PENGENALAN KALKULATOR
a. Jenis Calculator
Keberadaan Calculator sangatlah bermanfaat bagi tenaga-tenaga hisab dalam melakukan
perhitungan hisab falak. Dibanding dengan alat-alat bantu hitung sebelumnya yang
berupa Rubu’ Almujayyab, perkalian miring, maupun sempoa, calculator paling unggul
dalam hal kecepatan, keakuratan maupun ketelitiannya. Bahkan sudah ada calculator
yang memiliki kemampuan untuk langsung disambungkan ke printer.
Jenis dan model calculator yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu perhitungan hisab
falak sangatlah banyak, diantaranya Casio fx 350 D sampai dengan Casio fx 8000 G,
Karce Kc- 108, Karce Kc-131. Namun tidak semua jenis dan model calculator dapat
digunakan untuk perhitungan Hisab Falak, hanya model-model tertentu saja. Calculator
dimaksud adalah Calculator Scientific yang mempunyai fungsi-fungsi ( tombol ) sebagai
berikut :
1. Mempunyai mode derajat ( DEG ) dan satuan derajat ( o , ,, / DMS / DEG )
2. Mempunyai fungsi sinus ( sin , cos , tan ).
3. Mempunyai fungsi perubahan sinus ( SHIF, INV, 2ndf )
4. Mempunyai fungsi pembalikan pembilang dan penyebut ( 1/x / x -1 ). Fungsi ini sangat
penting untuk mendapatkan nilai Cotan ( 1/tan ), Sec (1/cos), Cosec ( 1/sin ).
5. Mempunyai fungsi minus +/- / ( - )
6. Mempunyai fungsi Sto atau Kin untuk menyimpan data dan mempunyai fungsi Rcl
Alpha atau Kout untuk mengeluarkan data yang telah tersimpan, bila menyimpan
dengan menggunakan fungsi Sto maka tempat penyimpanannya diletakkan pada Huruf
A – F ditambah Huruf X dan Y dan Ada Yang menggunakan huruf A – Z ( seperti
kalkulator type Karce 131 ), bila menggunakan fungsi Kin, Maka Penyimpanannya
diletakkan pada angka 1 – 6 dan ada yang sampai 9 .
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kalkulator bila fungsi terletak diatas
tombol berarti fungsi itu yang bekerja, bila fungsi terletak dibawah atas tombol cara
mengoprasikannya dengan cara menombol Shif, Inv atau 2ndf baru kemudian tombol
fungsi tersebut.
b. Model Calculator
Model Calculator dapat dikelompokkan menjadi
empat ( 4 ) kelompok :
Model 1 : Calculator ber-Cursor dengan tombol derajat berupa o , ,,
Model 2 : Calculator ber-Cursor dengan tombol derajat berupa DMS
Model 3 : Calculator tanpa Cursor dengan tombol derajat berupa o , ,,
Model 4 : Calculator tanpa Cursor dengan tombol derajat berupa DEG
1
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
II. OPERASIONAL CALCULATOR
a. Memasukan angka derajat, menit, detik ke Calculator.
Contoh : Memasukkan angka 6o 57’ 45” ( dibaca 6 derajat 57 menit 45 detik ).
Calculator Model 1
6 o ‘ “ 57 o ‘ “ 45 o ‘ “
Calculator Model 2
6 DMS 57 DMS 45 DMS
Calculator Model 3
6 o ‘ “ 57 o ‘ “ 45 o ‘ “ 6.9625
Calculator Model 4
6.5745 DEG 6.9625
Catatan :
Khusus Calculator dengan tombol Derajat DEG, jika angka menit atau detik berupa
angka satuan harus dipasangi dengan nol (0 ).
c. Penjumlahan
Contoh : 7o 13’ 17” + 6o 57’ 45” = 14o 11’ 02”
Operasional :
Calculator Model 1
7 o ‘ “ 13 o ‘ “ 17 o ‘ “ + 6 o ‘ “ 57 o ‘ “ 45 o ‘ “ = Shift o ‘ “ 14o 11’ 02”
Calculator Model 2
7 DMS 13 DMS 17 DMS + 6 DMS 57 DMS 45 DMS EXE SHIFT DMS 14o 11’ 02”
Calculator Model 3
7 o ‘ “ 13 o ‘ “ 17 o ‘ “ + 6 o ‘ “ 57 o ‘ “ 45 o ‘ “ = Shift o ‘ “ 14o 11’ 02”
Calculator Model 4
7.1317 DEG + 6.5745 DEG = 2ndf DEG 14.1102
Baca hasil : angka sebelum titik adalah derajat/ jam, dua angka sesudahnya
menit dan dua angka sudahnya detik.
