Anda di halaman 1dari 31

PROFIL INDIKATOR MUTU

TAHUN 2023
PROFIL INDIKATOR MUTU
TAHUN 2023

INDIKATOR MUTU PRIORITAS


Deteksi Dini Penyakit Hipertensi
Judul Indikator Deteksi Dini Penyakit Hipertensi
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Keselamatan Pasien
Nomor 11 Tahun 2017.
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan
Minimal Nomor 4 Tahun 2019
Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
Tujuan Untuk memastikan setiap masyarakat usia >15th diperiksa
tekanan darah minimal 1 tahun sekali
Definisi Deteksi Dini Penyakit Hipertensi yang dilakukan Pemeriksaan
Operasional Tekanan Darah minimal 1 tahun sekali
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persen %
Numerator Jumlah penduduk usia >=15 tahun
Denominator Jumlah penduduk usia >=15 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Ampelgading dalam kurun waktu 1 tahun
Target Pencapaian 70 %
Kriteria Kriteria Inklusi : Setiap orang yang berusia >=15 tahun
diwilayah kerja Puskesmas Ampelgading
Kriteria Eksklusi : tidak ada
Formula Jumlah Penduduk Usia >=15 tahun yang diperiksa tekanan
darah dibagi jumlah sasaran penduduk usia >=15 tahun di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun yang
sama dikali 100%
Metode Concurrent (Survei Harian)
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Epuskesmas
Pengambilan Data Aplikasi Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular (SIPTM)
Besar Sampel Berdasarkan sasaran Tahunan
Cara Pengambilan Total sample
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Aplikasi Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular (SIPTM)
Periode Analisis Bulanan
dan Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Program Penyakit Tidak Menular
INDIKATOR NASIONAL MUTU
a. Kepatuhan Kebersihan Tangan
Judul Indikator Kepatuhan kebersihan tangan

Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien


Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
3. Keputusan Menteri Kesehatan tentang
PedomanPencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
4. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan cuci tangan sesuai
dengan ketentuan WHO
imensi Mutu Keselamatan pasien dan petugas
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar
dapat menjamin keselamatan pasien dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Definisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas
kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak
tampak kotor.
2. Kebersihan tangan dilakukan dengan 5
indikasi (Five moments) menurut WHO
3. Kebersihan tangan dilakukan dengan cara 6 langkah
menurut WHO
4. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian
kepatuhan terhadap petugas yang melakukan kebersihan
tangan sesuai dengan indikasi yang terdiri dari :
1) Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum
menyentuh pasien (tubuh / pakaian pasien).
2) Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh pasien (permukaan tubuh atau pakaian
pasien ).
3) Sebelum melakukan prosedur aseptik contoh:
Pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan
luka, pemasangan kateter urin, suctioning, pemberian
suntikan dan lain lain
4) Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
seperti muntah, darah, nanah, urin, feces, produksi
drain, dan setelah melepas sarung tangan
5) Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien
meliputi: menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar pasien
atau peralatan lain yang digunakan pasien,
kertas/lembar untuk menulis yang ada di sekitar
pasien.
5. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai adalah
semua sumber daya manusia kesehatan yang bertugas
di ruang pelayanan rawat jalan dan rawat inap serta
PONED, serta tenaga penunjang yang kontak erat
dengan pasien atau spesimen.
6. Observer adalah orang yang paham dan memiliki
kompetensi untuk melakukan penilaian kepatuhan
kebersihan tangan dengan metode dan daftar tilik yang
telah ditentukan.
7. Observer dapat dinilai oleh observer lain atau
melakukan penilaian secara mandiri dengan asas
kejujuran
8. Peluang adalah indikasi kebersihan tangan yang di
tetapkan oleh observer sesuai dengan kebutuhan
Tindakan
9. Pengamatan dilakukan selama maksimal 20 menit
menit dalam satu periode pengamatan
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan sesuai
(pembilang) indikasi / tindakan
Denominator Jumlah peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(penyebut) dilakukan dalam satu periode pengamatan/observasi.
Target ≥ 85%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas
di ruang pelayanan rawat jalan dan rawat inap serta PONED,
serta tenaga penunjang yang kontak erat dengan pasien /
spesimen.yang akan di observasi

Kriteria Ekslusi : Tidak ada


Formula
Jumlah peluang kebersihan tangan yang
dilakukan sesuai indikasi / tindakan
X 100%
Jumlah seluruh peluang yang ada

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan Data

Besar Sampel 200 peluang / bulan


Frekuensi Harian
Pengumpulan Data

Periode Pelaporan Bulanan


Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

Penanggung Koordinator Program Pencegahan Infeksi


Jawab

b. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan
Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
3. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease
2019 (Covid-19)
4. Puskesmas harus memperhatikan Petunjuk Teknis Alat
Pelindung Diri (APD)
5. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan
prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas Ampelgading
dalam menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan
dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau
penyakit. APD digunakan sesuai dengan standar dan
indikasi
2. Indikasi penggunaan APD adalah saat melakukan
pelayanan kepada pasien terutama pada saat melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran
mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh
atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas.
3. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas
dalam menggunakan APD sesuai standar dan indikasi.
4. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian
yang dilakukan terhadap petugas dalam menggunakan
APD saat melakukan prosedur pelayanan kesehatan
5. Observer adalah orang yang melakukan pengamatan
terhadap kepatuhan petugas dalam menggunakan APD

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah petugas yang menggunakan APD sesuai indikasi dan


(pembilang) standar dalam periode pengamatan
Denominator Jumlah petugas yang diamati
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD

Kriteria Eksklusi: Tidak ada


Formula
Jumlah petugas yang menggunakan APD
sesuai indikasi dan standar dalam periode
pengamatan X 100 %
Jumlah petugas yang diamati

