Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS KLIEN

DENGAN CAD (CORONARY ARTERY DISEASE) PADA


DI RUANG PONEK RSUD JOMBANG

OLEH : KELOMPOK 1
1. Aida Fitriya Ningrum
2. Aida Safitri
3. Allamul Angga Gilang N
4. Kurnia Aqidatul Izzah
5. Lailin Mufidah
6. Nanik Puji Rochmawati
7. Siti Nurmaya
8. Titik Rahmatul Fatma
9. Umi Hanik
10. Yoyok Ari Wibowo

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CEDIKIA MEDIKA
JOMBANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan asuhan keperawatan Maternitas dengan CAD di Ruang Kemuning


RSUD Jombang sebagai syarat pemenuhan praktika profesi ners STIKES ICME Jombang
dilaksanakan pada tanggal. Telah di setujui pada :

Hari :

Tanggal :

Jombang,

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

( ) ( )

Kepala Ruangan

( )
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat

dan hidayah-NYA.Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok ini tanpa

adanya rintangan yang berarti.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas praktika profesi Ners Stase

Maternitas. Sesuai dengan tujuan tersebut maka penulis akan menyusun dengan sebaik-baiknya

meskipun masih banyak kekurangannya. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih

yang sebanyak-banyak kepada:

1. Ibu Eni selaku pembimbing ruang ponek

2. Bapak Leo Yosdimyati R, S.Kep.,Ns.M.Kep selaku pembimbing akademik

3. Semua pihak yang ikut serta berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Atas rahmat Tuhan yang Maha Kuasa, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat

bagi pembaca.Serta saran dan kritik penulis harapkan, karena penulis menyadari bahwa makalah

ini banyak kekurangannya dan masih belum sempurna.