Catatan :
1. Untuk melakukan pengurangan, perkalian dan pembagian cukup dengan mengganti
tanda perhitungannya
d. Mencari nilai Sin, Cos, tan
Contoh sin -7o 13’ 17” = -0.125703587
Operasional :
Calculator Model 1
Sin (-) 7 o ‘ “ 13 o ‘ “ 17 o ‘ “ EXE -0.125703587
Cara mengembalikan ke angka semula : SHIFT sin Ans = SHIFT o ‘ “
Calculator Model 2
Sin (-) 7 DMS 13 DMS 17 DMS EXE -0.125703588 / -1.257035877 -01
Cara mengembalikan ke angka semula: SHIFT sin Ans EXE SHIFT DMS
Calculator Mode l 3
7 o ‘ “ 13 o ‘ “ 17 o ‘ “ +/- sin -0.125703587
Cara mengembalikan ke angka semula : SHIFT sin SHIFT o ‘ “
2
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
Calculator Model 4
7.1317 DEG +/- sin -0.125703587
Cara mengembalikan ke angka semula : 2ndf sin 2ndf DEG
Calculator Model 2
SHIFT tan ( tan 21 DMS 25 DMS x cos (-) 7 DMS 13 DMS : sin 69
DMS 12 DMS - sin (-) 7 DMS 13 DMS : tan 69 DMS 12 DMS ) =
SHIFT DMS 24o 53’ 24”
Calculator Mode l 3
21 o ‘ “ 25 o ‘ “ tan x 7 o ‘ “ 13 o ‘ “ +/- cos : 69 o ‘ “ 12 o ‘ “ sin - 7
o ‘ “ 13 o ‘ “ +/- sin : 69 o ‘ “ 12 o ‘ “ tan = SHIFT tan SHIFT o ‘ “ 24o
53’ 24”
Calculator Model 4
21.25 DEG tan x 7.13 DEG +/- cos : 69.12 DEG sin - 7.13 DEG +/- sin :
69.12 DEG tan = 2ndf tan 2ndf DEG 24.5324
3
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
Ada juga kalkulator yang bisa menyimpan rumus sehingga mempermudah dan
mempercepat untuk mengerjakan suatu pekerjaan seperti CASIO FX 4500 dan
sejeniasnya dan Karce 131, untuk CASIO FX 4500 harganya berkisar 400 – 500 rb
sedang untuk karce 131 harganya kurang dari 100 rb tapi rumus yang di simpan tidak
secanggih CASIO FX 4500 tapi sudah dapat membantu memudahkan untuk
mengerjankan suatu garapan.
Cara menyimpan rumus pada kalkulator karce 131
Contoh rumus waktu sholat.
Rumus Sholat Maghrib, Isak, Asar
12 + cos -1(sin A / cos B / cos C - tan B x tan C) / 15 – ( D + ( E – F ) /15)
Cara memasukkan rumus :
12 + Shif cos ( sin Alpha A/ cos Alpha B/ cos Alpha C – Tan Alpha B x tan alpha
C ) /15 – ( Alpha D + (alpha E – alpha F ) / 15 ) Shif CALC
4
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
RUMUS – RUMUS MENENTUKAN AWAL WAKTU SHOLAT
Hal yang harus diketahui Menentukan awal waktu sholat hakiki ialah sebagai berikut
D = Deklinasi Matahari ( Mel Awal )
P = Lintang Tempat ( Urdul Balad )
= -4 9
+
= 2
buruj
7º
Jadi BM untuk tanggal 28 Mei = 2 buruj 7º.
