Anda di halaman 1dari 22

BAB II

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN DI RUANGAN

A. Kajian Situasi Rumah Sakit

1. Visi dan Misi


Visi Rumah Sakit
Visi RSUD DR.H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yaitu : “Terwujudnya
pelayanan kesehatan prima dan ungguk yang terintegrasi dengan pendidikan
dan penelitian”

Misi Rumah Sakit


Misi RSUD DR.H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yaitu :
a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan beorientasi
pada kepuasan pelanggan
b) Menyelenggarakan pengembangan pusat rujukan pelayanan kesehatan
dengan unggulan penyakit saraf dan penyakit infeksi di provinsi
Kalimantan Selatan
c) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian untuk tenaga dokter dan
tega kesehatan lainnya
d) Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efisien, efektif dan
akuntabel
2. Motto Rumah Sakit
Motto Rumah Sakit
Motto RSUD DR.H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yaitu : “Keselamatan
pasien kami utamakan”

5
6

3. Tata Letak Rumah Sakit

Gambar 2.1
Denah Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin

Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Moch. Ansari Saleh Banjarmasin


Provinsi Kalimantan Selatan yang berlokasi di jalan Brigjen H.Hasan Basri
No.1 Banjarmasin ini, berdiri atas lahan seluas 87.675 m2 dengan luas
bangunan fisik berjumalah 12.161 m2. Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.H.Moch. Ansari Saleh Banjarmasin ini sebagai Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SPKD) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan sebagai
rujukan kota Banjarmasin, Batola, dan wilayah sekitarnya serta mengingat
abhwa tidak ditetapkannya Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Paripurna
menyelenggarakan pelayanan dengan :

a) Menyediakan fasilitas terdepan yang terjangkau bagi masyarakat


menengah ke bawah. Renovasi yang ditargetkan dapat menampung
pelayanan VIP dan diharapkan akan sedikit mengeser segmen pasar yang
tidak hanya berkutat dikelas menengah ke bawah tetapi juga menengah
ke atas.
7

b) Mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien melalui keramahan


pelayanan, kecepatan atau kelancaran serta kebersihan saran dan
prasarana di lingkungan rumah sakit.

B. Kajian Situasi di Ruang Berlian Rumah Sakit Umum Daerah


Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin

1. Visi dan Misi Ruang Rawat Inap Rumah Sakit


Visi Ruang Berlian

2. Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Rumah Sakit


Struktur organisasi Ruang Berlian
8

3. Uraian Tugas Dari Struktural Organisasi Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Tabel 2.1
Uraian Tugas Struktural Organisasi Ruang Berlian
MASUK
NAMA PEGAWAI/ PENDIDIKAN TAHUN STATUS
PANGKAT/GOL RUANG
PANGKAT/GOL TERAKHIR LULUS KEPEG.
BERLIAN/TMT
Andi Jaya, S. Kep, Ners
Penata Tk. I/III d S1 Keperawatan 2013 PNS 8 Agustus 2016
NIP. 197306011992021002
Bihman, AMK
Penata/III c DIII Keperawatan 2006 PNS 1 Nopember 2016
NIP. 19760618200011004
Liniyarti, S. Kep, Ners
Penata/III c S1Keperawatan 2011 PNS 8 Agustus 2016
NIP. 198112252005012017
Rumiati, S. Kep, Ners
Penata/III c S1Keperawatan 2009 PNS 8 Agustus 2016
NIP. 198301052011012002
Hj. Marhamah, AMK
Penata/III b DIII Keperawatan 2003 PNS 8 Agustus 2016
NIP. 197710092006042015
Tamrinah, AMK
Penata Muda/IIIa DIII Keperawatan 2006 PNS 8 Agustus 2016
NIP. 198501082009032006
Eko Yusmanto, AMK
Penata Muda/IIIa DIII Keperawatan 1999 PNS 8 Agustus 2016
NIP. 197801282010011013
M. Zaenuri, AMK
Pengatur Tk.I/III a DIII Keperawatan 2009 PNS 8 Agustus 2016
NIP. 198505212011011002
9

