Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Malam dalam kedokteran gigi digunakan untuk pencatatan cetakan
rahang tidak bergigi, malam mempunyai sifat fisis yang berbeda sesuai
dengan tujuan dankegunaannya. Malam merupakan bahan termoplastik
yang terdiri dari bahan organik dan alami yang berasal dari mineral, hewan
(serangga), dan tumbuhan. Contoh waxyang berasal dari mineral ialah
paraffin wax dan microcristalin wax, sedangkan malamyang berasal dari
serangga ialah beeswax, dan malam yang berasal dari tumbuhan ialah
carnauba wax dan candelila wax. Pembuatan wax dapat dilakukan dengan
cara pengambilan lemak hewan atau nabati dan basa kuat.Malam atau wax
atau lilin dipergunakan sejak pertama kali di dunia Kedokteran Gigi
sekitar abad 18, untuk tujuan pencatatan cetakan rahang yang tidak
bergigi. Padahakikatnya malam atau wax / liliin merupakan salah satu
bahan yang memegang peranan penting di dalam ilmu bidang Kedokteran
Gigi. Meskipun telah ditemukan bahan baru yang lainnya, malam masih
digunakan dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan pekerjaan
laboratorium. Untuk memenuhi kebutuhan tersebutmalam gigi biasanya
dicampur dari bahan alami dan sintetis.

Gigi tiruan lengkap dapat didefinisikan sebagai protesa gigi


lepasan yang dimaksudkan untuk menggantikan permukaan pengunyahan
dan struktur-struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang
atas dan rahang bawah, protesa tersebut terdiri dari gigi-gigi tiruan yang
dilekatkan pada basis protesa. Basis protesa memperoleh dukungan
melalui kontak yang erat dengan jaringan mold dibawahnya
(Anusavice,2013).

Untuk membuat konstruksi gigi tiruan dalam kedokteran gigi


bahan yang biasa digunakan yaitu resin akrilik. Terdapat dua kelompok
resin akrilik yang menarik dalam kedokteran gigi, yaitu asam akrilik dan
asam metakrilik. Resin akrilik memiliki beberapa sifat yang

1
menguntungkan, yaitu memiliki fungsi estetika yang baik, memiliki
kestabilan warna terhadap perubahan suhu, daya serap air yang relatif
rendah dan perubahan dimensi kecil. Berdasarkan cara aktivasinya resin
akrilik dibedakan menjadi 2, yaitu resin akrilik kuring panas dan resin
akrilik kuring dingin (Anusavice, 2013).

B. Rumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan metode dan bahan yang sesuai dapat
memberikan hasil gigi tiruan yang bagus?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dan macam-macam dari
dental wax dan resin akrilik yang di pakai di kedokteran gigi.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui komposisi,sifat-sifat serta syarat-
syarat dari dental wax dan resin akrilik yang di pakai di kedokteran
gigi.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara manipulasi
dari dental wax dan resin akrilik yang di pakai di kedokteran gigi.

D. Manfaat
1. Sebagai bekal para mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi agar
mampu memenuhi standar kompetensi kedokteran gigi secara baik
dan efektif
2. Meningkatkan aktivitas mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigidalam kegiatan belajar
3. Dalam penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi dapat memahami lebih dalam tentang resin akrilik
dan dental wax yang dipakai di kedokteran gigi

2
BAB II

LANDASAN TEORI

 LOGAM

A. Definisi
Logam merupakan unsur – unsur yang ada di lingkungan sekitar
dimana dia bertindak sebagai pendonor elektron karena memiliki elektron valensi
yang tidak berikatan. Dapat berikatan dengan anatar logam dengan membentuk
ikatan kovalen atau dengan non logam untuk membentuk ikatan ion. Terdapat 2
jenis logam pada kedokteran gigi yaitu, noble metal dan base metal. Noble metal
memiliki elektron valensi yang berpasanagn sehingga dia tidak mudah untuk
melepaskan komponen penyusunnya yaitu partikel sehingga tidak menyebabkan
korosi. Terdapat 3 yaitu Pd,Pt,Au. Base Metal Logam yang tidak mulia karena
mudah menyebabkan korosi. Pada casting alloy di kedokteran gigi, base metal
yang sering digunakan adalah titanium (Ti), nickel (Ni), copper (Cu), silver (Ag),
cobalt (Co), and zinc (Zn) . (Anusavice 2012)