II. Menentukan selisih bujur matahari (SBM) yakni jarak yang dihitung dari matahari sampai dengan
buruj katulistiwa ( buruj 0 atau buruj 6 dengan pertimbangan yang terdekat).
Dengan rumus :
- 1. Jika BM < 90º maka rumusnya SBM = BM yang diderajatkan
- 2. Jika BM antara 90º s.d. 180º rumusnya 180 – BM
- 3. Jika BM antara 180º s.d. 270º rumusnya BM – 180
- 4. Jika BM antara 270º s.d. 360º rumusnya 360 – BM
Contoh perhitungan :
Menentukan SBM pada tanggal 28 Mei = BM 2 buruj 7º
= 2 x 30 = 60º plus 07º =67º
= sehingga masuk rumus ke 1.
Sin Deklinasi = Sin SBM x Sin Deklinasi terjauh ( 23º 27‘ )
5
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
A’ B
7º 41’ LS dan 110º 57’ BT
2. Ukur jarak A – B’. misalkan = 2.15 cm. Selisih bujur kota A dan B =
110º 57’ - 110º 37’ = 0º 20’.
3. Ukur jarak S – S’, misalkan = 1.5 cm.
Perhitungan :
Bujur kota A = 110º 36’
Selisih bujur kota A dan S = 1.5/2.15 x 0º 20’ = 00º 14’
Dengan demikian bujur kota S = 110º 50’
4. Ukur jarak A – A’, misalkan 1,4 cm. Selisih lintang kota A dan B = 7º
41’ - 7º 27’ = 0º 14’.
5. Ukur jarak A – S’, misalkan 0.5 cm.
Perhitungan :
Lintang kota A = 7º 27’
Selisih lintang kota A dan S = 0.5/1.4 x 0º 14’ = 0º 5’
Dengan demikian bujur kota S = 7º 32’
b. Menggunakan tongkat istiwa’
Dengan menggunakan tongkat istiwa’, dapat dikatakan cara ini
lebih teliti daripada sebelumnya. Hal ini dikarenakan cara ini
menggunakan alam sebagai media untuk menentukan koordinat
geografis. Langkah-langkah yang harus di tempuh dengan cara ini
adalah sebagi berikut :
1. Tegakkan sebuah tongkat (kayu, bambu atau besi) yang lurus,
sepanjang 1.5 meter (150 cm), - lebih panjang lebih baik – tegak
lurus dengan bumi. Tempat tersebut harus datar, terbuka dan tidak
terhalang oleh sinar matahari sepanjang hari (untuk memastikan
tegak lurusnya, gantungankan benang yang diberi pemberat di
puncak tongkat tersebut dan untuk proses selanjutnya).
2. Buat satu atau beberapa lingkaran dengan menjadikan tongkat
sebagai satu titik pusat lingkaran. Dengan kata lain titik-titik pusat
lingkaran tersebut berhimpit dengan berdirinya tongkat.
3. Perhatikan dan berilah tanda titik pada saat bayang-bayang ujung
tongkat menyentuh lingkaran, pada pagi hari (sebelum dhuhur) dan
sore hari (sesudah dhuhur). Jadi ada dua buah titik pada masing-
masing lingkaran tersebut yaitu titik pada waktu pagi dan titik pada
waktu sore.
4. Hubungkan kedua titik tersebut dengan sebuah garis lurus dan
garis inilah yang menunjukkan arah timur-barat.
5. Buat garis tegak lurus1 dengan garis arah timur-barat tersebut, dan
garis ini menunjukkan arah utara-selatan.
6. Cocokkan jam yang akan dipakai dalam pengukuran ini dengan
waktu standar di wilayah yang bersangkutan (WIB, WITA atau
WIT).2
1
Garis tegak lurus adalah garis yang membuat atau membentuk sudut siku-siku,
bila garis a tegak lurus b berarti a dan b membentuk sudut siku-siku 90º.