Jombang,

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Ketuban Pecah Premature .........................................................................
2.2 Etiologi ...................................................................................................................
2.3 Manifestasi Klinis ...................................................................................................
2.4 Patofisiologi ............................................................................................................
2.5 Pemeriksaan penunjang ..........................................................................................
2.6 Penatalaksanaan ......................................................................................................
2.7 Komplikasi ..............................................................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ...............................................................................................................
3.2 Diagnosa keperawatan ............................................................................................
3.3 Intervensi keperawatan ...........................................................................................
3.4 Implementasi keperawatan......................................................................................
3.5 Evaluasi keperawatan..............................................................................................
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................
4.2 Saran .......................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit jantung koronari disebut sebagai penyakit pembunuh nomor satu di dunia,
dan dianggap musuh nomor satu dalam kehidupan yang paling ditakuti. Selain itu, juga
menduduki tempat teratas, penyakit jantung bukan lagi menjadi pembunuh misteri.
Pada kolesterol yang tinggi, diabetes, hipertensi, kegemukan, merokok, kurang
melakukan olahraga, dan proses penuaan adalah antara faktor penyumbang kepada penyakit
ini. Isu-isu yang dikaitkan dengan penyakit ini lebih banyak berkisar kepada aspek
pencegahan yang termasuk gaya hidup sehat, makanan yang seimbang, olahraga dan
sebagainya. Namun,statistik kematian mengenai penyakit jantung tetap mencatatkan
peningkatan yang membimbangkan.(Noer, Sjaifoellah. 2015)
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan organisasi Federasi Jantung Sedunia
(World Heart Federation) jantung akan menjadi penyebab utama kematian di negara-negara
Asia pada tahun 2010. Saat ini, sedikitnya 78% kematian global akibat penyakit jantung
terjadi pada kalangan masyarakat miskin dan menengah. Berdasarkan kondisi itu, dalam
keadaan ekonomi terpuruk maka upaya pencegahan merupakan hal terpenting untuk
menurunkan penyakit kardiovaskuler pada tahun 2010. Di negara berkembang dari tahun
1990 sampai 2020, angka kematian akibat penyakit jantung akan meningkat 137% pada laki-
laki dan 120% pada wanita, sedangkan di negara maju peningkatannya lebih rendah yaitu
48% pada laki-laki dan 29% pada wanita. Ditahun 2020, diperkirakan penyakit
kardiovaskuler menjadi penyebab kematian 125 orang setiap tahunnya. Oleh karena itu
penyakit jantung penyebab kematian dan kecacatan nomor satu di dunia. (Vany Yany, 2010).
Di Indonesia, angka kematian karena penyakit jantung koroner dalam 10 tahun
terakhir ini meningkat mencapai 53,5% per 100.000 penduduk Indonesia (Surevei Kesehatan
Rumah Tangga Nasional, 2004). Berdasarkan data pola penyakit di rumah sakit se-Jakarta
tahun 2005, penyakit jantung dan pembuluh darah menempati urutan ketiga. Kejadian kasus
penyakit jantung koroner mengalami peningkatan di Jakarta. Berdasarkan data rumah sakit
se-Jakarta Timur pada tahun 2007 sebanyak 24,92%, tahun 2008 sebanyak 26.85%. (Vany
Yany, 2010).
Memberikan layanan berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien
(individu, keluarga, maupun komunitas) sesuai dengan kewenangannya, sebagai pengelola
(manager) yaitu perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola layanan
keperawatan disemua tatanan layanan kesehatan, sebagai pembela (advokad) berfungsi
membela kepentingan klien, sebagai Pendidik (edukator) yaitu dengan memberikan informasi
kesehatan melalui upaya perawat secara promotif yang merupakan upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Upaya preventif dengan menyarankan agar menjalani pola
hidup sehat : makan-makanan yang rendah lemak, kurangi merokok dan rajin berolahraga.
Upaya kuratif yaitu memberi saran pasien agar kooperatif yaitu dengan mentaati peraturan
perawatan dan terapi yang dianjurkan dokter. Dan upaya rehabilitatif yaitu dengan
menganjurkan pasien agar tetap kontrol ke dokter secara rutin, menjaga diet jangan memakan
yang tinggi kolesterol, penyesuaian gaya hidup rajin belorah raga dan tidak melakukan
aktifitas fisik yang berat..
Berdasarkan uraian di atas, meningkatnya angka kematian setiap tahunnya dan
pentingnya peran perawat dari segi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
sehingga penulis tertarik untuk menerapkan “Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
CORONARY ARTERY DISEASE di Paviliyun Kemuning RSUD JOMBANG selama tiga
hari perawatan dari tanggal 14 Januari 2019 sampai dengan 16 Januari 2019. dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan secara komprehensif.

1.1 Rumusan Masalah


Bagaimana konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan CAD ?

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan CAD
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS
DENGAN DIAGNOSA CAD (CORONARY ARTERY DISEASE)

2.1 Definisi
Penyakit arteri koroner (CAD) adalah penyempitan atau penyumbatan arteri
koroner, arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat,
jantung tak mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri
dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali,
akibatnya adalah serangan jantung (kerusakan pada otot jantung).( Brunner and Sudarth,
2015).
Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyakit arteri koroner yang meliputiberbagai kondisi
patilogi yang menghambat aliran darah dalam arteri yang mensuplai jantung, biasanya disebabkan
oleh arterosklerosis yang menyebab kan insufisiensisuplay darah ke miokard (Long, 2012).
Coronary Artery Disease (CAD) dapat dikarakteristikan sebagai akumulasi dariplaq yang semakin
lama semakin membesar, menebal dan mengeras di dalampembuluh darah artery (Naettina, 2005).
Gangguan vaskular yang membuat sumbatan dan penyempitan pembuluh darahcoronary artery dan
menyebabkan berkurangnya aliran darah dan supply oksigen keotot jantung disebut sebagai CAD (
McCance & Huether, 2011)

