A. KONSEP KEBUTUHAN
2. FISIOLOGI SISTEM
Cairan dan Elektrolit masuk melalui makanan, minuman dan cairan
intravena(IV) dan di distribusikan ke seluruh tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya. Jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh di bagi menjadi dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel
dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial
dan cairan transeluler. cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler.Cairan interstitial adalah cairan yang terletak di antara sel. Sedangkan cairan
transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan intraokuler dan sekresi saluran
cerna.
Intravaskuler 5% berat badan, interstitial 15% berat badan dan transseluler
40% berat badan.Cairan intravaskuler dan interstitrial bersama-sama disebut extrasel
(ECF) . ECF adalah cairan tubuh dengan laju tinggi dikeluarkan melalui urine kg/hari
serta keringat dan uap panas (700/m²/hari).
Distribusi Cairan
1. Cairan Ekstra Sel (CES)
CES terdiri dari cairan interstitial dn cairan intravaskuler. Cairan interstitial mengisi
ruangan yang berada di antara sebagian besar sel tubuh dan menyusun sejumlah besar
lingkungan cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh merupakan cairan interstitial.
Sedangkan cairan intravaskuler terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang berisi atau
mengandung air dan tidak berwarna, dan daerah yang mengandung suspensi leukosit,
eritrosit, dan trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh.
Cairan intrasel adalah cairan di dalam membran sel yang berisi substansi terlarut atau
solute yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme.
Cairan intra sel membentuk 40% berat tubuh.
Distribusi Elektrolit
Elektrolit terdiri dari : – kation bermuatan positif ( Na+ , K+, Mg+, Ca+)
Filtrasi adalah suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat terlarut secara
bersamaan sebagai respon terhadap adanya cairan yang mempunyai perbedaan
tekanan.
Osmosis adalah perpindahan cairan melalui membrane selaktif permeable dari area
yang konsentrasi rendah ke area dengan konsentrasi tinggi.
Transpor aktif adalah perpindahan cairan menggunakan ATP yang melawan gradien
konsentrasi dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
1. Usia, Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ
melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.
sehingga dalam tubuh terjadi pergerakan cairan dari interstisial ke interseluler, yang
melalui proses peningkatan produksi ADH, karena proses ini dapat meningkatkan
5. Sakit, Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk
memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses pemenuhan kebutuhan
cairan.
Kekurangan cairan eksternal terjadi karena asupan cairan dan kelebihan pengeluaran
cairan. Tubuh akan merespons kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan
vaskuler.
cairan keluar sel. Pengosongan cairan ini terjadi pada pasien diare dan muntah. Ada
a. Dehidrasi isotonic, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit
secara seimbang.
b. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air daripada
elektrolit
c. Dehidrasi hipitonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit daripada
air
berkurang (hipovolume) dan perubahan hematokrit. Pada keadaan dini, tidak terjadi
terjadi kekurangan cairan ekstrasel dalam waktu yang lama, kadar urea, nitrogen dan
darah. Kekurangan cairan dalam tubuh dapat terjadi secara lambat atau cepat dan
tidak delalu cepat diketahui. Kelebihan asupan pelarut seperti protein dan
pasien yang mengalami gangguan hipotalamus, kelenjar gondok, ginjal diare, muntah
Normalnya cairan interstisial tidak terikat dengan air, tetapi elastic dan hanya terdapat
diantara jaringan.
Pitting edema merupakan edema yang berada pada darah perifer atau akan berbentuk
cekung setelah ditekan pada daerah yang bengkak, hal ini disebabkan oleh
perpindahan cairan ke jaringan melalui titik tekan. Cairan dalam jaringan yang edema
menunjukkan tanda kelebihan cairan ekstrasel, tetapi sering karena infeksi dan trauma
interstisial.
Edema anasarka adalah edema yang terdapat di seluruh tubuh. Peningkatan tekanan
hidrostatik yang sangat besar menekan sejumlah cairan hingga ke membrane kapiler
Manifestasi edema paru adalah penumpukan sputum, dispnea, batuk dan adanya suara
napas ronnchi basah. Keadaan edema ini disebabkan oleh gagal jantung sehingga
cermat bila memberikan cairan intravena pada pasien yang mempunyai masalah
jantung, sebab kelebihan cairan pada kapiler paru terutama pada anak/bayi dan orang
tua dapat membahayakan. Pada anak, paru dan kapasitas vaskularnya kecil sehingga
tidak mampu menampung cairan dalam jumlah besar. Pada pasien tua, elastisitas
pembuluh darah menurun dan hanya mampu menampung sedikit cairan. Kelebihan
cairan ekstrasel dihubungkan dengan gagal jantung, sirosis hati dan kelainan ginjal.
Pada kelebihan ekstrasel, gejala yang sering ditimbulkan adalah edema perifer (pitting
edema), asites, kelopak mata membengkak, suara napas ronchi basah, penambahan
berat badan secara tidak normal/sangat cepat dan nilai hematokrit pada umumnya
3. Hiiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang
ditandai dengan adanya kadar natrium dalam plasma sebanyak < 135 mEq/lt, rasa
haus berlebihan, denyut nadi yang cepat, hipotensi konvulsi dan membrane mukosa
Hipernatremia. Merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi,
ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguri/anuria, turgor kulit buruk dan
konvulsi, suhu badan naik serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/lt.
