Anda di halaman 1dari 11

Best Practice Kepala SMK

Kabupaten

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keadaan peserta didik yang ada di SMK Negeri 1 Purwojati Kabupaten Banyumas pada tahun
pelajaran 2010/2011 mengalami penurunan animo peserta didik yang cukup dramatis, dimana daya
tampung sekolah untuk 3 Program Studi Keahlian sebanyak 224 siswa, hanya terisi 123 siswa.
Keadaan ini semakin tidak sejalan dengan komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas
mencanangkan Kabupaten Vokasi yang mestinya jumlah animo siswa yang sekolah di SMK akan
semakin meningkat dengan proporsi 60 persen dan SMA 40 persen.

Memperhatikan kondisi diatas, penulis selaku kepala Sekolah yang baru saja dilantik, dan
ditempatkan di sekolah tersebut mulai tanggal 27 Juli 2010, merasakan adanya suatu keganjilan
dengan ketimpangan tersebut dan muncul pertanyaan dalam pemikiran penulis, 1. Mengapa hal ini
bisa terjadi ?; 2. Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang ada ?

Sebagai kepala sekolah baru, yang masih minim pengalaman mencoba untuk berbuat agar keluar
dari permasalahan yang ada dan dapat membangun secara menyeluruh dari segala aspek untuk
mewujudkan tujuan pendirian SMK Negeri 1 Purwojati Kabupaten Banyumas baik dari Pemerintah
Daerah maupun harapan Masyarakat di wilayah sekitar sekolah. Bagaimana penulis dapat
mengimplementasikan fungsi kepala sekolah sebagai manajer, kepala sekolah sebagai pemimpin
dalam mengelola sekolah dengan mengacu dan memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan yang
terdiri dari Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Penilaian, Standar
Tenaga Pendidik dan Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan
Standar Pembiayaan,

B. Permasalahan

Untuk dapat mengetahui akar permasalahan yang ada di SMK Negeri 1 Purwojati Kabupaten
Banyumas, maka langkah yang dilakukan adalah melihat dan menelaah Profile Sekolah saat itu dari
data yang ada, dibandingkan dengan standar baku dalam Evaluasi Diri Sekolah (EDS).

Permasalahan atau kesenjangan yang ada pada SMK Negeri 1 Purwojati Kabupaten Banyumas saat
awal penulis kali pertama diangkat sebagai kepala sekolah adalah :

1. Belum adanya Struktur organisasi sekolah dan OSIS serta uraian tugas dalam pengelolaan lembaga
pendidikan SMK Negeri 1 Purwojati.

2. Belum tersusunnya dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pembelajaran dan pendidikan sebagaimana standar isi (Permendiknas nomor 22
Tahun 2006)

3. Kegiatan pengembangan diri peserta didik (ekstrakurikuler) belum berjalan dan terprogram
4. Kuantitas dan kualitas guru yang sangat minim dengan jumlah 19 guru dan 3 Tenaga Administrasi
serta 4 karyawan penjaga dan pesuruh.

5. Sarana dan prasarana masih minim dalam memenuhi standar layanan minimal pembelajaran

6. Kondisi fisik sekolah dan lingkungan area sekolah yang belum tertata dan belum seperti layaknya
sekolah, akan tetapi masih berupa kebun yang keadaannya sangat memprihatinkan (lahan kritis
potensi longsor) dan tak terpelihara.

7. Penyusunan Silabus dan RPP oleh guru masih sangat minim dan belum bermakna, bahkan ada
mapel yang tidak ada dokumen silabus dan RPP-nya

8. Masih sangat sedikit sarana media pembelajaran teruratama media elektronik dan guru yang
mampu menggunakannya.

9. Sumber belajar masih sangat minim, buku-buku di perpustakaan sangat minim.

10. Strategi dan metode serta model pembelajaran kebanyakan masih secara konvensional dalam
menciptakan pembelajaran yang mendidik.

