Anda di halaman 1dari 18

96

No. Masalah Tujuan Program/ Kegiatan Indikator keberhasilan Waktu Penanggung


jawab
1. Metode (M5)
Pendokumentasian 1. Meningkatkan 1. Kepala ruangan 1. Penilaian Setiap saat
1. Kurang kedisiplinan melakukan supervise pendokumenta
disiplinnya perawat dalam dan menganalisa sian
perawat dalam melakukan terhadap hasil keperawatan
melakukan pendokumentas pendokumentasian di dasarkan
dokumentasi ian keperawatan asuhan keperawatan pada masalah
yang secara 2. Perawat melakukan keperawatan
komperehensif. komprehensif. timbang terima di klien serta
Timbang Terima 2. Melakukan nurse station dan di pendokumenta
2. Metode inovasi timbang ruang pasien dengan -sian
timbang terima terima dengan melibatkan keluarga keperawatan
dengan metode kombinasi segera setelah
tradisional tradisional dan tindakan
hanya di nurse bedside sehingga
station. handover. respon klien
dapat
terpantau.
2. Keluarga
merasa puas
dengan
pelayanan dan
merasa
percaya
dengan
perawat yang
akan
memberikan
asuhan
keperawatan.
97

Supervisi
1. Supervisi sudah 1. Terciptanya 1. Mengusulkan adanya 1. Adanya penilaian Minggu ke
berjalan namun penilaian yang penilaian yang jelas yang jelas dan II
penilaian terhadap jelas mengenai mengenai supervisor. baku mengenai
supervisi masih supervise sesuai supervisor
belum jelas. standar yang
telah ditetapkan.
2. (M4) Mutu
1. Kurangnya 1. Anak di bawah 7 1. a. Menjelaskan secara lisan 1. Adanya pamflet di
kesadaran keluarga tahun tidak ada megenai bahaya anak di setiap ruangan
pasien terhadap dalam ruangan bawah umur 7 tahun mengenai larangan
bahaya kesehatan perawatan. masuk ke dalam ruang anak di bawah 7
pada anak dibawah perawatan. tahun tidak ada
umur yang dibawa b. Membuat pamlet di dalam ruangan
ke lingkungan setiap ruangan. perawatan.
rumah sakit 2.a. Keluarga
pasien dapat
2. Kurangnya inisiatif 2. Keluarga pasien 2. a. Mengajarkan cara menyeka
dari keluarga dalam dapat mandiri menyeka pasien yang pasien secara
melakukan personal dalam benar. mandiri.
hygiene secara memberikan b. Mengajarkan cara oral b. Keluarga
mandiri terhadap personal hygiene hygiene yang benar. pasien dapat
klien. terhadap pasien. oral hygiene
pasien secara
mandiri.

3.a.Jumlah linen
sesuai dengan
3. Masih ada pasien 3. Semua tempat 3. a. Mengusulkan standar DepKes.
yang tidak mendapat tidur pasien penambahan pengadaan b.Semua bed tempat
linen dalam ruangan mendapat linen. linen. tidur mendapat
98

perawatan linen.
b. Memasang linen pada
tempat tidur pasien yang
tidak terpasang linen.
96

PLAN OF ACTION (POA)


RENCANA KEGIATAN KELOMPOK I STASE MENEJEMEN
DI RUANG BERLIAN RSUD MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

NO Kegiatan Tanggal
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4
Orientasi ruangan
1
dan perkenalan
Pembentukkan
2 struktur organisasi
kelompok
Pembagian tugas
3
perindividu
Pengumpulan data
4
ruang Berlian
Analisa situasi
5 dan perumusan
masalah
Penyusunan
6
program kerja
Penyusunan
laporan seminar
7
ruang perawatan
medical bedah
Konsul laporan
manajemen
8
dengan
pembimbing lahan
Konsul dengan
9 pembimbing
akademik
Pembuatan
10 undangan seminar
manajemen
97

Pembagian
11
undangan seminar
Pelaksanaan
seminar
12
manajemen
keperawatan
Perbaikan
proposal yang
13
telah
diseminarkan
Penyusunan
jadwal dinas dan
rancangan
14
pembagian peran
dalam penerapan
SP2KP

Penyusunan
format pengkajian
15 khusus ruangan
Bedah Umum dan
sistem
dokumentasi
askep
Penyusunan
format dan
16
perencanaan
sentralisasi obat
Penyusunan
17 format kegiatan
harian
Penyusunan
18 format timbang
terima
19 Penyusunan
98

proposal prosedur
timbang terima
Penyusunan
20 proposal ronde
keperawatan
Pelaksanaan role
21 play di ruang
bedah umum
Penerapan SP2KP
(aplikasi peran,
pendelegasian
22
tugas, proses
pendokumentasian
keperawatan)
Latihan
pelaksanaan
23 timbang terima
setiap kali
pergantian shift
Penyelenggaraan
24 rotasi dinas
selama 24 jam
Pelaksanaan
25 sentralisasi obat
setiap shift dinas
Pelaksanaan
timbang terima
26
dan ronde
keperawatan

