PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S-1)
Oleh :
Siska Putri Aprilia
NIM: 720153040
Pembimbing :
1. Anny Rosiana M,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.J
2. Yulisetyaningrum,S.Kep.,Ners.M.Si.Med
HALAMAN PERSETUJUAN
i
Proposal Skripsi dengan judul ”PENGARUH TERAPI AKTIVITAS
KELOMPOK PERSEPSI (TAK) TERHADAP PENGEMBANGAN
STIMULASI PERSEPSI PADA LANSIA DI PANTI WREDA SULTAN
FATAH DEMAK TAHUN 2019” telah mendapat persetujuan oleh
pembimbing untuk dipertahankan dihadapan penguji proposal skripsi
Universitas Muhammadiyah Kudus pada:
Hari :
Tanggal :
Nama : Siska Putri Aprilia
NIM : 720153040
Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor
HALAMAN PENGESAHAN
ii
Proposal Skripsi dengan judul ” PENGARUH TERAPI AKTIVITAS
KELOMPOK PERSEPSI (TAK) TERHADAP PENGEMBANGAN
STIMULASI PERSEPSI PADA LANSIA DI PANTI WREDA SULTAN
FATAH DEMAK TAHUN 2019” ini disetujui dan diseminarkan dihadapan
Tim Penguji proposal skripsi Universitas Muhammadiyah Kudus, pada:
Hari :
Tanggal :
Nama : Siska Putri Aprilia
NIM : 720153040
Anny Rosiana Masyitoh, M.Kep, Ns, Sp. Kep. J Yulisetyaningrum, S.Kep., Ns., M.Si.Med
NIDN : 0616087801 NIDN : 0618048103
Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan keberhasilan pemeritahan dalam pembangunan
nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagi bidang, yaitu
adanya kemanjuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang medis atau ilmu kedokteran
sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta
meningkatkan kualitas kesehatan pepnduduk serta meningkatkan umur
harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut
meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat. (Bandiyah. 2009)
Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan
penurunan yang terjadi berbagai organ, fungsi, dan system tubuh bersifat
fisiologis (Maramis. 2009)
Usila (usia lanjut) selalu dikonotasikan sebagai kelompok rentan yang
selalu ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga,
masyarakat dan Negara. Melihat kenyataan bahwa angka harapan hidup
penduduk Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin baik, maka
muncullah di Indonesia yang akan semakin meningkat pada tiap tahunnya.
(Mujahidullah.2012)
Menurut laporan data Demografi Penduduk Internasional yang
dikeluarkan oleh Bureau of The Census USA (1993), dilaporkan bahwa
Indonesia pada 1990 – 2025 akan mempunyai jumlah kenaikan lansia
sebesar 414%. Suatu angka paling tinggi di seluruh dunia dibandingkan
kenaikan jumlah lansia di negara-negara lain, seperti Kenya adalah
sebesar 347%, Brasil 255%, India 242%, China 220%, Jepang 129%,
Jerman 66%, Swedia 33%. Sedangkan pertambahan lansia di Indonesia,
menurut ahli dari WHO yang berbicara dalam seminar lansia di
Amsterdam, Nederland tanggal 4 Desember 1999, adalah sebesar 400%
antara tahun 2000-2025 ( Sunaryo dkk, 2015 ).
Batasan lanjut usia yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia
atau World Health Organization (WHO, 2010) seorang yang berusisa 60
tahun atau lebih (60+ tahun). Pada tahun 2000 jumlah lansia di dunia
sekitar 600 juta (11%), diperkirakan 1,2 milyar (22%) pada tahun 2025 dan
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,maka dapat diambil rumusan masalah
yaitu adakah Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) terhadap
Pengembangan Stimulasi Persepsi di Panti Wreda Sultan Fatah Demak
Tahun 2019
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan di Panti Wreda Sultan Fatah
Demak ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Terhadap
Pengembangan Stimulasi Persepsi Pada Lansia di Panti Wreda Sultan
Fatah Demak Tahun 2019
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengaruh stimulasi persepsi pada lansia dengan
sebelum TAK pada kelompok kontrol dan intevensi
b. Mengetahui pengaruh stimulasi persepsi pada lansia dengan
sesudah TAK pada kelompok kontrol dan intevensi
c. Menganalisa Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Terhadap
Pengembangan Stimulasi Persepsi Pada Lansia
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu
yang telah didapatkan.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat di pakai sebagai informasi masyarakat
khususnya keluarga dan klien dalam memberikan terapi untuk
meningkatkan stimulasi sehingga menjadikan hidup lebih nyaman
3. Bagi institusi pendidikan.
Sebagai dasar pemikiran untuk penelitian selanjutnya, baik oleh
peneliti sendiri maupun peneliti - peneliti lainya.
