1
Anonim. 2009. Khasiat Beras. http://www.famorganic.co m/Khasiat%20Beras%
20Hitam%20Merah%20Co klat.ht ml [18 Maret 2012]
perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin menggemari beras organik dan
juga didasari oleh keunggulan-keunggulan yang dimiliki beras organik. Adapun
keunggulan-keunggulan yang dimiliki beras organik dapat dilihat dari dua sisi,
yaitu sisi kesehatan dan sisi lingkungan. Beras organik melindungi kesehatan
dengan kandungan gizi atau vitamin yang tinggi karena tidak menghilangkan
lapisan kulit ari secara menyeluruh sehingga beras ini tidak mengkilap seperti
beras konvensional, lebih enak rasanya dan pulen, lebih tahan lama serta memiliki
kandungan serat dan nutrisi lebih baik. Dilihat dari sisi lingkungan, beras organik
dapat menjaga kualitas lingkungan hidup dan tidak mencemari lingkungan karena
sistem produksi beras organik sangat ramah lingkungan serta meningkatkan
produktivitas budidaya padi organik.
Terdapat perbedaan antara beras organik dan beras konvensional.
Perbedaannya antara lain (Anonim 2011) : (1) Beras organik memiliki rasa lebih
baik dan enak ; (2) Beras organik memiliki kualitas yang lebih baik ; (3) Beras
organik tidak mengandung racun kimia pestisida ; (4) Beras organik memiliki
lebih banyak kandungan vitamin dan mineral2 . Selain itu, beras organik putih
bersih, tidak berbau, dan lebih tahan lama atau tidak cepat basi ketika sudah
dimasak. Jika mencoba mengambil beras organik dari tumpukannya di karung,
akan terasa lembut di tangan, dan jika melepaskannya kembali, akan terdengar
suara yang lembut atau tidak nyaring seperti bunyi beras konvensional yang
dijatuhkan kepada tumpukan beras konvensional.
2
Anonim. 2011. Beras Organik 100% Bebas Zat Kimia. http://www.pelemgolek.
com/en/beras-organik-100-bebas-zat-kimia [5 Januari 2012]
Pertanian ramah lingkungan erat kaitannya dengan tujuan pelestarian
keragaman hayati, keseimbangan ekobiologis, dan tidak terjadinya pencemaran
pada produk panen, pelaku usaha pertanian, hewan ternak, lahan pertanian, dan air
permukaan, air tanah maupun air mengalir. Usahatani ramah lingkungan
merupakan usahatani yang dapat memperoleh produksi optimal yang tidak
merusak lingkungan, baik dari segi fisik, biologis, maupun ekologis (Sumarno &
Suyamto 2009). Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa pertanian ramah
lingkungan harus produktif, tetapi tidak membahayakan lingkungan. Produk
pertanian yang dihasilkan dari sistem ini harus bersifat aman dan sehat atau bebas
residu pestisida karena hal ini menjadi salah satu penciri pertanian ramah
lingkungan.
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa pertanian ramah lingkungan
sama dengan istilah pertanian berkelanjutan. Menurut Sumarno dan Suyamto
(2009), pengertian pertanian berkelanjutan adalah sumber daya lahan pertanian
secara lestari dan dapat digunakan untuk usaha produksi, dan dapat menghasilkan
produk panen optimal dengan menggunakan sejumlah masukan sarana produksi
yang normal dan wajar. Konsep ini mengimplikasikan bahwa pertanian yang
berkelanjutan dapat berlanjut optimal dan produktif sampai masa yang akan
datang (jangka panjang).
Pertanian berkelanjutan mencakup tujuh d imensi, yaitu : (1) dimensi
waktu jangka panjang dalam hal pelestarian lahan, tanah, dan air ; (2) dimensi
sosial, yaitu pelestarian fungsi usahatani dalam memberikan lapangan
penghidupan dan ekonomi untuk masyarakat ; (3) dimensi ekonomi, yaitu
kelayakan ekonomi usaha pertanian secara layak dan kompetitif dibandingkan
usaha lain yang sejenis ; (4) dimensi kelestarian keanekaragaman hayati dan
keragaman genetik varietas yang ditanam ; (5) dimensi kesehatan lingkungan,
yaitu bebas dari pencemaran residu ; (6) dimensi kelestarian mutu dan kesuburan
serta produktivitas tanah dalam jangka panjang ; (7) dimensi kelestarian sumber
daya pertanian dan lingkungan (Harwood 1987, diacu dalam Sumarno & Suyamto
2009).