Alloy merupakan campuran dari 2 metals dan nonmetal untuk menghasilkan sifat
yang lebih baik yang dapat digunakan di kedokteran gigi. Alloy akan memiliki
sifat fisika dan kimia yang lebih baik seperti tahan korosi daripada pure metals.
Alloy sendiri lebih memiliki melting range daripada melting point karena terdiri
dari campuran 2 logam yang memiliki titik leleh berbeda – beda.(Anusavice,
2013)

B. Komposisi
Logam mengandung lebih dari 80% tembaga (Cu) , bersama dengan
timah (Sn), dan seng atau zinc (Zn) . ( Merriam, 2019)

Komposisi pada alloy tergantung dari campuran logam yang diguakan .


Campuran tersebut menetukan sifat mekanik dari alloy . Misal : Alloy (50% Au +
50 % Cu) memiliki tensile strength yang lebih besar dari Au dan Cu
murni.(Craig,2002)

C. Klasifikasi
Menurut kandungannya logam paduan terbagi 2 gologan yaitu alloy logam
mulia (precious metal ) dan alloy non logam mulia (non precious metal) :

I. Alloy Logam Mulia


Menurut ADA spesifikasi no 5, Alloy Logam Mulia dibagi 4 tipe :

3
• Tipe I sifatnya lunak
digunakan untuk inlay yang tidak menahan daya kunyah
• Tipe II. Medium
digunakan untuk semua jenis inlay yang menerima daya kunyah
• Tipe III. Hard
sifatnya keras digunakan untukpembuatan gigi tiruan mahkota dan jembatan
• Tipe IV. Extra hard
Digunakan untuk protesa kerangka logam

II. Alloy Bukan Logam Mulia


1. Alloy Nickel-Chromium
Komposisi:
- Nickel 75%
- Chromium 20%
- Boron & silikon 5% à mempengaruhi oksidasi
Sifat:
- Modulus elastisitas hampir dua kali alloy emas
- Kekuatan tarik seperti à alloy emas tipe III setelah pengerasan
àalloy emas tipe IV setelah di lunakkan
Persentase elongasi 30-40% (sangat tinggi)
Pinggirannya dapat diburnish (dpt ditekan) pada pinggiran preparasi
Kegunaannya untuk inlay dan crown & bridge

2. Alloy Cobalt-Chromium
Komposisi:
- Cobalt 35-65 % à untuk kekerasan & kekuatan
- Chromium 20-35 % à untuk mencegah korosi
- Nickel 0 -30 % à = Co
- Molybdenum 0 -7 %
- Carbon sampai 0,4 %
- Tungsten, mangan, silikon & besi dalam persentase kecil à untuk
memperkeras/memperkuat alloy
Sifat à keras, kaku dan tahan karatan
Kegunaanya untuk rangka gigi tiruan lepasan logam dan Implant denture
3. Alloy Perak Paladium
Sering disebut emas putih
Komposisi:
- Perak 45 %
- Paladium 24 %
- Emas 15 %
- Tembaga 15 %
- Seng 1 %
Kegunaannya sebagai pengganti alloy emas yang berkadar tinggi

4
4. Aluminium “Bronze” (Perunggu)
Merupakan alloy Cu yang mengandung Al sampai 10 % dan dalam jumlah
sedikit Ni, Mn dan Fe
5. Alloy Porselen
1. merupakan alloy yang digabungkan dgn porselen
2. Porselen dibakar dan dileburkan pada permukaan logam
3. Bertujuan memadukan kekuatan dan estetik yg optimal

D. Sifat-sifat
1. Sifat fisis logam

Pada umumnya unsur logam mempunyai sifat fisis, antara lain:

1. Logam akan memantulkan sinar yang datang dengan panjang gelombang


dan frekuensi yang sama sehingga logam terlihat lebih mengkilat. Contohnya,
emas (Au), perak (Ag), besi (Fe), dan seng (Zn).