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD

Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Harian, Mingguan
Pelaporan Data
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis


Penanggung Jawab Koordinator Program Pencegahan Infeksi
c. Kepatuhan Identifikasi Pasien
Judul Kepatuhan Identifikasi pasien
Indikator
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medik
3. Ketepatan identifikasi pengguna layanan merupakan salah
satu sasaran keselamatan pasien. Ketepatann identifikasi
menjadi sangat penting untuk menjaminn keselamatan
pasien selama proses pelayanan dann mencegah insiden
4. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor tingkat
kepatuhan pemberi pelayanan dalam melakukan proses
identifikasi, sehingga pemberi pelayanan akan menjadikan
identifikasi sebagai proses rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam
melaksanakan identifikasi pasien pada proses pelayanan.
Definisi Operasional a. Pengguna layanan adalah pasien, keluarga dan
masyarakat
b. Identifikasi pengguna layanan secara benar adalah proses
mencocokkan identitas pengguna layanan dengan
menggunakan minimal dua dari tiga identitas yang tidak
pernah berubah. Misalnya nama, tanggal lahir, alamat atau
NIK sesuai dengan yang ditetapkan di Puskesmas
c. Proses identifikasi pasien oleh petugas dilakukan dengan
mencocokkan antara identitas yang tertera di dokumen
dengan hasil klarifikasi pada pengguna layanan secara
visual dan atau verbal.
d. Proses identifikasi adalah indikasi dilakukan identifikasi
pasien secara benar pada saat :
➢ Pendaftaran
➢ Sebelum melakukan tindakan medis
➢ Penyerahan hasil laboratoroium
➢ Penyerahaan obat di farmasi

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah proses identifikasi pasien yang dilakukan secara
(pembilang) benar
Denominator Jumlah pasien yang mendapat peluang dilakukan identifikasi
(penyebut) di tempat pelayanan
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Pasien yang mendapat pelayanan di ruang pendaftaran,
ruang pengobatan umum, ruang KIA- KB, ruang gigi dan
mulut, ruang laboratorium, ruang farmasi, ruang gawat
darurat, ruang rawat inap dan ruang PONED

Kriteria Eksklusi: Tidak ada


Formula
Jumlah proses identifikasi pasien yang
dilakukan secara benar
X 100 %
Jumlah pasien yang mendapat peluang
dilakukan identifikasi di tempat pelayanan

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Data Primer
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung dengan rumus slovin setiap hari
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Harian, Mingguan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

Penanggung Koordinator Keselamatan Pasien


Jawab

d. Keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus Sensitif Obat ( SO )


Judul Indikator Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus
Sensitif Obat (SO)
Dasar 1. Peraturan Presiden tentang RPJMN
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penanggulangan
Tuberkulosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus
minimal 90% dengan memperhatikan upaya penurunan
angka putus berobat, gagal, meninggal dan pasien tidak
dilakukan evaluasi.
Dimensi Mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu
Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien TB
semua kasus sensitif obat dan mengurangi angka penularan
penyakit TB
Definisi operasional 1. Tuberculosis yang selanjutnya disingkat TB adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan organ
lainnya
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang
berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan atau Tes
Cepat Mikroskopis (TCM) menunjukan hasil masih sensitif
terhadap obat anti tuberculosis (OAT) lini 1 (pertama)
3. Obat anti tuberculosis (OAT) lini 1 adalah obat anti
tuberculosis yang terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin (R),
Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan Streptomisin (S).
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka
yang menunjukkan persentase semua pasien TB yang
sembuh dan pengobatan lengkap diantara semua pasien
TB yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan periodisasi
waktu pengobatan TB. Angka ini merupakan penjumlahan
dari angka kesembuhan semua kasus dan angka
pengobatan lengkap semua kasus yang menggambarkan
kualitas pengobatan TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan
bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi
negatif dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya
6. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan pasien
TB dilihat menurut alur pengobatan mulai dari pasien
dinyatakan positif sebagai pasien TB berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis lainnya sampai dengan pasien
dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap. Upaya
peningkatan mutu tersebut meliputi :
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar dengan
hasil terdokumentasi
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) TB
kepada pasien TB dan keluarga, pembuatan
kesepakatan pasien dalam menjalankan pengobatan
TB termasuk penunjukan Pengawas Minum Obat
(PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk
penanganan efek samping obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical record) secara
lengkap dan benar di setiap tahapan pengobatan
7. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah
menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada
salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negatif dan diakhir pengobatan tidak ada bukti
hasil pemeriksaan bakteriologis (tidak dilakukan
pemeriksaan bakteriologis di akhir pengobatan)
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan
(pembilang) lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas

Denominator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan


(penyebut) di wilayah kerja Puskesmas
Target 90%.
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan
menjalani pengobatan secara lengkap di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria Eksklusi:
1. Pasien TB RO
2. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan TBC.09
dan hasil pengobatan pasien TB pindahan dengan TB.10
3. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5 atau bulan
ke 6
Formula
Jumlah pasien TB SO yg sembuh dan
pengobatan lengkap pada tahun berjalan di
wilker Puskesmas
X 100 %
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati
pada tahun berjalan di wilker Puskesmas

Desain Retrospektif
Pengumpulan
Sumber Data Formulir :
TB.01, TB.03, TB.04, TB.05, TB.06, TB.09 dan TB.10, aplikasi
SITB
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Besar Sampel Pasien terdiagnosa TB pada tahun berjalan
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

Penanggung Koordinator pelayanan TB


Jawab
e. Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar

Judul Indikator Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden tentang RPJMN


2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pelayanan
Kesehatan Ibu
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu
(AKI) 305/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan target
pada RPJMN 2020-2024 adalah 183/100.000 KH dan
pada akhir SDGs 2030 adalah 131/100.000 KH.
6. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan hidup
baik bagi ibu maupun bayi serta bayi dapat lahir sehat,
berkualitas dan tercegah dari risiko stunting
7. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar, maka risiko pada kehamilan dapat sejak awal
diketahui dan dilakukan tata laksana, sehingga faktor
risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi komplikasi.
Dimensi Mutu Keselamatan, Efektif
Tujuan Menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada
ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa
persalinan, nifas, dan kembalinya kesehatan alat reproduksi
dengan sehat serta mendukung Gerakan penurunan AKI dan
AKB di Kabupaten Malang
Definisi Operasional 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar adalah ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai dengan standar
kuantitas dan standar kualitas selama periode
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama periode
kehamilan (K4) terdiri dari:
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin pada trimester
ke-1 (satu)/ 0-12 minggu,
b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke-2 (dua)/ > 12-
24 minggu, dan
c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3 (tiga)/ 24
minggu-sampai dengan kelahiran
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang
memenuhi 10T meliputi :
a. Timbang Berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan 24 minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan suntikan tetanus
toksoid (TT) bila diperlukan.
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi :
➢ Golongan darah
➢ Kadar Hemoglobin
➢ Gluko-Protein urin
➢ HIV (Indikator SPM), Syphilis, Hepatitis
i. Tata laksana
j. Temu wicara/ konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar pemeriksaan
ANC sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang telah
mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar pada masa
kehamilan pada tahun bejalan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah ibu hamil bersalin yang telah mendapatkan pelayanan
(pembilang) ANC lengkap sesuai standar pada tahun berjalan

Denominator Jumlah ibu hamil bersalin di wilayah kerja puskesmas pada


(penyebut) tahun berjalan
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Seluruh ibu hamil bersalin di wilayah kerja puskesmas pada
tahun berjalan

Kriteria Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan
(Abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan riwayat
kehamilan lengkap Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
Formula Jumlah ibu bersalin yg telah mendapat
pelayanan ANC lengkap sesuai standar di
wilker Puskesmas pada tahun berjalan
X 100 %
Jumlah seluruh ibu bersalin di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan

Desain Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Regester persalinan, e-kohort
Instrumen Data Sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jumlah ibu hamil bersalin yang berada di wilayah kerja
puskesmas tahun 2023 = 723 orang
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

Penanggung Penanggung Jawab Program KIA


Jawab

f. Kepuasan Pengguna Layanan


Judul Indikator Kepuasan Pengguna Layanan
Dasar 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Pemikiran Reformasi Birokrasi mengenai Pedoman Penyusunan
Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien / pengguna layanan
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai pengguna
layanan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pelayanan publik.
Definisi Operasional 1. Kepuasan masyarakat/pengguna layanan adalah hasil
pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja
pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Ampelgading
dan jaringannya
2. Pengguna layanan puskesmas adalah pasien, keluarga,
masyarakat, kelompok masyarakat, lintas sektor, yang
menerima pelayanan dari Puskesmas Ampelgading dan
jaringannya
3. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat,
lembaga instansi pemerintah dan dunia usaha, yang
menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara
pelayanan publik.
5. Responden adalah penerima pelayanan publik yang pada
saat pencacahan sedang berada di lokasi unit pelayanan,
atau yang pernah menerima pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan, baik Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) maupun Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKPP)
6. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus
slovin
7. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat
dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat
sebagai variabel penyusunan survei kepuasan
masyarakat untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.
8. Survei Kepuasan Masyarakat adalah kegiatan
pengukuran secara komprehensif tentang tingkat
kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang
diberikan oleh penyelenggara pelayanan publik.
9. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah hasil pengukuran
dari kegiatan Survei Kepuasan Masyarakat berupa angka.
Angka ditetapkan dengan skala 1 (satu) sampai dengan 4
(empat).
10. Unsur Survei Kepuasaan Masyarakat adalah unsur-unsur
yang menjadi indikator pengukuran kepuasan masyarakat
terhadap penyelenggaraan pelayanan publik.
11. Survei periodik adalah survei yang dilakukan oleh pemberi
layanan secara berkala setiap 3 (tiga) bulanan (triwulan),
atau 6 (enam) bulan (semester) atau minimal 1 (tahun)
sekali.
12. Unsur SKM dalam peraturan ini meliputi:
a. Persyaratan
Persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam
pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan
teknis maupun administratif.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
Prosedur adalah tata cara pelayanan yang dibakukan
bagi pemberi dan penerima pelayanan, termasuk
pengaduan.
c. Waktu Penyelesaian.
Waktu Penyelesaian adalah jangka waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses
pelayanan dari setiap jenis pelayanan
d. Biaya/Tarif.
Biaya/Tarif adalah ongkos yang dikenakan kepada
penerima layanan dalam mengurus dan/atau
memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang
besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara
penyelenggara dan masyarakat.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
Produk spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil
pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan ini
merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis
pelayanan

f. Kompetensi Pelaksana.
Kompetensi Pelaksana adalah kemampuan yang
harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan pengalaman.
g. Perilaku Pelaksana.
Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas dalam
memberikan pelayanan.
h. Waktu Penyelesaian.
Waktu Penyelesaian adalah jangka waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses
pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
i. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
Penanganan pengaduan, saran dan masukan adalah
tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan
tindak lanjut
j. Sarana dan prasarana.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan.
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses
(usaha, pembangunan, proyek). Sarana digunakan
untuk benda yang bergerak (komputer, mesin) dan
prasarana untuk benda yang tidak bergerak (gedung)
13. Survei Kepuasan Masyarakat dilakukan dengan
menggunakan indikator dan metodologi survei yang sudah
ditentukan
Jenis Indikator Output
Satuan Indeks
Pengukuran
Numerator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB
(pembilang)
Denominator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB
(penyebut)
Target >76.60
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pengguna layanan Puskesmas baik UKM maupun
UKPP

Kriteria Eksklusi: Tidak ada

Formula Sesuai dengan metodologi survei kepuasan


masyarakat berdasarkan PERMEN PAN & RB
Desain Survei
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil survei
Instrumen Sesuai dengan kuisioner survei kepuasan
Pengambilan masyarakat berdasarkan PERMEN PAN & RB
Data

Besar Sampel Penentuan sampel dihitung dengan menggunakan rumus


slovin
Frekuensi Tribulan, Semester
Pengumpulan
Data
Periode Pelaporan Semester
Data
Periode Semester
Analisis Data

Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik pie

Penanggung Koordinator Survei dan Penanganan Pengaduan


Jawab

INDIKATOR MUTU KEPEMIMPINAN MANAJEMEN PUSKESMAS (KMP)

1. Kepemimpinan Manajemen Puskesmas


Judul Indikator Kepemimpinan manajemen puskesmas
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
Tujuan Menjaga profesionalisme tenaga kesehatan dalam melakukan
tindakan

Definisi Operasional Jumlah tenaga kesehatan yang memiliki surat ijin praktik

Jenis Indikator Output


Satuan Pengukuran Persen %
Numerator Daftar perijinan pegawai
Denominator Jumlah Tenaga kesehatan
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Perijinan tenaga kesehatan Lengkap dan aktif

Formula Jumlah tenaga yang memiliki SIP


------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah tenaga kesehatan

Metode Monitoring
Pengumpulan Data
Sumber Data Jumlah tenaga kesehatan
Instrumen Monitoring Perijinan
Pengambilan Data
Besar Sampel Jumlah tenaga kesehatan

Cara Pengambilan Melakukan Monitoring Perijinan Pegawai


Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Mutu Kepemimpinan Manajemen Puskesmas

2. Manajemen Keuangan
Judul Indikator Manajemen keuangan
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
Tujuan Terbentuknnya Surat pertanggung jawaban belanja yang akuntable

Definisi Operasional Kelengkapan surat pertanggung jawaban belanja

Jenis Indikator Output


Satuan Pengukuran Persen %
Numerator kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja
Denominator Kelengkapan surat pertanggungjawaban
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kelengkapan surat pertanggungjawaban lengkap

Formula
Jumlah SPJ yang lengkap
------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah SPJ Keseluruhan
Metode Monitoring
Pengumpulan Data
Sumber Data Surat pertanggung jawaban belanja
Instrumen Monitoring kelengkapan surat pertanggung jawaban
Pengambilan Data
Besar Sampel Surat pertanggung jawaban bulanan

Cara Pengambilan Montoring kelengkapan surat pertanggung jawaban


Sampel keuangan
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

Periode Analisis dan Bulanan


Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Mutu Kepemimpinan Manajemen Puskesmas
INDIKATOR MUTU UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS (UKM)

Indikator Mutu UKM Essensial


a. Rumah Tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Judul Indikator Rumah Tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011
tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011
tentang Pedoman Pelaksanaa dan Pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Dimensi Mutu Kompetensi Teknis
Tujuan Meningkatkan Standar Kesehatan rumah tangga
Definisi Operasional Semua Perilaku Kesehatan yang dilakukan karena
kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada
bidang kesehatanserta memiliki peran aktif dalam
aktifitas amsyarakat
Jenis Indikator Out put
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah rumah tangga dalam kurun waktu satu tahun
Denominator (penyebut) Jumlah rumah tangga berdasarkan proyeksi di
wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun yang
sama
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas OPI

Kriteria Eksklusi:
Tidak ada

Formula Jumlah rumah tangga dalam kurun waktu satu tahun


di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah seluruh rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas OPI x

100%
Desain Pengumpulan Data Councurrent (survei harian)
Sumber Data survei
Instrumen Pengambilan Formulir PHBS
Data
Besar Sampel Berdasarkan sasaran tahunan
Frekuensi Pengumpulan tahunan
Data
Periode Pelaporan Data Tahunan
Periode Analisis Data Tahunan

Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

Penanggung Jawab Penangung jawab Program Promosi Kesehatan

b. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Minum (SAM)


Judul Indikator Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Minum
(SAM)
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas
Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
Tujuan 1. Mengetahui informasi risiko pencemaran
2. Tahapan sebelum melakukan pemeriksaan
kualitas air minum
3. Informasi untuk melakukan tindak lanjut dan
perbaikan sarana air minum dan sanitasi
4. Memberikan rekomendasi tentang keadaan
sarana air minum dan sanitasi
Definisi Operasional Monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan /IKL
terhadap Sarana Air Minum (SAM)
1. Jaringan perpipaan, (PDAM, Hippam / BPSPAM),
2. Bukan Jaringan Perpipaan Komunal (sumur
pompa tangan, sumur bor dengan pompa, sumur
gali terlindung, sumur gali dengan pompa),
3. Perlindungan Mata Air (PMA),
4. Penampungan Air Hujan (PAH)
yang disebut sebagai sistim penyediaan air
bersih/Minum (SPAM) di wilayah kerja Puskesmas
selama kurun waktu tertentu.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persen %
Numerator Jumlah SAM yang di inspeksi
Denominator Jumlah SAM yang ada
Target Pencapaian 50 %
Kriteria ✓ Jaringan perpipaan, (PDAM, Hippam / BPSPAM),
✓ Bukan Jaringan Perpipaan Komunal (sumur
pompa tangan, sumur bor dengan pompa, sumur
gali terlindung, sumur gali dengan pompa),
✓ Perlindungan Mata Air (PMA),
✓ Penampungan Air Hujan (PAH)
Formula Jumlah SAM yang di inspeksi
------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah SAM yang ada
Metode Pengumpulan Data Inspeksi dan pemeriksaan sampel
Sumber Data Pengguna sarana air minum
Instrumen Pengambilan Inspeksi pengguna sarana air minum dan pengguna
Data sarana air bersih
Besar Sampel Jumlah SAM yang di inspeksi
Cara Pengambilan Sampel SAM yang diinspkesi dilau\kukan pemeriksaan
kualitasnya
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Program Kesehatan Lingkungan

c. Ibu hamil yang diperiksa HIV


Judul Indikator Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan
HIV/AIDS
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No 23 Tahun 2022
Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
Tujuan Untuk meningkatkan penjaringan kasus HIV.
Mengobati dan Pencegahan Penularan
Definisi Operasional Jumlah kasus HIV yang ditemukan diobati dan
dilaporkan
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persen (%)
Numerator Jumlah target orang yang terduga HIV yang ada
diwilayah, dalam kurun waktu 1 tahun dibagi 100%
Denominator Jumlah orang terduga HIV yang mendapat
pelayanan sesuai standar di faskes
Target Pencapaian 100%
Kriteria Semua ibu hamil, Orang penderita TBC, Orang
dengan IMS, dan sasaran terduga HIV lainnya
Formula Jumlah orang yang dideteksi
------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah orang yang dideteksi dalam waktu 1 tahun

Metode Pengumpulan Data Melalui pemeriksaan lab


Sumber Data SIHA.2.1
Instrumen Pengambilan SIHA.2.1
Data
Besar Sampel Jumlah yang dideteksi
Cara Pengambilan Sampel Dengan diambil darah orang terduga
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

Periode Analisis dan Tri Bulan


Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Program HIV

d. Balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D)


Judul Indikator Balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D)
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Pelaksanaan Teknis
Surveilans Gizi
Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
Tujuan Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program
dalam
kegiatan upaya perbaikan gizi masyarakat di
posyandu melalui informasi persentase balita yang
naik berat badannya.
Definisi Operasional Anak yang berusia 0 bulan sampai 59 bulan yang
memiliki grafik berat badan mengikuti garis
pertumbuhan atau kenaikan berat badan pada bulan
ini dibandingkan bulan sebelumnya sesuai standar.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persen %
Numerator Jumlah balita naik berat badannya
Denominator Jumlah seluruh balita yang di timbang
Target Pencapaian 86 %
Kriteria Inklusi : Seluruh balita yang tidak naik berat
badannya atau balita yang naik berat badannya
tetapi tidak sesuai dengan KBM (Kenaikan Berat
Badan Minimal) Eklusi : Seluruh balita yang
naik berat badannya sesuai KBM (Kenaikan Berat
Badan Minimal)
Formula Jumlah balita naik berat badannya
------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh balita yang di timbang
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Sigizi (Indikator Kinerja Gizi /IKG)
Instrumen Pengambilan Register laporan bulanan desa
Data
Besar Sampel Seluruh balita ditimbang berat badannya
Cara Pengambilan Sampel Total sample
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

Periode Analisis dan Bulanan


Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Program Gizi

e. Kasus TBC yang ditemukan dan diobati


Judul Indikator Kasus TBC yang ditemukan dan diobati
Dasar Pemikiran Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang
penanggulangan Tuberkulosis
Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
Tujuan Sebagai acuan gbagi
kementerian/Lembaga,pemerintah daerah Provinsi
dan Kabupaten/kota,pemerintah desa, serta
pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan
penanggulangan
Definisi Operasional Jumlah kasus TBC yang ditemukan, diobati secara
baku dan dilaporkan
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persen %
Numerator Jumlah target orang terduga TBC yang ada di
wilayah pada kurun waktu satu tahunyang sama
dikali 100 %
Denominator Jumlah orang terduga TBC yang mendapatkan
pelayanan TBC sesuai standard difaskes
Target Pencapaian ≥81 %
Kriteria Inklusi : Semua orang terduga TBC dilakukan
pemeriksaa dahak. Eklusi : Semua orang dengan
pemeriksaan TCM dengan hasil Rifsen/Ro akan
dberikan obat sesuai standard.
Formula Jumlah orang terduga TBC yang mendapatkan
pelayanan standart
------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah targetnorang terduga TBC yang ada di
wilayah pada kurun waktu satu tahun yang sama
Metode Pengumpulan Data Melaui pemeriksaan dahak dengan TCM
Sumber Data TB 01,TB 03 & TB 07 SITB ( TBC SO dan RO TH
2023
Instrumen Pengambilan SITB
Data
Besar Sampel SITB
Cara Pengambilan Sampel Total sample
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