Menurut Gips (1986), diacu dalam Jarnanto (2010), suatu sistem pertanian
itu bisa disebut berkelanjutan jika memiliki sifat-sifat : (1) Mempertahankan
fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri ; (2) Berlanjut
secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi pelaksana
pertanian dan tidak ada pihak yang diekploitasi serta masing- masing pihak
mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya ; (3) Adil berarti setiap pelaku
pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa dibatasi dan dibelunggu dan
tidak melanggar hal yang lain ; (4) Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan ; (5) Luwes yang berarti mampu menyesuaikan dengan situasi
dan kondisi3 .
Namun, ada pendapat lainnya yang berpendapat bahwa pertanian ramah
lingkungan dan pertanian berkelanjutan berbeda. Seperti yang dikemukakan oleh
Sumarno dan Suyamto (2009) mengenai perbedaan dalam pertanian ramah
lingkungan dan pertanian berkelanjutan dapat dilihat pada Tabel 2.
Pertanian
Kriteria Pertanian Berkelanjutan
Ramah Lingkungan
Fokus perhatian Ekologi lingkungan Produksi berkelanjutan
Tujuan utama Mutu lingkungan Produksi optimal
Penggunaan sarana Berasal dari bahan Tergantung kebutuhan
setempat dapat dari luar usahatani
Sifat teknik budidaya Masukan rendah Masukan optimal
berkelanjutan berkelanjutan
Contoh aplikasi Pertanian input organik, Teknologi Revolusi Hijau
SRI, LEISA Ekologis, PTT
3
Jarnanto, Alif. 2010. Pertanian Berkelanjutan. http://tanimu lya.blog.co m/2010/
06/ 13/pertanian-berkelan jutan/ [12 Februari 2012]
2.3. Pertanian Moderen
Di Indonesia terdapat tiga konsep pertanian, yaitu konsep pertanian
moderen adalah HEIA (High External Input Agriculture) dan konsep yang
berwawasan lingkungan atau berkelanjutan adalah LEIA (Low External Input
Agriculture) dan LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture). Konsep
LEIA dan LEISA pada dasarnya adalah konsep pertanian tradisional yang
digunakan pada zaman dulu, tetapi sudah diadopsi dengan penggunaan teknologi
yang canggih tanpa penggunaan bahan kimia sehingga lebih modern seperti
proses pembuatan input organik yang menggunakan mesin.
HEIA merupakan sistem pertanian yang menggunakan masukan (input)
dari luar secara berlebihan. Umumnya berupa bahan-bahan kimia konvensional
yang memang sengaja dibuat untuk input produksi. Menurut Madura (2010),
sistem ini merupakan konsep yang moderen karena menggantungkan produksinya
dari senyawa kimia sintetis (pupuk, pestisida, dan zat pengatur tumbuh). Hal ini
dapat memberi pengaruh buruk terhadap keseimbangan lingkungan dan kesehatan
manusia 4 .
LEIA adalah sistem yang memanfaatkan sumber daya lokal yang sangat
intensif dengan sedikit atau sama sekali tidak menggunakan masukan dari luar
sehingga tidak terjadi kerusakan sumber daya alam. Kegiatan ini berguna untuk
menambahkan hara kepada tanah dari usahatani itu sendiri sehingga dapat
memperbaiki struktur tanah yang sudah rusak. Bahan-bahan yang digunakan
seperti sampah, kompos, limbah, dan lain- lain. LEIA dapat dikatakan sama
dengan pertanian organik (Madura 2010) 5 .