2
Waktu Indonesia Barat (WIB) sesungguhnya adalah waktu pada meridian (bujur)
105º BT, yang dijadikan waktu standar untuk Indonesia wilayah Barat adalah 7 jam lebih
dahulu dari waktu Greenwich (GMT); sedangkan Waktu Indonesia Tengah (WITA)
sesungguhnya adalah waktu pada meridian 120º BT, sama dengan 8 jam lebih dahulu
dari GMT; dan Waktu Indonesia Timur (WIT) sesungguhnya adalah waktu pada meridian
135º BT, sama dengan 9 jam lebih dahulu dari GMT.
Sedangkan yang ikut dalam gologan WIB adalah seluruh Provinsi Sumatra,
seluruh Provinsi Jawa dan Madura, seluruh Provinsi Kalimantan Barat, seluruh Provinsi
Kalimantan Tengah. Sedangkan untuk WITA meliputi: seluruh Provinsi Kalimantan
Timur, seluruh Provinsi Kalimantan Selatan, seluruh Provinsi Bali, seluruh Provinsi
Nusatenggara Barat, Seluruh Provinsi Nusatenggara Timur, seluruh Provinsi Timut-
Timur, seluruh Provinsi Sulawesi. Sedangkan yang ikut dalam WIT adalah seluruh
Provinsi Maluku, seluruh Provinsi Papua, ini berdasarkan keputuan Presiden RI nomer
41 tahun 1987 tentang pembagian wilayah RI menjadi tiga wilayah.
6
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
7. Perhatikan bayang-bayang tongkat tersebut saat berhimpit dengan
garis arah utara-selatan (waktu kulminasi / menjelang waktu
dhuhur).
a. Catat jam saat itu dengan teliti, misalnya jam 11:40:17.
b. Ukur panjang bayang-bayang tersebut. Misalkan panjang
bayang-bayang tersebut adalah 33.20 cm.
c. Perhatikan arah bayang-bayang tersebut, apakah berada di
sebelah utara atau sebelah selatan tongkat. Apabila bayang-
bayang kulminasi tersebut berada di sebelah selatan tongkat,
maka hal ini berarti bahwa tempat pengukuran berada di
sebelah selatan matahari dan demikian pula sebaliknya.
8. Lihat data Equation Of Time/Daqaiqut Tafawut (perata waktu).
Misalkan pengukuran dilakukan tanggal 02 April 2005, Equation of
Time saat itu menunjukkan - 0j 3m 37d.3 Jadi pada tanggal 02 April
2005 meridian-pass terjadi pada jam 12 - (-0 j 3m 37d)=12 : 03 : 37.
Data ini menunjukkan “saat matahari berkulminasi atas” pada
setiap tempat di bumi menurut waktu setempat (Local Mean Time
=LMT). Jadi pada saat meridian matahari akan berkulminasi atas
pada jam 12 : 03 : 37, termasuk pada meridian 105º BT (Bujur
Timur). Karena pada 105º BT itu LMT=WIB, berarti matahari akan
berkulminasi disana pada jam 12 : 03 : 37 WIB. Dengan demikian
ada perbedaan 12 : 03 : 37-11 : 40 : 17=0j 23m 20d antara saat
matahari berkulminasi ditempat pengukuran dan saat matahari
berkulminasi di bujur WIB (105º). Di lokasi pengukuran matahari
berkulminasi lebih dahulu 23 menit 20 detik daripada bujur di WIB.
Hal ini berarti bahwa lokasi pengukuran berada disebelah timur
bujur WIB dengan perbedaan 0j 23m 20d X 15=5º 50’ 0”. Dengan
demikian bujur tempat yang diukur adalah 105º + 5º 50’ 0”=110º
50’ 0” BT.
9. Pada langkah (7.b) di atas, telah diukur panjang bayang-bayang
tongkat pada saat matahari berkulminasi, yaitu 33.20 cm.
Dengan data ini dapat dihitung jarak zenith dengan rumus :
Cotan zm = panjang tongkat
panjang bayang-bayang
Jadi zm = 12º 28’ 48.96” (zm adalah jarak antara matahari dan titik
ke zenith).
