Anda di halaman 1dari 2

Tindakan pemberian trasnfusi darah merupakan salah satu tindakan inti dari 12 tindakan inti

(dasar) perawat menurut SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dengan
kode KES.PG02.053.01 yakni mengelola pemberian darah dan produk darah secara aman.
Transfusi darah merupakan suatu pemberian darah lengkap atau komponene darah seperti
plasma, sel darah merah atau trombosit melalui intra vena. Transfusi darah adalah bagian
terpenting dari perawatan pasien/klien, jika diberikan secara tepat, transfusi darah dapat
menyelamatkan jiwa pasien. Transfusi darah adalah satu-satunya tindakan yang dapat
mengatasi anemia dengan cepat.

Tenaga medis, perawat, dan analisis kesehatan/laboratorium merupakan tenaga kesehatan


yang berperan penting dalam pelaksanaan tindakan ini, lebih khususnya perawat yang
bertanggung jawab dapat proses perawatan pasien/klien selama 1×24 jam sehingga peran
perawat amatlah penting dalam proses pemberian transfusi darah. Untuk itu berikut tahapan
yang harus diperhatikan perawat saat pelaksanaan tindakan transfusi darah yang dikutip dari
hasil presentasi Seminar & Workshop oleh Ns. Nurul H (Kepala Ruang Observasi Intensive
RSUD Soetome Surabaya)

1. Persetujuan dari pasien/keluarga


2. Pengisian formulir permintaan darah harus jelas dan lengkap
3. Penyediaan contoh darah
4. Penyimpanan darah
5. Pelaksanaan darah
6. Pelaksanaan transfusi darah
7. Tindak lanjut
8. Dokumentasi
Persetujuan Pasien atau Keluarga: Sebelum diberikan transfusi darah tenaga medis dan
perawat menjelaskan kepada pasien dan keluarga tetang manfaat dari transfusi darah dan apa
saja reaksi (efek samping) dari transfusi darah, bila pasien dan keluarga sudah memahami dan
menyetujui maka pasien/keluarganya menandatangani lember persetujuan yang juga ditanda
tangani oleh dokter dan perawat.
Pengisian Formulir Permintan Darah Harus Lengkap dan Jelas: Sebelum formulir
permintaan darah berserta contoh darah dikirim ke bank darah harus diisi lengkap dan jelas
formulir yang mencakup identitas pasien (nama lengkap, alamat, nomor rekam medik,
diagnosa penyakit), alasan pemberian transfusi darah, berapa darah yang diminta, permintaan
darah ini bersifat segera diberikan atau biasa, dokter yang meminta transfusi darah dan siapa
yang mengambil contoh darah.
Penyediaan Contoh Darah: Tindakan penyediaan contoh darah diambil berdasarkan SPO
yang telah diterapkan oleh rumah sakit pada umumnya meliputi cuci tangan enam langkah,
identifikasi identitas klien, jelaskan prosedur, ambil darah 3-5 ml, masukan darah secara
perlahan kedalam tabung yang sudah diberi label dan mengirim ke bank darah RS atau PMI
formulir permintaan darah dan contoh darah beserta pernsyaratan.
Penyimpanan darah: disimpan pada alat khusus yakni refrigator khusus (kipas) temperatur
sekitar 2-6 celcius (WB & PRC). Container <10 celcius, darah tidak bisa dipakai lebih dari 6
jam didalam temperatur ruangan.
Pelaksanaan transfusi darah: Tahap ini adalah tahap penting dan ini yang harus dilakuakan
oleh perawat
1. Cek dan ricek label darah pasien dengan petugas transporter darah, register, nama, umur,
ruang/RS, tanggal kadaluarsa
2. Cek kantong darah: golongan darah sesuai, cross matsch sesuai, macam (WB, PRC, FFFP,
dll) kondisi (periksa keadaan darah apa sesuai warna dll).
3. Persiapan set transfusi
4. Tidak perlu dihangatkan
5. Cek kembali identitas pasien dan label
6. Cek dan catat TTV (Tekanan darah, nadi, suhu, respirasi, warna kulit, dan kesadaran)
7. Kecepatan: 15 pertama (10-15 tts/menit) dan maintenance (1 cc/kg/jam kurang dari 5 jam bila
ada hipovolemi dan jika ada hipovolemi (atasi dulu dengan kristaloid/koloid pelan dulu pada
menit pertama, diguyur cepat menyesuaikan respon hemodinamik)
Tata Cara Transfusi Darah
 Infusi NaCl 0.9% gunakan jarum ukuran besar (18-20 G). Pakai macrofilter 170 mikron
untuk menyaring gumpalan/mikroagregates yang terbentuk selama penyimpanan
 Kantong darah dari lemari es jangan diguncang
 Jika lapisan plasma diatas berwarna coklat hitam (tanda hemolisis) darah jangan diberikan
 Sebelum memulai transfusi, ukur dulu tekanan darah, nadi, nafas dan suhu badan
 Darah diteteskan pelan, 100ml pertama jangan lebih cepat dari 10 menit
 15 menit pertama harus ditunggui disamping pasien, awasi keluhan (awasi keluhan, tekanan
darah, nadi, nafas, suhu adakah rasa gatal, sesak nafas, demam, mual, nyeri pinggang) jika
banyak yang dikerjakan oleh perawat minta kerja sama dengan pasien dan keluarga
melaporkan jika pasien mengalami kondisi tersebut
 Jika jantung baik dan tidak ada hipovolemia, batas aman transfusi darah adalah 1 ml/kg/jam
(1 unit dalam 3 jam) atau 1000 ml per 24 jam.
 Satu unit jangan lebih lama dari 5 jam agar tidak tumbuh kuman selama darah berada dalam
satu ruangan
 Tidak perlu obat antihistamin, antipiretika atau diuritika sebelum transfusi kecuali ada
indikasi khusus, hal ini karena obat premedikasi mungkin menutupi tanda-tanda awal reaksi
transfusi yang lebih berbahaya.
 Evaluasi dan pengukuran diulang tiap jam sampai 2 jam setelah transfusi berakhir.
 Setiap selesai transfusi satu unit, infus set dibilas dengan NaCl sebelum transfusi berikutya.
 Pada transfusi masif pakai micfilter 20 micron untuk menyaring mikro-emboli untuk prevensi
“Adul Respiratory Disstress Syndrome”
Jangan transfusi pada malam hari jika tidak sangat mendesak.
Perlu diingat 1 unit menaikan Hb 0.25-0.5 gr/dl dan untuk 1 unit trombosit (TC) menaikkan
5000. Jika pasien mengalami anemia disertai hipovolemia berikan kecepatan pemberian 15-
30 menit/unit dan jika tidak menalami hipovolemia berikan 1-3 jam/unit. Darah tidak usah
dipanaskan kecuali pada transfusi masik lebih 1 liter perjam. Tiap kantong darah paling lama
3 jam harus habis.

Tindak lanjut: monitoring /observasi pada pemberian transfusi darah dilakukan dengan sangat
ketat. Hentikan transfusi bila ada gejala keluahan/tanda reaksi transfusi, segera ganti blood
set yang baru dan bila cairan NaCl 0.9%, ambil contoh darah pasien 5 ml, isi formulir reaksi
transfusi darah dengan lengkap, bawa formulir reaksi transfusi darah, contoh darah pasien
dan sisa darah donor pasien ke bank darah atau PMI, dan segera lapor dokter yang merawat
untk mendapat penanganan sesuai dengan reaksi transfusi darah yang terjadi pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai