Anda di halaman 1dari 14

I.

PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


1. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Dasar pemikiran 1. Permenkes No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasienpada pasal 5 ayat 5 mengamanatkan bahwa setiap
fasyankes harus mengurangi resiko infeksi akibat
perawatan kesehatan
2. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan
pengendalian infeksi di Fasyankes, pasal 3 ayat 1 setiap
Fasyankes harus melaksanakan program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI).
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman
Pencegahan Dan PengendalianCoronavirus Disease2019
(Covid-19)
4. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD) dalam
menghadapi wabah Covid 19 (Dirjen Yankes tahun 2020)
5. Rumah Sakit harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan
prosedur.
Dimensi mutu Keselamatan, Efektif
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas rumah sakit dalam
menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan
dengan cara mengurangi risiko infeksi
Definisi 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
operasional dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau
penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan standar dan indikasi
3. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran
mukosa terkena atauterpercik darah atau cairan tubuh
atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas.
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas
kesehatan dalam menggunakan APD sesuai standar dan
indikasi.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian
yangdilakukan terhadap petugas kesehatan dalam
menggunakan APD saat melakukan tindakan atau
prosedur pelayanan kesehatan
Tipe indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah yang patuh menggunakan APD sesuai indikasi dalam
(Pembilang) periode observasi (N)
Denumerator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD
(Penyebut) dalam periode observasi (D)
Target capaian 100 %
Kriteria Inklusi: semua petugas yang terindikasi harus menggunakan
APD
Eksklusi: Tidak ada
Formula N
X 100 %
D
Metode Observasi
pengumpulan data
Sumber data Hasil observasi/ pengamatan
Instumen Formulir pengumpulan data/ aplikasi pelaporan
pengambilan data
Besar sampel Total sampel: jika jumlah populasi < 30
Rumus slovin: jika jumlah populasi ≥ 30
Cara pengambilan Non probability sampling-Consecitive sampling
sampel
Periode Harian
pengumpulan data
Penyajian data Control chart/ Run chart
Periode data dan Pelaporan setiap bulan/ triwulan/ tahunan
pelaporan analisis Analisis: setiap triwulan/ tahunan
Penanggung jawab Komite PPI RS

2. Kepatuhan Kebersihan Tangan


Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan
Dasar pemikiran 1. Permenkes No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien pada pasal 5 ayat 5 mengamanatkan bahwa setiap
fasyankes harus mengurangi resiko infeksi akibat
perawatan kesehatan
2. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan
pengendalian infeksidi Fasyankes, pasal 3 ayat 1 setiap
Fasyankes harus melaksanakan program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI).
3. KeputusanMenteriKesehatan Republik Indonesia No.
HK.01.07/Menkes/413/2020Tentang Pedoman
Pencegahan Dan PengendalianCoronavirus Disease 2019
(Covid-19)
4. Rumah sakit harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan cuci tangan sesuai
dengan ketentuan WHO
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar
dapat menjamin keselamatan pasien dengan cara mengurangi
risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
operasional menggunakan air sabun dan air mengalir bila jelas kotor
atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol
(alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor
2. Kebersihan tangan dilakukan dengan indikasi (Five
moments) dan momen lainnya serta 6 langkah kebersihan
tangan (WHO)
3. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian
keatuhan terhadap petugas yang melakukan kebersihan
tangan sesuai dengan 5 indikasi (Five moments) yang
terdiri dari
a. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum
menyentuh pasien (permukaan tubuh pasien atau
pakaian pasien)
b. Sebelum melakukan prosedur aseptic. Contoh:
tindakan pemasangan infus, perawatan luka,
pemasangan kateter urine, pemberian suntikan dan
lain – lain.
c. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien seperti
muntah, darah, nanah, urine, feces, produksi drain
d. Setelah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh pasien (permukaan tubuh pasien atau
pakaian pasien)
e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien meliputi:
menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur pasien, alat – alat di
sekitar pasien atau peralatan lain yang digunakan
pasien.
f. Selain itu, kebersihan tangan juga dilakukan pada
saat:
1) Melepaskan sarung tangan steril
2) Melepaskan APD
3) Setelah kontak dengan permukaan benda mati
dan objek termasuk peralatan medis
4) Sebelum menyiapakan obat – obatan atau
menyiapkan makanan
4. Moment adalah penilaian saat pelaksanaan kebersihan
tangan harus dilakukan.
5. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai adalah semua
tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas di
ruang pelayanan/ perawatan pasien serta tenaga
penunjang yang bekerja sebagai cleaning service,
pemulasaran jenazahm sopir ambulance, dan tenaga
penunjang yang kontak erat dengan pasien/ specimen
6. Auditor adalah orang yang paham dan memiliki
kompetensi untuk melakukan penilaian kepatuhan
kebersihan tangan denga metode dan tool yang telah
ditentukan
7. Sesi adalah lama waktu untuk observasi yang dihitung
sejak mulai sampai selesai
8. Pengamatan dilakukan maksimal 15 menit dalam satu
periode pengamatan

