD RL loading 1 kolf lanjutkan 20 tpm
Inj. Ranitidin 2x 50 mg
Inj Ketorolac 3x30 mg
2.7 Prognosis
Vitam : dubia ad bonam
Functionam : dubia ad bonam
Resume
Seorang wanita 49 tahun dibawah ke RS dengan keluhan nyeri pada seluruh
sejak 2 jam yang lalu, setelah pasien mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien sedang
kemudian menabrak pasien, sehingga pasien terjatuh dengan posisi bagian tubuh
kanan jatuh terlebih dahulu dengan stang motor menghantam perut kanannya. Setelah
jatuh pasien sadar, tidak ada mual, tidak ada muntah, tidak ada nyeri kepala. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kongjungtiva anemis, pekak hepar (+), nyeri tekan pada
didapatkan hemoglobin 11,2 gr/dl, leukosit 16.200 /uL, trombosit 295.000 /uL. Pada
rontgen kesan normal. Pasien didiagnosis dengan trauma tumpul abdomen dan telah
mendapat terapi yaitu RL loading 1 kolf lanjutkan 20 tpm, ranitidine 2x50 mg dan
ketorolac 3x30 mg. prognosis dari pasien ini dubia ada bonam.
PEMBAHASAN
Anamnesis
FAKTA TEORI
Keluhan utama : Pada trauma tumpul abdomen terutama
1. Nyeri pada seluruh perut akibat kecelakaan lalu lintas,
2.
3. Mekanisme injury : Penyebab :
4. Pasien sedang menyapu jalan kemudian Penyebab tersering adalah kecelakaan lalu
ditabrak, stang motor menghantar perut lintas (50-75%) yang meliputi tabrakan
kanan. antar kendaraan bermotor (antara 45-
5. Pasien terjatuh dengan posisi bagian 50%) dan tabrakan antara kendaraan
tubuh kanan jatuh ke belakang bermotor dengan pejalan kaki.
6. Pasien sadar, muntah tidak ada, nyeri
kepala tidak ada Biomekanika Trauma :
1. Trauma kompresi
2. Trauma seat belt
3. Cedera akselerasi-deselarasi
terhadap struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh
luka tumpul. Trauma tumpul abdomen dapat menimbulkan cedera pada organ
berongga berupa perforasi atau pada organ padat berupa perdarahan. Penyebab
tersering adalah kecelakaan lalu lintas (50-75%) yang meliputi tabrakan antar
kendaraan bermotor (antara 45-50%) dan tabrakan antara kendaraan bermotor dengan
pejalan kaki. Tindakan kekerasan, jatuh dari ketinggian, dan cedera yang
1. Pada organ padat seperti hepar dan limpa dengan gejala utama perdarahan
2. Pada organ berongga seperti usus dan saluran empedu dengan gejala utama adalah
peritonitis
pancreas, aorta, dan vena cava. Trauma pada struktur ini sulit ditegakkan
menyebabkan nyeri dan kejang pada dinding perut dan membuat diagnosis menjadi
sulit . Patah tulang rusuk bawah, patah tulang panggul, atau kontusio dinding perut
tumpul organ padat adalah perdarahan, pasien harus dipantau secara ketat selama
penilaian awal, dan adanya syok refrakter dianggap akibat perdarahan masif. Pasien
harus diperiksa dari kepala sampai kaki untuk tanda-tanda trauma tumpul dan luka
tembus. Lecet kecil atau ekimosis menunjukkan cedera intraabdominal lokal yang
signifikan. Dinding dan belakang perut harus diperiksa secara hati-hati, dan adanya
bising usus berhubungan dengan ileus, dalam konteks unit gawat darurat, adanya
bising usus tidak sensitif untuk membedakan antara pasien yang memerlukan
- Pemeriksaan Diagnostik
• DPL (Diagnostik Peritonral
Lavage)
• FAST (Focussed Assessment
Sonography in Trauma).
• CT Scan
CT memiliki nilai nyata dalam
penilaian yang akurat tentang
cedera organ padat, terutama dari
hati, ginjal, dan limpa, CT kontras
memiliki akurasi yang besar dalam
penggambaran perdarahan
intraabdominal. CT juga sangat
spesifik dalam evaluasi cedera
retroperitoneal dan merupakan studi
diagnostik yang paling berguna dan
informatif untuk pasien dengan
trauma abdomen.
Untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini,
selain dilakukannya anamnesia dan pemeriksaan fisik, maka dilakukan juga beberapa
hemodinamik pasien yang tidak stabil, dengan jumlah Hb dan leukositosis. Hal
tersebut bisa saja terjadi pada seseorang dengan trauma tumpul abdomen, dimana Hb
yang menurun dikarenakan oleh trauma tumpul abdomen yang mengenai organ-organ
padat yang banyak menyuplai darah. Jika organ tersebut terkena trauma, dapat terjadi
pasien ini hanya pemeriksaan foto thoraks, abdomen, pelvic. Jika disesuaikan dengan
teori, pada kasus-kasus trauma, terutama trauma tumpul abdomen, dapat dilakukan
berguna untuk melihat adanya udara bebas dibawah diafragma ataupun udara diluar
lumen diretroperitoneum, jika ada pada keduanya, maka menjadi petunjuk untuk
dilakukan laparotomi, pada pasien ini pemeriksaan foto thorak, abdomen, dan pelvic
dalam batas normal. Sedangkan pemeriksaan dengan kontras, pada pasien ini tidak
dilakukan.
Penatalaksanaan
Kasus Teori
- Pasang NGT - Primary Survey
- Inf. RL 20 tpm (guyur dulu 1 kolf) - Secondary Survey
- Inj. ranitidin 2x50 mg - Non operatif (observasi tanda vital,
- Inj ketorolac 3x30 mg pemeriksaan fisik, dan nilai
laboratorium yang dilakukan secara
serial) untuk pasien dengan
hemodinamik stabil.
- Operatif Laparotomi, indikasi :
• Trauma tumpul abdomen dengan
DPL positif atau ultrasound
• Trauma tumpul abdomen dengan
hipotensi yang berulangwalaupun
diadakan resusitasi yang adekuat
• Peritonitis dini atau yang
menyusul
• Hipotensi dengan luka abdomen
tembus
• Perdarahan dari gaster, dubur,
atau daerah genitourunaruakibat
trauma tembus
• Luka tembak melintas rongga
peritoneum atau retroperitoneum
visceral/vascular.
• Eviscerasi (pengeluaran isi usus)
• Cedera pada hepar, lien, ataupun
ginjal yang mengakibatkan syok,
instabilitas hemodinamik maupun
bukti klinis adanya perdarahan
yang masih berlangsung menjadi
indikasi perlunya tindakan
laparotomi.
• Cedera organ padat dengan
hemodinamik stabil sering
berhasil ditangani secara
konservatif; pasien seperti ini
harus dirawat untuk observasi
ketat.
• Pada 5% pasien dengan dugaan
cedera organ padat yang terisolir
boida didapatkan adanya cedera
organ berongga.
Haulussy sudah sesuai dengan teori yang kami dapatkan. Penanganan yang dilakukan
dsini mulai dari primary survey, memastikan dari airway, breathing, circulation,