2. Logam dapat menghantarkan panas ketika dikenai sinar matahari, sehingga


logam akan sangat panas (terbakar). Energi panas diteruskan oleh elektron
sebagai akibat dari penambahan energi kinetik. Hal ini menyebabkan elektron
bergerak lebih cepat. Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam
melalui elektron yang bergerak.

3. Logam juga dapat menghantarkan listrik karena elektronnya terdelokalisasi


bebas bergerak di seluruh bagian struktur atom. Tembaga (Cu) sering dipakai
dalam pembuatan kawat penghantar lisrik.

4. Meabilitas, yaitu kemampuan logam untuk ditempa atau diubah menjadi


bentuk lembaran. Sifat ini digunakan oleh pandai besi untuk membuat sepatu
kuda dari batangan logam. Gulungan baja (besi) penggiling menggunakan
sifat ini saat mereka mengulung batangan baja menjadi lembaran tipis untuk
pembuatan alat-alat rumah tangga. Hal ini karena kemampuan atom-atom
logam untuk menggelimpang antara atom yang satu dengan atom yang lain
menjadi posisi yang baru tanpa memutuskan ikatan logam.

5. Duktilitas yaitu kemampuan logam dirubah menjadi kawat dengan sifatnya


yang mudah meregang jika ditarik. Tembaga (Cu) dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan kawat.

6. Semua logam merupakan padatan pada suhu kamar dengan pengecualian


raksa atau merkuri (Hg) yang berupa cairan pada suhu kamar.

7. Semua logam bersifat keras, kecuali natrium (Na) dan kalium (Ca), yang
lunak dan dapat dipotong dengan pisau.

5
8. Umumnya logam memiliki kepadatan yang tinggi sehingga terasa berat jika
dibawa.

9. Logam juga dapat menimbulkan suara yang nyaring jika dipukul, sehingga
dapat digunakan dalam pembuatan bel atau lonceng.

10. Logam dapat ditarik magnet, sehingga logam disebut diamagnetik,


misalnya besi (Fe).

2. Sifat Mekanik Logam

1. Strength

Merupakan kemampuan suatu bahan untuk menerima tegangan tanpa


menyebabkan bahan tersebut patah.

2. Hardness

Merupakan kemampuan suatu material untuk menerima penetrasi benda


runcing, goresan, kikisan tanpa mengalami deformasi.

3. Elasticity

Merupakan kemampuan suatu bahan untuk menerima tegangan atau beban


tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi)

4. Plasticity

Merupakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi plastis


(permanen) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan.

5. Toughness

Merupakan kemampuan bahan untuk menyerap energi tanpa mengakibatkan


terjadinya kerusakan.

6. Stiffness

Kemampuan suatu bahan untuk menerima tegangan atau beban tanpa


mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi.

7. Fatigue

Merupakan kecenderungan bahan untuk patah apabila menerima tegangan


berulang-ulang yang besarnya jauh dibawah batas kekakuan elastisitas.

6
8. Creep

Menyatakan kecenderungan logam mengalami deformasi platis yang besarnya


merupakan fungsi waktu saat menerima beban yang besarnya tetap.

3. Sifat Kimia Logam

1.Logam memiliki energi ionisasi yang rendah, oleh karena itu logam
cenderung melepaskan elektronnya dengan mudah. Logam cenderung
melepaskan elektron daripada menangkap elektron untuk membentuk kation.
Logam berikatan dengan lainnya untuk mencapai stabil.

2.Umumnya logam cenderung memiliki titik leleh titik didih yang tinggi
karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang
satu dengan logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang
terdelokalisasi pada lautan elektron, dan pada susunan atom-atomnya.Sifat
titik leleh menunjukkan kekerasan logam, titik leleh yang tinggi artinya
logamnya keras, sedangkan titik leleh rendah artinya logamnya lemah. Semua
logam memiliki titik leleh yang tinggi, kecuali merkuri (Hg), cerium (Ce),
galium (Ga), timah (Sn) dan timbal (Pb).

3. Logam memiliki 1 sampai 3 elektron dalam kulit terluar dari atom-atomnya.

4. Kebanyakan logam oksida yang larut dalam air bereaksi untuk membentuk
logam hidroksida.

5. Logam oksida bereaksi dengan asam membentuk garam dan air. ( Craig,
2002)

E. Syarat-syarat
1.Sifat kimia

Tahan terhadap korosi, tidak larut dalam cairan rongga mulut atau dalam
segala macam cairan yang dikonsumsi dan tidak luntur dan berkarat atau
korosi

2.Sifat Biologi

Tidak beracun terhadap pasien,dokter gigi, perawat maupun tekniker, tidak


mengiritasi rongga mulut dan jaringan pendukungnya, tidak menghasilkan
reaksi alergi dan tidak bersifat mutagen maupun karsinogen.

7
3.Biokompatibel

Tidak mengandung substansi toksik yang dapat larut dalam saliva, tidak
membahayakan pulpa dan jaringan lunak, bebas dari bahan yang berpotensi
dalam menimbulkan sensitifitas atau respon alergi dan tidak memiliki potensi
karsinogen.

4.Syarat Mekanis

Berkekuatan tinggi dan tahan terhadap tekanan.

5.Syarat Estetik

memberikan penampilan natural pada gigi.

6.Secara Fisik

konduktivitas thermal dan kuat Bahan bahannya tersedia dalam jumlah besar
dan mudah didapat, biaya tidak mahal baik biaya harga bahan maupun
laborat.Titik cairnya tinggi, tahan terhadap korosi Sebagai klamer atau
cengkram . Modulus elastic tinggi Pertahanan terhadap abrasi baik. Mudah
disolder dan dipoles ( Combe, 1992)

F. Cara Manipulasi
 Penuangan
Penuangan ini meliputi pekerjaan mencairkan logam dan membentuknya didalam
cetakan.misalnya besi,kuningan,alumunium,dll.

 Pekerjaan Dingin
Pada umumnya logam dapat di tempa menjadi lembaran,ditarik atau
digulung.Logam dapat ditarik melalui suatu die untuk mendapatkan bentuk kawat.

 Serbuk Metalurgik
Dengan melakukan sintering kekuatan dapat ditingkatkan,dimana pemprosesan
dipanaskan dalam atmosfer yang tidak teroksidasi dibawah titik cair.

 Elektroforming
Suatu logam dapat dilapiskan pada permukaan yang bersifat penghantar dengan
proses elektrolisa.

 Pendinginan Logam Cair


Pada kurva suhu waktu pendinginan,terlihat tiga bagian :

8
1. Bagian 1 = untuk pendinginan cairan logam.
2. Bagian 2 = suatu plateu bagian horizontal selama waktu ini logam
mengeras dan memgimbangi panas yang hilang di sekitarnya.
3. Bagian 3 = pendinginan logam yang telah mengeras. (anusavice,2003).

G. Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi
1. Gigitan yang dalam (deep bite)
2. Pasien alergi terhadap akrilik
3. Pasien dengan intermaksila kecil
4. Untuk kasus yang tidak mementingkan estis (combe,1992)
Kontraindikasi
1. Pasien dengan alergi logam
(Anang d,2015)

 AMALGAM

A. Definisi

B. Komposisi

C. Klasifikasi

D. Sifat-Sifat
a. Creep
Merupakan perubahan dimensi secara bertahap yang terjadi ketika
material diberi tekanan atau beban.Untuk tumpatan amalgam, tekanan mengunyah
yang berulang dapat menyebabkan creep. ANSI – ADA specification no.1
menganjurkan agar creep kurang dari 3%. Amalgam yang rendah tembaga lebih
rentan mengalami kerusakan di bagian tepi, dibandingkan dengan amalgam yang
tinggi kandungan tembaga.

