Anda di halaman 1dari 16

1.

Profil Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

a. Kepatuhan kebersihan tangan


Judul Indikator Kepatuhan kebersihan tangan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Keselamatan Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

3. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman


Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19)

4. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan


seluruh pemberi pelayanan dalam melakukan cuci
tangan sesuai dengan ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan
sebagai dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan
kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan pasien
dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci
Operasional
tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila
tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs)
bila tangan tidak tampak kotor.

2. Kebersihan tangan dilakukan dengan 5 indikasi


(Five moments) menurut WHO dan 5 indikasi
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
terkait kebersihan tangan

3. Kebersihan tangan dilakukan dengan cara 6


langkah menurut WHO.

4. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah


penilaian kepatuhan terhadap petugas yang
melakukan kebersihan tangan sesuai dengan
indikasi yang terdiri dari :

a Sebelum kontak dengan pasien, yaitu


sebelum menyentuh pasien (permukaan
tubuh atau pakaian pasien).

b Sesudah Kontak dengan pasien yaitu


setelah menyentuh pasien (permukaan
tubuh atau pakaian pasien ).

c Sebelum melakukan Prosedur aseptik


contoh: Pemasangan intra vena kateter
(infus), perawatan luka, pemasangan kateter
urin, suctioning, pemberian suntikan dan lain
lain

d Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh


pasien seperti muntah, darah, nanah, urin,
feces, produksi drain, dan setelah melepas
sarung tangan

e Setelah bersentuhan dengan lingkungan


pasien meliputi: menyentuh tempat tidur
pasien, linen yang terpasang di tempat tidur,
alat-alat di sekitar pasien atau peralatan lain
yang digunakan pasien, kertas/lembar untuk
menulis yang ada di sekitar pasien.

f Melepas sarung tangan steril

g Melepas APD

h Setelah kontak dengan permukaan benda


mati dan objek termasuk peralatan medis

i Setelah melepaskan sarung tangan steril.

j Sebelum menangani obat-obatan atau


menyiapkan makanan.

5. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai adalah


semua tenaga medis dan tenaga kesehatan yang
bertugas di ruang pelayanan/perawatan pasien
serta tenaga penunjang yang bekerja sebagai
cleaning service, pemulasaran jenazah, sopir
ambulan, dan tenaga penunjang yang kontak erat
dengan pasien / spesimen.

6. Observer adalah orang yang paham dan memiliki


kompetensi untuk melakukan penilaian kepatuhan
kebersihan tangan dengan metode dan tool yang
telah ditentukan.

7. Pengamatan dilakukan selama maksimal 15 menit


dalam satu periode pengamatan

8. Peluang adalah indikasi kebersihan tangan dalam


15 menit periode pengamatan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang) sesuai indikasi
Denominator Jumlah peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(penyebut) dilakukan dalam satu periode pengamatan/observasi.
Target ≥ 85%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang
bertugas di ruang pelayanan/ perawatan pasien serta
tenaga penunjang yang bekerja sebagai cleaning
service, pemulasaran jenazah, sopir ambulan, dan
tenaga penunjang yang kontak erat dengan
pasien/spesimen yang akan di observasi

Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
Formula Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan sesuai indikasi X 100%
Jumlah peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan dalam satu
periode pengamatan/observasi
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jumlah seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan
yang bertugas di ruang pelayanan/ perawatan pasien
serta tenaga penunjang yang bekerja sebagai
cleaning service, pemulasaran jenazah, sopir
ambulan, dan tenaga penunjang yang kontak erat
dengan pasien/spesimen yang akan di observasi
yang dibagi dalam beberapa periode
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Triwulan
Pelaporan Data
Periode Analisis Triwulan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Control chart  Run chart
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab
b. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Keselamatan Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencegahan


dan Pengendalian Infeksi

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)

4. Pedoman Kementerian Kesehatan tentang


Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD) 5.

5. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan


pemberi pelayanan dalam menggunakan APD
sesuai dengan prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan, Efektif
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam
menggunakan APD

2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna


layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Definisi 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat y
Operasional ang dirancang sebagai penghalang terhadap pen
etrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk m
elindungi pemakainya dari cedera atau penyebar
an infeksi atau penyakit.