Kondisi ini dapat disebabkan karena dehidrasi, diare, pemasukan air yang berlebihan
4. Hipokalemia
dengan adanya kram otot dankram perut, kejang, bingung,kadar kalsium dalam
plasma kurang dari 4,3 mEq/lt dan kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat
disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok serta kehilangan sejumlah
5. Hipokalsemia
dengan adanya kram otot dankram perut, kejang, bingung,kadar kalsium dalam
plasma kurang dari 4,3 mEq/lt dan kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat
6. Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium darah yang dapat terjadi pada
pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara
berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal,
mual-mual, koma dan kadar kalsium dalam plasma mencapai lebih dari 4,3 mEq/lt.
7. Hipomagnesia
adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disoriensi
dan konvulasi. Kadar magnesium dalam darah mencapai kurang dari 1,3 mEq/lt.
8. Hipermagnesia
adanya koma, gangguan pernapasan dan kadar magnesium mencapai lebih dari 2,5
mEq/lt.
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWTAN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT.
1. Pengkajian
KELUHAN UTAMA
Orang tua pasien mengatakan bahawa BAB anaknya cair
RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah 4 hari BAB cair dengan lendir 8-9x/hari yang
disertai mual muntah 2x.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Orang tua pasien mengatakan bahwa anakny tidak pernah mengalmi penyakit seperti
yang diderita oleh anaknya sekarang dan anaknya belum pernah di opname.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua dan keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ada satupun dari keluarga
mereka yang mengalami penyakit seperti yang diderita oleh pasien sekarang.
2. Pemeriksaan Fisik
DS :
- klien mengatakan diare 2 hari
- klien mengatakan BAB klien encer dengan frekuensi 4 – 5 x / hari
- klien mengatakan feses berbau dab berwarna khas feses
- klien mengatakan sebelumnya mengkonsumsi makanan pedas
- klien mengatakan badannya panas
DO :
- Keluhan utama Lemah
- Suhu : 37,5 º C - TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 78 x / menit - RR : 20 x /menit
- Konsistensi feses cair
- Mukosa bibir kering
- Suara perut hipertimpani
Diagnosa Keperawatan
1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif : diare
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya
intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan
TUJUAN KEPERAWATAN
Dx. KEPERAWATAN
NO RENCANA TINDAKAN
(NANDA)
( NOC )
( NIC )
Tgl : Jam :
Membran mukosa mulut /kulit Anak 2th: 120/menit Monitor hasil laborat :
kering Hb,Hct, Trombosit BUN,
Anak 4th: 100/menit
Albumin, Protein total dan BJ
Nadi meningkat …x/mn
urine
Anak 10-14th: 85- 90/menit.
TD menurun …..mmHg
Kolaborasi pemeriksaan
Laki2 dewasa: 60-70/menit
elektrolit : Na,Cl, Ca, K dan
Volume tekanan nadi menurun
Premp. dewasa: 70-85/men Mg.
Peningkatan suhu tubuh:.. ◦C
– Tekanan Darah (RR): Manajemen Hipovolumia
Penurunan pengisian
Umur > 10th: 90/60 mmHg Identifikasi faktor yang
kapiler……..
berkontribusi terhadap
Umur 10-30 th: 110/75 mmHg
Penurunan urine output 1,0-1,5 bertambah buruknya dehidrasi
cc/kg BB /24 jam : demam, stres, obat-
Umur 30-40 th: 125/85 mmHg
obatan(diuresis)
Perubahan status mental
Umur 40-60 th: 140/90 mmHg
Kaji adanya vertigo dan
Peningkatan Hematokrit
Umur > 60 th: 150/90 mmHg hipotensi postural
: management)
Tingkat stress dan cemas tinggi asam-basa diare (obat, makanan, bakteri
dll.)
Fisiologi Keseimbangan cairan
Monitor pengeluaran feses
• Proses Infeksi Hidrasi adekuat (frekuensi, konsisitensi,
bentuk, warna)
• Inflamasi Setelah dilakukan asuhan kepe
rawatan selama……. x 24 jam : Monitor peristaltik / bising
2 • Iritasi
usus
Feses berbentuk, Bab sehari 1-3
• Parasit kali Anjurkan pada pasien /
Klien mengatakan : haluaran urine dalam batas normal diare, cara menanggulangan,
penggunaan obat diare serta
• BAB cair > dari 3 kali diet yang dianjurkan
dalam sehari
• Anjurkan pada klien dan
• Nyeri perut, kram keluarga untuk mencatat
warna, volume, frekuensi dan
Data Obyektif
konsistensi feses
• BAB cair
• Berikan diet secara
• Informasikan kepada
Klien mengatakan : • Nafsu makan meningkat
klien untuk menghindari
• Mudah merasa kenyang • Tidak ada luka, inflamasi pada mengunyah makanan pada
sesaat setelah mengunyah rongga mulut bagian mulut yang sakit / luka
makanan
• Bising usus dalam batas • Monitor asupan nutrisi,
• Intake makan kurang dari normal 5-35 x /mnt dan intake -output cairan
kebutuhan yg dianjurkan
• Berat badan meningkat • Kolaborasi dengan medis
• Kram perut
• ………………………….. □Pemasangan NGT
• Penurunan BB
………………
• Data Lab:
………………………
Evaluasi
Potter. 2006. Fundamental Keperawatan ( Konsep, Proses, dan Praktik). Jakarta. EGC.
Wilkinson, Judith M. 2002. Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC. Jakarta. EGC.