Keterangan 5 6 7 8 9 10 11 12 13
99

Pelaksanaan role
play di ruang
bedah umum

Penerapan SP2KP
(aplikasi peran,
pendelegasian
tugas, proses
pendokumentasian
keperawatan)

Latihan
pelaksanaan
timbang terima
setiap kali
pergantian shift

Penyelenggaraan
rotasi dinas
selama 24 jam

Pelaksanaan
sentralisasi obat
setiap shift dinas
100

Pelaksanaan
timbang terima
dan ronde
keperawatan

27 Evaluasi proses
penerapan model
keperawatan
Evaluasi proses
28
sentralisasi obat
Evaluasi akhir
29 penerapan model
keperawatan
Persiapan dan
pelaksanaan hasil
30
akhir manajemen
keperawatan
Penyelesaian
31
laporan akhir

32 Seminar
manajemen
101

3. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan


Berdasarkan beberapa pertimbangan khusus setelah dilakukan pengkajian dan analisis SWOT,
maka kelompok merencanakan untuk menerapkan metode SP2KP.
Metode ini menggunakan modifikasi tim-primer. Dimana ada ketua tim, perawat primer, dan
perawat pelaksana. Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab 24 jam terhadap
asuhan keperawatan mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien
dirawat.

Sedangkan konsep untuk metode SP2KP tim-primer ini, yaitu perawat primer sebagai perawat
professional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan serta mengerti pentingnya
komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin. Perawat associete harus
menghargai kepemimpinan supervisor/perawat primer. Dan peran kepala ruangan penting dalam
model modivikasi tim-primer. Model modifikasi tim-primer akan berhasil baik bila didukung oleh
kepala ruangan.

Kepala Ruangan

Supervisor

Perawat Primer Perawat Primer Perawat Primer Perawat Primer

Perawat Associate Perawat Associate Perawat Associate Perawat Associate

Pasien / Klien Pasien / Klien Pasien / Klien Pasien / Klien


102

Keuntungan dan kerugian:


a. Keuntungan
1. Memungkinkan perawat primer untuk pengembangan diri melalui implementasi ilmu
pengetahuan
2. Model praktik didasarkan pada pengetahuan
3. Fokus pada kebutuhan pasien
4. Meningkatnya otonomi perawat
5. Memungkinkan asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif
6. Membaiknya kontinuitas dan koordinasi asuhan
7. Meningkatnya kesempatan untuk pengembangan hubungan antara perawat-pasien/keluarga
8. Meningkatnya mutu asuhan karena:
 Hanya ada satu perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan koordinasi asuhan
keperawatan
 Jangkaunan observasi setiap perawat hanya 4-6 klien
 Asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif
 PP bertanggung jawab selama 24 jam
 Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal
 Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan parallel
9. Perbaiki retensi perawat
10. Meningkatnya kepuasan perawat, dokter, dan pasien/keluarga.
b. Kerugian
1. Diperlukan perawat berpendidikan dan berpengalaman
2. Diperlukan kemampuan komunikasi yang baik antara perawat primer dengan rekan perawat
(perawat asosiat)
3. Perawat primer dapat mengambil tanggung jawab rekan perawat untuk mengimplemesikan
asuhan keperawatan yang di berikan
4. Karena pindah keunit yang berbeda pasien dalam kondisi kritis kemungkinan mempunyai
beberapa perawat primer
5. Biaya tinggi
6. LOS menjadi singkat
103

4. Timbang Terima

Timbang Terima merupakan cara menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan
dengan keadaan klien baik dari perawat malam ke perawat pagi atau perawat pagi ke perawat siang.
Tujuan timbang terima adalah sebagai berikut :
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien terakhir.
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam asuhan keperawatan pada pasien.
c. Menyampaikan permasalahan keperawatan pasien yang masih ada dan yang sudah terselesaikan.
d. Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya.
e. Menyusun rencana untuk dinas berikutnya.

Timbang Terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan atau tulisan. Timbang terima yang
baik bila semua perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara kontinu dan dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi perawat, kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim perawat.
Ketentuan dalam timbang terima itu adalah sebagai berikut :
a. Dilaksanakan pada setiap pergantian shift
b. Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab.
c. Dikuti perawat, mahasiswa dinas yang telah maupun yang akan berdinas.
d. Terdapat unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.
e. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, menggambarkan keadaan klien saat
ini dan tetap menjaga kerahasiaan pasien
f. Timbang terima yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan keperawatan, rencana,
tindakan dan perkembangan kesehatan pasien.
104

Mekanisme Timbang Terima:

Kepala ruangan membimbing, mengarahkan dan menyelesaikan masalah/problem


solving

Supervisor membantu untuk mengarahkan, mengatur dan membagi perawat sesuai


dengan jumlah pasien yang ada.