11. Sebagian besar guru dalam pembelajaran kurang memahami karakteristik peserta didik.

12. KKM yang masih rendah dan belum dipahami oleh peserta didik.

13. Dokumen evaluasi belajar dan penilaian belum teradministrasikan secara baik, benar dan
lengkap.

14. Kerjasama dengan orang tua peserta didik untuk mendorong peningkatan belajar dan prestasi
peserta didik masih rendah.

15. Kompetensi yang dicapai oleh peserta didik belum maksimal (masih banyak siswa dengan
capaian nilai dibawah KKM)

16. Nilai-nilai karakter yang harus dimiliki peserta didik sebagai kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial masih rendah.

17. Belum terumuskannya visi dan misi sekolah, visi dan misi program studi keahlian serta dokumen
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) / RPS / RENSTRA .

18. Tidak adanya Program Kerja Tahunan / Rencana Operasional (Rencop)

19. EDS belum ada /dijalankan untuk menentukan titik awal dalam pengembangan sekolah.

20. Pengelolaan data masih seadanya, belum ada akses jaringan internet

21. Administrasi keuangan belum terdokumenkan secara tertib dan rapi.

22. Belum terbentuk teamwork dan kemitraan dengan pihak lain

23. Animo peserta didik mengalami penurunan yang cukup signifikan sampai 50%.
24. Belum ada upaya yang konkrit dari sekolah untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
pendidik dan tenaga kependidikan.

25. Komite Sekolah sebagai mitra sekolah dalam penyelenggaraan/pengelolaan sekolah belum
berperan secara optimal.

C. Strategi Pemecahan Masalah

Dari permasalahan diatas dan data-data dukung yang dimiliki serta target atau harapan, maka
strategi yang dilakukan adalah :

1. Identifikasi permasalahan yang ada dengan melakukan Evaluasi Diri Sekolah, penyebab dan cara
menyelesaikan permasalahan secara brain storming

2. Menyusun organisasi sekolah dan OSIS serta menentukan uraian tugas dan tanggung jawab (job
description) masing-masing jabatan dalam organisasi sekaligus menempatkan personal yang
memiliki kompetensi sesuai dengan tupoksi masing-masing jabatan

3. Menyusun Visi dan Misi sekolah untuk mengarahkan haluan dalam mencapai cita-cita/harapan
organisasi sekolah, secara bersama stake holder yang ada, dan disosialisasikan kepada seluruh warga
sekolah dan stake holder.

4. Menyusun RKJM dan Rencop tahunan serta RAPBS nya dengan didasarkan pada hasil EDS dan
MSPD saat itu lengkap dengan uraian kegiatannya.

5. Menganalisis kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan serta mengajukan hasil analisis ke
PPTK dan BKD Kabupaten Banyumas.

6. Merumuskan secara bersama sasaran mutu yang hendak dicapai pada tahun berjalan dan empat
tahun ke depan berdasarkan 8 standar Nasional Pendidikan

7. Menyusun dokumen kurikulum (KTSP) pada tahun berjalan dan dua tahun ke depan yang terdiri
dari Struktur kurikulum, Sylabus, Prota, Promes, RPP, Program Praktik, Worksheet siswa, secara
bersama melalui kegiatan workshop.

8. Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam pemanfaatan dan


pengoperasian alat-alat/sarana elektronik (IT) untuk pembelajaran melalui diklat di sekolah pada
setiap sore hari.

9. Menyusun perencanaan kegiatan pengembangan diri siswa dengan kegiatan ekstrakurikuler yang
diminati peserta didik dan program wajib pembinaan karakter.

10. Penyusunan standar harga indek belanja sekolah didadasrkan indek harga maksimal kabupaten
Banyumas dalam meningkatkan kesejahteraan warga sekolah.