Enam langkah teknik melakukan kebersihan tangan sesuai


WHO
1. Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua telapak
tangan
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan
tangan kanan dan sebaliknya
3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya
6. Gosokkan dengan memutar ujung jari–jari tangan
kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya, telapak
tangan kiri dan sebaliknya
Petugas yang dinilai mencakup SEMUA PETUGAS yang
bertugas di ruangan (dokter, perawat, peserta didik, pekarya,
cleaning service).
Tipe indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan (N)
(Pembilang)
Denumerator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(Penyebut) dilakukan dalam periode observasi (D)
Target capaian ≥ 85 %
Kriteria Inklusi: seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi
pelayanan terindikasi harus melakukan kebersihan tangan
Eksklusi: Tidak ada
Formula N
X 100 %
D
Metode Observasi
pengumpulan data
Sumber data Hasil observasi/ pengamatan menggunakan formulir
pengumpulan data/ aplikasi pelaporan
Instumen Formulir observasi/ formulir pengumpulan data
pengambilan data
Besar sampel Minimal 200 peluang per unit
Cara pengambilan Non probability sampling-Consecitive sampling
sampel
Periode Harian
pengumpulan data
Penyajian data Grafik/ Runchart
Periode data dan Pelaporan setiap bulan/ triwulan/ tahunan
pelaporan analisis Analisis: setiap triwulan/ tahunan
Penanggung jawab Komite PPI RS

3. Ventilator Associated Pneumonia (VAP)


Judul Indikator Ventilator associated pneumonia (VAP)
Dasar Pemikiran Permenkes 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan, fokus kepada pasien
Tujuan Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi
Komite PPI RS secara merata di seluruh unit kerja/
departemen
Definisi Ventilator associated pneumonia (VAP) adalah infeksi
Operasional saluran napas bawah yang mengenai parenkim paru setelah
pemakaian ventilasi mekanik > 48 jam, dan sebelumnya
tidak ditemukan tanda-tanda infeksi saluran napas.

Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis:


- Demam (≥ 38°C) tanpa ditemui penyebab lainnya
- Leukopenia (< 4.000 WBC/mm3)
dan minimal disertai 2 dari tanda berikut:
- Timbulnya onset baru sputum purulen atau perubahan sifat
sputum
- Peningkatan fraksi inspirasi oksigen ≥ 0,2 dari FiO 2
sebelumnya
- Peningkatan PEEP setiap hari sebesar ≥ 3 cmH 2O dari
PEEP sebelumnya selama 2 hari berturut turut
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran Permil
Numerator (N) Jumlah pasien yang terinfeksi VAP
Denumerator (D) Jumlah hari terpasang ventilator pada pasien tidak mengalami
pneumonia sebelumnya
Target capaian ≤ 5,8 ‰
Kriteria Inklusi: pasien yang memakai ventilasi mekanik > 48 jam
Eksklusi: -
Formula (N/D) x 1000
Pengukuran
Metode Observasi
pengumpulan data
Sumber data Hasil observasi/ pengamatan menggunakan formulir
pengumpulan data/ aplikasi pelaporan
Instumen Formulir observasi/ formulir pengumpulan data
pengambilan data
Besar sampel Total sampel: jika jumlah populasi < 30
Rumus slovin: jika jumlah populasi ≥ 30
Cara pengambilan Non probability sampling-Consecitive sampling
sampel
Periode Harian
pengumpulan data
Penyajian data Grafik/ Runchart
Periode data dan Pelaporan setiap bulan/ triwulan/ tahunan
pelaporan analisis Analisis: setiap triwulan/ tahunan
Penanggung jawab Komite PPI RS

4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Judul Indikator Infeksi saluran kemih (ISK)
Dasar Pemikiran Permenkes 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan, fokus kepada pasien
Tujuan Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi
Komite PPI RS secara merata di seluruh unit kerja/
departemen
Definisi Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang terjadi
Operasional pada saluran kemih murni (uretra dan permukaan kandung
kemih) atau melibatkan organ yang lebih dalam dari organ-
organ pendukung saluran kemih (ginjal, ureter, kandung
kemih, uretra dan jaringan sekitar retroperitoneal atau
rongga perinefrik) karena penggunaan kateter urin > 48 jam.

Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis:


- Demam (> 38°C)
- Urgensi
- Frekuensi
- Disuria, atau
- Nyeri suprapubik

Tanda dan gejala ISK anak ≤ 1 tahun:


- Demam > 38°C rektal
- Hipotermi < 37°C rektal
- Apnea
- Bradikardia
- Letargia
- Muntah-muntah

Tes Diagnostik:
- Tes carik celup (dipstick) positif untuk leukosit esterase
dan/ atau nitrit
- Piuri (terdapat ± 10 leukosit per ml atau terdapat 3 leukosit
per LPB (mikroskop kekuatan tinggi/ 1000x) dari urin
tanpa dilakukan sentrifugasi
- Ditemukan kuman dengan pewarnaan Gram dari urin yang
tidak disentrifugasi
- Paling sedikit 2 kultur urin ulangan didapatkan uropatogen
yang sama (bakteri gram negatif atau S. Saprophyticus)
dengan jumlah ≥ 102 koloni/ml dari urin yang tidak
dikemihkan (kateter/ aspirasi suprapubik)
- Kultur ditemukan ≤ 105 koloni/ml kuman patogen tunggal
(bakteri gram negatif atau S. Saprophyticus) pada pasien
yang dalam pengobatan antimikroba efektif untuk ISK
- Dokter mendiagnosis sebagai ISK
- Dokter memberikan terapi yang sesuai untuk ISK
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran Permil
Numerator (N) Jumlah pasien yang terinfeksi kateter urin
Denumerator (D) Jumlah lama hari pemakaian kateter urin menetap
Target capaian ≤ 4,7 ‰
Kriteria Inklusi: pasien yang memakai kateter urine menetap > 48
jam
Eksklusi: -
Formula (N/D) x 1000
Pengukuran
Metode Observasi
pengumpulan data
Sumber data Hasil observasi/ pengamatan menggunakan formulir
pengumpulan data/ aplikasi pelaporan
Instumen Formulir observasi/ formulir pengumpulan data
pengambilan data
Besar sampel Total sampel: jika jumlah populasi < 30
Rumus slovin: jika jumlah populasi ≥ 30
Cara pengambilan Non probability sampling-Consecitive sampling
sampel
Periode Harian
pengumpulan data
Penyajian data Grafik/ Runchart
Periode data dan Pelaporan setiap bulan/ triwulan/ tahunan
pelaporan analisis Analisis: setiap triwulan/ tahunan
Penanggung jawab Komite PPI RS

5. Infeksi Daerah Operasi (IDO)


Judul Indikator Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Dasar Pemikiran Permenkes 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan, fokus kepada pasien
Tujuan Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi
Komite PPI RS secara merata di seluruh unit kerja/
departemen
Definisi Infeksi daerah operasi (IDO) adalah infeksi yang terjadi luka
Operasional operasi/ organ/ ruang yang terjadi dalam waktu 30 sampai 90
hari pasca tindakan operasi.

Infeksi luka operasi dibagi 3, yaitu:


1. Infeksi luka operasi superfisial/ surgical site infection
superficial incisional site (SSI) adalah infeksi luka
operasi yang terjadi 30 hari setelah operasi dan hanya
mengenai kulit dan jaringan subkutan dengan gejala:
aliran nanah purulen dari tempat insisi atau terdaapat
minimal salah satu gejala infeksi berikut yaitu: bengkak,
kemerahan, nyeri, panas
2. Infeksi luka operasi dalam (profunda)/ surgical site
infection (SSI) deep incisional adalah infeksi yang terjadi
30 sampai 90 hari pasca tindakan operasi dengan kriteria
terdapat salah satu keadaan sebagai berikut: terdapat
drainase purulen dari tempat insisi dalam, biakan positif
dari spesimen berupa cairan yang keluar dari luka atau
jaringan insisi dalam yang diambil dengan cara aseptik.
Insisi superfisial yang disengaja dibuka oleh dokter dan
memberikan hasil kultur positid atau tidak dilakukan
kultur dan terdapat setidaknya satu gejala atau tanda
seperti bengkak, kemerahan, nyeri, demam dengan suhu
38°C. Dokter yang merawat menyatakan infeksi.
3. Infeksi luka operasi organ/ rongga adalah infeksi yang
terjadi 30 sampai 90 hari pasca tindakan operasi
menyangkut bagian tubuh kecuali insisi kulit, fasia,
lapisan otot yang dibuka atau dimanipulasi selama
tindakan operasi dan terdapat paling sedikit satu keadaan
berikut: terdapat drainasi purulen yang berasal dari drain
yang ditempatkan pada organ/ rongga terkaitr, biakan
positif dari spesimen berupa cairan yang keluar dari luka
atau jaringan organ/ rongga terkait, abses atau tanda
infeksi yang melibatkan organ/ rongga yang dibuktikan
dengan pemeriksaan langsung, prosedur invasif,
pemeriksaan histologi atau pemeriksaan radiologi dan
dokter yang menangani menyatakan terjadi IDO.

