Sekolah ramah anak merupakan upaya mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan anak selama 8
jam anak berada di sekolah, melalui upaya sekolah untuk menjadikan sekolah :
A. B ersih
B. A man
C. R amah
D. M enyenangkan
A. Sekolah Sehat
1. Pengertian Sekolah Sehat
Sehat adalah keadaan badan dan jiwa yang baik. Artinya, sesuatu dikatakan sehat jika secara lahiriah,
batiniah, dan sosial berjalan secara normal dan baik, sehingga memung-kinkan sesuatu dapat produktif,
baik secara sosial maupun ekonomis. Jika hal ini dikaitkan dengan lem-baga pendidikan, maka sekolah
sehat dapat dimaknai seba-gai adalah lembaga pendidikan yang memiliki unsur-unsur yang baik
(normal) secara lahiriah (jasmani) dan batiniah (rohani).Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada
usaha bagaimana membuat sekolah tersebut memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak
sakit) baik secara jasmani maupun rohani. Hal ini ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah,
tertib, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejah-teraan lahir dan
batin setiap warga sekolah. Dengan begitu, sekolah sehat memung-kinkan setiap warganya dapat
melakukan aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah tersebut dan
lingkungan di luar sekolah.
2. Standar Sekolah Sehat
Memiliki lingkungan sekolah bersih, indah, tertib, rindang dan memiliki penghijauan yang memadai.
Memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan sampah yang memadai dan representatif.
Memiliki air bersih yang memadai dan memenuhi syarat kesehatan.
Memiliki kantin dan petugas kantin yang bersih dan rapi, serta menyediakan menu bergizi seimbang.
Memiliki saluran pembuangan air tertutup dan tidak menimbulkan bau tak menyenangkan.
Memiliki ruang kelas yang memenuhi syarat kese-hatan (ventilasi/AC dan pencahayaan cukup).
Memiliki ruang kelas yang representatif dengan ratio kepa-datan jumlah siswa di dalam kelas adalah 1: 2
m2.
Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran meme-nuhi standar kesehatan, kenyamanan dan
keamanan.
Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal. (tersedia tempat tidur; timbangan berat badan, alat ukur
tinggi badan, snellen chart; kotak P3K berisi obat; lemari obat, buku rujukan, KMS, poster-poster,
struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan/wastafel, data angka kesakitan siswa; peralatan
perawatan gigi, unit gigi; contoh-contoh model organ tubuh, rangka torso dan lain-lain).
Memiliki toilet (WC) dengan ratio untuk siswi 1 : 25 dan siswa 1: 40.
Memiliki taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi tabel (untuk sarana belajar) dan
pengo-lahan hasil kebun.
Memiliki kurikulum pembelajaran yang baik bagi tumbuh kembang siswa.
Memiliki kehidupan sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan.
Memiliki pola hidup bersih, higienis dan sehat
B. Sekolah Aman
1. Pengertian Sekolah Aman
Aman adalah situasi dimana seseorang bebas dari bahaya dan rasa takut. Dengan demikian, sekolah
aman adalah lembaga pendidikan yang warganya bebas dari bahaya baik secara internal maupun
eksternal.
Pada prinsipinya sekolah aman dapat dibedakan menjadi dua hal, yakni aman secara jasmani (fisik) dan
rohani (mental). Prinsip-prinsip sekolah aman dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti warganya
bebas rasa takut dari segala ancaman keamanan sekolah, memiliki komitmen terhadap budaya aman,
suasana kondusif untuk belajar, hubungan antar warga sekolah positif, sadar terhadap resiko bencana,
lingkungan fisik (gedung, halaman dan ruang, ruang kelas) dibangun dengan mempertimbangkan faktor
keamanan warganya, memiliki rencana yang matang dan mampu sebelum, saat, dan sesudah bencana
dan selalu siap untuk merespon pada saat darurat dan bencana terjadi, dan sebagainya.