2.2 Etiologi
Menurut Udjianti (2010), etiologi CAD meliputi:
1. Penyebab paling umum CAD adalah aterosklerosis.Aterosklerosis digolongkan sebagai
akumulasi sel-sel otot halus, lemak, dan jarigan konektif di sekitar lapisan intima arteri.
Suatu plak fibrous adalah lesi khas dari aterosklerosis. Lesi ini dapat bervariasi
ukurannya dalam dinding pembuluh darah, yang dapat mengakibatkan obstruksi aliran
darah parsial maupun komplet. Komplikasi lebih lanjut dari lesi tersebut terdiri atas
plak fibrous dengan deposit kalsium, disertai oleh pembentukan thrombus.Obstruksi
pada lumen mengurangi atau menghentikan aliran darah kepada jaringan di sekitarnya.
2. Penyebab lain adalah spasme arteri koroner. Penyempitan dari lumen pembuluh darah
terjadi bila serat otot halus dalam dinding pembuluh darah berkontraksi (vasokontriksi).
Spasme arteri koroner dapat menggiring terjadinya iskemik aktual atau perluasan dari
infark miokard. Penyebab lain di luar ateroskelorik yang dapat mempengaruhi
diameter lumen pembuluh darah coroner dapat berhubungan dengan abnormalitas
sirkulasi. Hal ini meliputi hipoperfusi, hipovolemik, polisitemia, dan masalah-masalah
atau gangguan katup jantung.

Menurut Mayo Clinic (2017), faktor risiko penyakit arteri koroner meliputi:
1. Usia.
Cukup bertambah tua meningkatkan risiko arteri yang rusak dan menyempit.
2. Riwayat keluarga.
Riwayat keluarga penyakit jantung dikaitkan dengan risiko penyakit arteri
koroneryang lebih tinggi, terutama jika seorang kerabat dekat mengembangkan
penyakit jantung pada usia dini.
3. Merokok.
Orang yang merokok memiliki peningkatan risiko penyakit jantung secara
signifikan.
4. Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pengerasan
dan penebalan arteri Anda, mempersempit saluran yang melaluinya darah bisa
mengalir.
5. Kadar kolesterol darah tinggi.
Kadar kolesterol tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko terbentuknya plak
danaterosklerosis. Kolesterol tinggi dapat disebabkan oleh tingkat tinggi low-
densitylipoprotein (LDL), yang dikenal sebagai kolesterol "jahat". Tingkat
rendahlipoprotein densitas tinggi (HDL), yang dikenal sebagai kolesterol "baik",
bisamenjadi tanda aterosklerosis.
6. Diabetes.
Diabetes dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner. Diabetes tipe
2dan penyakit arteri koroner memiliki faktor risiko yang sama, seperti obesitas
dantekanan darah tinggi.
7. Kegemukan atau obesitas.
Kelebihan berat badan biasanya memperburuk faktor risiko lainnya.
8. Tidak aktif secara fisik
Kurang olahraga juga dikaitkan dengan penyakit arteri koroner dan beberapa faktor
risikonya juga
9. Tegangan tinggi.
Stres yang tidak henti-hentinya dalam hidup dapat merusak arteri dan
jugamemperburuk faktor risiko penyakit arteri koroner lainnya.