2. APD digunakan sesuai dengan standar dan indik


asi

3. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan


tindakan yang memungkinkan tubuh atau membr
an mukosa terkena atau terpercik darah atau cair
an tubuh atau kemungkinan pasien terkontamina
si dari petugas.

4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan


petugas kesehatan dalam menggunakan APD se
suai standar dan indikasi.

5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah pe


nilaian yang dilakukan terhadap petugas dalam m
enggunakan APD saat melakukan prosedur pelay
anan kesehatan.

6. Observer adalah orang yang melakukan


pengamatan terhadap kepatuhan kepada
petugas.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah petugas kesehatan yang menggunakan APD
(pembilang) sesuai indikasi dan standar dalam periode pengamata
n
Denominator Jumlah petugas kesehatan diamati
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan
APD

Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Pelaporan Bulanan
Data
Periode Analisis Triwulan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Control chart  Run chart
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab
c. Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan
Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Puskesmas
3. Ketepatan identifikasi pengguna layanan
merupakan sasaran keselamatan pasien yang
pertama. Yang dimaksud dengan keselamatan
pasien adalah keselamatan pengguna layanan.
Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting
untuk menjamin keselamatan Pengguna
Layanan selama proses pelayanan dan
mencegah insiden keselamatan pengguna
layanan.

4. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pengguna


layanan maka diperlukan indikator yang mengukur
dan memonitor tingkat kepatuhan pemberi
pelayanan dalam melakukan proses identifikasi.
Sehingga pemberi pelayanan akan menjadikan
identifikasi sebagai proses rutin dalam proses
pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam
melaksanakan identifikasi pengguna layanan pada
proses pelayanan.
Definisi 1. Pengguna layanan adalah pasien, keluarga,
Operasional sasaran, kelompok masyarakat dan lintas sektor

2. Identifikasi pengguna layanan secara benar


adalah proses mencocokan identitas pengguna
layanan dengan menggunakan minimal dua dari
tiga identitas yang tidak pernah berubah. Misalnya
nama, tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK
sesuai dengan yang ditetapkan di Puskesmas

3. Proses identifikasi pengguna layanan oleh


petugas dilakukan dengan mencocokkan antara
identitas yang tertera di dokumen dengan hasil
klarifikasi pada pengguna layanan secara visual
dan atau verbal.

4. Peluang adalah indikasi dilakukan identifikasi


pengguna layanan secara benar pada saat :

a. Pendaftaran

b. Sebelum tindakan

c. Penyerahan hasil laboratorium

d. Penyerahan obat
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah proses identifikasi yang dilakukan secara
(pembilang) benar
Denominator Jumlah pengguna layanan yang mendapatkan
(penyebut) pelayanan di puskesmas
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pengguna layanan yang mendapatkan
pelayanan di Puskesmas

Kriteria Eksklusi:
Tidak ada eksklusi
Formula

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Data Primer
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan
Pelaporan Data
Periode Analisis Triwulan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Control chart  Run chart
Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab

d. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus Sensitif Obat


(SO)

Judul Indikator Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua


kasus Sensitif Obat (SO)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden RI tentang RPJMN
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas

4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB


semua kasus minimal 90% dengan
memperhatikan upaya penurunan angka putus
berobat, gagal, meninggal dan pasien tidak
dilakukan evaluasi.

Dimensi Mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu


Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan
pasien TB semua kasus sensitif obat dan mengurangi
angka penularan penyakit TB
Definisi 1. Tuberculosis yang selanjutnya disingkat TB
Operasional adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat
menyerang paru dan organ lainnya.

2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang


berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan atau
Tes Cepat Mikroskopis (TCM) menunjukan hasil
masih sensitif terhadap obat anti tuberculosis
(OAT) lini 1 (pertama)

3. Obat anti tuberculosis (OAT) lini 1 adalah obat anti


tuberculosis yang terdiri dari Isoniazid (H),
Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan
Streptomisin (S).

4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB


adalah angka yang menunjukkan persentase
semua pasien TB yang sembuh dan pengobatan
lengkap diantara semua pasien TB yang diobati
dan dilaporkan sesuai dengan periodisasi waktu
pengobatan TB. Angka ini merupakan
penjumlahan dari angka kesembuhan semua
kasus dan angka pengobatan lengkap semua
kasus yang menggambarkan kualitas pengobatan
TB.