Mansyah, AMK
Banjarmasin,16 juli 1981 DIII Keperawatan 2004 KONTRAK 12 Juni2007
NIK. 19810616200711
Maryam Al Muthi’ah, AMK Kandangan,16 Maret
DIII Keperawatan 2008 KONTRAK 01 oktober 2008
NIK. 19870316200821 1987

MASUK
NAMA PEGAWAI/ PENDIDIKAN TAHUN STATUS
PANGKAT/GOL RUANG
PANGKAT/GOL+ TERAKHIR LULUS KEPEG.
BERLIAN

M. Nasir Abdi, AMK Sungai Pitung,24


DIII Keperawatan 2008 KONTRAK 01 oktober 2008
NIK. 19870824200811 Agustus 1987

Indri Jayanti, AMK


Pelaihari,02 juli 1988 DIII Keperawatan 2009 KONTRAK 05 Oktober 2009
NIK. 19880703200921

Paramitha Laidy, AMK Banjarmasin,14


DIII Keperawatan 2010 KONTRAK 05 september 2011
NIK. 19870914201121 september 1987

Erny Ismawati, AMK Pelaihari, 10 0ktober


DIII Keperawatan 2009 KONTRAK Juli 2011
NIK. 19871010201121 1987

Aspul Anwar, AMK Barito Kuala,07 0ktober


DIII Keperawatan 2010 KONTRAK 05September 2011
NIK. 19881007201111 1988

Fadhilah Khairatun Nikmah, AMK Binuang, 10 oktober


DIII Keperawatan 2012 KONTRAK 01 Maret 2013
NIK. 19911010201321 1991
10

Miftah Farid, S. Kep, Ners Belawang, 06 Januari


S 1 Keperawatan 2016 KONTRAK 1 September 2017
NIK. 1992

Dani Ressa Setiawan, AMK Bulayak, 11 Sepember


DIII Keperawatan 2014 KONTRAK 1 September 2017
NIK. 1993

Hj. Norhadijah, S. Kep, Ners Putai, 22 Nopember


S 1 Keperawatan 2012 KONTRAK 9 Oktober 2017
NIK. 1986

Ridha Amalia, SE
Sarjana Ekonomi KONTRAK 8 Agustus 2016
NIK. 19840228291421

Rida Nurulita
KONTRAK 8 Agustus 2016
NIK.

Lidaina
KONTRAK 8 Agustus 2018
NIK.
11

4. Model Atau Sistem Layanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap


Rumah Sakit
Model atau sistem layanan keperawatan di ruangBerlian
dengan mengunakan model keperawatan model Metode Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP)
MAKP (Model Metode Asuhan Keperawatan Professional)
adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsure, yakni:
standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem
MAKP. Ke empat hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan
karena merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat
ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan
professional. Ada 5 metode pemberian asuhan keperawatan
professional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa
depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan. Untuk
memberikan asuhan keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode
fungsional, metode tim, metode kasus modifikasi tim primer.
a. Metode fungsional (MAKP)
Metode fungsional merupakan manajemen klasik yang
menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan pegawasan
yang baik. Metode ini sangat baik untuk rumah sakit yang
kekurangan tenaga. Perawat senior menyibukan diri dengan tugas
manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat
junior dan atau belum berpengalaman. Kelemahan dari ,metode ini
adalah pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat
menerapkan proses keperawatan. Setiap perawat hanya melakukan
1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka) metode ini tidak
memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat dan persepsi
perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja.
12

b. Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari atas angota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/group
yang terdir atas tenaga professional, teknikal, dan pembantu dalam
satu kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini
memungkinkan pemberian pelayanan keperawatan yang
menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, dan
memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi
dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun, komunikasi
antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan
kepada anggota tim. Namun, komunikasi antar anggota tim terbentuk
terutama dalam bentuk konfrensi tim, yang biasanya membutuhkan
waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal
pokok dalam metode tim adalah ketua tim sebagai perawat
professional harus mampu menggunakan berbagai tiknik
kepemimpinanan, pentingnya komunikasi yang efektif agar
komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin, anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim,
model tim akan berhasil bila di dukung kepala ruangan.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan
perawatan yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan
pengawasan efektif dari memperkenalkan semua personel adalh
media untuk memenuhi upaya kooperatof antara pemimpin dan
anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat
mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan, mengidentifikasi
kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan
kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu menyususn
dan memenuhi standar asuhan keperawatan
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara
efektif, mungkin pasien masih menerima fragmentasi pemberi
asuhan keperawatan jika ketua tidak dapat menjalin hubungan yang
13