11. Menyusun pembagian tugas pada seluruh kegiatan tahunan sekolah dengan rotasi tugas pada
tahun berikutnya.

12. Membentuk forum kekeluargaan agar terjadi komunikasi yang efektif dan ikatan kekeluargaan
agar terbentuk rasa kebersamaan seluruh warga sekolah.
13. Menyelenggarakan secara kontinu pembinaan kerohanian untuk pembentukan kompetensi
kepribadian yang unggul setiap warga sekolah

14. Mennciptakan simbol-simbol budaya malu, karakter luhur dan kultur budaya yang damai.

15. Membangun kerjasama dan komunikasi dengan pemerintah daerah baik tingkat kecamatan
maupun tingkat desa agar memberikan dukungan terhadap program-program sekolah, terutama
menjaring calon peserta didik untuk masuk ke SMK Negeri 1 Purwojati dalam upaya merealisasikan
banyumas kabupaten vokasi dan meningkatkan APK di wilayah Kecamatan-kecamatan sekitar
sekolah.

16. Menetapkan hari Jum’at sebagai hari Jum’at Sehat, Jum’at Bersih dan Jum’at Ikhlas/Taqwa.

17. Selalu membangun komunikasi dengan orangtua perserta didik agar terjadi sinergitas dalam
pembinaan kesiswaan untuk mencapai hasil dan mutu pembelajaran yang optimal.

18. Membentuk teamwork hubungan kerja sama dan Institusi pasangan dengan pihak ke tiga baik
komite, dunia usaha atau industri sebagai wahana pembelajaran produktif di semua program studi
keahlian yang ada.

19. Mengadakan evaluasi diri setiap pendidik dan tenaga kependidikan untuk dapat
mengembangkan kompetensinya secara terencana dan terkontrol.

20. Mengadakan komunikasi yang intens dengan dinas pendidikan atau instansi pemerintah terkait
dalam pengadaan sarana prasarana.

21. Membuat masterplann pengembangan sekolah dan mengadakan tambahan luasan areal tanah
yang dimiliki sekolah agar dapat mendirikan bangunan-bangunan yang diperlukan dalam memenuhi
kebutuhan sarana pembelajaran.

22. Menata lingkungan sekolah agar menjadi tempat kegiatan pembelajaran aman, nyaman, asri,
menyenangkan, dengan memperhatikan aspek-aspek pelestarian lingkungan hidup.

23. Pemberdayaan peran dan fungsi Komite Sekolah secara menyeluruh dalam setiap pengambilan
kebijakan sekolah.

Langkah-langkah strategi yang dilaksanakan di atas, kesemuanya mengarah pada tupoksi lembaga
pendidikan kejuruan yaitu peningkatan mutu layanan pembelajaran dan tercapainya tujuan
Banyumas Kabupaten Vokasi serta mengejar target APK yang telah menjadi program Direktorat
Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

BAB II. IMPLEMENTASI BEST PRACTICE

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

Permasalahan yang cukup komplek sebagaimana tersebut di atas, diperlukan suatu kendali yang
intensif dan berkelanjutan dengan strategi pendekatan personal untuk dapat memainkan peran
dalam mengubah pola pikir, motivasi dan kiat kerja dan terutama mengedepankan prinsip-prinsip
kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tangkas serta kerja tuntas. Hal itu dibutuhkan suatu dukungan
kualitas dasar kewirausahaan kepala sekolah yang kuat dengan daya pikir, daya qolbu/hati, daya
fisik.

Untuk dapat memainkan peran diatas agar dapat tercapai harapan sebagaimana kepentingan
organisasi perlu menentukan personil-personil yang akan bergerak sebagai garda terdepan untuk
menjadi motor dalam menggerakkan roda kelembagaan/organisasi agar berjalan dengan baik, yaitu
orang-orang yang memiliki komitmen dan keunggulan kompetensi dalam memberikan dorongan
atau mempengaruhi agar terjadi perubahan pada orang-orang disekitarnya untuk dapat secara
bersama mendorong laju perkembangan yang dinamis dalam mencapai tujuan.

Pemberdayaan warga sekolah dapat diartikan sebagai penghargaan dan motivasi yang besar untuk
bersama-sama memahami visi dan misi organisasi. Dengan demikian maka tujuan yang seberat
apapun akan terasa ringan jika dilakukan secara bersama dengan masing-masing peran
mempertanggungjawabkan tupoksinya.

Kepala sekolah sebagai peminpin/leader harus dapat memainkan peran tersebut dengan
kepemimpinannya, maka komando akan dapat berlangsung secara estafet menurut jenjang dalam
hierarkhi organisasi. Pendekatan kepemimpinan pembelajaran yang disinergiskan dengan fungsi
manajemen yang baik sangatlah mendukung dalam menghadapi persoalan-persoalan pendidikan di
SMK Negeri 1 Purwojati.

Untuk keluar dari kondisi riil sekolah yang masih sangat memprihatinkan diperlukan langkah langkah
untuk mengadakan perubahan baik internal maupun eksternal. Namun yang paling utama adalah
membangun perubahan Sumber Daya manusia dari seluruh warga sekolah.

Perbaikan dan pengembangan kinerja internal, Peningkatan mutu layanan pendidikan dengan
layanan prima kepada siswa dan orang tua siswa dalam memenuhi harapannya akan berdampak
lebih baik dalam pemecahan persoalan-persoalan pendidikan di SMK Negeri 1 Purwojati. Perbaikan
dan pengembangan kinerja internal tidak lepas dari pembinaan SDM warga sekolah. Hal ini akan
berdampak positif dan bersifat permanen / kontinuitas karena adanya pembentukan kultur dan
karakter pada para siswa dan guru. Dengan demikian kepemimpinan pembelajaran dapat berjalan
dengan selalu meningkat dari waktu ke waktu.

Keberadaan sekolah tidak akan berarti/berfungsi jika tidak didukung oleh masyarakat sebagai orang
tua /wali murid yang menyekolahkan anak-anaknya di sekolah ini. Jika dilihat dari permasalahan
animo peserta didik yang menurun drastis sebagaimana di atas, maka akan mengancam
kelangsungan hidup sekolah, maka harus segera mendapatkan penanganan yang serius.

Promosi sekolah untuk menarik peserta didik dengan cara-cara yang lazim dilakukan sekolah pada
umumnya dengan memasang spanduk, banner, poster dan peraga display lainnya yang dipasang di
atas jalan, tembok-tembok toko atau di perempatan jalan dan tempat terbuka lainnya sudah tidak
memberikan effek hasil yang signifikan. Disamping harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dan
prosedur yang panjang, juga sangat mengganggu keindahan dan bahkan menyisakan limbah yang
merugikan kelestarian alam. Masyarakat sudah merasa jenuh dan biasa dengan promosi cara-cara
tersebut,sehingga sudah tidak menarik perhatian bahkan terjadi perubahan opini masyarakat bahwa
sekolah yang banyak memasang iklan/promosi dengan menggunakan cara tersebut secara besar-
besaran merupakan sekolah yang tidak diminati oleh masyarakat (kurang laku ibarat orang jualan)
Penulis dalam hal ini menempuh strategi dengan memperluas dan mengintensifkan jalur komunikasi
dengan pihak-pihak yang berpengaruh di tengah-tengah masyarakat sekitar wilayah sekolah. Jalur
kelembagaan pemerintahan melalui Camat kepada kepala desa, dan dari kepala desa ke perangkat
desa, hingga pada tingkat RT dengan penjelasan pada pertemuan/rembug kecamatan, rembug desa
atau pertemuan Rukun Tetangga, merupakan jalur promosi yang efektif. Disamping keberadaan dan
eksistensi sekolah yang tertanam di hati masyarakat juga dapat menumbuhkan rasa kepercayaan
masyarakat kepada sekolah, karena banyaknya perhatian dari tokoh masyarakat serta institusi yang
ada di sekitar sekolah yang ikut mendorong dan mendukung keberadaan sekolah seperti kepolisian,
koramil dan tentunya tidak kalah penting peran para kepala sekolah tingkat SMP atau yang sederajat
dan Pemberdayaan peran dan fungsi komite sekolah SMK N 1 Purwojati.