9
b. Stabilitas Dimensional
Merupakan kestabilan dimensi pada saat proses pengerasan dan
pemakaian. Idealnya amalgam harus mengeras tanpa terjadi perubahan pada
dimensinya dan kemudian tetap stabil.

Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi perubahan dimensi


adalah:
1) Komposisi alloy : semakin banyak jumlah silver dalam amalgam, maka
akan lebih besar pula expansi yang terjadi. Semakin besar jumlah tin, maka
kontraksi akan lebih besar.
2) Rasio mercuri/alloy : makin banyak mercury, akan semakin besar tingkat
expansinya
3) Ukuran partikel alloy : dengan berat yang sama, jika ukuran partikel
menyusut, maka total area permukaan alloy akan meningkat. Area permukaan
yang lebih besar akan menghasilkan mercury dengan kecepatan difusi ke
partikel yang lebih tinggi, saat triturasi. Hal ini akan mengakibatkan
kemungkinan kontraksi lebih tinggi saat tahap pertengahan.
4) Waktu triturasi : merupakan faktor paling penting. Secara umum, semakin
lama waktu triturasi, maka expansi akan lebih kecil.
5) Tekanan kondensasi : jika amalgam tidak mengalami kondensasi setelah
triturasi, akan terjadi kontraksi dalam skala besar karena tidak terganggunya
difusi mercury ke alloy.

c. Difusi termal dan koefisien ekspansi amalgam yang lebih tinggi dari dentin dapat
menyebabkan karies sekunder.
d. Ketahanan terhadap abrasi pada saat proses mastikasi. Proses abrasi yang terjadi
saat mastikasi makanan, berefek pada hilangnya sebuah substansi atau zat, biasa
disebut wear. Mastikasi melibatkan pemberian tekanan pada tumpatan, yang
mengakibatkan kerusakan dan terbentuknya pecahan atau puing amalgam.

2. Sifat Mekanik Amalgam


a. Kekuatan, amalgam harus cukup kuat untuk menahan beban yang ditumpukan
pada restorasi amalgam dalam rongga mulut. Ada dua jenis kekuatan amalgam,
yaitu tensile strength dan compressive strength. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kekuatan diantaranya, efek tirturasi, efek kandungan merkuri, efek
kondensasi, efek porositas dan efek laju pengerasan amalgam.
Beberapa faktor yang mengontrol/mempengaruhi kekuatan amalgam :
1. Rasio mercury/alloy : jika mercury yang digunakan terlalu sedikit,
maka partikel alloy tidak akan terbasahi secara sempurna sehingga bagian

10
restorasi alloy tidak akan bereaksi dengan mercury, menyisakan
peningkatan lokal porositas dan membuat amalgam menjadi lebih rapuh.
2. Komposisi alloy : komposisi tidak terlalu berpengaruh terhadap
kekuatan amalgam. Beberapa sumber mengatakan amalgam yang tinggi
copper dengan tipe dispersi lebih kuat dibanding alloy dengan komposisi
konvensional.
3. Ukuran dan bentuk partikel : kekuatan amalgam diperoleh dengan
ukuran partikel yang kecil, mendukung kecenderungan fine atau microfine
particles.
4. Porositas : sejumlah kecil porositas pada amalgam akan
mempengaruhi kekuatan. Porositas dapat dikurangi dengan triturasi yang
tepat, dan yang lebih penting adalah teknik triturasi yang baik.