lebih baik dengan pasien, keterbatasan tenaga dan keahlian dapat


menyebabkan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.
c. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertangung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien
mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
keperawatan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuata dan terus menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untukmerencanakan, melakukan dan
koorinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Konsep dasar
metode primer adalah ada tanggung jawab dan tanggung gugat, ada
otonomi, dan ketertiban pasien dan keluarga.
Metode primer membutuhkan pengetahuan dan keterampilan
manajemen, bersifat kontinuitas dan komprehensif, perawat primer
mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri sehingga pasien marasa
dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu.
Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas
setiap kebutuhan klien, mengidentifikasi diagnose keperawatan,
keperawatan primer, mengembangkan rencana keperawatan, dan
mengevaluasi keefektifan keperawatan. Sementara perawat yang
lain memberikan tindakan keperawatan, perawat primer
mengkoordinasikan keperawatan dan menginformasikan tentang
kesehatan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai
pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi dan advokasi.
d. Metode kasus

Metode kasus ditugaskan untuk melayai seluruh kebutuhan


pasien setiap saat dina. Pasien akan dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa klien
14

dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode


penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan
hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti: isolasi, intensive care. Kelebihannya
adalah perawat lebih memahami kasus per kasus, sistem evaluasi
dari manajerial menjadi lebih mudah. Kekuranggnnya adalah belum
dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab, perlu tenaga cukup
banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama.

e. Metode modifikasi Tim – Primer


Pada model MAKP tim digunakan secara kombiasi dri kedua
sistem. Penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa
alasan yaitu:
1) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena
perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1
keperawatan atau setara
2) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung
jawab asuhan keperawatn pasien terfragmentasi pada berbagai tim
3) Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas
asuhan keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu, karena
saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan
SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ketua
tim tentang asuhan keperawatan.
Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan,
model manajemen keperawatan yang digunakan di ruang Rubi
adalah metode Tim dengan rincian :
Pada dinas pagi, siang dan malam, menggunakan tim yaitu kepala
ruangan dan kepala tim yang menjalankan tugas manejerial dan
asuhan keperawatan, sedangkan perawat pelaksana murni
bertugas menjalankan asuhan keperawatan namun salah satu
perawat pelaksana ada juga yang harus dipahami adalah masing-
masing posisi sebagai acuan untuk melaksanakan pendelegasian
tugas.
15

Kapasitas Unit Ruang Berlian terdiri dari ruang perawat dan


ruang rawat inap yang terdiri dari 3 Tim (Tim 1, 2, dan 3). Secara
keseluruhan kapasitas tempat tidur setiap Tim memiliki 2- 6 bed
jadi secara keseluruhan terdapat 25 bed. Selain itu terdapat 1
ruang kepala ruanga, 1 ruang mahasiswa, 14 kamar mandi (2
kamar mandi digunakan oleh perawat, 1 kamar mandi digunakan
oleh mahasiswa, 11 kamar mandi digunakan oleh pasien dan
keluarga pasien).

5. Gambaran Alur Asuhan Keperawatan (Flow of care) di Ruang


Berlian
16

6. Kapasitas Layanan Ruangan Rubi


Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 22 Mei 2019 didapatkan
gambaran kapasitas tempat tidur ruang rubi adalah 25 tempat tidur.