Diskusi di nurse station (karu, perawat primer, staff perawat) kondisi pasien

Timbang terima disamping pasien, karu, perawat primer, staff


perawat

Deskripsi:

Timbang terima meliputi teknik timbang terima, pembuatan alat sarana, penentuan materi
timbang terima dan pendokumentasian hasil timbang terima.
105

Alur Timbang Terima

Nurse Station

Perawat Jaga Malam Perawat Jaga Pagi

Perawat Jaga Siang

Validasi Data ke Klien

Data Subyektif Data Obyektif

Rencana Tindakan

Telah dilakukan Belum dilakukan

Perkembangan keadaan Pasien


106

MASALAH
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH BARU

5. Discharge Planning

Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan pelayanan
kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun
dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke
lingkungannya. Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge
planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan tujuan dengan atau
bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara
individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan
mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan. Tujuan discharge planning adalah meningkatkan
kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber
pelayanan kesehatan. Discharge Planning dapat mengurangi hari rawatan pasien, mencegah
kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban
perawatan pada keluarga dapat dilakukan melalui Discharge Planning ( Naylor, 1990 ).

Keuntungan Discharge Planning

Bagi Pasien :
- Dapat memenuhi kebutuhan pasien
- Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktif dan
bukan objek yang tidak berdaya.
- Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
- Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support sebelum timbulnya
masalah.
107

- Dapat memilih prosedur perawatannya


- Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya.

Bagi Perawat :
- Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
- Menerima informasi kunci setiap waktu
- Memahami perannya dalam system
- Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
- Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang berbeda.
- Bekerja dalam suatu system dengan efektif.

Alur Discharge Planning

PP
Pra
Discharge
Planning Identifikasi Pasien

- Apa yang menjadi masalah


Persiapan waktu: - Bagaimana perenacanaan plg
Pelaksanaan
- Kontrak waktu
Discharge Planning - Obat
- Rencana kontrol ulang
Tindakan / diskusi/demonstrasi

Evaluasi
Post pelaksanaan
Discharge Planning
Follow Up
108

Keterangan :
a. Tugas Kepala Ruangan/Supervisor:
1) Menerima pasien baru
2) Menentukan estimasi lama perawatan
b. Tugas Perawat Primer :
1) Membuat rencana discharge planning
2) Mengidentifikasi pasien
3) Mempersiapkan pasien:
 Kontrak waktu
 Obat-obatan yang dibutuhkan pasien
 Mempersiapkan rencana kontrol pasien
 Menyediakan format discharge planning
 Membuat leaflet
 Melakukan tindakan berupa diskusi dan demontrasi
 Memberikan pendidikan kesehatan
 Melakukan evaluasi
 Mendokumentasikan discharge planning
 Melakukan follow up
c. Tugas Perawat Asosiate :

Melaksanakan agenda discharge planning ( pada saat perawatan dan di akhir perawatan)

6. Pengelolaan sarana dan prasarana

Strategi yang diusulkan berdasarkan pengkajian dan analisis SWOT adalah meningkatkan
pengelolaan sarana dan prasarana yang ada seperti mulai mengoptimalkan penggunaan stok-stok
barang yang ada digudang serta mengusulkan untuk penambahan beberapa sarana dan prasarana yang
kurang di ruangan khususnya linen yang bertujuan untuk mempermudah pendistribusian linen kepada
setiap pasien. Sehingga setiap pasien yang masuk mendapatkan linen dan pergantian linen dapat
dilakukan secara teratur setiap harinya. Dalam pengelolaan linen diharapkan juga kerja sama instalasi
loundry untuk melakukan pendistribusian secara tepat waktu, tepat jumlah dan tepat cara. Sehingga
109

kebutuhan pasien untuk mendapatkan linen dapat terpenuhi.

8. Pelaksanaan Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
pasien yang dilaksanakan oleh perawat selain melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan leh perawat primer dan atau konselor,
kepala ruangan, perawat pelaksana yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan.

Deskripsi:

Persiapan yang diperlukan dalam penyelenggaraan ronde meliputi penentuan pasien yang akan
dijadikan subjek ronde keperawatan, kemudian menentukan strategi ronde, menghubungi pihak terkait
dalam hal ini perawat senior sebagai konsultan, perawat primer, materi yang dibutuhkan dan laporan
dokumentasi hasil ronde.

Tahap praronde
Katim/PP

Penetapan pasien Proposal

Persiapan pasien:
 inform consent.  Apa yang menjadikan masalah
 hasil pengkajian/ intervensi data  Cross cek data yang ada
 Apa yang menyebabkan masalah
yang tersebut
 Bagaimana pendekatan ( proses,
Penyajian data SAK,SOP)

Validasi data

Diskusi karu, PP, PA,perawat konselor


Tahap ronde pada
bed pasien Analisis data

MASALAH Aplikasi hasil analisa dan


TERATASI diskusi
110

Anda mungkin juga menyukai