Periode Analisis dan Tri Bulan


Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Program Tuberkulosis

f. Persentase anak usia 12-24 bulan yang mendapat imunisasi lanjutan baduta
Judul Indikator Persentase anak usia 12-24 bulan yang mendapat
imunisasi lanjutan baduta
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
Tujuan Untuk mengetahui status imunisasi balita lengkap.
Definisi Operasional Persentase anak usia 12-24 bulan yang sudah
mendapat imunisasi lanjutan baduta (bayi usia di
bawah 2 tahun) meliputi 1 dosis imunisasi DPT-HB-
HiB serta 1 dosis imunisasi Campak Rubela di satu
wilayah dalam kurun waktu 1 tahun
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persen %
Numerator Jumlah anak usia 12-24 bulan yang sudah mendapat
imunisasi lanjutan baduta (bayi usia di bawah 2
tahun) meliputi 1 dosis imunisasi DPT-HB-HiB serta
1 dosis imunisasi Campak Rubela
Denominator Jumlah anak usia 18-24 bulan (Surviving Infant
tahun lalu)
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Inklusi : Seluruh baduta yng mendapatkan 1 dosis
imunisasi lanjutan DPT-HB-HiB atau Campak Rubela
Eklusi : Seluruh baduta yng mendapatkan imunisasi
lengkap baduta meliputi 1 dosis imunisasi lanjutan
DPT-HB-HiB dan q dosis Campak Rubela
Formula Jumlah anak usia 12-24 bulan yang mendapat
imunisasi lanjutan baduta (bayi usia di bawah 2
tahun) meliputi 1 dosis imunisasi DPT HB-HiB serta
1 dosis imunisasi Campak Rubela di satu wilayah
dalam
kurun waktu 1 tahun, dibagi 90% jumlah anak usia
18-24 bulan (Surviving Infant tahun lalu ) dalam
kurun waktu yang sama, dikali 100
Metode Pengumpulan Data Pemberian Imunisasi lanjutan 1 dosis imunisasi
DPT-HB-HiB serta 1 dosis imunisasi Campak Rubela
Sumber Data Laporan Hasil Imunisasi pada baduta
Instrumen Pengambilan Kohort Baduta
Data
Besar Sampel Anak usia 12-24 bulan yang mendapat imunisasi
lanjutan baduta
Cara Pengambilan Sampel Total sample
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

Periode Analisis dan Bulanan


Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Program Imunisasi

g. Deteksi Dini Penyakit Hipertensi


Judul Indikator Deteksi Dini Penyakit Hipertensi
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Tentang
Keselamatan Pasien Nomor 11 Tahun 2017.
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar
Pelayanan Minimal Nomor 4 Tahun 2019
Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
Tujuan Untuk memastikan setiap masyarakat usia >15th
diperiksa tekanan darah minimal 1 tahun sekali
Definisi Operasional Deteksi Dini Penyakit Hipertensi yang dilakukan
Pemeriksaan Tekanan Darah minimal 1 tahun sekali
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persen %
Numerator Jumlah penduduk usia >=15 tahun
Denominator Jumlah penduduk usia >=15 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Ampelgading dalam kurun waktu 1 tahun
Target Pencapaian 70 %
Kriteria Kriteria Inklusi : Setiap orang yang berusia >=15
tahun diwilayah kerja Puskesmas Ampelgading
Kriteria Eksklusi : tidak ada

Formula Jumlah Penduduk Usia >=15 tahun yang diperiksa


tekanan darah dibagi jumlah sasaran penduduk usia
>=15 tahun di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun yang sama dikali 100%
Metode Pengumpulan Data Concurrent (Survei Harian)
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Epuskesmas
Data Aplikasi Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular
(SIPTM)
Besar Sampel Berdasarkan sasaran Tahunan
Cara Pengambilan Sampel Total sample
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

Periode Analisis dan Bulanan


Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Program Penyakit Tidak Menular

Indikator Mutu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan


a. Puskesmas menyelenggarakan K3 Puskesmas (internal)
Judul Indikator Puskesmas menyelenggarakan K3 Puskesmas (internal)
Dasar Pemikiran Undang-undang No 23 Tahun 1992 pasal 23 tentang
kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan
kerja wajib diselenggarakan pada setiap tempat
kerja.
Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
Tujuan Terselenggaranya K# Puskesmas (Internal)
Definisi Operasional Puskesmas menyelenggarakan K3 Puskesmas
(internal) adalah puskesmas menyelenggarakan K3
di internal sesuai dengan permenkes nomor 52
Tahun 2018 yaitu :
1) Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian
risiko K3 Fasyankes
2) Penerapan kewaspadaan standar
3) Penerapan prinsip ergonomi
4) Pemberian imunisasi
5) Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di
fasyankes
6) Pemeriksaan kesehatan berkala
7) Pengelolaan sarana dan prasarana fasyankes
dari aspek K3
8) Pengelolaan peralatan medis dari aspek K3
9) kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau
bencana, termasuk kebakaran
10) Pengelolan bahan B3 dan limbah B3
11) Pengelolaan limbah domestik
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persen %
Numerator Jumlah bulan yang mencapai minimal 80% dari 11
indikator K3 Fasyankes yang ada pada Permenkes
Nomor 52 Tahun 2018 dalam satu bulan
Denominator 12 bulan
Target Pencapaian 30 %
Kriteria 1) Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian
risiko K3 Fasyankes
2) Penerapan kewaspadaan standar
3) Penerapan prinsip ergonomi
4) Pemberian imunisasi
5) Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di
fasyankes
6) Pemeriksaan kesehatan berkala
7) Pengelolaan sarana dan prasarana fasyankes dari
aspek K3
8) Pengelolaan peralatan medis dari aspek K3
9) Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau
bencana, termasuk kebakaran
10) Pengelolan bahan B3 dan limbah B3
11) Pengelolaan limbah domestik

Formula Jumlah bulan yang mencapai minimal 80% dari 11


indikator K3 Fasyankes yang ada pada Permenkes
Nomor 52 Tahun 2018 dalam satu bulan
----------------------------------------------------------- x 100 %
12 bulan