10.Hitung data deklinasi matahari pada tanggal 02 April 2005
tersebut. Data deklinasi matahari pada tanggal tersebut
menunjukkan angka 4º 56’ 37”.4
S U
3
Di ambil dari data matahari dalam Ephimeris Tanggal 02 April 2005 pada jam
11:00 WIB atau jam 04:00 GMT. Juga dapat di ambil dari Kitab al-Khulasotul Wafiyah
karangan KH. Zubair, hlm. 217, Lihat dalam Ahmad Izzuddin, Hisab Praktis Arah Kiblat
dalam Materi Pelatihan Hisab Rukyah Tingkat Dasar Jawa Tengah, Op. cit., hlm. 8.
4
Deklinasi ini di ambil dari data matahari dalam Ephimeris Tanggal 02 April 2005
pada jam 11:00 WIB atau jam 04:00 GMT. Untuk menentukan deklinasi matahari juga
bisa menggunakan perhitungan deklinasi ‘urfi.
7
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
Keterangan :
E = Equator (Khatulistiwa)
EM = Deklinasi5 Matahari
M = Matahari
ZM = Jarak Zenith
Z = Titik Zenith
5
Deklinasi adalah jarak antara lintasan semua harian benda-benda dengan
ekuator lagit diukur dengan derajat ke utara (positif) dan keselatan (negatif) masing-
masing 90º . sudut antara garis maridian (arah utara geografi) dengan arah jarum
kompas (arah utara magnetic).
8
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
Ittifaq: Shif Cos (-( N + B X Sin 18 )) / 15 = Atau N+B x 18 Sin = (-) Shif Cos = / 15
5. Perhitungan Waktu Subuh
Ihtilaf : Shif Cos (-( N + B X Sin 200 )) / 15 = Atau N+B x 20 Sin = (-) Shif Cos = / 15
Ittifaq: Shif Cos( N - B X Sin 200 ) / 15 = atau N – B x 20 Sin = Shif Cos = / 15
6. Perhitungan Waktu Tulu’
Ihtilaf : Shif Cos (-( N + B X Sin 1 )) / 15 = Atau N+B x 1 Sin = (-) Shif Cos = / 15
Ittifaq: Shif Cos( N - B X Sin 1 ) / 15 = atau N – B x 1 Sin = Shif Cos = / 15
7. Perhitungan Waktu Dhuha
Ihtilaf : Shif Cos (-( N + B X Sin 4.5 )) / 15 = Atau N+B x 4.5 Sin = (-) Shif Cos = / 15
Ittifaq: Shif Cos( N - B X Sin 4.5 ) / 15 = atau N – B x 4.5 Sin = Shif Cos = / 15
III Ephimeris
Data Yang diperlukan
Φx : Lintang tempat ( bila selatan katulistiwa diberi tanda min (-) )
δm : Deklinasi Matahari ( bila berada diselatan katulistiwa diberi tanda min (-) )
ho : Tinggi Matahari
Tinggi rata – rata matahari untuk waktu sholat
Maghrib : -1
Isak : -18
Subuh : -20
Tuluk : -1
Dhuha : 4.5
Ashar Shif tan(1/(TAN(ABS(LT -D))+1))
Rumus untuk waktu Sholat Magrib, Isak dan Asar
12+Shif cos ( sin ho / Cos Φx / cos δm - tan Φx x tan δm ) / 15 =
10
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
HISAB ARAH QIBLAT
1. Data yang dibuthkan untuk hisab arah qiblat ialah :
A. LT Mekah : 210 25’ 15 “ ( GPS RI )
B. LT Derah Banyuwangi : -80 30 ‘
C. BT Bujur Tempat : 1140 15’
D. BT Mekkah : 390 49’ 40” ( GPS RI )
E. Selisih Bujur 114 15’ - 39 49’ 40” = 740 25’ 20”
0 0
Shif Tan ( Tan 210 25’ 15 “ x Cos (-) 80 30 ‘ x (Sin 740 25’ 20”)-1- Sin (-) 80 30 ‘ x (Tan 740 25’
20”)-1) = Shif 0 ‘ ‘’ 230 56’ 30.04” Barat Utara.