Jenis Operasi
a. Bersih
Dilakukan pada daerah/ kulit yang pada kondisi pra
bedah tidak terdapat peradangan dan tidak membuka
traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, orofaring,
traktus urinarius, atau traktus bilier. Operasi berencana
dengan penutupan kulit primer, dengan atau tanpa
pemakaian drain tertutup.
b. Bersih tercemar
Luka operasi yang membuka traktus digestivus, traktus
bilier, traktus urinarius, traktus respiratorius sampai
dengan orofaring atau traktus reproduksi kecuali
ovarium.
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran Persen
Numerator (N) Jumlah pasien yang terinfeksi IDO
Denumerator (D) Jumlah pasien yang dioperasi
Target capaian < 2%
Kriteria Inklusi: seluruh pasien dengan luka operasi/ organ/ ruang
yang terjadi dalam waktu 30 sampai 90 hari pasca tindakan
operasi di rumah sakit

Eksklusi: pasien operasi di rumah sakit lain


Formula (N/D) x 100%
Pengukuran
Metode Observasi
pengumpulan data
Sumber data Hasil observasi/ pengamatan menggunakan formulir
pengumpulan data/ aplikasi pelaporan
Instumen Formulir observasi/ formulir pengumpulan data
pengambilan data
Besar sampel Total sampel: jika jumlah populasi < 30
Rumus slovin: jika jumlah populasi ≥ 30
Cara pengambilan Non probability sampling-Consecitive sampling
sampel
Periode Harian
pengumpulan data
Penyajian data Grafik/ Runchart
Periode data dan Pelaporan setiap bulan/ triwulan/ tahunan
pelaporan analisis Analisis: setiap triwulan/ tahunan
Penanggung jawab Komite PPI RS

6. Hospital Acquired Pneumonia (HAP)


Judul Indikator Hospital acquired pneumonia (HAP)
Dasar Pemikiran Permenkes 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan, fokus kepada pasien
Tujuan Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi
Komite PPI RS secara merata di seluruh unit kerja/
departemen
Definisi Hospital acquired pneumonia (HAP) adalah infeksi akut
Operasional pada parenkim paru setelah pasien dirawat di rumah sakit >
48 jam tanpa dilakukan intubasi dan sebelumnya tidak
menderita infeksi saluran napas bawah.

Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis:


- Demam (≥ 38°C) tanpa ditemui penyebab lainnya
- Leukopenia (< 4.000 WBC/mm3) atau leukositosis (>
12.000 WBC/mm3)
dan minimal disertai 2 dari tanda berikut:
- Timbulnya onset baru sputum purulen atau perubahan sifat
sputum
- Peningkatan fraksi inspirasi oksigen ≥ 0,2 daru FiO2
sebelumnya.
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran Permil
Numerator (N) Jumlah pasien yang terinfeksi saluran napas
Denumerator (D) Jumlah hari tirah baring
Target capaian <1‰
Kriteria Inklusi: seluruh pasien yang dirawat di rumah sakit > 48 jam
tanpa dilakukan intubasi dan sebelumnya tidak menderita
infeksi saluran napas bawah.
Eksklusi: -
Formula (N/D) x 1000
Pengukuran
Metode Observasi
pengumpulan data
Sumber data Hasil observasi/ pengamatan menggunakan formulir
pengumpulan data/ aplikasi pelaporan
Instumen Formulir observasi/ formulir pengumpulan data
pengambilan data
Besar sampel Total sampel: jika jumlah populasi < 30
Rumus slovin: jika jumlah populasi ≥ 30
Cara pengambilan Non probability sampling-Consecitive sampling
sampel
Periode Harian
pengumpulan data
Penyajian data Grafik/ Runchart
Periode data dan Pelaporan setiap bulan/ triwulan/ tahunan
pelaporan analisis Analisis: setiap triwulan/ tahunan
Penanggung jawab Komite PPI RS