3. Sifat Kimia Amalgam


a. Reaksi Elektrokimia Galvanik, terjadi ketika dua atau lebih logam berbeda atau
alloy berkontak dalam larutan elektrolit, seperti air ludah . Besarnya arus galvanis
dipengaruhi oleh lama / usia restorasi , perbedaan potensial korosi sebelum
berkontak dan daerah permukaan.
b. Mengalami korosi, yang merupakan reaksi elektrokimiawi yang akan
menghasilkan degradasi struktur dan properti mekanis yang mengurangi kekuatan
tumpatan sekitar 50%, serta memperpendek keawetan penggunaan.
c. Tarnish merupaka reaksi yang menyebabkan hilangnya kilau dari permukaan
logam karena pembentukan surface coating sehingga menurunkan nilai estetika
restorasi tersebut.

4. Sifat Biologi Amalgam


a. Alergi, secara khas respon alergi mewakili antigen dengan reaksi antibodi yang
ditandai dengan rasa gatal, ruam, bersin, kesulitan bernafas, pembengkakan, dan
gejala lain berupa dermatitis kontak atau reaksi hipersensitif tipe 4 pada populasi
>1%.
b. Toksisitas, karena amalgam mengandung merkuri atau air raksa yang diduga
adalah melalui tahap uapnya yang dapat menyebabkan toksisitas.
(Anusavice, 2004)

E. Syarat-Syarat
1. Pertimbangan sifat kimia
1. Tahan korosi

11
2. Tidak larut dalam cairan rongga mulut atau dalam segala
macam cairan yang dikonsumsi dan tidak luntur dan berkarat
2. Pertimbangan sifat biologis
 Tidak mengiritasi ronga mulut dan jaringan pendukungnya
 Tidak beracun terhadap pasien,dokter gigi,perawat gigi dan
tekniker
 Tidak menghasilkan reaksi alergi
 Tidak bersifat mutagen dan karsinogen
 Mudah dicairkan,di cor dan di solder
3. Pertimbangan sifat mekanis
 Harus sesuai dengan anatomis
4. Pertimbangan biokompatibilitas
 Tidak mengandung substansi toksik yang dapat larut dalam
saliva atau tidak membahayakan pulpa

(Anusavice.2004)

F. Cara Manipulasi

G. Aplikasi

H. Indikasi dan Kontraindikasi


 Indikasi
a. Indikasi Restorasi Amalgam
Amalgam memiliki resistensi yang lebih besar dibanding komposit.
Oleh karena itu, restorasi amalgam diindikasikan pada gigi yang memiliki
fungsi oklusal yang berat. Preparasi untuk restorasi amalgam sangat rumit.
Syarat yang harus dipenuhi yaitu kedalaman kavitas harus sama dan
marginal form yang harus tepat. Banyak dari kegagalan restorasi amalgam
berkaitan dengan preparasi yang kurang tepat. Akan tetapi, insertion dan
finishing restorasi amalgam lebih mudah dari komposit. (Roberson dkk.,
2006)
Indikasi klinis untuk restorasi direct amalgam adalah sebagai
berikut: (Roberson dkk., 2006)

12
1. Restorasi kelas I dan II terutama pada gigi yang membutuhkan fungsi
oklusi yang berat.
2. Restorasi kelas V termasuk restorasi yang tidak membutuhkan estetik.
3. Restorasi sementara sebagai caries-control. Caries control adalah
langkah intermedia dalam perawatan restorasi dan memiliki beberapa
indikasi lain:
a. Untuk prognosis pulpa yang masih diragukan dimana
demineralisasi dentin terhenti.
b. Selama prosedur konservasi ketika gigi mengalami karies
ekstensif yang mencakup area yang luas.
4. Foundations yaitu pada gigi yang telah rusak parah dan membutuhkan
peningkatan retensi dan resistensi sebagai antisipasi penempatan
mahkota atau metallic onlay.

