Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

HASIL WORKSHOP PPK-BLUD PUSKESMAS


DINAS KABUPATEN BEKASI BATCH 2
TAHUN 2019

PT. SYNCORE INDONESIA


LAPORAN
A. PENDAHULUAN

Workshop Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah


(PPK - BLUD) Puskesmas Dinkes Kabupaten Bekasi gelombang dua telah
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, yaitu Senin - Rabu tanggal 1 - 3 Juli 2019.
Kegiatan dilakukan di Hotel Pesonna Malioboro Yogyakarta, dihadari oleh pihak
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi; 23 (dua puluh tiga) puskesmas; dan
narasumber beserta tim pendamping PT. Syncore Indonesia. Pelatihan dilakukan
untuk menyampaikan PPK - BLUD yang sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2019. Adapun praktik selama pelatihan yaitu penyusunan
RBA dan Penatausahaan Keuangan menggunakan software BLUD yang
didampingi oleh konsultan BLUD.

B. SIKOJA

SIKOJA merupakan serangkaian tahapan yang dilakukan oleh tim


konsultan dalam mengumpulkan data. SIKOJA dilakukan menggunakan teknik
wawancara dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Adapun komponen
dalam SIKOJA meliputi:

1. situasi;

2. identitas;

3. kebutuhan;

4. output;

5. jadwal; dan

6. anggaran.
SIKOJA
Penggalian Situasi
Situasi Identitas
1. Puskesmas menjadi BLUD pada 11 Maret 2019 1. Dinkes Kabupaten Bekasi
2. Alur pengeluaran non tunai (transfer bank) 2. Peserta : 23 Puskesmas (kloter 2)
3. Rekening Bank yang digunakan ada 2 (Penerimaan 3. Setiap Puskesmas menghadirkan 5
dan Pengeluaran) yaitu Bank BJB. orang:
4. Pasien umum sudah digratiskan. * Pemimpin BLUD
5. Biaya Jaspel masuk ke Belanja Barang dan Jasa. * Pejabat Teknis
6. Workshop dibagi menjadi 2 kloter agar lebih efektif, * Pejabat Keuangan
karena jumlah Puskesmas di Kab. Bekasi ada 44 * Bendahara Penerimaan
Puskesmas. * Bendahara Pengeluaran
Dinkes menghadirkan 4 orang:
* 1 Kepala Dinas
* 3 Pendamping

Diagnosa Kebutuhan
Kebutuhan Output
1. Puskesmas di Kab. Bekasi ingin menyusun dokumen 1. Dokumen RBA 2019
RBA serta menginput RBA & Penatausahaan 2. Laporan Penatausahaan Januari - Mei
(Penerimaan, Pengeluaran) menggunakan Software 3. Pelatihan tentang input RBA &
BLUD. Penatausahaan menggunakan sistem.
2. Dinkes Kab. Bekasi ingin melihat testiomoni BLUD 4. Laporan Keuangan SAP sesuai
yang sukses pada 1 atau 2 jam acara Permendagri 79/2018 dan PSAP 13.

Jadwal Anggaran
1 - 3 Juli 2019 (Senin - Rabu)
Di Hotel Pesona Yogyakarta
08:30 - 17:00
C. PROGRESS

Berikut ini adalah progress penyusunan RBA dan Penatausahaan


Keuangan Puskesmas selama pelatihan:

Status progress di-update per taggal 2 Juli 2019 pukul 19.00.

RBA
No Nama Puskesmas Konsultan
Sistem Penerimaan Pengeluaran
Pendapatan, Belanja, Pembiayaan Laporan konsolidasi
1 Tarumajaya 100% 100% 100% 100%
2 Babelan 1 Chindy 100% 100% 100% 100%
3 Tambelang 100% 100% 100% 100%
4 Sukatenang 100% 100% 100% 100%
5 Sriamur Hilmy 100% 100% 100% 100%
6 Tambun 100% 100% 100% 100%
7 Mekarsari 100% 100% 100% 100%
8 Mangunjaya Riski 100% 100% 100% 100%
9 Setiamekar 100% 100% 100% 100%
10 Sukajaya 100% 100% 100% 100%
11 Danau Indah Agita 100% 100% 100% 100%
12 Mekarmukti 100% 100% 100% 100%
13 Cipayung 100% 100% 100% 100%
14 Kedung Waringin Nisaa 100% 100% 100% 100%
15 Karang Sambung 100% 100% 100% 100%
16 Karang Harja 100% 100% 100% 100%
17 Sukaindah Danu 100% 100% 100% 80%
18 Sukatani 100% 100% 100% 80%
19 Cabangbungin 100% 100% 100% 100%
20 Muaragembong Ifah 100% 100% 100% 100%
21 Cibarusah 64% 100% 100% 100%
22 Karang Mulya 100% 100% 100% 100%
Nisa
23 Tridaya Sakti 100% 100% 100% 100%