Shif Tan (( Tan 680 34’ 45”)-1 x Sin 980 30’ : Sin 740 25’ 20” – Cos 980 30’ : Tan 740 25’ 20”) -1
= Shif 0 ‘ ‘’ 660 3’ 29.96” Utara Barat
RASHDUL QIBLAT
Rashdul Qiblat adalah ketentuan waktu di mana bayangan benda yang terkena sinar
matahari menunjuk arah Qiblat. Sebagaimana dalam kalender Menara Kudus KH
Turaichan ditetapkan tanggal 28/27 Mei dan tanggal 15/16 Juli pada tiap-tiap tahun
sebagai “Yaumir Rashdil Qiblat”.5) Namun demikian pada hari-hari selain tersebut
mestinya juga dapat ditentukan jam Rashdul Qiblat / Arah Qiblat dengan bantuan sinar
matahari. Perlu diketahui bahwa jam Rashdul Qiblat tiap hari mengalami perubahan
karena terpengaruh oleh deklinasi matahari.
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menentukan jam Rashdul Qiblat :
1. Menentukan Bujur Matahari / Thulus Syamsi (jarak yang dihitung dari 0 buruj 0 0 sampai
dengan matahari melalui lingkarang ekliptika menurut arah berlawanan dengan
putaran jarum jam
Dengan alternatif rumus :
Dengan Rumus deklinasi ====
perhitungan setiap tanggal 28 Mei (untuk tahun bashitoh) atau 27 Mei ( untuk tahun kabisath )
untuk Semarang pada pukul 16. 17. 58.16 WIB, dan juga pada tanggal 15 Juli (untuk tahun
bashitoh) atau 16 Juli (untuk tahun kabisath) untuk Semarang pada pukul 16. 26. 12.11 WIB.
11
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
Januari 90 – ( Tgl + 9 ) =
Febr 90 – ( Tgl + 10 + 30 ) =
Mart 90 – ( Tgl + 8 + 60 ) =
April Tgl + 10 =
Mei Tgl + 9 + 30 =
Juni Tgl + 9 + 60 =
Juli 90 – (Tgl + 7) =
Agust 90 – (Tgl + 7 + 30) =
Sep 90 – (Tgl + 7 + 60) =
Okt Tgl + 6 =
Nov Tgl + 7 + 30 =
Des Tgl + 7 + 60 =
Rumus II
=== tan 23 0 24’ 57.4” x cotg - 8 0 30 0 x cos – 71 0 34’ 52.55”= cos B + A
Cara pejet I === 23 0 24’ 57.4” tan x 8 0 30 0 +/- tan shift 1/x x 71 0 34’
52.55”+/- cos = shift cos + 71 0 34’ 52.55” +/- = 84 042 0
17.73 0 : 15 = + 12 = shift 0
=== jam 17. 38. 49.18 WH
12
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
Cara pejet II === Shift Cos ( Tan 23 0 24’ 57.4” x ( Tan (-)8 0 30 0 ) x-1 x Cos
(-) 71 0 34’ 52.55”= + (-) 71 0 34’ 52.55”= 84 042 0 17.73 0 : 15 = +
12 = shift 0
=== jam 17. 38. 49.18 WH
Jadi pada jam 17. 38. 49.18 WH bayang-bayang benda dari sinar matahari adalah arah
Qiblat.