Metode Pengumpulan Data Observasi


Sumber Data PKP
Instrumen Pengambilan Dokumen pelaksanaan kegiatan K3 puskesmas,
Data Data dasar dan Buku Regester Bantu Kesehatan
Kerja
Besar Sampel Jumlah bulan yang mencapai minimal 80% dari 11
indikator K3 Fasyankes yang ada pada Permenkes
Nomor 52 Tahun 2018 dalam satu bulan
Cara Pengambilan Sampel Total sample
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

Periode Analisis dan Bulanan


Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Program Upaya Kesehatan Kerja
b. Penyediaan dan penyebaran informasi tentang pencegahan & penanggulangan
bahaya penyalahgunaan Napza
1 Judul Indikator Penyediaan dan penyebaran informasi tentang
pencegahan & penanggulangan bahaya penyalahgunaan
Napza
2 Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Pelaksanaan Teknis
Surveilans Gizi
3 Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
4 Tujuan Untuk memberikan informasi tentang pencegahan &
penanggulangan bahaya penyalahgunaan Napza
5 Definisi Operasional Penyuluhan di dalam gedung sekolah
(SD/SMP/SMA sederajat )
6 Jenis Indikator Output
7 Satuan Pengukuran Persen %
8 Numerator Jumlah sekolah di kecamatan ampelgading
9 Denominator Jumlah sekolah yang mendapatkan penyuluhan
10 Target Pencapaian 10 %
11 Kriteria Inklusi : Seluruh sekolah yang ada di wilayah
ampelgading
12 Formula Jumlah sekolah yang mendapatkan penyuluhan
------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh sekolah yang ada di wilayah
13 Metode Pengumpulan Observasi
Data
14 Sumber Data SINAPZA
15 Instrumen Pengambilan tahunan
Data
16 Besar Sampel Sekolah yang mendapatkan penyuluhan
17 Cara Pengambilan terjadwal
Sampel
18 Periode Pengumpulan Bulanan
Data
19 Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

20 Periode Analisis dan Bulanan


Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab Koordinator Program NAPZA

c. Jumlah wilayah yang dilakukan Kegiatan Gerakan Masyarakat Cerdas


Menggunakan Obat
1 Judul Jumlah wilayah yang dilakukan kegiatan Gerakan
Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat
2 Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas.
3. Pedoman Pelaksanaan GeMa CerMat tahun 2020
3 Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
4 Tujuan Meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat
secara tepat dan benar
5 Definisi Operasional Jumlah desa/ kelurahan di wilayah kerja puskesmas
yang telah tersosialisasi kegiatan gema cermat
6 Type Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Prosentase
8 Numerator Jumlah desa/ kelurahan di wilayah kerja puskesmas
yang telah tersosialisasi
9 Denumerator Jumlah desa/ kelurahan di wilayah kerja puskesmas
10 Target capaian 25%
11 Kriteria
- Inklusi desa/ kelurahan di wilayah kerja puskesmas yang
belum tersosialisasi
- Eklusi Tidak ada
12 Rumus/Formula Jumlah desa/ kelurahan di wilayah kerja puskesmas
yang telah tersosialisasi dibagi Jumlah desa/
kelurahan di wilayah kerja puskesmas
13 Desain/ Metode retrospective
pengumpulan data
14 Sumber data Resep dokter
15 Instrumen /Formulir Data / notulen penyuluhan
pengumpulan data
16 Besar Sampel Jumlah desa/ kelurahan di wilayah kerja puskesmas
17 Cara pengambilan Sampel diambil dari desa/ kelurahan di wilayah kerja
sampel puskesmas yang belum tersosialisasi
18 Periode Pengumpulan Tribulan 1x penyuluhan
Data
19 Penyajian data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

20 Periode Analisis dan Bulanan


Pelaporan Data
21 Penanggung jawab Koordinator Program Kefarmasian
Indikator

INDIKATOR MUTU UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DAN PENUNJANG


(UKPP)
a. Penderita Hipertensi mendapatkan pelayanan Kesehatan Sesuai Standar
1 Judul Indikator Penderita Hipertensi mendapatkan pelayanan
Kesehatan Sesuai Standar
2 Dasar Pemikiran Jika penderita Hipertensi mendapatkan pelayanan
sesuai standar akan dapat menurunkan risiko terjadi
komplikasi penyakit dengan harapan menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat Hipertensi
3 Dimensi Mutu Berorientasi pada pasien
4 Tujuan Meningkatkan pelayanan penderita Hipertensi sesuai
standar
5 Definisi Operasional Pelayanan kesehatan sesuai standar meliputi :
a. Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal
satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan
b. Edukasi perubahan gaya hidup dan / atau
kepatuhan minum obat
c. Melakukan erujukan bila diperlukan. Tekanan
Darah Sewaktu (TDS) lebih dari 140 mmHg
ditambahkan pelayanan terapi farmakologi
6 Jenis Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Persen %
8 Numerator Jumlah penderita hipertensi usia >=15 tahun di
wilayah kerja Puskesmas Ampelgading yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
dibagi jumlah estimasi penderita hipertensi usia >=15
tahun yang berada didalam wilayah kerjanya
berdasarkan angka prevalensi Kab/Kota dalam kurun
waktu satu tahun yang sama dikali 100%
9 Denominator Jumlah estimasi penderita hipertensi usia >=15
tahun yang berada didalam wilayah kerjanya
berdasarkan angka prevalensi Kab/Kota dalam kurun
waktu satu tahun yang sama
10 Target Pencapaian 100 %
11 Kriteria Kriteria Inklusi : jumlah penderita hipertensi usia
>=15 di wilayah kerja Puskesmas Ampelgading
Kriteria Eksklusi : usia < 15 tahun, penderita
Hipertensi di luar wilayah kerja Puskesmas
Ampelgading
12 Formula Jumlah penderita hipertensi usia >=15 tahun di
wilayah kerja Puskesmas Ampelgading yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
dibagi jumlah estimasi penderita hipertensi usia >=15
tahun yang berada didalam wilayah kerjanya
berdasarkan angka prevalensi Kab/Kota dalam kurun
waktu satu tahun yang sama dikali 100%
13 Metode Pengumpulan Retrospektif
Data
14 Sumber Data Sekunder
15 Instrumen Epuskesmas
Pengambilan Data Aplikasi Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular
(SIPTM)
16 Besar Sampel Berdasarkan sasaran Tahunan
17 Cara Pengambilan Total sample
Sampel
18 Periode Pengumpulan Satu Bulan Sekali
Data
19 Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

20 Periode Analisis dan Bulanan


Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab Koordinator Program Penyakit Tidak Menular

b. Rerata item obat yang diresepkan


Judul Indikator Rerata item obat yang diresepkan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas.
Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
Tujuan Penggunaan Obat Rasional dan tidak polifarmasi
Definisi Operasional Rerata item obat per lembar resep terhadap seluruh
kasus tersebut. Rerata item obat perlembar resep
dengan batas toleransi 2,6. ( perhitungan sesuai
dengan laporan Penggunaan Obat Rasional bulanan
puskesmas)
Type Indikator Proses
Satuan Pengukuran Jumlah
Numerator Jumlah item obat per lembar resep
Denumerator Jumlah resep
Target capaian ≤ 2,6
Kriteria
- Inklusi Resep pertama masuk dengan diagnosa yang sudah
ditentukan
- Eklusi Tidak ada
Rumus/Formula Jumlah item obat per lembar resep
Jumlah resep
Desain/ Metode retrospective
pengumpulan data
Sumber data Resep dokter
Instrumen /Formulir Lembar resep
pengumpulan data
Besar Sampel Rerata item obat per lembar resep terhadap seluruh
kasus yang telah ditetapkan
Cara pengambilan sampel Sampel diambil dari resep 1 kasus per hari dengan
urutan pertama dengan diagnosa penyakit yang telah
ditetapkan
Periode Pengumpulan Data Resep per hari
Penyajian data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

Periode Analisis dan Bulanan


Pelaporan Data
Penanggung jawab Koordinator Pelayanan Kefarmasian
Indikator

c. Ketepatan waktu tunggu penyerahan hasil pelayanan laboratorium


1 Judul Indikator Ketepatan waktu tunggu penyerahan hasil pelayanan
laboratorium
2 Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
3 Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
4 Tujuan Untuk mencapai target waktu yang ditetapkan dalam
penyerahan hasil
5 Definisi Operasional Waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan
menerima hasil yang sudah diekspertisi sesuai jenis
pemeriksaan dan kebijakan tentang waktu tunggu
penyerahan hasil
6 Jenis Indikator Output
7 Satuan Pengukuran Persen %
8 Numerator Jumlah pasien dengan waktu tunggu penyerahan
hasil pelayanan laboratorium sesuai jenis
pemeriksaan
9 Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan
10 Target Pencapaian 100 %
11 Kriteria Kriteria Inklusi : Semua pasien sesuai indikasi
laboratorium
Kriteria Eksklusi : tidak ada
12 Formula Jumlah pasien dengan waktu tunggu penyerahan
hasil pelayanan laboratorium sesuai jenis
pemeriksaan dan kebijakan dibagi jumlah seluruh
pemeriksaan dikali 100%
13 Metode Pengumpulan Concurrent (Survei Harian)
Data
14 Sumber Data Hasil Observasi
15 Instrumen Register Laboratorium
Pengambilan Data
16 Besar Sampel Berdasarkan sasaran Tahunan
17 Cara Pengambilan Total sample
Sampel
18 Periode Pengumpulan Bulanan
Data
19 Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

20 Periode Analisis dan Bulanan


Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab Koordinator Pelayanan Laboratorium
d. Bed Occupation Rate (BOR)
1 Judul Indikator Bed Occupation Rate ( BOR )
2 Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Tentang
Keselamatan Pasien Nomor 11 Tahun 2017.
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar
Pelayanan Minimal Nomor 4 Tahun 2019
3 Dimensi Mutu Kontinuitas (Continuity)
4 Tujuan Untuk mengetahui jumlah frekuensi pemakaian
tempat tidur pada suatu periode
5 Definisi Operasional Prosentasi pemakaian tempat tidurpada satuan waktu
tertentu
6 Jenis Indikator BOR
7 Satuan Pengukuran Persen (%)
8 Numerator Jumlah hari rawat inap
9 Denominator Jumlah hari rawat inap pasien yang di rawat di
puskesmas Ampelgading dalam 1 bulan
10 Target Pencapaian 10 – 60 %
11 Kriteria Jumlah hari rawat inap setiap pasien yang rawat inap
di Puskesmas ampelgading
12 Formula Jumlah hari perawatan / (jumlah tempat tidur x jumlah
hari dalam satu periode) x 100%

13 Metode Pengumpulan Pasien yang rawat inap


Data
14 Sumber Data Laporan bulanan rawat inap
15 Instrumen Epuskesmas dan laporan bulanan
Pengambilan Data
16 Besar Sampel Seluruh jumlah perawatan pasien yang dirawat di
puskesmas ampelgading
17 Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
18 Periode Pengumpulan Bulanan
Data
19 Penyajian Data  Tabel Grafik batang atau grafik garis

20 Periode Analisis dan Bulanan


Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab Koordinator Pelayanan Rawat Inap

Ampelgading, 12 Januari 2023


Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Ampelgading Ketua Mutu

drg.Nuryani Mubayin drg. Alen Wastu Wibowo


NIP. 19690707 200112 2 001 NIP. 19880225 201903 1 012

Anda mungkin juga menyukai