Kontra-indikasi Amalgam
Pengunaan restorasi amalgam pada daerah yang membutuhkan
estetik dihindari. Area yang dimaksud adalah gigi anterior, premolar,
dan molar (pada beberapa kasus). Karena preparasi amalgam lebih
besar daripada preparasi komposit, lesi karies yang kecil pada gigi
posterior sebaiknya ditumpat dengan komposit agar tidak
menghilangkan struktur gigi disekelilingnya yang masih sehat.
(Roberson dkk., 2006)

 INVESTMENT MATERIAL

Definisi
Material investment adalah material keramik yang cocok untuk pembuatan mould
(cetakan yang dibuat untuk membuat gigi tiruan dalam rongga) dengan
pengecoran logam. Investment merupakan material yang tahan dengan
pemanasan tinggi (refactory material) (Puji,2013).

13
B. Komposisi
Tipe bahan material investment
Ada tiga tipe bahan material invesment :

1. Gypsum bonded imvesment


Gypsum ini digunakan untuk campuran emas dan tahan sampai suhu 700o C.
Komposisi : silica 60 ± 65 % , alpha-hemihyd rate 30 ± 35 % , chemical modifers
5%
Gypsum bonded investments
Menurut ADA untuk casting investment emas ada 3 tipe ekspansi yang digunakan
:
1. Tipe 1 : inlay,
2. Tipe 2 : inlay, hidroskopis,
3. Tipe 3 : gigi tiruan sebagian, panas
Gypsum bonded investments digunakan untuk tatahan, jembatan, gigi tiruan
sebagian lepasan.
Komposisi:
1. silica 60 ± 65 % : berperan sebagai refactory selama pemanasan, regulasi
ekspansi panas, meningkatkan setting ekspansi stone, silica dalam
investment berfungsi mengeliminasi kontraksi dari gypsum dan
mengubahnya menjadi ekspansi selama pemanasan.
2. alpha-hemihy d rate 30 ± 35 % : sebagai pengikat partikel silica,
membatasi penuangan campuran ke dalam mould , menanamkan
kekuatan dalam mould ,berkontribusi pada ekspansi mould ,
3. chemical mod ifiers 5 % : sebagai bahan pewarna, sebagai agen reduksi,
dan meregulasi setting ekspansi dan setting time.

2. High temperature investment :


a. Phosphate bonded investment
Digunakan untuk logam keramik dan kromium kobalt. Tahan suhu tinggi Dengan
komposisi :ammonium diacid phosphate ( NH4H2PO4 ), silica, magnesium
oxcide
b. Ethyl silica bonded investment
Digunakan untuk pengecoran logam dasar gigi palsu. Komposisi :kalsium sulfat
hemihidrat.

14
3.Silica bonded investment
Berisi serbuk kuarsa / kristobalit yang diikat bersama dengan gel silica . Pada
pemanasan gel silica berubah menjadi silica sehingga cetakan didapati oleh massa
partikel silica (Puji,2013).

C. Sifat-Sifat

D. Cara Manipulasi

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

PASIEN

DOKTER GIGI

BAHAN

SYARAT

SIFAT FISIK
PERTIMBANGAN SIFAT
BIOLOGIS ESTETIKA
15
PASIEN SESUAI

MODEL KERJA

POLA MALAM

NATURAL WAX SINTETIK WAX

BASE PLATE BASE

PROCESSING AKRILIK

HEAT CURED POLIMERATION

GIGI TIRUAN BAIK

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam skenario III blok VI kami membahas tentang resin akrilik dan
dental wax yang di gunakan pada kedokteran gigi. Resin akrilik adalah suatu resin
yang telah luas di gunakan sebagai pembuat basis gigi tiruan. Klasifikasi resin
akrilik berdasarkan polimerisasinya resin akrilik terbagi menjadi menjadi 3 yaitu :
Heat cured acrylic,self cured acrylic dan light cured acrylic resin. Syarat yang
harus di penuhi dalam resin akrilik adalah pertimbangan biologis,sifat fisik,sifat
estetik,karakter penanganan,pertimbangan ekonomis dan penampilan metakrilat
keseluruhan. Di dalam menggunakan resin akrilik di gunakan metode dental wax.