Melihat euforia saat ini dengan semakin maraknya dan membuminya peralatan komunikasi
handphone, i-pad. Tablet dan lain sejenisnya pada masyarakat terutama dikalangan anak-anak
remaja dalam penggunaan dan pemanfaatan informasi melalui dunia maya sebagai sumber
informasi, maka penulis memanfaatkan momen ini untuk membangun jaringan internet di sekolah.
Dengan demikian perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung di
luar sekolah dapat dengan mudah diperoleh guna memfasilitasi siswa dan guru dalam pembelajaran
yang mendidik. Demikian sebaliknya, untuk memberikan informasi perkembangan dan keberadaan
sekolah (SMK Negeri 1 Purwojati) maka penulis membangun website dan Blogg SMK Negeri 1
Purwojati, sehingga masyarakat yang familier dengan peralatan komunikasi elektronik dan dunia
maya, dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang sekolah. Hal ini ditujukan dalam rangka
mengatasi masalah letak geografis dari sekolah yang kurang dapat di-akses oleh masyarakat dari
daerah lain.

B. Hasil atau dampak yang dicapai dari strategi yang dipilih

Bermodalkan tekad yang kuat untuk berubah, semangat kewirausahaan sebagai kepala sekolah dan
strategi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), juga menempatkan posisinya sebagai pemimpin
pembelajaran dan intensifnya monitoring, supervisi dan evaluasi dari semua aspek kegiatan sekolah,
maka dapat memberikan hasil dan dampak yang positif dalam pengelolaan sekolah. Hal ini
ditunjukkan adanya indikasi perubahan-perubahan yang terjadi baik secara fisik maupun nonfisik
(perilaku) dari SDM-nya yang merupakan bentuk pemecahan persoalan-persoalan yang ada di
sekolah.

Kemajuan yang dicapai atas hasil kerja keras dan pantang menyerah juga senantiasa mendekatkan
hati pada manajemen qolbu serta keberanian mengambil suatu risiko maka dapat dicapai kemajuan
dan perubahan antara lain:

1. Terwujudnya tatanan kehidupan hierarkhi kerja karena terbentuknya struktur organisasi sekolah,
struktur OSIS yang dilengkapi dengan uraian tupoksi dan wewenang dari masing-masing elemen
organisasi. Hal ini akan memberi dampak pada bidang yang lainnya sebagai kelanjutan dari
berfungsinya struktur organisasi.

2. Telah tersusunnya dokumen kurikulum SMK Negeri 1 Purwojati mulai tahun 2010 sampai dengan
KTSP tahun 2012/2013 dengan kelengkapannya berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang bermakna bagi proses pembelajaran yang mendidik, program tahunan, program
semester, serta program praktikum. Selain dokumen kurikulum juga telah disusunnya worksheet
bagi siswa sebagai acuan dalam berlatih ketrampilan dengan didukung pengetahuan dan sikap yang
baik. Saat ini juga sedang berproses dalam penyelesaian KTSP 2013/2014 dengan penyesuaian-
penyesuaian secara berkelanjuta seiring dengan regulasi dalam implementasi kurikulum 2013.

3. Struktur OSIS yang telah dibentuk berimbas pada program kegiatan pengembangan diri siswa
melalui kegiatan ekstrakurikuler yang lebih variatif , jumlah peserta meningkat, meningkatnya nilai-
nilai karakter luhur pada peserta didik.

4. Kualitas pembelajaran mengalami perubahan dari cara-cara konvensional bergeser ke cara


pembelajaran yang mendidik, bervariasinya strategi dan metoda yang diterapkan, serta meningkat
tajam penggunaan /pemanfaatan media elektronik untuk menciptakan pembelajaran dengan
penerapan prinsip PAIKEM.

5. Bertambahnya banyaknya jumlah sarana dan prasarana layanan pembelajaran sehingga rasio
siswa dan peralatan dapat ditingkatkan, sehingga kesempatan siswa untuk berlatih mendapatkan
frekwensi yang lebih banyak, yang pada gilirannya hasil penguasaan kompetensi dapat tercapai
optimal dan efiktif.