Praktik penyusunan:

1. RBA

Dari 23 Puskesmas yang didampingi, terdapat 22 Puskesmas lainnya sudah


mencapai 100% (sudah selesai), sementara masih ada 1 puskesmas yang nilainya
kurang dari 70%.

2. Penatausahaan

• Penerimaan: Dari 23 Puskesmas yang didampingi semua puskesmas nilainya sudah


100%. Penerimaan yang diinput yaitu dari bulan Januari - Mei/Juni.
• Pengeluaran: Dari 23 Puskesmas yang didampingi semua puskesmas nilainya
sudah diatas 80%, dan 22 Puskesmas sudah mencapai nilai 100%. Pengeluaran
yang diinput yaitu dari bulan Januari - Mei/Juni.
D. MINUTES OF MEETING (MOM)

Hari/Tanggal : Senin - Rabu, 01-03 Juli 2019

Pukul : 08.00 – 17.00 WIB

Perihal : Workshop PPK BLUD Dinkes Kab Bekasi

Tempat : Hotel Pesonna Malioboro Yogyakarta

Narasumber : Niza Wibyana Tito, M.Kom., M.M

Pendamping : 1. Lintang Puspa Risa, S.Ak

2. Rizki Laili Fitriana, SE.

3. Siti Nur Maryanti, SE.

4. An Nisaa Pratiwi, SE.,

5. Danu Pradipta Putra SE., M.Acc

6. Agita Zafi Rahmasari, S.Ak

7. Chindy Pusvitasari, SE.

8. Hilmy Azditya Isnoor, S.Ak

9. Siti Kholifah, SE.

Hari Pertama, 01 Juli 2019

Sesi Pertama

Acara dibuka oleh pihak Syncore kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan
pembukaan Kepala Dinkes Kab Bekasi Ibu dr. Hj. Sri Enny Mainiarti, MKM. Masalah
BOP dan BOK seringkali menjadi kendala dalam penyelanggaraan keuangan di
puskesmas. BLUD itu seperti ambulance yang bisa menerobos lampu merah tetapi tidak
boleh menabrak sesuatu didepannya, artinya memiliki fleksibilitas tetapi tidak boleh
melanggar aturan yang ada. SDM yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya juga
menjadi kendala dalam pengelolaan keuangan BLUD. Yang paling penting Kapus
sebagai pimpinan BLUD harus melakukan verifikasi ke Dinkes mengenai BLUD. Dari
125 orang yang sudah membaca Permendagri 79 hanya 5 orang saja, diharapkan setelah
ini bisa lebih memahami apa itu PPK BLUD. Kondisi yang tidak bisa kita pahami
sampai saat ini diharapkan bisa teratasi setelah pelatihan hari ini. Ibu Enny berharap
hari ini kita bisa memanfaatkan waktu dengan bijak untuk fokus dalam belajar dan
mengerti apa itu BLUD.

Setelah acara dibuka oleh ibu kepala dinas, kemudian kegiatan selanjutnya
adalah penyampaian materi oleh bapak Niza Wibyana Tito, M.Kom, M.M. Setelah
sambutan acara workshop dan doa bersama kemudian dilanjutkan pada kegiatan utama
yakni materi terkait dengan pemahaman mengenai PPK BLUD oleh bapak Niza
Wibyana Tito, M.Kom., M.M.

Fleksibilitas BLUD ada 10, yaitu yang terkait dengan

1. Pengelolaan Pendapatan

2. Pengelolaan Belanja

3. Pengadaan Barang dan Jasa

4. Pengelolaan Utang dan Piutang

5. Tarif

6. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

7. Kerjasama

8. Investasi

9. Remunerasi

10. Silpa dan defisit anggaran

Prinsip PPK BLUD

Ada empat prinsip utama yang dilakukan oleh PPK BLUD yaitu Plan, Do, Check dan
Action. Pemimpin bertanggungjawab sebagai nahkoda yang mengarahkan visi dan misi
BLUD sedangkan pejabat keuangan bertanggungjawab dalam hal perencanaan dengan
menterjemahkan segala aspek dalam rencana tahunan.