C. Analisi Unit Layanan Keperawatan


UNSUR INPUT
1. Analisis Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
a. Kajian Teori
1) Pengertian
Istilah pasien berasal dari kata kerja bahasa latin yang artinya “
menderita”, secara tradisional telah digunakan untuk menggambarkan
orang yang menerima perawatan. Konotasi yang melekat pada kata itu
adalah ketergantungan. Karena alasan inilah banyak perawat memilih
kata pasien, yang berasal dari kata kerja bahasa latin yang artinya
“bersandar” dan berkonotasi bekerja sama dan independen.
Pasien adalah orang sakit yang dirawat dokter dan tenaga
kesehatan lainnya ditempat praktek (Yuwono; 2003). Sedangkan
kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari
perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk
dengan harapannya (Nursalam; 2011). Kotler (dalam Nursalam; 2011)
menyebutkan bahwa kepuasan adalah perasan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau
kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-
harapannya.
2) Hak Dan Kewajiban Pasien
Berdasarkan undang-undang No 44 Tahun 2009 pasal 31 tentang
kewajiban pasien yaitu :
a) Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap rumah sakit atas
pelayanan yang di terimanya
b) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan
peraturan menteri
17

Berdasarkan undang-undang No 44 tahun 2009 pasal 32 tentang hak


pasien yaitu :
a) memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit;
b) memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c) memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi;
d) memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional;
e) memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
f) mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
g) memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
h) meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam
maupun di luar Rumah Sakit
i) mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
j) mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
k) memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya;
l) didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
m) menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
n) memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit;
18

o) mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit


terhadap dirinya;
p) menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya;
q) menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
baik secara perdata ataupun pidana; dan
r) mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Undang-Undang Perlindungan Pasien
Berdasarkan UU No.8 / 1999 tentang Perlindungan Konsumen
a) Kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
b) Memilih informasi yang benar, jelas, dan jujur
c) Didengar pendapat dan keluhannya
d) Mendapatkan advokasi, pendidikan & perlindungan konsumen
e) Dilayani secara benar, jujur, tidak diskriminatif
f) Memperoleh kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian
4) Klasifikasi Pasien
Instalasi rawat inap merupakan unit pelayanan non struktural yang
menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan
rawat inap. Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan
kesehatan yang terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan
dari beberapa fungsi pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat
inap adalah pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi
ketat karena penyakitnya.
Rawat inap merupakan suatu bentuk perawatan, dimana pasien
dirawat dan tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu.
Selama pasien dirawat, rumah sakit harus memberikan pelayanan
yang terbaik kepada pasien (Posma (2001) yang dikutip dari
Anggraini (2008)).
19

a) Memberikan bantuan kepada orang yang mempunyai kebutuhan


b) Memberikan pelayanan atas semua hal berikut ini:
1. Apa yang mereka kehendaki
2. Kapan mereka menghendaki
3. Siapa yang ingin mereka temui
4. Mengapa mereka menginginkannya
Cara apa yang mereka kehendaki dalam melekukan pekerjaan
tersebut. Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien
masuk rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk
keperluan observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medik dan atau
pelayanan medik lainnya (Depkes RI (1997) yang dikutip dari
Suryanti (2002)).

5) Kegiatan Pelayanan Rawat Inap

a) Penerimaan Pasien (Admission)


b) Pelayanan Medik
c) Pelayanan Penunjang Medik
d) Pelayanan Perawatan
e) Pelayanan Obat
f) Pelayanan Makanan
g) Pelayanan Administrasi Keuangan
Menurut Revans (1986) bahwa pasien yang masuk pada pelayanan
rawat inap akan mengalami tingkat proses transformasi, yaitu:

a) Tahap Admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan


keyakinan dirawat tinggal di rumah sakit.
b) Tahap Diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakan
diagnosisnya.
c) Tahap Treatment, yaitu berdasarkan diagnosis pasien dimasukan
dalam program perawatan dan therapi.
d) Tahap Inspection, yaitu secara continue diobservasi dan
dibandingkan pengaruh serta respon pasien atas pengobatan.
20