D. Sekolah Menyenangkan
1. Pengertian Sekolah Menyenangkan
Senang berarti perasaan puas, lega, tidak kecewa ataupun susah. Dengan demikian, sekolah
menye-nang-kan dapat diartikan sebagai sekolah yang mampu membuat semua warga sekolah senang,
puas, lega akan situasi sekolah. Sekolah menyenangkan tidak hanya tertuju pada upaya bagaimana
membuat peserta didik betah ke sekolah, namun juga menyenangkan bagi guru, tenaga kependidikan,
bahkan orang tua peserta didik.
Pada prinsipnya konsep sekolah menyenangkan merupakan perpaduan dari konsep sekolah sehat, amat,
dan ramah anak. Mengapa demikian? Karena ketika prinsip-prinsip sekolah sehat, aman, dan ramah
anak sudah terpenuhi, maka secara otomatis sekolah tersebut menjadi menyenangkan bagi peserta
didik, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan warga sekitar sekolah.
Dengan begitu, sekolah menyenangkan menjadi tempat terbaik bagi setiap warga sekolah untuk
mengeks-presikan bakat, minat, dan prestasi yang dimilikinya, bukan menjadi tempat yang
mengasingkan. Mereka pun menjadi bagian dari sekolah itu karena sekolah memberi ruang bagi
perkembangan warga sekolah, terutama peserta didik. sehingga mereka tidak terasing dari sekolah
tersebut.
2. Standar Sekolah Menyenangkan
Siswa menikmati belajar di sekolah
Guru menikmati mendidik di sekolah
Siswa tertantang dengan kegiatan kegiatan di sekolah
Siswa mengembangkan kompetensi, tidak hanya mendapat nilai tinggi semata
Siswa mempelajari ketrampilan dan tidak hanya fakta-fakta ketrampilan
Nilai-nilai moral menjadi fokus dan diteladankan oleh setiap anggota komunitas sekolah
Cukup atmosfer inklusif dimana semua siswa dihargai berdasar jati diri mereka dan apa yang mereka
bisa
Isu-isu penting bullying dan sebagai aspek sosial dan emosional lain dalam kehidupan sekolah di
diskusikan secara terbuka dan positif
Kemampuan untuk berfikir sendiri didorong dan dikembangkan bagi seluruh siswa
Sekolah memiliki unsur kesenangan dan keriangan
Aspek-aspek seperti ingin tahu, kekaguman, keberanian, kegigihan dan ketahanan didorong dan
disambut secara aktif
Guru terbuka terhadap ide-ide baru dan tertarik melakukan berbagai kegiatan bersama
Sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran
Sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia tehnologi pendidikan
Harapan yang tinggi juga di sematkan kepada para guru dan pengelola sekolah, seperti juga disematkan
kepada para siswa.
Kepala Sekolah “terlihat” dan mudah diajak berinteraksi.
Siswa disadarkan bahwa mengeluarkan yang terbaik dari diri sendiri tidak harus berarti menjadi lebih
baik dari orang lain.
Sekolah terbuka hal-hal diluar dugaan (yang positif).
Siswa diajak berfikir tentang, berinteraksi dengan, dan berusaha berkontribusi pada kehidupan di luar
dinding sekolah.
Sekolah sadar bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang bisa dilakukan siswa kapanpun, dimanapun dan
hanya sebagian yang perlu dilakukan di dinding sekolah.
Komunitas sekolah terbentang sampai keluar dinding sekolah (melibatkan masyarakat).
Proses belajar mengajar di dalam sekolah memasukkan berbagai fariasi kemungkinan dan kesempatan
pembelajaran.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab terhadab sesuatu dan untuk mengambil keputusan
yang berdampak penting.
Hasil pembelajaran yang didapatkan cukup sebagai bekal siswa untuk melangkah kefase hidup
berikutnya.
Resepsionis, Guru, Petugas Kebersihan dan seluruh staf sekolah tersenyum terhadap orang tua dan
pengunjung sekolah.