Pertanyaan

1. Terkait silpa, disebutkan bahwa belanja blud yang bersumber dari silpa
diintegrasikan ke skpd. Itu maksudnya bagaimana pak? Apakah rka dinas atau
apa?
Ya. Konsolidasi dengan rka dinas kesehatan
2. Kemarin pengesahan blud tgl 11 maret 2019, lantas terkait dengan jaspel/dana
jkn sebelum tgl 11, januari dan februari bagaimana aturannya? Lalu berkaitan
dengan anggaran pusat khususnya bok, kita baru bisa menyerap dana tersebut
pada bulan april dan seterusnya. Januari feb maret tidak bisa menggunakan
anggaran. Bagaimana aturannya pak?
Masalah jaspel Tetap pakai aturan yang ada karena belum ada aturan yang baru.
Masalah bok, bok digunakan untuk kegiatan saja maka dari itu semua kegiatan
dilaksanakan pada bulan maret. Semua kegiatan yang menggunakan sumber dana
bok harus dilaksanakan setelah maret karena itu menyangkut keuangan daerah
dan tidak ada fleksibilitas.
3. Di permendagri 79 berkaitan dengan pasal 27 tentang remunerasi. Mohon
dijelaskan maksud dari pasal tersebut
Jadi remunerasi ini ada hitungannya, pejabat teknis dan pejabat keuangan paling
banyak 90% dari kepala blud. Misal pemimpin blud 1.000.000, jadi yg lain hanya
sampai 900.000
4. Ketika kami dihadapkan dengan ppk blud tahun ini, berkaitan dengan
pengadaan makan dan minum dari sumber dana bok selama ini menggunakan
metode talangan. Lalu bagaimana saran bapak mengenai hal tersebut, apakah
boleh kami melakukan talangan?
Tidak ada talangan untuk dana bok pak, untuk selanjutnya bisa dianggarkan di
RBA untuk hal-hal urgent harus menggunakan sumber dana jasa layanan saja
agar lebih fleksibel.
5. Apakah untuk jasa transport di bok, ketika januari sampai maret apakah jasa
transport di bok bisa dipiutangkan ke dana jkn?
Untuk dana bok tidak fleksibel, apbd sama sekali tidak fleksibel dan tidak ada
perubahan sama sekali. Tidak ada istilah utang piutang, yg sudah masuk bok harus
rinci dan sesuai objek. Ini masalah perencanaan, jika urgent bisa merencanakan
jkn untuk 3 bulan pertama. mengenai bok tetap mengikuti yang sudah berjalan
saja.
6. Mohon kejelasan tentang penggunaan silpa dengan persetujuan kepala daerah.
Apakah pengajuan bersifat situasional atau dibatasi tahun?
Masalah ijin sebaiknya dituangkan di peraturan kepala daerah yang bisa
mengikat. Diperbupkan sekalian saja untuk jangka waktunya di perbup silpa.
7. Terkait pasal 61 perpres 16, pengadaan yang dikecualikan adalah pengadaan
barjas blud. Di perpres tsb sudah jelas bahwa pengadaan barjas mengacu pada
aturan yang dibuat oleh pimpinan blud. Lalu sebenarnya peraturan tsb siapa
yang membuat pak?
Puskesmas harus mengusulkan dan membuat perbup pengadaan barang dan jasa
dengan mekanisme mengajukan masing-masing usulan ke dinkes untuk selanjutnya
akan dijadikan 1 perbup untuk diajukan ke kepala daerah.
8. Sehubungan dengan kerjasama, apakah kita harus membuat kerjasama dengan
perjanjian secara umum atau bagaimana contohnya pak?
Tata cara kerjasama nya tetap disusun sendiri dalam sebuah perbup. Cara
kerjasama, jenis kerjasama, pihak yang akan melakukan kerjasama, jangka waktu,
perjanjian semua harus jelas dalam perbup yang akan diajukan.
9. Pendapatan blud lain-lain yang sah, misalnya kami melakukan investasi kepada
pln tetapi dengan dana sekarang tidak bisa dalam jangka waktu satu tahun.
Apakah bisa dikatakan investasi atau kerjasama?
Jika pemilik blud (bupati) setuju jalankan. Semua yang dilakukan boleh asalkan
bupati menyetujui.
10. Sebenarnya kehadiran blud di pusk apakah murni terkait dengan jkn saja atau
apbd saja. Terkait dengan fleksibilitas apakah blud ini murni jkn atau apbd?
Dalam permendagri 79 memang hanya jkn lah yang fleksibilitas. Jika ada situasi
urgent (mis pembayaran listrik) maka bisa melakukan pergeseran belanja dalam
3 jenis belanja di dpa jkn lalu jangan mengakui belanja listrik ke bok lagi.
Ibu Kepala Dinas : tidak ada fleksibilitas untuk bop dan bok, jika ada kejadian
urgent bisa pakai dana jkn tetapi tidak boleh diakui dalam dana bok atau bop.
11. Permasalahan yang terjadi di pusk kami, kami ingin menambah daya di pusk.
Lalu sistem di pln kan bayar dulu baru dipasang sedangkan di blud kerjakan
dulu baru dibayar. Bagaimana perlakuannya pak?
Bisa menggunakan sistem uang muka pak. Jadi bukan sistem talangan lagi.