5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil


pemeriksaan bakteriologis positif pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis
pada akhir pengobatan menjadi negatif dan pada
salah satu pemeriksaan sebelumnya.
6. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah
menyelesaikan pengobatan secara lengkap
dimana pada salah satu pemeriksaan sebelum
akhir pengobatan hasilnya negatif namun tanpa
ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada
akhir pengobatan.

7. Upaya peningkatan mutu keberhasilan


pengobatan pasien TB dilihat menurut alur
pengobatan mulai dari pasien dinyatakan positif
sebagai pasien TB berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis lainnya sampai dengan
pasien dinyatakan sembuh dan pengobatan
lengkap.

8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi:

a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar


dengan hasil terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi
(KIE) TB kepada pasien TB dan Keluarga,
pembuatan kesepakatan pasien dalam
menjalankan pengobatan TB termasuk
penunjukan Pengawas Minum Obat (PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk
penanganan efek samping obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical record)
secara lengkap dan benar di setiap tahapan
pengobatan.

9. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil


pemeriksaan bakteriologis positif pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis
pada akhir pengobatan dalam periodisasi
pengobatan TB menjadi negatif dan pada salah
satu pemeriksaan sebelumnya.

10. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah


menyelesaikan pengobatan secara lengkap
dimana pada salah satu pemeriksaan sebelum
akhir pengobatan hasilnya negatif dan diakhir
pengobatan tidak ada bukti hasil pemeriksaan
bakteriologis (tidak dilakukan pemeriksaan bakteri
ologis di akhir pengobatan)
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan
(pembilang) pengobatan lengkap pada tahun berjalan di wilayah
kerja Puskesmas
Denominator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun
(penyebut) berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Target 90%.
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan
menjalani pengobatan secara lengkap di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
Kriteria Eksklusi:

1. Pasien TB RO

2. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi


dengan TBC.09 dan hasil pengobatan pasien TB
pindahan dengan TB.10

3. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5


atau bulan ke 6
Formula

Desain Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Formulir :
TB.01, TB.03, TB.04, TB.05, TB.06, TB.09 dan TB.10
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Populasi
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan
Pelaporan Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Control chart  Run chart
Penanggung Penanggung jawab Program TB
Jawab
e. Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai
standar

Judul Indikator Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai


standar
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden RI tentang RPJMN

2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang


Pelayanan Kesehatan Ibu

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

4. Peraturan Menteri Kesehatan tentang


Puskesmas

5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka


Kematian Ibu (AKI) 305/100.000 kelahiran hidup
(KH) sedangkan target pada RPJMN 2020-2024
adalah 183/100.000 KH dan pada akhir SDGs
2030 adalah 131/100.000 KH.

6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC


sesuai standar, maka risiko pada kehamilan
dapat sejak awal diketahui dan dilakukan tata
laksana, sehingga faktor risiko dapat dikurangi
agar tidak terjadi komplikasi.

7. ANC sangat penting dilakukan untuk


kelangsungan hidup baik bagi ibu maupun bayi
serta bayi dapat lahir sehat, berkualitas dan
tercegah dari risiko stunting
Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada
pasien/pengguna layanan
Tujuan Penurunan angka kematian ibu di Indonesia
Definisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC
Operasional sesuai standar adalah ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai
dengan standar kuantitas dan standar kualitas
selama periode kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan.

2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali


selama periode kehamilan (K4) terdiri dari:

a.1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin pada


trimester ke-1 (satu)/ 0-12 minggu,
b.1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke-2
(dua)/ > 12-24 minggu, dan

c.2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3


(tiga)/ 24 minggu-sampai dengan kelahiran

3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang


memenuhi 10T meliputi :

a Timbang Berat badan dan tinggi badan

b Ukur tekanan darah

c Nilai status gizi (ukur LILA)

d Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan


24 minggu)

e Tentukan presentasi janin dan denyut


jantung janin

f Skrining status imunisasi dan berikan


suntikan tetanus toksoid (TT) bila
diperlukan.

g Beri tablet tambah darah

h Pemeriksaan laboratorium meliputi:

1) Golongan darah

2) Kadar Hemoglobin

3) Gluko-Protein urin

4) termasuk pemeriksaan HIV (Indikator


SPM)

i Tatalaksana

j Temu wicara/ konseling

4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar


pemeriksaan ANC sesuai ketentuan yang
berlaku.