LEISA adalah sistem pertanian dengan masukan rendah tetapi
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang tersedia di
tempat dan layak secara ekonomis, mantap secara ekologis, adil secara sosial, dan
sesuai dengan budaya lokal. Prinsip-prinsip dasar ekologi pada LEISA
berdasarkan Reintjes et al. (1992) adalah : (1) Menjamin kondisi tanah yang
mendukung pertumbuhan tanaman, khususnya dengan mengelola bahan organik
dan meningkatkan kehidupan dalam tanah ; (2) Mengoptimalkan ketersediaan dan
4
Madura, Uftori. 2010. Kesuburan Tanah. Uftoriwasit.b logspot.com/2010/10/kesuburan -
tanah.html [12 Februari 2012]
5
Loc. cit
menyeimbangkan arus unsur hara, khususnya melalui pengikatan nitrogen,
pemompaan unsur hara, dan pemanfaatan pupuk luar sebagai pelengkap ; (3)
Meminimalkan kerugian sebagai akibat radiasi matahari, udara dan air dengan
pengelolaan iklim mikro, pengeloaan air dan pengendalian erosi ; (4)
Meminimalkan serangan hama dan penyakit terhadap tanaman dan hewan melalui
pencegahan dan perlakuan yang aman ; (5) Saling melengkapi dan sinergis dalam
penggunaan sumber daya genetik yang mencakup penggabungan dalam sistem
pertanian terpadu dengan tingkat keanekaragaman fungsional yang tinggi.
HEIA dapat merusak lingkungan sehingga dikhawatirkan akan merusak
keseimbangan ekosistem di kemudian hari, sedangkan LEIA tidak produktif
sehingga dikhawatirkan tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional.
LEISA hadir di antara HEIA dan LEISA, memberikan solusi atas kelemahan
kedua sistem tersebut. LEISA lebih realistis dibandingkan LEIA atau pertanian
organik karena selain menggunakan input organik, masih diperbolehkan
menggunakan input anorganik atau kimia sintetis dalam batasan wajar sehingga
tidak menimbulkan residu pada produk jadi dan lingkungan.
2.5. Kinerja
Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi- fungsi suatu
pekerjaan atau profesi baik kualitas maupun kuntitas yang dicapai dalam waktu
tertentu (Mangkunegara 2005; Wirawan 2009). Faktor- faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan dan motivasi. Kemampuan terdiri
dari kemampuan potensi dan kemampuan reality (pengetahuan dan keahlian),
sedangkan motivasi diartikan sebagai sikap terhadap situasi kerja (Mangkunegara
2005). Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan sesuatu
serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja
dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dengan
baik.
Kinerja seseorang merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor, yaitu
faktor lingkungan internal organisasi, faktor lingkungan eksternal, dan faktor
internal individu (Wirawan 2009). Menurut Mangkuprawira (2007), kinerja pada
dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu kemampuan, keinginan, dan lingkungan.
Tanpa mengetahui ketiga faktor ini, kinerja yang baik tidak akan tercapai. Kinerja
dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan dengan
kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah perasaan individu terhadap pekerjaan yang
dimiliki. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh
pekerjaan secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya 6 .
Seluruh faktor yang mempengaruhi kinerja akan menghasilkan kinerja
seseorang dan kemudian menentukan baik tidaknya kinerja organisasi keseluruhan
karena organisasi merupakan kumpulan dari individu yang memiliki kesamaan
visi atau tujuan. Kinerja organisasi dapat terlihat dari pencapaian tujuan atau visi
bersama, apakah tercapai atau tidak. Kinerja salah satu organisasi dapat
mempengaruhi kinerja organisasi lainnya. Hal tersebut dapat terlihat dalam
kinerja rantai pasok.
Sebuah rantai pasok terdiri dari kumpulan organisasi atau perusahaan yang
saling bermitra. Rantai pasok berfungsi mengalirkan produk dari produsen awal
hingga konsumen akhir. Tujuan akhir rantai pasok adalah memaksimalkan nilai
yang diperoleh serta memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen akhir. Jika
salah satu organisasi (perusahaan) sebagai pemasok tidak baik dalam hal kinerja
misalkan kualitas produk yang dipasok tidak sesuai kesepakatan dengan mitra,
maka akan mempengaruhi kinerja mitra sebagai organisasi (perusahaan) dalam
menjual kembali produk. Selanjutnya, akan berakibat pada kinerja rantai pasok
keseluruhan yang tidak dapat memenuhi kepuasan konsumen yang menginginkan
produk berkualitas sehingga nilai yang diperoleh rantai pasok berkurang. Oleh
karena persaingan dihadapi oleh rantai pasok saat ini, maka harus diintegrasikan
6
Mangkuprawira, T.S. 2007. Kinerja : Apa itu?. ronawajah.wordpress.com/
2007/05/29/kinerja-apa-itu/. [5 Januari 2012]
seluruh anggota rantai pasok sehingga menghasilkan kinerja yang baik dilihat dari
pencapaian tujuan rantai pasok.