Sesi Kedua

Pada sesi ini, peserta workshop mulai melakukan input data RBA dan
pendampingan oleh Konsultan PT Syncore Indonesia. Input dimulai dari data PAGU,
Proyeksi pendapatan, Proyeksi Belanja. Untuk Proyeksi Pembiayaan belum bisa
melakukan input karena puskesmas belum memiliki data proyeksi pembiayaan. Selain
input di sistem, puskesmas juga diajarkan bagaimana membuat dokumen RBA. Dalam
dokumen RBA ada analisis internal dan eksternal untuk mengenali diri sendiri. Selain
itu ada pula ambang batas, namun dalam prakteknya puskesmas jarang sekali melebihi
ambang batas karena yang sering adalah pergeseran. Kemudian terkait kebiajakan
akuntansi, BLUD harus membat kebijakan akuntansi tersendiri khusus untuk BLUD.

Dokumen RBA

Dokumen RBA terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

1. Lembar Pengesahan

2. Kata Pengantar

3. Daftar Isi

4. Daftar Tabel

5. Ringkasan Eksekutif

6. Bab I Pendahuluan > Gambaran Umum (profil instansi, tugas dan fungsi instansi,
dan peta wilayah instansi), Visi dan Misi, Maksud dan Tujuan, jenis pelayanan, susunan
pejabat pengelola UPT BLUD.

7. Bab II Kinerja BLUD Tahun Berjalan dan Rencana Bisnis dan Anggaran > gambaran
umum analisa internal dan eksternal, asumsi penyusunan RBA, pencapaian kinerja,
perkiraan pendapatan dan belanja, ambang fleksibilitas, prakiraan maju 3 tahun
kedepan

8. Bab III Penutup > kesimpulan


Menghitung prognosa tahun berjalan dan pencapaian :

Prognosa tahun berjalan = (12/6) x nominal saldo 1 semester

Pencapaian = (prognosa tahun berjala / anggaran tahun berjalan) x 100%

Pertanyaan :

1. Apakah ketika pusk menjadi BLUD peraturan kemenkeu mengenai silpa


tetap berlaku?
Jika ada perbupnya sudah tidak berlaku karena perbup bisa mengalahkan
peraturan yang ada. Maka harus membuat perbup

Hari Kedua, 02 Juli 2019

Sesi Pertama

Pada sesi pertama kegiatan yang dilakukan adalah melanjutkan input untuk data
RBA dan pendampingan oleh tim konsultan syncore.

Penatausahaan

Pada saat pelaksanaan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali harus membuat SPTJB.


Tetapi kami sarankan membuat SPTJB satu bulan sekali untuk verifikasi ke dinas.
Karena SPTJB akan dilaporkan ke PPKD melalui dinas kesehatan.

Alur pelaporan surat pertanggungjawaban dalam penatausahaan :

Laporan pendapatan, belanja, dan pembiayaan > dana non apbd > setiap bulan
melampirkan SPTJ disampaikan ke kepala skpd > setelah di verifikasi oleh kepala skpd,
lalu kepala skpd menerbitkan SP3BP untuk disampaikan dan disahkan ke PPKD >
berdasarkan SP3BP, PPKD melakukan pengesahan dengan menerbitkan SP2BP >
disampaikan secara berkala ke KPD PPKD

Alur pengeluaran :

SPP > SPM > SP2D untuk internal pusk blud.