6. Lingkungan yang sudah mulai tertata, menghijau, sejuk walaupun belum maksimal, serta
pemanfaatan area sekolah dalam pengembangan pembangunan fiisik yang optimal. Banyaknya
penanaman pohon dengan program Penanaman seribu pohon di sekolah menambah nyaman udara
di lingkungan sekolah.

7. Rehabilitasi lahan kritis yang dilakukan memberikan dampak tercukupinya ruang belajar, karena
lahan lahan yang tadinya tidak dapat diakses menjadi tempat yang strategis untuk berlangsungnya
proses belajar.

8. Suasana atau situasi pembelajaran di kelas menjadi semakin menyenangkan karena mudahnya
akses internet dengan dilengkapinya sarana tower internet dengan kapasitas bankwizd yang
memadai.

9. Bertambahnya jumlah buku-buku yang ada di perpustakaan memberikan kemudahan siswa dan
guru untuk meningkatkan kemampuan pengetahuannya, serta pencapaian tingakt daya serap yang
tinggi dibuktikan perolehan hasil belajar yang mencapai KKM cukup tinggi.

10. Terjadinya hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta didik karena adanya saling
memahami akan peran dan fungsi masing-masing dan saling menghargai dan menghormati.

11. Ditetapkannya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap tahun dan selalu meningkat,
memberikan motivasi guru dan siswa meningkatkan semangat belajarnya dan diharapkan menjadi
budaya belajar.

12. Ketersediaan database hasil penilaian serta kelengkapan dokumen penilaian yang disimpan
secara aman dan terkendali dan dapat diakses oleh warga sekolah secara transparan dan
berkeadilan.

13. Komunikasi antara sekolah dengan orang tua siswa yang semakin baik, memberikan dampak
terhadap peningkatan pembimbingan dan pemantauan siswa dalam mendorong semangat
belajarnya, dan mengakibatkan adanya perubahan perilaku baik aspek kognitif, afective, maupun
psikomotorik yang positif.

14. Tersusunnya Visi, Misi dan Tujuan Sekolah, Visi, Misi dan Tujuan program studi keahlian,
tersusunnya Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) / Rencana Strategis, Program Kerja Sekolah
(Tahunan ) dan tersusunnya rencana operasional/Kegiatan.

15. Evaluasi Diri Sekolah (EDS) pada akhir tahun dilakukan secara bersama, sebagai hasilnya
dijadikan titik awal program berikutnya.

16. Terkelolanya keuangan secara transparan, akuntabel dan efektif.

17. Terprogramnya kegiatan – kegiatan yang ditujukan untuk peningkatan kompetensi dan
profesionalitas guru dan tenaga kependidikan (OJT, IHT, Workshop dll)

18. Animo peserta didik baru semakin bertambah banyak hingga ada kenaikan 50 %.

19. Peran dan partisipasi aktif dari komite kepada sekolah sudah mulai akomodatif untuk dapat
mempercepat target keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan organisasi.

20. Terselenggaranya kegiatan MGMP mapel produktif, adaptif dan Normatif, sehingga terjadi
pertukaran pengalaman dan dapat menyelesaikan permasalahan di dalam kegiatan pembelajaran di
kelas. Dengan demikian kinerja guru dapat meningkat dan dapat meratanya pemahaman terhadap
kurikulum dan memahami karakteristik peserta didik.

C. Kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih

Banyak hal yang telah dihasilkan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ada di sekolah
penulis. Namun masih ada kendala yang dihadapi dan perlu untuk disikapi dengan arif agar ke depan
secara bertahap dapat teratasi, sehingga kualitas pembelajaran dan peran fungsi sekolah dapat
terwujud.

Kendala-kendala yang ada diantaranya :

1. Belum adanya transportasi umum yang menuju sekolah dari arah kecamatan Cilongok/Ajibarang
dan dari arah Kecamatan Notog Patikraja. Sedangkan dari arah wangon hanya sampai di terminal
pasar purwojati, untuk menuju lokasi sekolah masih harus jalan kaki atau dengan ojeg sepeda motor.

2. SMK Negeri 1 Purwojati dikelilingi oleh sekolah-sekolah kejuruan yang sudah punya nama dan
mapan yang berdiri jauh sebelum sekolah tempat penulis bertugas didirikan. Hal ini menjadi alibi
adanya persaingan berebut calon siswa saat PPD.

3. Jumlah guru yang masih belum memenuhi kebutuhan ideal demi berlangsungnya proses
pembelajaran yang optimal.

4. Taraf ekonomi orang tua siswa mayoritas dari kalangan ekonomi lemah.

5. Masih tingginya persentase guru wiyata bhakti, yang membutuhkan pembiayaan tinggi, akan
tetapi kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas tambahan yang diberikan
kepadanya
6. Jarak tempat tinggal para guru dan tenaga kependidikan dengan sekolah yang cukup jauh,
menyulitkan dalam koordinasi yang sifatnya mendadak, apalagi jika kegiatannya diselenggarakan
pada sore atau malam hari.

7. Fasilitas sarana prasarana produktif masih kurang untuk pelayanan prima dalam pembelajaran
yang mendidik.

D. Faktor – faktor Pendukung

Walaupun masih terdapat beberapa kendala seperti di atas, namun ada hal-hal yang merupakan
daya dukung kepada sekolah diantaranya :

1. Sikap kekeluargaan yang kuat dapat memberikan suport dalam kerja sama di sekolah, serta
mendorong kuatnya sikap sosial diantara warga.

2. Karakter para personal warga sekolah yang ikhlas dalam melakukan kegiatan sekolah sehingga
memudahkan dalam penggalangan kebersamaan dan kerjasama dalam menyelesaikan persoalan-
persoalan sekolah serta tugas organisasi.

3. Adanya dukungan dari pihak-pihak di luar sekolah yang ikut berempati kepada permasalahan
sekolah.

4. Sikap komite yang akomodatif dalam menanggapi persoalan sekolah, sehingga memudahkan
dalam mencapai solusi penyelesaian masalah yang ada

E. Alternatif Pengembangan

Untuk memberikan nilai tambah dalam pengembangan sekolah dan sinergis dengan tupoksi sekolah
kejuruan, maka perlu dikembangkan Unit Produksi pada setiap Program Studi Keahlian dengan
membuka pelayanan untuk umum dengan diawali oleh konsumen internal. Dengan dibuka dan
dikembangkan Unit Produksi, maka dapat mendukung dalam proses pembelajaran sekaligus juga
menopang sebagian dari pembiayaan operasional di masing-masing jurusan dan memberikan
tambahan kesejahteraan warga pada jurusan yang ada.

Menjalin kemitraan dengan kerjasama saling menguntungkan dengan pihak DUDI dalam
mengoptimalkan use faktor sarana yang ada sehingga dapat menjadi wahana pembelajaran praktik
para peserta didik, dengan nara sumber yang profesional dan biaya bahan yang ringan.

Meningkatkan makna keikhlasan dan kebersamaan dalam berkarya dan beribadah, dengan
menggalang pengumpulan infak untuk berdirinya tempat ibadah yang representatif.

Upaya menanggulangi persaingan dalam merekrut calon peserta didik, keunggulan internal akan
lebih bararti dan elegant dalam mempromosikan sekolah untuk mendapatkan respon dan daya tarik
masyarakat memilih SMK Negeri 1 Purwojati menjadi sekolah tujuan studi lanjut tamatan SMP.

Mengintensifkan tugas fungsional yang diberikan pemerintahan Kecamatan dengan menjadi petugas
upacara pada setiap tahunnya dalam memperingati hari proklamasi Kemerdekaan RI sebagai
pasukan pengibar bendera. Kegiatan ini memberikan daya tarik tersendiri bagi para tokoh dan
masyarakat di kecamatan Purwojati, untuk menyosialisasikan keberadaan SMK N 1 Purwojati,
sehingga masyarakat memberikan kepercayaan untuk menyekolahkan anak-anaknya ke Sekolah
yang penulis pimpin.