e) Tahap Control, yaitu setelah dianalisa kondisinya, pasien


dipulangkan, pengobatan diubah atau diteruskan, namun dapat juga
kembali ke proses untuk didiagnosa ulang
6) Klasifikasi Perawatan Di Rumah Sakit
Klasifikasi perawatan rumah sakit telah ditetapkan berdasarkan
tingkat fasilitas pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit, yaitu
seperti berikut:
a) Kelas Utama (termasuk VIP)
b) Kelas I
c) Kelas II dan Kelas III
7) Klasifikasi Pasien
a) Berdasarkan kedatangannya
b) Pasien Baru
c) Pasien Lama
d) Berdasarkan Pengirimnya
e) Dikirim oleh dokter rumah sakit
f) Dikirim oleh dokter luar
g) Rujukan dari puskesmas dan rumah sakit lain
h) Datang atas kemauan sendiri
8) Kualitas Pelayanan Rawat Inap
Menurut Jacobalis (1990) kualitas pelayanan kesehatan di ruang rawat
inap rumah sakit dapat diuraikan dari beberapa aspek, diantaranya
adalah:
a. Penampilan keprofesian atau aspek klinis
b. Aspek ini menyangkut pengetahuan, sikap dan perilaku dokter dan
perawat dan tenaga profesi lainya.
c. Efisiensi dan efektifitas
d. Aspek ini menyangkut pemanfaatan semua sumber daya di rumah
sakit agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.
e. Keselamatan Pasien
f. Aspek ini menyangkut keselamatan dan keamanan pasien
g. Kepuasan Pasien
21

h. Aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental, dan sosial pasien


terhadap lingkungan rumah sakit, kebersihan, kenyamanan,
kecepatan pelayanan, keramahan, perhatian, biaya yang diperlukan
dan sebagainya.
b. Pasien yang di rawat
Tabel 2.2
Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Kelompok Usia dari tanggal
22-24 Mei 2019
No Kelompok Usia F %
1 0-11 Tahun 1 3%
2 12-25 Tahun 8 23%
3 26-45 Tahun 19 56%
4 46-65 Tahun 6 18 %
Total 34 100 %
Sumber Data : Ruang Berlian Tanggal 22-24 Mei 2019

Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Jenis Pembayaran


No Jenis Pembayaran F %
1 Umum - -
2 BPJS 34 100 %
3 Dan Lain-lain - -
Total 34 100 %
Sumber Data : Ruang Berlian Tanggal 22-24 Mei 2019

Tabel 2.4
Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Tempat Tinggal
No Asal Daerah Pasien F %
1 Kalsel 32 94 %
2 Kalteng 2 6%
Total 34 100 %
Sumber Data : Ruang Berlian Tanggal 22-24 Mei 2019
22

Tabel 2.5
Survei Masalah Keperawatan Di Ruang Berlian
No Aspek Yang Di Nilai F %
1 Ketidakefektifan perfusi 14 41 %
jaringan Cerebral
2 Nyeri akut 10 29 %
3 Hambatan mobilitas fisik 9 27 %
4 Kerusakan Integritas 1 3%
Jaringan

Total 34 100 %
Sumber Data : Ruang Berlian Tanggal 22-24 Mei 2019

a. Analisa Data
Dari hasil observasi catatan medik pasien di dapatkan data
mengenai 4 masalah keperawatan yang terbanyak selama 3 hari
pengkajian di dapatkan jumlah pasien sebanyak 34 orang. Dengan
distribusi berdasarkan kelompok usia terbanyak yaitu pada rentang
usia 26-45 Tahun sebnyak 56% ( 19 orang),rentang usia 12 – 25 Tahun
sebanyak 23% ( 8 orang),rentang usia 46 - 65 Tahun sebanyak 18% ( 6
orang) dan rentang usia 0 - 11 Tahun sebanyak 3% ( 1 orang).
Berdasarkan asal tempat tinggal daerah kalsel sebanyak 94% ( 32
orang), dan kalteng sebanyak 6% ( 2 orang), dan Dengan distribusi
pembayaran 100% menggunakan BPJS. Di dapatkan hasil masalah
keperawatan teringgi yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
sebanyak 41% ( 14 orang), nyeri akut 29% ( 10 orang),hambatan
mobilitas fisik sebanyak 27% ( 9 orang) dan kerusakan integritas
jaringan 3% ( 1 orang).
Tantangan perawat yang akan di hadapi dalam meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan yang berdampak pada peningkatan
kepuasan pasien terkait dengan hak dan kewajiban pasien yang harus
dipenuhi oleh tenaga perawat adalah tanggung jawab terhadap
23