1. SPP : Surat Permintaan Pembayaran. Bendahara pengeluaran menerbitkan SPP
yang diketahui Pejabat teknis dan diajukan ke pejabat keuangan

2. SPM : SPM dibuat oleh Pejabat Keuangan ditujukan pada Pemimpin BLUD

3. SP2D : kepala BLUD menerbitkan SP2D ditujukan pada bendahara penerimaan


sebagai perintah pencairan dana.

Silpa dalam BLUD sudah dapat dianggarkan di dalam RBA. Penganggaran


silpa dapat diatur dalam peraturan kepala daerah. Integrasi ke dalam RKA silpa
dianggarkan sampai jenis belanja saja. PR kedepan adalah mengatur fleksibilitas yang
diatur oleh kepala daerah sedangkan BLUD hanya mengusulkan.
Selanjutnya dijelaskan terkait alur pengeluaran pada BLUD. Alur tersebut yaitu
bendahara pengeluaran ke pejabat keuangan ke pemimpin kemudian bendahara
penerimaan mentransfer ke bendahara pengeluaran. Cara belanja yang dilakukan
bendahara pengeluaran yaitu untuk menitipkan pada PPTK untuk belanja jangan
ditransfer menggunakan rekening pribadi. Rekening pribadi yang dimaksud adalah
rekening yang tidak terdaftar di pemda. Untuk itu, solusi yang dapat dilakukan adalah
semua harus ditransfer oleh bendahara pengeluaran, tidak dititipkan oleh PPTK atau
dengan sistem reimburse karena sudah ada kwitansinya.

Pertanyaan

1. Siapa yang mengusulkan nilai uang yang dibayar lewat kas?


Jawaban : Puskesmas mengusulkan ke dinas baru ke pemda.
2. Bingung bagaimana tidak boleh transfer ke pptk padahal pemda mewajibkan
untuk transfer transaksinya. Bendahara sama sekali tidak boleh
menggunakan uang cash
Jawaban : perlu diluruskan oleh pemda melalui dinas kesehatan untuk
pengecualiannya. Bagaimana dengan penyedia yang tidak punya rekening? Ya
tidak boleh. Oleh karena itu di pemerintahan apabila penyedia jasanya tidak
memiliki rekening maka berhak untuk ditolak. Konsep BLUD membelanjakan
dulu baru disahkan ke PPKD.
Sesi Kedua

Materi pada sesi kedua di hari kedua disampaikan oleh dr. Lucia Sri Rejeki MPH
terkait pelaksanaan BLUD di Puskesmas Pajangan, Kab Bantul. Puskesmas tersebut
merupakan salah satu dari 27 puskesmas di Bantul bagian barat dan pada saat maju
akreditasi sudah menjadi BLUD. Hambatan utama mengapa sulitnya penerapan BLUD
adalah malas. Dengan adanya BLUD, maka puskesmas harus kuat di dalam
perencanaan. Membuat renstra harus matching dengan RBA dan visi misi dibuat
sesimpel mungkin akan tetapi bermakna. Selain itu, dengan adanya BLUD, puskesmas
dapat meningkatkan mutu pelayanan karena dapat melakukan rekrutmen karena selama
ini pengelolaan SDM pasti ada kesulitan. Oleh karna itu puskesmas dapat menghire
orang-orang yang dibutuhkan dari kalangan manapun. Pelaksanaan ini bisa berbeda-
beda di tiap daerah, ada yang individu dan ada pula yang dikoordinir oleh dinas.

Apabila sudah menjadi BLUD maka bendahara penerimaan akan menyetor


pendapatan dari pasien non jaminan ke bank. Selain itu, pemimpin BLUD perlu
melakukan analisa beban kerja yang perlu dikoreksi setiap periodenya. Pemimpin
BLUD harus bisa mempertanggungjawabkan semua output yang ada, jangan hanya
tanda tangan saja tanpa tau detail dari output.

Perlu adanya inovasi pelayanan dengan banyak kegiatan (dapat melibatkan pihak
ketiga seperti influencer) di BLUD. Karyawan-karyawan yang ada juga dapat dikirim
untuk pelatihan excellent services dan public speaking.