IV. Menjadikan Waktu Daerah : Indonesia sekarang terbagi dalam tiga waktu daerah
yakni Waktu Indonesia Barat (WIB) bujur daerah = 105 0 , Waktu Indonesia
Tengah (WITA) bujur daerah = 120 0 , Waktu Indonesia Timur (WIT) bujur
daerah = 135 0
6)
Perata waktu atau Equation of Time bisa dilihat dalam tabel KH Zubaer dalam kitabnya
Khalasatul Wafiyah dengan cara memasukkan data BM (Bujur Matahari). Atau melihat data perata
waktu kontemporer seperti data dalam Al-Manak Nautika,
13
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
METODE HISAB SULAMUN NAYYIROIN
Mencari awal bulan….................Tahun…...................…H
14
) Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam
ني قه جه ج
تعديل الاخصة 1
Ket : + تعديل الرمكز 2
1. Ta’dilul Khasah Diambil Dari Nilai Al-Khasah, Bila البعد الغي العدل 3
Nilai Daqiqoh Lebih Besar 30 Maka Dinaikkan Ke
Derajat. Missalnya Nilai Dr. 6 Qh 50 Maka Nilai Dr قة5 ×
Menjadi 7. Kemudian Masukkan Kejadwal T. حاخصل الضرمب
Khasah, Untuk Nilai Buruj Masukkan Ke Baris
Buruj Dan Untuk Nilai Daqiqoh Masukkan Ke
+ تعديل الرمكز
Kolom Daqiqoh. Hasil Pertemuan Antara Buruj Dan تعديل الشمس 4
Daqiqoh Adalah Ta’dilul Khasah. ( hal. 2 ) الرمكز
2. Uutuk Ta,Dilul Markaz Caranya Sama Dengan
Ta’dilul Khasah ( hal. 2 ) kanan bawah + الواج
3. Untuk Ta’dilul Ayam Diambil Dari Besarnya Nilai الوسط 5
Muqowamu Assamsi( hal. 2 ) kiri atas
4. Hishatus Si’ah Diambil Dari Besarnya Nilai Al-
- تعديل الشمس
Khasah ( hal. 3 ) kanan مقوام الشمس 6
5. Urdul Qomar Diambil Dari Besarnya Nilai Al-Hisah
البعد الغي العدل
(hal 3)
6. untuk mencari perbedaan menit fadlu tulaini bujur - تعديل الياخم 7
daerah Jakarta ( betawai ) dengan daerah yang dicari البعد العدل 8
ialah angka yang lebih banyak dikurang angka yang
lebih kecil kemudian di bagi lima belas .
عة
قة حصة الساخعة 9
ن
تعديل العلمة 10
نى قة عة م
Kesimpulan ;
العلمة
1. Awal bulan…….....……jatuh pada hari….
- تعديل العلمة
…………..
2. Karena ijtima’ terjadi pada : العلمة العدلة بتاخواي 11
hari……………….....Jam.. + دقاخئق فضل الطولي 12
………………….wis .......... العلمة العدلة 13
3. Hilal dapat di lihat pada malam……....……….. 24 يوم واليلة
4. Dengan ketinggian ………......… Di atas ufuq
5. Lama Hilal bisa di lihat………......……...Menit - العلمة العدلة فاخري
6. Besar Lengkung hilal…………..…….…..Jari ساخعة من الجأتماخع ال الغرمواب 14
7. Berada di arah ’30 ×
...................................Katulistiwa
ارتفاخع اللل 15
8. Keadaan hilal Terlentang / Miring ke arah…....
……… ’4 ×
مكث اللل 16
عرمض القمرم 17
’4 ×
دقاخئق عرمض القمرم 18
+ مكث اللل
قوس نور اللل 19
15
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
16
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
Perhitungan Awal bulam : ________________ LEMBAR HISAB
Lokasi : ________________ ASSAHRU
PERHITUNGAN AWAL
: ____________________________________
BULAN
LOKASI : ____________________________________
LT Lintang Tempat
BT Bujur Tempat
EQ Perata Waktu
TT Tinggi Tmpat
17
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