7. Infeksi Aliran Darah Perifer (IADP)


Judul Indikator Infeksi Aliran Darah (IAD)
Dasar Pemikiran Permenkes 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan, fokus kepada pasien
Tujuan Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi
Komite PPI RS secara merata di seluruh unit kerja/
departemen
Definisi Infeksi aliran darah terkait pemasangan kateter intravaskuler
Operasional adalah infeksi aliran darah terkait pemasangan central
venous catheter (CVC), peripheral catheter, catheter
haemodialysis, arterial line, peripheral inserted central
catheter (PICC), intraaortic balloon pump dengan
konfirmasi laboratorium.

Kriteria salah satu sebagai berikut:


- Ditemukan patogen dari biakan spesimen darah dari
kateter intravaskuler dan dari darah perifer tidak berkaitan
dengan infeksi di tempat lain
- Pasien dengan minimal satu gejala atau tanda sebagai
berikut: demam > 38°C, menggigil atau hipotensi tanpa
penyebab lainnya dan diperoleh hasil laboratorium yang
positif yang tidak berhubungan dengan infeksi di tempat
lain
- Dugaan infeksi aliran darah terkait pemasangan kateter
intravaskuler pada anak berusia < 1 tahun: memiliki
minimal satu dari tanda-tanda berikut:
a. Demam (suhu tubuh > 38°C per rektal),
b. Hipotermia (<37°C per rektal), apnea, atau bradikardia,
c. Tidak ditemukan sumber infeksi selain pemasangan
kateter vaskular,
d. Terdapat bakteri patogen dalam biakan kuman
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran Permil
Numerator (N) Jumlah pasien yang terinfeksi aliran darah (IAD)
Denumerator (D) Jumlah hari terpasang central venous catheter (CVC),
peripheral catheter, catheter haemodialysis
Target capaian <3,5 ‰
Kriteria Inklusi: -
Eksklusi: -
Formula (N/D) x 1000
Pengukuran
Metode Observasi
pengumpulan data
Sumber data Hasil observasi/ pengamatan menggunakan formulir
pengumpulan data/ aplikasi pelaporan
Instumen Formulir observasi/ formulir pengumpulan data
pengambilan data
Besar sampel Total sampel: jika jumlah populasi < 30
Rumus slovin: jika jumlah populasi ≥ 30
Cara pengambilan Non probability sampling-Consecitive sampling
sampel
Periode Harian
pengumpulan data
Penyajian data Grafik/ Runchart
Periode data dan Pelaporan setiap bulan/ triwulan/ tahunan
pelaporan analisis Analisis: setiap triwulan/ tahunan
Penanggung jawab Komite PPI RS

8. Phlebitis
Judul Indikator Phlebitis
Dasar Pemikiran Permenkes 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan, fokus kepada pasien
Tujuan Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi
Komite PPI RS secara merata di seluruh unit kerja/
departemen
Definisi Phlebitis adalah pada daerah lokal tusukan infus ditemukan
Operasional tanda-tanda merah, seperti terbakar, bengkak, sakit bila
ditekan, ulkus sampai eksudat purulen atau mengeluarkan
cairan bila ditekan
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran Permil
Numerator (N) Jumlah pasien yang terinfeksi phlebitis
Denumerator (D) Jumlah hari pemasangan infus perifer
Target capaian <5‰
Kriteria Inklusi: -
Eksklusi: -
Formula (N/D) x 1000
Pengukuran
Metode Observasi
pengumpulan data
Sumber data Hasil observasi/ pengamatan menggunakan formulir
pengumpulan data/ aplikasi pelaporan
Instumen Formulir observasi/ formulir pengumpulan data
pengambilan data
Besar sampel Total sampel: jika jumlah populasi < 30
Rumus slovin: jika jumlah populasi ≥ 30
Cara pengambilan Non probability sampling-Consecitive sampling
sampel
Periode Harian
pengumpulan data
Penyajian data Grafik/ Runchart
Periode data dan Pelaporan setiap bulan/ triwulan/ tahunan
pelaporan analisis Analisis: setiap triwulan/ tahunan
Penanggung jawab Komite PPI RS

Anda mungkin juga menyukai