BAB III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL

A. Rumusan Simpulan

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Penerapan fungsi kepala sekolah memainkan peran sebagai leader dan kepala sekolah sebagai
manajer merupakan kunci terjadinya perubahan pada orang-orang yang berada di sekelilingnya
dalam organisasi.

2. Perubahan profil sekolah dapat terjadi jika SDM (warga sekolah berubah) menuju nilai-nilai positif.

3. Pendekatan MBS, Nilai kewirausahaan, Kepemimpinan pembelajaran yang terus dikawal dan
dievaluasi akan memudahkan dalam pengambilan keputusan bertindak dan memberikan arahan
teknis dalam mengikuti prosedur penyelesaian persoalan di sekolah.

4. Pemberdayaan seluruh elemen di sekolah merupakan langkah yang jitu dalam mensinergiskan
potensi-potensi yang ada.

5. Komunikasi dengan menjalin kontak sosial secara personal sesuai mekanisme birokrasi organisasi
baik secara internal maupun eksternal dapat memberikan hasil yang jauh lebih bermakna dan dapat
mendekati ketuntasan dalam penyelesaian persoalan yang ada.

6. Segala upaya yang dilakukan pada akhirnya akan kembali pada sandaran hidup atas izin Allah SWT,
sehingga tindakan dan usaha diharapkan menciptakan suasana yang damai, tentram dan
bermartabat yang diarahkan pada peningkatan kualitas layanan pendidikan/pembelajaran.

B. Rekomendasi Operasional

1. Melakukan EDS setiap akhir tahun untuk mengetahui profil dan performance sekolah baik aspek
positif (kemajuan) maupun aspek negatifnya (kesenjangan) yang dilakukan secara brainstorming,
(inventarisasi permasalahan)

2. Menganalisis hasil EDS untuk kesenjangan-kesenjangan yang ada (permasalahan) dan dirumuskan
menjadi program untuk tahun berikutnya.

3. Menentukan personal SDM yang cocok dengan rubrik permasalahan yang harus diselesaikan,
serta meningkatkan kompetensi SDM.

4. Mereview visi dan misi sekolah kesesuaian dengan perkembangan kekinian.

5. Mensosialisasikan secara terus menerus visi, misi dan tujuan sekolah

6. Menentukan target tujuan (Sasaran Mutu yang hendak dicapai pada akhir tahun)

7. Menyusun pedoman operasional pelaksanaan program dan mekanisme kerja.


8. Meningkatkan supervisi, evaluasi setiap kegiatan dan tindak lanjut.

9. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif dengan prinsip PAIKEM

10. Selalu mendorong kreativitas, dan inovatif bagi para pendidik dan tenaga kependidikan dalam
melayani dan mengembangkan potensi peserta didik.

11. Kepala sekolah senantiasa meningkatkan kompetensinya guna mengejar perkembangan yang
terjadi di luar sekolah, terutama yang berkaitan dengan layanan prima dalam pembelajaran yang
mendidik.

12. Memberdayakan orang-orang dengan karakter usil, suka protes/usul, apatis, (eccentric) dengan
didampingi tenaga yang senior untuk ikut berperan aktif dalam semua kgiatan di sekolah, sehingga
yang bersangkutan dapat merasakan bagaimana melaksanakan dan menyelesaikan suatu tugas di
sekolah.

13. Membangun komunikasi yang bermutu, terbuka, dan kondusif dalam penyelesaian persoalan-
persoalan yang ada di sekolah

14. Mengedepankan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan kegiatan dan selalu berwawasan
dan pelestarian lingkungan hidup di area sekolah dan sekitarnya

15. Selalu mencari upaya untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang mendidik (kreatif
dan inovatif dengan prinsip PAIKEM.

16. Pemberian reward dan punishment yang adil kepada seluruh warga sekolah yang menunjukkan
kinerjanya

Anda mungkin juga menyukai