Di puskesmas pajangan memiliki beberapa pokja, contohnya seperti pokja wisata.


Kegiatan pokja outbond dapat merekatkan hubungan antar karyawan. Selama kegiatan
wisata dilaksanakan ugd 24 jam masih buka dan dijaga karyawan yang sudah pensiun
dengan ijin dinas tentunya. Outbond bisa menggunakan dana blud dengan spj
comitment building, tetapi untuk wisata menggunakan uang pribadi (iuran). Comitment
building dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan berkelanjutan. Untuk
meningkatkan mutu kesehatan gigi, Puskesmas Pajangan memiliki Pelangi Batik
(Pelayanan Gigi Balita untuk Senyum Cantik).

Cara mengurangi angka tidak masuk di puskesmas pajangan adalah dengan


mencoret jasa medis yang akan didapatkan karyawan tersebut, tetapi jika cuti tahunan
tidak ada potongan. Pemotongan jasa medis dijadikan punishment agar karyawan lebih
disiplin lagi.

Perlu ditekankan adalah inovasi pelayanan, di dalam RBA harus dicantumkan


1 comitmen 2 capacity (pembangunan sdm). Mengirimkan karyawannya dalam
seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang bisa memberi pengetahuan lebih untuk
karyawan. Untuk pengembangan pelayanan bisa memberikan pelayanan psikologi dan
fisioterapi atau bisa melakukan inovasi pelayanan lain dengan metode reward.

Hari Ketiga, 03 Juli 2019

Sesi Pertama

Materi disampaikan oleh Bapak Tito terkait Pola pengelolaan keuangan BLUD.

1. Plan : direncanakan (rencana strategis & rencana bisnis dan anggaran)

2. Do : dilaksanakan (penatausahaan pemasukan & penatausahaan pengeluaran)

3. Check : dicatat – dilaporkan

4. Action : audit, dievaluasi, tindaklanjuti (SPI dan Perbaikan Berkelanjutan)

7 langkah penyusunan laporan keuangan

Cash basis

1. Penatausahaan pendapatan/penerimaan

2. Penatausahaan belanja/pengeluaran

3. Rekonsiliasi kas dan bank

Akrual basis

4. Penyesuaian piutang

5. Penyesuaian utang

6. Penyesuaian persediaan
7. Penyesuaian aset

Laporan Keuangan PSAP 13

Akrual basis (BLUD, APBD)

1. Neraca

2. Laporan Operasional

3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas

5. CALK

Kas basis (BLUD)

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Saldo Anggaran Lebih

Penambahan aset dan pengurangan aset (Akuntansi)

Penambahan aset : pembelian, hibah dari pihak ketiga, mutasi dari dinas,
Intracomptable (belanja barjas yang menjadi aset (nominal dan umur))

Pengurangan aset : dijual, mutasi dari dinas, ekstracomptable (belanja modal yang
menjadi barjas)

AKUNTANSI

Saldo Awal : tidak perlu banyak inputan, hanya input saldo per akun nya saja.

Piutang : input klaim piutang bpjs tetap sesuai dengan rincian pendapatan bpjs. Yang
perlu diisi hanya kolom pengajuan saja. Cara input Klaim yang diserahkan ke bpjs dari
januari sampai desember, lalu penerimaan akan narik ke bkm pendapatan bpjs (non
kapitasi yang dirinci).
Hutang : cara inputnya sama seperti piutang.

Persediaan : input persediaan dilakukan pada transaksi selain belanja dan menjual.
Bisa hibah, pemberian dari dinas, dll. Menu stock opname dilakukan dengan input
nominal nya.

Aset : Penambahan dan pengurangan aset selain dari belanja atau menjual. Aset bisa
bertambah dari hibah, apbd, dan intracomptable.

Pertanyaan :

1. Dalam konteks Fleksibilitas, bolehkah kas yang dimiliki blud digunakan


untuk penyertaan modal? Misalnya beli saham.
Boleh, investasi boleh dilakukan asalkan dibawah 12 bulan. Beberapa
puskesmas sudah melakukan dalam bentuk deposito, paling aman deposito 3
bulan.
2. Rata rata di puskesmas tanah itu bukan milik pemda, tapi kenyataannya di
aset kita diakui. Tetapi aset tersebut adalah tanah kas desa. Lalu bagaimana
perlakuannya pak jika pemda mengakui aset tersebut?
Pertama cek dulu ke pemda, kenapa pemda mengakui tanah tersebut sebagai
aset apakah ada peralihan dari desa ke pemda. Jika pemda tidak mengakui aset
tersebut maka puskesmas tidak boleh mengakui. Semua aset puskesmas adalah
aset pemda, jika pemda mengakui maka puskesmas boleh mengakui. Pemda
juga harus melakukan appraisal untuk kejelasan kepemilikan.