Tuhannya (Responbility to God), tanggung jawab terhadap klien dan


masyarakat (Responbility to Client and Society), dan tanggung jawab
terhadap teman sejawat dan atasan (Responbility to Colleague and
Supervisor). Tanggung jawab secara umum, yaitu :
1) Menghargai setiap pasien dan keluarganya
2) Menghargai hak pasien dalam hal pengobatan, prosedur atau obat-
obatan tertentu dan melaporkan penolakan tersebut kepada dokter
dan orang-orang yang tepat dalam tempat tersebut
3) Menghargai setiap pasien dan keluarganya dalam hal kerahasiaan
informasi
4) Apabila di delegasikan oleh dokter menjawab pertanyaan-
pertanyaan pasien dan memberi informasi yang biasanya dikerjakan
oleh dokter
5) Mendengarkan pasien secara seksama dan melaporkan hal-hal
penting pada orang yang tepat
6) Mempertahankan standar asuhan keperawatan

d. Analisa Terhadap Klien


Tabel 2.6
Karakteristik (Instrument Kepuasan Pasien)

Sebelum
No Pertanyaan
Ya Tidak
Apakah perawat selalu memperkenalkan diri? 6 5
1
(54,5 %) (45,5 %)
Apakah perawat melarang anda/ pengunjung 8 3
2
merokok diruangan? (72,7 %) (27,2 %)
Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana 9 2
3
nafsu makan anda/ keluarga anda? (81,8 %) (18,1 %)
Apakah perawat pernah menanyakan pantangan 6 5
4
dalam hal makanan anda/ keluarga anda? (54,5 %) (45,4 %)
Apakah perawat menanyakan/ memperhatikan
5 6
5 berapa jumlah makanan dan minuman yang biasa
(45,4 %) (54,5%)
anda/ keluarga anda habiskan?
Apabila anda/keluarga anda tidak mampu makan 1 10
6
sendiri apakah perawat membantu menyuapinya? (9,0 %) (90,9 %)
Pada saat anda/ keluarga anda dipasng infus. Apakah
11 0
7 perawat selalu memeriksa cairan/ tetesannya dan area
(100 %) (0 %)
sekitar pemasangan jarum infus?
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan 8 3
24

buang air besar. Apakah perawat menganjurkan (72,7 %) (27,2 %)


makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup
dan banyak bergerak?
Pada saat perawat membantu anda/keluarga anda
waktu buang air besar/ buang air kecil, Apakah
6 5
9 perawat, memasang sampiran/selimut, menutup pintu
(54,5 %) (45,4 %)
jendela, mempersilakahkan pengunjung keluar
ruangan.
Apakah ruangan tidur anda/ keluarga anda selalu
11 0
10 dijaga kebersihannya dengan disapu dan dipel setiap
(100 %) (0 %)
hari?
Apakah lantai kamar mandi/ WC selalu : bersih, tidak 8 3
11
licin, tidak berbau, dan cukup terang. (72,7 %) (27,2%)
Selama anda/ keluarga anda belum mampu mandi
1 10
12 (dalam keadaan istirahat total) apakah dimandikan
(9,0 %) (90,9 %)
perawat.
Apakah anda/ keluarga anda dibantu oleh perawat
1 10
13 jika tidak mampu : menggosok gigi, membersihkan
(9,0 %) (90,9 %)
mulut atau mengganti pakaian atau menyisir rambut.
Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut dll 9 2
14
diganti setiap kotor. (81,8 %) (18,1 %)
Apakah perawat pernah memberikan penjelasan 9 2
15
akibat dari : kurang bergera, berbaring terlalu lama. (81,8 %) (18,1 %)
Pada saat anda/ keluarga anda masuk rumah sakit
apakah perawat memberikan penjelasan tentang 6 5
16
fasilitas yang tersedia dan cara penggunaanya, (54,5 %) (45,4 %)
peraturan/tata tertib yang berlaku dirumah sakit.
Selama anda/ keluarga anda dalam perawatan,
9 2
17 apakah perawat : memanggil nama anda dengan
(81,8 %) (18,1 %)
benar.
Selama anda/ keluarga anda dalam perawatan apakah
10 1
18 perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pada
(90,9 % ) (9,0 %)
pagi, sore maupun malam hari.
Selama anda/ keluarga anda dalam perawatan,
11 0
19 apakah perawat segera memberi bantuan bila
(100 %) (0 %)
diperlukan.
Apakah perawat bersikap sopan dan ramah 10 1
20
(90,9 % ) (9,0 %)
Apakah anda/ keluarga anda mengetahui perawat 7 4
21
yang bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas. (63,6 %) (36,3%)
Apakah perawat selalu memberi penjelasan sebelum 10 1
22
melakukan tindakan perawatan/ pengobatan. (90,0%) (9,0 %)
Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan
10 1
23 memperhatikan setiap keluhanan anda/ keluarga
(90,0%) (9,0 %)
anda.
Dalam hal memberikan obat apakah perawat 6
5
24 membantu menyiapkan/ meminumkan obat. (54,5%)
(45,4%)
Selama anda/ keluarga anda dirawat apakah diberikan
penjelasan tentang Perawatan/ pengobatan/ 9
25 2
pemeriksaan lanjutan setelah anda/ keluarga anda (81,8 %)
(18,1 %)
diperbolehkan pulang.
25

88
187
(32%)
Total (68 %)
4 Orang
7 Orang

Tabel 2.7

Data Umum Klien yang Menjalani Perawatan di Ruang Berlian RSUD H.


Moch Ansari Saleh Banjarmasin

No. Data Umum Responden


Tingkat Presentase Lama Presentase Pekerjaan Presentase
Pendidikan Dirawat
1. SD 33% 3-7 hari 83% PNS 17%
2. SMP 17% >7 hari 17% ABRI -
3. SMA 25% SWASTA 66%
4. PT - Lain-lain 17%
5. Lain-lain 25%

Hasil evaluasi persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan di


ruangan berlian RSUD H. Moch Ansari saleh Banjarmasin. Instrument B
adalah alat ukur untuk mengevaluasi tentang kepuasan pasien terhadap mutu
pelayanan keperawatan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pasien
serta keluarga di ruang berlian yang memenuhi kriteria, yaitu sudah diberi
tindakan dan bersedia mengisi angket dengan dengan jumlah sampel 12 orang.
Pada saat diberikan, pasien telah diberi penjelasan mengenai tujuan
pengambilan data dan cara pengisian angket.
26

Tabel 2.8

Persentase Perhitungan Kepuasan Pasien

No. Kategori Persentase


1. Puas 71%
2. Tidak Puas 29%

Berdasarkan data yang diperoleh dimana didapatkan hasil ada 29 %


responden yang tidak puas terhadap asuhan keperawatan yang diberikan di
ruangan berlian, hal ini karena ada beberapa item tindakan keperawatan yang
jarang dilakukan oleh perawat ruangan dimana salah satunya seperti perawat
jarang memperkenalkan diri sebelum akan melakukan tindakan ataupun pada
saat pergantian dinas atau shif sehingga pasien kurang mengenal dan
mengetahui nama-nama perawat yang berdinas pada saat itu dan perawat juga
jarang memanggil nama pasien dengan lengkap dan benar. Perawat juga tidak
membantu pasien pada saat mau makan atau pada saat mandi dan personal
hygiene karena pasien selalu ditemani oleh keluarga sehingga yang melakukan
tindakan adalah keluarga sehingga keluarga mandiri. Hal-hal seperti ini penting
dilakukan oleh para perawat dimana dapat meningkatkan mutu pelayanan dan
dapat meningkatkan kepuasan pasien selama perawatan di ruang perawatan
khususnya ruangan berlian.

Anda mungkin juga menyukai