4. Bagi Pengembangan Riset Keperawatan.
6
F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Metode Perbedaa
Peneliti Judul Hasil Penelitian
Penelitian n
Khamida, Terapi Aktivitas Quasi Hasil penelitian sebelum Penelitian
Meilisa Kelompok experiment kegiatan rutin harian dari 22 terdahulu
(2016) (TAK) Stimulasi dengan responden kelompok control penelitian
Persepsi Dalam desain pre terdapat tingkat kecemasan variabel
Menurunkan dan post sedang 59,1%, dan setelah terikat
Tingkat test kegiatan rutin harian menurunk
Kecemasan terdapat tingkat kecemasan an tingkat
Pada Lansia sedang 68,2%. Sedangkan kecemasa
12 responden kelompok n pada
perlakuan sebelum (TAK) penelitian
terdapat tingkat kecemasan sekarang
sedang 100% dan setelah mengguna
(TAK) terdapat tingkat kan
kecemasan ringan 75,0% pengemba
ngan
stimulasi
persepsi
Erwin Pengaruh Quasi hasil penelitian Pre Test Penelitian
Yektiningsih Terapi Aktivitas experiment Mini Mental State terdahulu
(2010) Kelompok dengan Examination sebesar penelitian
(TAK) Stimulasi desain pre 42,9%, beberapa tidak variabel
Persepsi dan post mengalami terikat
Terhadap test fungsi kognitif tetapi menurunk
Gangguan sebagian dilakukan di an tingkat
Fungsi Kognitif tengah, dan 14,3% kecemasa
Pada Lansia mengalami fungsi kognitif n pada
7
A. Lanjut Usia
1. Pengertian
Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap
lingkungan penurunan yang terjadi berbagai organ, fungsi, dan system
tubuh bersifat fisiologis (Maramis. 2009)
Usila (usia lanjut) selalu dikonotasikan sebagai kelompok rentan
yang selalu ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh
keluarga, masyarakat dan Negara. Melihat kenyataan bahwa angka
harapan hidup penduduk Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin
baik, maka muncullah di Indonesia yang akan semakin meningkat
pada tiap tahunnya. (Mujahidullah.2012)
Penuaan (menjadi tu + aging) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
infeksi)dan memperbaiki kerusaka yang diderita. Definisi lain
menyatakan bahwa penuaan adalah suatu proses alami yang tidak
dapat dihindari, berjalan, terus-menerus, dan berkesinambungan.
Selanjutnya, akkan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan
biokimia pada tubuh, sehingga akan memengaruhi fungsi dan
kemampuan tubuh secara keseluruhan. (Basuki, 2008).
2. Klasifikasi
Klasifikasi lansia berdasarkan WHO sebagai berikut :
a. Usia 60 – 64 tahun (Middle Age)
b. Usia 65 – 74 tahun (Junior Old Age)
c. Usia 75 – 89 tahun ( Formal Old Age)
d. Usia 90 – 120 tahun ( Longevity Old)
Menurut Maryam tahun 2009 batasan usia meliputi :
a. Pra Usia Lanjut (Presenilis)
Seseorang yang berusia antara 45 – 59 tahun.
9
10
b. Usia Lanjut
Seorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Usia Lanjut Resiko Tinggi
Seorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan maalah kesehatan.
d. Usia Lanjut Potensial
Usia lanjut yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.
e. Usia Lanjut Tidak Potensial
Usia lanjut yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan oraang lain. (Maryam, 2010).