Testimoni :

dr. H Ahmad Hidayat (Puskesmas Kedung Waringin)

harapan kami, ada sebuah perubahan dalam rangka puskesmas menyambut era blud.
Selama 3 hari saya mempunyai kesan yang sangat mendalam terkait dengan workshop
ppk blud ini. Saya berterimakasih kepada pihak-pihak terkait khususnya pihak syncore
yang telah memberikan sumbangsih terhadap kegiatan blud ini karena dari aspek
keilmuan sudah banyak hal yang kita dapatkan. Kedepannya masih perlu banyak belajar
lagi mengenai blud ini, proses itu tidak semudah mata melirik jadi harus tetap
ditindaklanjuti terus. Selama 3 hari disini, kesan kita bahwasanya harapan kami
pelatihan dilakukan di bekasi tetapi ternyata pelatihan dilakukan di jogja. Tetapi di jogja
pun tidak menyurutkan tekad kami dalam menyongsong blud ini dengan penuh
semangat. Testimoni dari puskesmas pajangan dapat membuka wawasan kami untuk
pengelolaan puskesmas yang baik dan kita harus mencontoh mereka untuk menciptakan
kebanggaan yang harus dimiliki puskesmas kami. selanjutnya semoga masyarakat
bekasi dapat merasakan manfaat dari blud ini dan tentunya di kabupaten bekasi punya
visi dan akan bisa mewujudkan visi kita. Harapan kedepannya pihak dinas dan pihak
puskesmas dapat menjalin sebuah ikatan yang saling koordinasi dan memberikan
kendali pada kita seperti halnya puskesmas pajangan bantul.

Rencana Tindak Lanjut

Hal-hal yang perlu pembahasan lebih lanjut dari hasil diskusi selama pelatihan ini
diantaranya:

1. Peraturan Bupati
Peraturan bupati yang perlu dibuat terkait dengan fleksibilitas BLUD yaitu:
a. Pengelolaan pendapatan
b. Pengelolaan belana
c. Pengadaan barang dan jasa
d. Pengelolaan utang dan piutang
e. Tarif
f. Pengelolaan SDM
g. Pengelolaan kerjasama
h. Pengelolaan investasi
i. SiLPA dan defisit
j. Remunerasi
2. Pedoman

Perlu dibuat pedoman untuk hal-hal teknis seperti alur penyampaian dokumen-
dokumen ke SKPD.

3. Kebijakan Akuntansi
Perlu dibuat kebijakan akuntansi untuk puskesmas BLUD seperti misalnya
minimal nominal pembelian yang dapat meggunakan uang tunai atau minimal
harga suatu barang beserta kriterianya sehingga dapat diakui sebagai aset.
4. Tata Kelola terkait SDM
Pada sesi tanya jawab, banyak sekali peserta yang mengajukan pertanyaan
terkait dengan boleh tidaknya satu orang dengan jabatan ganda. Hal ini perlu
adanya suatu kesepakatan yang dituangkan dalam pedoman tata kelola terkait
sumber daya manusia. Kebijakan dalam hal rekrutmen juga dapat dibahas dalam
pedoman tersebut, apakah puskesmas dapat melakukan rekrutmen sendiri atau
dikoordinir seluruhnya dari dinas.
5. Kasus transfer ke rekening pribadi yang sudah menjadi kebiasaan puskesmas
(contoh belanja : membeli tiket untuk pegawai pns/non pns untuk perjalanan
dinas), transfer dari rekening giro dan jika tarik tunai harus menggunakan giro
dulu. Bagaimana untuk mengatasi hal tersebut jika memang tidak diperbolehkan
melakukan transfer maka mekanismenya bagaimana
Akan ditanyakan pada puskesmas yang sudah lama menjadi blud dan akan
dijawab oleh bapak Tito di grup chat.

Anda mungkin juga menyukai