AD NURUL HILAL √ (abs ( K - Z) 2 + W 2) / 15 x 2.5
18
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
Perhitungan Awal bulam : ________________ LEMBAR HISAB
Lokasi : ________________ EPHIMERIS
A Lintang Tempat - 08° 41' 40''
B Bujur Tempat 114° 24' 25''
C Tinggi Tempat 15
D Bujur WD 105 WIB / 120 WITA / 135 WIT 105
E Selisih Wib Dan Istiwa ( B - D ) / 15 + G 00° 25' 56''
F Tinggi Matahari -(0' 34" + 0' 16" + (0' 1.76" X √ C )) - 00° 56' 49''
Data Masuk Dari Jadwal
G Eqt Jam 11 EQUANTION OF TIME / PERATA WAKTU - 00° 11' 42''
APPEREN RIGH MATAHARI / MATHLOI'UL
BILADIYAH
305° 04' 32''
K1 Arm Jam 10
K2 Arm Jam 11 305° 07' 10''
L1 Arb Jam 10 APPEREN RIGH BULAN / MATHLOI'UL BILADIYAH 304° 00' 05''
L2 Arb Jam 11 304° 33' 48''
N1 Deklinasi Bulan Jam 10 APPERENT DICLINATION / DEKLINASI BULAN - 15° 23' 54''
N2 Deklinasi Bulan Jam 11 - 15° 14' 14''
O1 Hp Bulan Jam 10 HORIZONTAL PARALLAX 00° 57' 36''
O2 Hp Bulan Jam 11 00° 57' 34''
S1 Sdb Jam 10 SEMI DIAMETER BULAN / NISFUL QUTUR 00° 15' 42''
S2 Sdb Jam 11 00° 15' 41''
I1 Deklinasi Matahari Jam 10 APPERENT DICLINATION / DEKLINASI MATAHARI - 19° 31' 25''
I2 Deklinasi Matahari Jam 11 APPERENT DICLINATION / DEKLINASI MATAHARI - 19° 31' 25''
I Deklinasi Matahari I1 - ( I1 - I2 ) X J
Data Yang Dikeluarkan
KETERANGAN / RUMUS HASIL
Ijtima' LIHAT JADWAL IJTIMA'
H Sudut Waktu Magrib ( Swm ) SHIF COS(SIN F/COS A/COS I2 - TAN A X TAN I 2) 94° 07' 36''
Terbenam Matahari WIB 12 + ( H / 15 ) - E 17° 50' 35''
J Kasrul Mahfud DIAMBIL DARI MENIT DAN DETIK JAM WIB 00° 50' 35''
K Arm K1 - ( K1 - K2 ) X J 305° 06' 45''
L Arb D1 - ( D1 - D2 ) X J 304° 28' 30''
M Sudut Waktu Bulan ( Swb ) K-L+H 94° 45' 51''
N Deklinasi Bulan N1 - ( N1 - N2 ) X J - 15° 15' 45''
O Hp O1 - ( O1 - O2 ) X J 00° 57' 34''
SHIF SIN( SIN A X SIN N + COS A X COS N X COS M
P Tinggi Hilal Hakiki ) - 02° 15' 31''
Q Paralax O X COS P 00° 57' 32''
R Refraksi 0,0167/TAN( P + 7,31 / ( P + 4,4 )) 00° 49' 42''
S Sdb S1 - ( S1 - S2 ) X J 00° 15' 41''
T Dip 0' 1.76" X √ C / 60 00° 00' 07''
U Tinggi Hilal Mar'i P- Q -S +T+R - 02° 38' 56''
V Lama Hilal U / 15 - 00° 10' 36''
SHIF TAN ( - SIN A / TAN H + COS A X TAN I / SIN
W Azimut Matahari H) - 19° 55' 00''
SHIF TAN ( - SIN A / TAN M + COS A X TAN N / SIN
X Azimut Bulan M) - 15° 48' 56''
Y Letak Hilal Dari Matahari X-W - 04° 06' 04''
Z Keadaan Hilal SHIF TAN ( Y : U ) 57° 08' 35''
ZZ Nurul Hilal √ (Y 2 + P 2) / 15 X 2.5 00° 46' 49''
RUMUS YANG DIMASUKKAN KALKULATOR
39 ( B - D ) / 15 + G
40 -(0' 34" + 0' 16" + (0' 1.76" X √ C ))
41 Y-(Y-Z)XJ
42 SHIF COS(SIN F/COS A/COS I - TAN A X TAN I )
SHIF SIN( SIN A X SIN N + COS A X COS N X COS M
43 )
44 O X COS P
45 0,0167/TAN( P + 7,31 / ( P + 4,4 ))
46 0' 1.76" X √ C
19
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )
47 P- Q -S +T+R
SHIF TAN ( - SIN A / TAN H + COS A X TAN I / SIN
48 H)
SHIF TAN ( - SIN A / TAN M + COS A X TAN N / SIN
49 M)
MENCARI IJTIMA'
20
Kumpulan Rumus Hisab ( By PP.Subulussalam )