3. Tipe Lansia
Banyak ditemukan bermacam-macam tipe lansia, beberapa yang
menonjol dinataranya:
a. Tipe arif bijaksana
Lansia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan
diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap
ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan
dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri
Lansia kini sering menggantikan kegiatan yang hilang dengan
kegiatan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman
pergaulan, serta memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas
Lansia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang
proses penuaan yang menyebabkan kehilangan kecantikan,
kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status,
teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung,
menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.
d. Tipe pasrah
Lansia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik,
mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki, melakukan berbagai
jenis pekerjaan.
e. Tipe bingung
11
B. Stimulasi Persepsi
1. Pengertian
Persepsi yang artinya mengambil atau menerima. Yang dimaksut
persepsi disini adalah menerima informasi dari luar dirinya atau
mengambil pemahaman dari luar dirinya. (Taufik. 2011)
Secara umum persepsi adalah proses mengamati dunia luar yang
mencakup perhatian, pemahaman, dan pengenalan objek0objek atau
peristiwa. Biasanya persepsi diorganisasikan ke dalam bentuk (figure),
dasar (ground), garis bentuk (garis luar, kontur) dan kejelasan.
Persepsi adalah pengalaman – pengalaman yang dihasilkan melalui
indera penglihatan, pendengaran, peenciuman, dan sebaginya. Setiap
orang memiliki persepsi yang berbeda meskipun objek perssepsi
sama. (Petter. 2010)
2. Proses persepsi
Proses persepsi berangkat adanya stimulus, stimulus itu ditangkap
oleh alat resptor (mata), selanjutnya dari resptor diteruskan oleh
syaraf-syaraf ke otak, dan kemudian otak memberikan pemakanaan
atas stimulus tersebut (mearning). (Taufik. 2011)
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi
Secara umum, adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pesepsi
seseorang yaitu :
a. Minat, artinya semaki tinggi minat seseorang terhadap suatu objek
atau peristiwa, maka semakin tinggi juga minatnya dalam
mempersiapkan objek atau peristiwa.
20
c) Kondisi social
Faktor social meliputi perceraian, kematian, berkabung,
keiskinan, berkurangnya interaksi social dalam kelompok lansia
21
a) Persiapan
(1) Memiih pasien yang sesuai indikasi
(2) Membuat kontrak dengan pasien
(3) Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk
meligkar dalam suasana ruang yang tenang dan
nyaman)
b) Orientasi
(1) Salam terapeutik
(a) Salam dari terapis kepada klien.
(b) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai
papan nama)
(c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien
(beri papan nama)
(2) Evaluasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
(3) Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-
cakap tentang hal positif diri sendiri.
Terapis menjelaskan aturan main berikut.
(a) Jika ada klien yang ingin menginggalkan
kelompok, harus meminta izin kepada terapis.
(b) Lama kegiatan 45 menit.
(c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai.
6) Tahap kerja
a) Terapis memperkenalakan diri nama lengkap dan nama
panggilan serta memakai papan nama.
b) Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien.
c) Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang
tidak menyenangkan.
d) Terapis memberikan pujian atas peran serta klien.
e) Terapis membagikan kertas yang kedua
f) Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri
sendiri: kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa
dilakukan dirumah dan dirumah sakit.
26
b) Tindak lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum
tertulis.
c) Kontrak yang akan datang
(1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal
positif diri yang dapat diterapkan dirumah sakit dan di
rumah.
(2) Menyepakati waktu dan tempat.
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi:
harga diri rendah sesi 1, kemampuan klien yang diharapkan
adalah menuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan dan
aspek positif (kemampuan) yang dimiliki. Formulir evaluasi
sebagai berikut.
2) Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan prose keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti
sesi 1, TAK stimulasi persepsi harga diri rendah. Klien mampu
memulihkan tiga hal pengalaman yang tidak menyenangkan,
mengalami penelitian menyebutkan hal positif diri. Anjurkan
klien menulis kemampuan dari hal positif dirinya.
27
10. TAK Stimulasi Persepsi Harga Diri Rendah Sesi 2 : Melatih Positif
pada Diri
a. Tujuan :
1) Klien dapat menilai hal postif diri yang dapat digunakan.
2) Klien dapat memilih hal positif diri yang akan dilatih.
3) Klien dapat melatih hal positif diri yang dilatih
4) Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemampuan yang telah
dilatih.
b. Indikasi :
Pasien harga diri rendah
c. Persiapan alat :
1) Spidol dan papan tulis/whiteboard/flipchart
2) Kertas daftar kemampuan positif pada sesi 1
3) Jadwal kegiatan sehari-hari dan pulpen.
d. Metode
1) Diskusi
2) Permainan
e. Prosedur
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti
sesi 1.
b) Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk meligkar
dalam suasana ruang yang tenang dan nyaman)
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
(1) Salam dari terapis kepada klien.
(2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b) Evaluasi
(1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
(2) Menanyakan apakah ada tambahan hal positif klien
c) Kontrak
(1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melatih hal
positif diri sendiri.
(2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
28
C. Kerangka Teori
Berdasarkan kerangka teori yang terdapat dalam tinjauan
kepustakaan, maka kerangka teori digambarkan berikut ini:
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel mengandung pengertian ciri atau ukuran yang dimiliki oleh
suatu objek penelitian yang dapat diukur. Variabel adalah sesuatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran tentang sesuatu yang menjadi
konsep penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Variabel dikarakteristikan sebagai derajat, jumlah, dan perbedaan.
Variabel merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan
sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu
penelitian. (Nursalam, 2017)
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ;
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel Independen merupakan variabel yang menjadikan sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat. (Hidayat, 2017)
Pada penelitian ini, variabel independennya (bebas) adalah Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena variabel bebas. (Hidayat, 2017)
Pada penelitian ini Variabel dependenya (terikat) yaitu Kemampuan
Sosialisasi pada Lansia
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pertanyaan penelitian,
yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo,
2012).
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan
penelitian yang berfungsi untuk menentukan ke arah pembuktian artinya
hipotesis ini merupakan pernyataan yang harus dibuktikan (Notoatmojo,
2018).
Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka hipotesisnya adalah
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
32
33
D. Rancangan Penelitian
1. Jenis atau Desain Penelitian
Jenis penelitian Quasi Eksperimen dengan menggunakan bentuk
rancangan control group pre test-post testdigunakan dalam penelitian
ini. Desain ini bertujuan mengidentifikasi hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan dua kelompok subyek. Kelompok subyek
diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi
setelah intervensi. Dalam rancangan ini, kelompok eksperimental di
berikan perlakuan terapi TAK:Persepsi, sedangkan kelompok kontrol
34
Keterangan :
K-A : Kelompok Perlakuan
K-B : Kelompok Kontrol
- : Tidak ada perlakuan
O : Observasi Awal (Pre test)
I : Perlakuan
O1-A : Observasi setekah TAK (kelompok perlakuan) K-A
O1-B : Observasi Akhir K-B
2. Pendekatan waktu pengumpulan data
Metode pendekatan waktu dan pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan case control, dengan membandingkan
kelompok eksperimental dengan kelompok kontrol untuk mengetahui
proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan
(Nursalam, 2017).
3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada
subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan
dalam suatu penelitian. (Nursalam, 2017)
a. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari
objek penelitian oleh perorangan atau organisasi.(Notoatmodjo,
2012)
Data primer pada penelitian ini diperoleh dari wawancara dan
pemberian kuesioner tentang pengembangan stimulasi persepsi
35
Keterangan :
n = Besar Populasi
N = Besar Sampel
d = Tingkat Kesalahan (0,1)
Jumlah Sampel dalam penelitian ini sebagai berikut,
37
(Suerni, 2013)
Terapi Tindakan Buku Kerja/ - Diberikan Nominal
aktivitas keperawatan check list TAK:Persepsi
kelompok yang rutin samapi sesi ke 2
persepsi dilakukan - Tidak diberikan
(TAK) untuk TAK:Persepsi
memvasilitasi sampai sesi ke
stimulasi 2
persepsi pada
lansia yang
harga diri
rendah, terdiri (Keliat, 2014)
dari 2 sesi dan
dilakuakan 3
kali pertemuan.
pertemuan
Pertama
melakuakan
tindakan sessi
1 & 2,
pertermuan ke
2 melakukan
sessi 3 & 4 dan
pertemuan ke
3 melakukan
sessi 5, 6 & 7
7. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk
pengumpulan data dalam penelitian (Azwar, 2009). Pada penelitian ini
instrumen yang digunakan adalah :
39
rhitung=
Keterangan:
rhitung= koefisiensi korelasi
ƩXi = jumlah skor item
ƩYi = jumlah skor total (item)
n = jumlah responden
jika r hitung ≥ koefisien nilai table yaitu taraf signifikan 5 %, maka
instrumen yang diuji dinyatakan valid (Sugiyono, 2010).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk menghasilkan
hasil pengukuran yang sama ketika dilakukan pengukuran secara
berulang (Swarjana, I Ketut, 2015). Alat dan cara mengukur atau
mengamati sama-sama memegang peranan yang penting dalam
waktu bersamaan.
Untuk menguji reliabilitas kuesioner rumus koefesien reliabilitas
alpha cronbach dengan rumus (Sugiyono, 2010).
ri =
Keterangan :
ri = reliabilitas instrumen
k = banyaknya item
= jumlah varian item
= varian total
1) Editing Data
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh dari responden.Editing dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2) Coding (Pemberian Kode)
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk
kalimat/huruf menjadi data berbentuk angka / bilangan.
Tujuannya adalah mempermudah pada saat analisis data dan
juga pada saat memasukkan data.
3) Scoring (Penilaian)
Kegiatan melakukan scoring terhadap jawaban dari kuesioner.
Pemberian skor atau penilaian yang perlu diberi penelitian atau
skor pada jawaban pertanyaan yang telah diterapkan.
4) Processing (Memasukkan Data)
Setelah merubah data berbentuk kalimat/huruf menjadi data
berbentuk angka, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing
responden dalam bentuk kode, selanjutnya data dari kuesioner
dimasukkan ke dalam program computer
5) Cleaning (Pembersihan Data)
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang
sudah dimasukkan, untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan kode, ketidaklengkapan, kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi.
b. Analisa Data
Data yang telah diolah tidak akan ada maknanya tanpa
dianalisis. Tujuan dari analisa data adalah untuk memperoleh
gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam tujuan
penelitian, membuktikan hipotesis-hipotesis penelitian yang telah
dirumuskan, dan memperoleh kesimpulan secara umum
(Notoatmodjo, 2012).Analisa hasil penelitian ini akan menganalisa
pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap kemampuan
sosialisasi pada lansia.
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menurut
(Notoatmodjo, 2012) adalah :
43
1) Analisis univariat
Analisa Univariat yaitu mendiskripsikan distribusi frekuensi
masing-masing variabel penelitian dalam tabel untuk
mengetahui jumlah dari masing-masing kategori variabel.
Analisa univariat pada penelitian ini adalah Terapi Aktivitas
Kelompok Persepsi.
Rumus analisa univariat :
Keterangan :
Σ = Prosentase hasil
f = Frekuensi yang dihasilkan
N = Jumlah seluruh sampel
2) Analisa bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang digunakan untuk
mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa komparatif,
asosiatif, maupun korelas (Notoatmodjo, 2010).Analisa bivariat
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi
aktivitas kelompok persepsi terhadap pengembangan stimulasi
persepsi pada lansia di panti werdha Sultan fatah Demak.
Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisa hasil-hasil
pengamatan yang berpasangan dari dua data apakah berbeda
atau tidak.Wilcoxon signed rank test ini digunakan hanya untuk
data bertipe interval atau ratio, namun datanya tidak mengikuti
distribusi normal.
Uji hipotesis :
H0 : d = 0 (tidak ada perbedaan diantara dua pelaku yang
diberikan)
H1 : d ≠ 0 (ada perbedaan diantara dua pelaku yang diberikan)
Dengan d menunjukkan selisih nilai antara kedua pelaku.
Statistik Uji
Dimana
44
E. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan
permohonan ijin dari responden untuk mendapatkan persetujuan kepada
responden dengan menekankan pada masalah etika menurut Hidayat
(2017) yang meliputi:
1. Lembar persetujuan responden (informed consent)
Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada responden, terlebih
dahulu peneliti harus menjelaskan maksud dan tujuan.Tujuannya
adalah responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta
dampak yang diteliti selama pengumpulan data.Jika responden setuju
untuk diteliti maka diminta untuk menandatangani lembar
persetujuan.Jika subyek menolak, maka peneliti tidak memaksa dan
tetap menghormati haknya.
2. Tanpa nama (anonymity)
Masalah etika penelitian merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaaan subjek penelitian dengan cara menjaga
kerahasiaan identitas responden peneliti tidak memberikan atau tidak
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data
(kuesioner) yang diisi oleh responden, hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan
informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti. Jadi
setiap informasi yang diberikan oleh responden hanya diketahui oleh
45
F. Jadwal Penelitian
Terlampir
KUESIONER