5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin


yang telah mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar pada masa kehamilan pada tahun
bejalan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah ibu hamil bersalin yang telah mendapatkan p
(pembilang) elayanan ANC lengkap sesuai standar pada tahun be
rjalan
Denominator Jumlah ibu hamil bersalin di wilayah kerja puskesmas
(penyebut) pada tahun berjalan
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Seluruh ibu hamil bersalin di wilayah kerja puskesma
s pada tahun berjalan

Kriteria Eksklusi:

1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1

2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)

3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa


kehamilan (Abortus)

4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan


riwayat kehamilan lengkap

5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin.


Formula

Desain Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register Ibu
Instrumen Data Sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jumlah ibu hamil bersalin yang berada di wilayah kerj
a puskesmas
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan
Pelaporan Data
Periode Analisis Triwulan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Control chart  Run chart
Penanggung Penanggung Jawab Program KIA
Jawab
f. Kepuasan Pengguna Layanan
Judul Indikator Kepuasan Pengguna Layanan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Pedoman
Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas


Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien/ pengguna layanan
Tujuan Untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna layanan
Puskesmas sebagai dasar peningkatan mutu penyele
nggaraan pelayanan Puskesmas
Definisi 1. Kepuasan pengguna layanan adalah hasil
Operasional pendapat dan penilaian masyarakat terhadap
kinerja pelayanan yang diberikan kepada
aparatur penyelenggara pelayanan publik
dibandingkan dengan harapan terhadap
pelayanan

2. Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) adalah


kegiatan pengukuran secara komprehensif
tentang tingkat kepuasan masyarakat terhadap
kualitas layanan yang diberikan oleh
penyelenggara pelayanan publik

3. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah hasil


pengukuran dari kegiatan Survei Kepuasan
Masyarakat berupa angka. Angka ditetapkan
dengan skala 1 sampai dengan 4

4. Unsur Survei Kepuasan pengguna layanan adalah


unsur-unsur yang menjadi indikator pengukuran
survei kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggara pelayanan publik, dalam hal ini
adalah Puskesmas.

5. Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat


dilaksanakan secara periodik oleh pemberi
layanan secara berkala minimal 1 tahun sekali

6. Kepuasan masyarakat adalah kepuasan


pengguna layanan
7. Pengguna layanan puskesmas adalah pasien,
keluarga, masyarakat, kelompok masyarakat,
lintas sektor , yang menerima pelayanan dari
Puskesmas.

8. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang


terdapat dalam penyelenggara pelayanan kepada
masyarakat sebagai variabel penyusunan survei
kepuasan masyarakat untuk mengetahui kinerja
unit pelayanan.

9. Unsur yang dinilai meliputi unsur :

a Persyaratan pelayanan baik teknis maupun


administatif

b Prosedur pelayanan

c Jangka waktu penyelesaian pelayanan

d Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima

e Perilaku pelaksana

f Tata cara penanganan pengaduan, saran


dan masukan

g Sarana dan prasarana

10. Responden adalah semua pengguna layanan,


baik Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
maupun Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)

11. Teknik survei kepuasan pengguna layanan dapat


melalui :

a Kuesioner dengan wawancara

b Kuesioner melalui pengisian sendiri

c Kuesioner elektronik

d Diskusi kelompok terfokus

e Wawancara mendalam
Jenis Indikator Hasil
Satuan Indeks
Pengukuran
Numerator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB
(pembilang)
Denominator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB
(penyebut)
Target >76.60%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pengguna layanan Puskesmas baik UKM
maupun UKP

Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instrumen Sesuai dengan Instrumen PERMEN PAN & RB.
Pengambilan
Data
Besar Sampel Populasi atau sampel dihitung sesuai dengan
referensi dari Kreji Morgan
Frekuensi Semesteran
Pengumpulan
Data
Periode Semesteran, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Semesteran
Data
Penyajian Data  Tabel
 Control chart  Run chart
Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab

Anda mungkin juga menyukai