2.3 Manifestasi Klinik


Menurut(Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014), manifestasi klinik yang
biasaterjadi pada kasus CAD meliputi:
1. Nyeri dada
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian bawah
sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul. Nyeri akan
terasasemakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat,
biasamenyebar kebahu dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina,
nyeriini muncul secara spontan (bukan setelah kerja berat atau gangguan emosi)
danmenetap selama beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan hilang
denganistirahat maupunnitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa menjalar ke dagu
dan leher.
2. Perubahan pola EKG
a. Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST. Gelombang Tinvert
ed menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis
b. Distrimia dan Blok Jantung. Disebabkan kondisi yang mempengaruhi
sensitivitassel miokard ke impuls saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan
elektrolit danstimulus sarat simpatis dapat berupa bradikardi, takikardi, premature
ventrikel,contraction (ventrikel ekstra systole), ventrikel takikardi dan ventrikel
fibrilasi
3. Sesak napas
Keluhan ini timbul sebagai tanda mulainya gagal jantung dimana jantung tidakmampu
memompa darah ke paru-paru sehingga oksigen di paru-paru juga berkurang.
4. Diaphoresis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang
meningkatkanstimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah perifer
sehingga kulit akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.
5. Pusing
Pusing juga merupakan salah satu tanda dimana jantung tidak bisa memompa darahke
otak sehingga suplai oksigen ke otak berkurang.
6. Kelelahan
Kelelahan disebabkan karena jantung kekurangan oksigen akibat
penyempitan pembuluh darah.
7. Mual dan muntah
Nyeri yang dirasakan pada pasien dengan penyakit jantung adalah di dada dan didaerah
perut khususnya ulu hari tergantung bagian jantung mana yang bermasalah. Nyeri
pada ulu hati bisa merangsang pusat muntah. Area infark merangsang reflex vasofagal.

2.4 Pemeriksaan penunjang


1. Echo cardiogram
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi, bentuk dan ukuran
jantungmelalui ultrasound dari bilik-bilik jantung. Selain itu pemeriksaan ini juga
dapatdilakukan untuk melihat fungsi dan kerja jantung, melihat adanya thrombus pada
bagian jantung, mengetahui kekuatan otot jantung serta memeriksa kerusakan pada
katup jantung.
2. Kateterisasi Jantung (Angiografi Koroner)
Kateterisasi jantung adalah prosedur diagnostik invasif dimana satu atau lebih
kateterdimasukkan ke jantung dan pembuluh darah tertentu untuk mengecek aliran
darahdan oksigen di berbagai ruang jantung. Saat kateterisasi jantung, dapat juga
dilakukanangiografi koroner menggunakan pewarna khusus dalam pembuluh darah dan
X-rayuntuk menunjukkan bagian dalam pembuluh darah. Hal ini dilakukan untuk
mengkaji patensi arteri koronaria dan mengetahui apakah terdapat gangguan atau
penyempitan pada arteri coroner pasien. Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan untuk
menentukan terapi yang diperlukan mis. Percutaneus transluminal coronary
angioplasty (PTCA) atau pembedahan bypass koroner maupun Percutaneous Coronary
Intervention (PCI) bila ada aterosklerosis. (Smeltzer, Bare, & Hinkle, 2010).
3. Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram mencerminkan aktivitas listrik jantung yang disadap
dari berbagia sudut pada permukaan kulit. Perubahan pada elektrokardiografi secarako
nsisten akibat iskemia atau infark akan nampak pada lead tertentu.
4. Pemeriksaan darah lengkap dan kimia darah yang meliputi : profil lipid (kolesteroltotal,
trigliserida, dan lipoprotein)
5. Cardiac Stress Testing
Normalnya, arteri koroner akan berdilatasi sampai 4x dari diameter normalnyauntuk
meningkatkan aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen. Arteri yangtersumbat
oleh plak akan menurunkan aliran darah ke miokardium dan menyebabkaniskemik. Tes
toleransi jantung yang terdiri dari tes toleransi latihan (treadmill) dantes toleransi
pengobatan (pharmacologic stress test) membantu untuk :
a. Mendiagnosis CAD
b. Membantu mendiagnosis penyebab nyeri dada
c. Menentukan kapasitas fungsional jantung setelah Infark Miokard atau pembedahan
jantung.
d. Mengakji efektivitas terapi pengobatan antiangina dan antidisritmia
e. Mengidentifikasi disritmia yang terjadi selama latihan fisik
f. Membantu pengembangan program kesegaran jasmani.Tes toleransi latihan
(Treadmill) dilakukan dengan cara pasien berjalan pada ban berjalan, sepeda statis,
atau naik turun tangga. Elektroda EKG dipasang pada pasiendan pencatatan
dilakukan sebelum, selama dan setelah tes. Tes toleransi pengobatandilakukan pada
pasien yang tidak dapat melakukan aktivitas fisik atau treadmill. 2agen vasodilatasi
yaitu dipyridamole (Persantine) dan adenosine (Adenocard),diberikan melalui
intravena untuk melihat efek dari dilatasi maksimal arterikoronaria. (Lewis,
Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014)