16
Dental wax yaitu suatu campuran dari beberapa macam bahan organik
dengan berat molekul dan kekuatan rendah serta mempunyai sifat thermoplastik.
Unsur-unsur pokok dari dental wax terdiri jadi 3 sumber utama yaitu mineral
seperti malam paraffin,serangga seperti malam beeswax dan tumbuhan seperti
malam ceresin dan carnauba. Dental wax berfungsi untuk mendapatkan suatu
pattern.Dari dental wax di dapatkan baseplate wax sehingga di gunakan metode
head cured polimerisation sehingga dapat membuat gigi tiruan yang sesuai dan
baik untuk di gunakan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Resin akrilik adalah rantai polimer yang terdiri dari unit-unit metil
metakrilat yang berulang. Resin akrilik digunakan untuk membuat basis
gigi tiruan dalam proses rehabilitatif, untuk pelat ortodonsi, maupun
restorasi crown and bridge.Resin akrilik merupakan jenis resin
termoplastik, di mana merupakan senyawa kompon non metalik yang
dibuat secara sintesis dari bahan bahan organik. Resin akrilik dapat
dibentuk selama masih dalam keadaan plastis, dan mengeras apabila

17
dipananskan. Resin akrilik ini sendiri berdasarkan polimerisasinya
dibedakan menjadi 3 yaitu: heat cured acrylic, self cured acrylic, dan light
cured acrylic resin yang dimana ketiganya memiliki fungsi dan sifat yang
berbeda beda pula.
Dental wax atau malam kedokteran gigi memiliki banyak manfaat
dan kegunaan dalam melakukan setiap tindakan baik penggunaan langsung
di rongga mulut pasien maupun di laboratorium. Malam dalam kedokteran
gigi digunakan untuk pencatatan cetakan rahang tidak bergigi, malam
mempunyai sifat fisis yang berbeda sesuai dengan tujuan dan
kegunaannya. Malam merupakan bahan termoplastik yang terdiri dari
bahan organik dan alami yang berasal dari mineral, hewan (serangga), dan
tumbuhan.Memahami penggunaan dental wax tidak dapat dilepaskan dari
pengetahuan akan karakter dan sifat dari dental wax itu sendiri, dan
bagaimana manipulasi .

B. Saran
Bagi mahasiswa Kedokteran Gigi sebaiknya pada saat membuat
model kerja dan model studi pada gigi tiruan diharapkan untuk
memperhatikan terlebih dahulu bahan yang akan digunakan. Gunakan
bahan yang aman dan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan. Maka
dari itu kita harus mengetahui sifat-sifat dari masing-masing bahan
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice K. J . 2013 . Philips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi . Jakarta :
EGC

Combe,E. C. 2013. Sari Dental Material . Jakarta : Balai pustaka

Hatrick, C.D.,Eakle, W.S.,Bird,W.F . 2011 .Dental Materials Clinical Aplications


for Dental Assistants and Dental Hygienist . Missouri : Elsevier

McCabe, John dan Angus W.G. Walls. 2014. Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta :
EGC

18
Nelson,Staniey, J . 2010 . Wheeler’s Dental Anatomy, Physiologyand Oclusions .

USA : Elsevier

Patricia V.M.,dkk . 2007. Surface Roughness of Acrylic Resins after Different

Curing and Polishing Techniques . Angle Orthodontist, vol.77, no.3

Susanti, Desak Nyoman Ari . 2018. Dental Wax Macam dan Penggunaannya
dalam Kedokteran Gigi. Denpasar : Universitas Udayana

Syafiar L, dkk . 2011 . Bahan Ajar Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran gigi,
1st ed. Medan : USU Press . hal 103-16

Noort, Richard. 2007. Introduction to Dental Material . 2nd Edition. Elsevier


Health Science

Wangidjaja, Itjingningsih . 2014 . Anatomi Gigi. Jakarta : EGC

19

Anda mungkin juga menyukai