2.5 Penatalaksanaan
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang
palingumum diantaranya:
1. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan
darahterbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi
resikoserangan jantung.
2. Beta-bloker (misalnya Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).
Obat ini berfungsi menurunkan konsumsi oksigen dengan menghambat impulssimpatis
ke jantung. Hasilnya terjadi penurunan frekuensi jantung, tekanan darah, danwaktu
kontraktilitas jantung yang menciptakan suatu keseimbangan antara kebutuhanoksigen
jantung dan jumlah oksigen yang tersedia.
3. Nitrogliserin (misalnya Isosorbide Dinitrate).
Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian meningkatkanaliran
darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri dada. Bentuk nitrat bereaksicepat,
Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan berupa tablet atau semprot di bawah lidah, biasa
digunakan untuk penghilang nyeri dada secara cepat.
4. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (misalnya Enalapril, Perindopril)
andAngiotensin Receptor Blockers (misalnya Losartan, Valsartan).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan
jugamembantu menurunkan tekanan darah.
5. Obatan-obatan penurun lemak (misalnya Fenofibrat, Simvastatin,
Atorvastatin,Rosuvastatin).
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein Densitas-Rendah),
yang merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung koronerdini atau
lanjut.
6. PCI ( Percutaneus Coronary Intervention) atau angioplasti coroner
Percutaneus Coronary Intervention merupakan suatu prosedur untuk mengatasistenosis
atau penyempitan di arteri koronaria. Prosedur ini digunakan untukmengurangi gejala
penyakit arteri koroner seperti nyeri dada, sesak serta gagal jantung.
PCI dapat mencegah terjadinya infark miokard serta mengurangi angka
kematian.Angioplasti merupakan prosedur yang tidak seinvasif CABG. Kateter yang
berbentuk balon dan stent dimasukkan ke arteri koroner yang mengalami gangguan dan
diletakkan di antara daerah aterosklerotik. Balon kemudian dikembangkan
dandikempiskan dengan cepat untuk memecah plak. Prosedur PCI dilakukan
dilaboratorium kateterisasi jantung. (Smeltzer, Bare, & Hinkle, 2010)
7. CABG (Coronary Artery Bypass Graft )
CABG merupakan prosedur operasi yang digunakan untuk mengatasi
penyakit jantung koroner atau CAD dengan membuat rute baru di sekitar arteri yang
menyempitatau tersumbat agar darah tetap lancar hingga ke otot jantung sehingga
jantungmendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup. Pembuatan rute tersebut
menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lainnya seperti pembuluh darah dari k
aki (vena saphena), dada (arteri maamria interna) atau lengan (arteri radialis)
(Alodokter, 2016).
Ketidakefektifan
pola nafas
DAFTAR PUSTAKA

Alodokter, 2016 Mengenal Makna Prosedur CABG. Retrieved from Alodokter :


https://www.alodokter.com/mengenal-makna-prosedur-cabgBulechek, G. M.,
Butcher, H. Dochterman, J., & Wagner, C. (2016)

Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Keenam Bahasa Indonesia Singapore : Elsevier

Institute For Quality and Efficiency in Health Care (2017, July 27). Complication of Coronary
Artery Disease. Retrieved from Pub Med
Health:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedheatlh/PMH0086330

Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M., & Bucher, L. (2014). Medical-surgical nursing

(9ed.). Missouri: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai