Anda di halaman 1dari 21

KONSEP MEDIK

A. PENGERTIAN
Carsinoma mammae adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan
jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,
tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase.
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak,
dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah.
Kanker Payudara adalah keganasan yang berasal dari parenkim, stoma,
aerola dan papila mammae.
1. Anatomi Fisiologis

Dengan komponen muskulokutis dan lemaknya, mamma

menempati bagian antara iga ketiga da ketujuh serta terbentang lebarnya

dari linea parasternalis sampai axillaris anterior atau media.bagian

masenkima payudara terutama menenpati fascia pectoralis dan musculus

serratus anterior. Lazim jaringan payudara akan meluas kedalam lipatan

ruang axilla, yang dinamai ’axillary tail of Spence’. Pada pria, komponen

kelenjar dan duktulus mamma tetap rudimenter dan kurang berkembang

dengan duktus pendek dan asinus berkembang tak sempurna. Penampilan

rata payudara pria sekunder terhadap defisiensi perkembangan puting susu-

areola serte densitas parenkima dan lemak


Payudara wanita perawan mengambil konfigurasi hemisfer khas

yang merata tegas diatas puting susu. Berbeda dari payudara prapubertas,

payudara multipara mengalami rangsangan hypophysis dan ovarium, yang

jauh lebih besar serta mempunyai komponen duktus dan stroma lebih padat.

Mammae dewasa menunjukkan modifikasi sisa ektodermis dari

kelenjar keringat bermodifikasi, sehingga terbatas pada lapisan superfisialis

dan profunda fascia superfisialis dinding dada anterior. Lapisan profunda

dari fascia superfisialis menyilang ruang retromamma untuk berfungsi

dengan fascia pectoralis (profunda). Ruang tegas yang dikenal sebagai

bursa retromamma ada pada sisi posterior payudara, diantara lapisan


profunda fascia superficialis dan fascia musculus pectoralis major yang

tertanam.sebagai hasil hubungan areolanya yang longgar, maka bursa yang

tegas ini menyokong mobilitas payudara pada dinding dada. Fascia

pectoralis profunda berhubungan erat dengan sternum dan terikan

superolateral ke fascia clavipectoralis. Selubung fascia profunda ini

bersebelahan di inferior dengan tendo rectus abdominis. Sekitar dua pertiga

payudara berhubungan erat dan melekat dengan fascia ke musculus

pectoralis major. Kondensasi padat fascia clavipectoralis yang dikenal

sebagai ligamentum halsted (ligamentum costoclaviculare) terbentang dari

bagian paling medial calvicula ke iga pertama. Tepat dibawah ligamentum

ini berjalan arteria dan vena subclavia melalui apertura thoraxis superior.

Pembuluh darah axillris dikelilingi oleh selubung faskular yang padat, yang

berlanjut sebagai atap dari ruang axila untuk berfungsi dengan sokongan

fascia profunda musculus pectoralis major.

Pada maturitas, bagian kelenjar payudara mengambil onfigurasi

sirkular secara kasar. Septa fibrosa saling menjalin parenkima mamma dan

terbentang dari fascia pectoralis profunda (lapisan fascia uperfisialis

posterior) ke lapisan superficialis fascia di dalam dermis. Ligamentum

suspensorium anterior ini digambarkan oleh Cooper dan melekat tegak

lurus terhadap lapisan fascia superficialis halus dari corium. Bersama

dengan busa retromamma, ligamentum Cooper memungkinkan mobilitas

besar sisi posterior payudara sementara memberikan sokongan struktur

pada lobulus dan komponen parenkima organ. Ukuran payudara berkolerasi


dengan pengaruh genetika, diet dan hormon. Payudara pascamenopause

tetap memperlihatkan hilangnya lemak parenkima dan involusi komponen

kelenjar proliferatif aktif, akibat penghentian rangsangan ovarium.

Payudara nonlaktasi mempunyai berat antara 150 sampai 225 gram,

sedangkan payudara laktasi bisa lebih dari 500 gram.

2. Fisiologi

Payudaramengalamitigaperubahan yang dipengaruhihormon.

Perubahanpertamaialahmulaidari masa hidupanakmelalui masa pubertas,

masa fertilitas, sampaikeklimakterium dan menopause.

Sejakpubertaspengaruhekstrogen dan progesteron yang diproduksiovarium

dan juga hormonhipofise, telahmenyebabkanduktusberkembang dan

timbulnyaasinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi.

Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada

beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.

Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa

hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga

pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu

itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar

terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.

Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada

kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus

alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.


Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air

susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian

dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.

B. ETIOLOGI
1. Umur lebih dari 30 tahun.
2. Tidak kawin/Nulipara.
3. Anak pertama lahir setelah 35 tahun.
4. “Menarche” < 12 tahun.
5. Usia menopause > 55 tahun.
6. Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara.
7. Terapi hormonal lama.
8. Mempunyai kanker payudara kontralateral.
9. Pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium.
10. Pernah mengalami radiasi di daerah dada.
11. Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara
perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak.
12. Kontrasepsi oral pada tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik
yang ganas.

C. PATOFISIOLOGI
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering
terjadi pada system duktal, mula-mula terjadi hyperplasia sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik.Sel – sel ini akan berlanjut menjadi carcinoma
insitu dan menginvasistroma.
Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel
tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira-kira
berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari carcinoma
mammae telah bermetastasis.
Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung
kejaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dana liran darah.
Untukdapatmenegakkan diagnose kanker dengan baik, terutama untuk
melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses
terjadinya kanker dan perubahan strukturnya. Tumor/ neoplasama merupakan
kelompok sel yang berubah dengan ciri :poliferasi yang berlebihan dan tak
berguna yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Poliferasi abnormal
sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak ke organ-organ yang jauh. Di
dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam
intinya.Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami
transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas sel normal.

D. MANIFESTASI KLINIK
Penemuan dini kanker payudara masih sulit ditemukan, kebanyakan ditemukan
jika sudah teraba oleh pasien.
1. Terdapat massa utuh / benjolan kenyal, benjolan ini umumnya terdapat di
bawah kulit payudara dan ukurannya kurang lebih sebesar kacang polong.
Biasanya benjolan tersebut hanya terdapat di sebelah payudara saja. Apabila
benjolan tersebut ditekan dan dapat bergeser, itu berarti masih merupakan
gejala awal yang ringan dan bisa segera ditangani. Sebaliknya, bila benjolan
tersebut sudah tidak bisa bergeser dan ukurannya lebih besar dan keras,
maka artinya kanker sudah memasuki stadium lanjut. Benjolan ini juga bisa
ditemukan di permukaan ketiak, walaupun tidak selalu berarti kanker—tapi
ada baiknya diberikan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Nyeri di daerah massa
3. Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan kedalam, tarikan dan
refraksi pada aerola mammae
4. Edema dengan“ Peant d’ Orange” (keriput seperti kulit jeruk) warna kulit
payudara memerah dan terdapat permukaan yang bersisik seperti kulit jeruk.
Kulit akan terasa kasar dan kaku, sering juga timbul luka yang sulit sembuh
dan terasa panas sekaligus membengkak
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting
7. Keluarnya cairan abnormal dari putting susu berupa cairan darah yang
keluar umumnya tidaklah banyak, namun cukup mengganggu. Selain darah
bisa juga berupa cairan kekuningan seperti darah putih atau bahkan nanah.
Hal ini biasanya diikuti dengan rasa nyeri pada permukaan payudara dan
rasa gatal pada daerah sekitar putting susu. Penampakan putting susu pun
biasanya berubah, yaitu terlihat rata atau masuk kedalam.
8. Ditemukan lesi pada pemeriksaan mammografi.

E. KOMPLIKASI
Metastase kejaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) keparu-paru,
pleura, tulang dan hati.

F. STADIUM KANKER PAYUDARA


Stadium I :Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan

sekitarnya, tidak ada fiksasi/ infiltrasi kekulit dan jaringan

yang dibawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm. kelenjar

getah bening regional belum teraba.

Stadium II : Sesuaidengan stadium I, hanyabesar tumor 2,5-5 cm dan

sudah ada satu atau beberapa Kelenjar Gatah Bening

(KGB) aksila yang masih bebas dengan diameter kurang

dari 2 cm.

Stadium IIIA :Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tapi masih

bebas jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila

masih bebas satu sama lain.


Stadium IIIB :Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm), fiksasi

pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada oedema

(lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi dan atau

nodul satelit, kelenjar getah bening aksila melekat satu

sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya. Diameter lebih

dari 2,5 cm, belum ada metastasis jauh.

Stadium IV : Tumor sepertipada yang lain (stadium I, II, dan III). Tetapi

sudah disertai dengan kelenjar getah bening aksila supra-

klavikula dan metastasis jauh lainnya.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PemeriksaanLaboratorium
Morfologiseldarah
LED
Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
Pemeriksaansitologis
2. Test Diagnostik
1. Mammografi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi
secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae, dapat untuk
mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap
awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat karena
gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.

2. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae
atau mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas
karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih
tinggi.
3. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara
pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan
peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
4. Ultrasonography
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk menentukaa dan kista, kadang-kadang
tampak kista sebesar sampai 2 cm.
5. Aspirasi
Pengaliran kista dan untuk mendapat preparat dan sediaan
pemeriksaan sitologik.
6. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau
ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnose
definitive terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan
dan seleksi terapi.
7. CT dan MRI : Teknik skan yang dapat mendeteksi payudara,
khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara yang
mengeras yang sulit diperiksa dengan mamografi. Teknik ini tidak bisa
untuk pemeriksaan rutin dan tidak untuk mamografi.
8. Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah merah, dan
skentulang; Dilakukan untuk mengkaji adanya metastase

H. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Memberikan kemungkinan terbaik bagi penyembuhan kanker
apabila diterapkan pada kanker- kanker yang berbatas tegas.Kanker yang
telah bermetastasis dapat diterapi dengan pembedahan untuk menghilangkan
rasa nyeri pasien akibat kanker yang menekan saraf
disekitarnya.Penanganan kuratif dengan pembedahan dilakukan secara
mastektomiradikal, tergantung dari luas, besar dan penyebaran kanker.

2. Terapi Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan
membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek
pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di
sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun
sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan
membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel
kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi
adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena
pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.Tujuannya
adalah menghancurkan mikrometastis di dalam tubuh yang biasanya
terdapat pada klien yang kelenjar aksilanya sudah mengandung metastase,
obat yang diberikan kombinasi giklofamid, metotreksa dan fluorourasil
selama enam bulan pada wanita premanapouse sedangkan pada
pascamenopouse diberikan terapi ajuran hormonal berupa pada antiestrogen.
4. Terapi Hormonal
Terapi hormonal adalah bila penyakit telah sistemik berupa
metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum
kemotherapinya karena efek lebih lama dan efek sampingnya kurang, tetapi
tidak semua kanker peka terhadap terapi hormonal.
Penyimpangan KDM

Faktor predisposisi dan resiko tinggi


Hiperplasia pada sel mammae

Mendesak Metastase pada Mendesak


Jaringan sekitar jaringan sekitar Pembuluhdarah

Mengsuplai
nutrisi Menekan jaringan Merangsangreseptor Aliran darah
kejaringan pada mammae nyeri di medulla oblongata terhambat

Peningkatankon Pelepasan mediator kimia


Hipermetabolis sistensimamma (bradikinin, histamin, prostaglandin) hipoksia
kejaringan e a

Mammae Necrose
Suplai nutrisi Rangsangan Hipotalamus
membengkak jaringan
jaringan lain

Nyeri BakteriPatogen
Massa tumor
Anoreksia mendesak
kejaringan luar
Kelemahanfisik ResikoInfeksi
Nutrisi kurang
dari kebutuhan Perfusi jaringan
DefisitPerawatan
terganggu Intoleransi
Ukuran diri
Aktivitas
mammae
Merangsang SSO
abnormal
Ulkus

Gg body Ggintegritaskulit/ Mengaktivasi RAS


image jaringan

REM menurun

Kurang Pengetahuan
Gangguan
Klien terjaga istirahat tidur
kecemasan
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Biodata

Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,

tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa

medis.

2. Keluhan Utama

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

c. Riwayat Kesehatan Keluarga.

4. Aktivitas /istirahat

Gejala : Malaise, merasalelah, letih

Tanda : gelisah siang dan malam, gangguan pola istrahat dan pola

tidur,dan gangguan alat gerak, Malaise (kelemahan dan keletihan )

Sirkulasi

Gejala : Palpitasi ,adanya pembengkakan mempengaruhi sirkulasi dan

adanya nyeri pada dada Karena sumbatan pada vena

Tanda : Peningkatan tekanan darah.

Integritas Ego
Gejala : Menarik diri dari lingkungan, karena factor stress

(Adanyagangguanpadakeuangan, pekerjaan,

danperubahanperan). Selainitubiasanyamenolak diagnosis,

perasaantidakberdaya, tidakmampu, rasa bersalah, kehilangan

control dandepresi.

Tanda : Menyangkal, Marah, Kasar dan sukamenyendiri.

Eleminasi

Gejala : Perubahan pada eliminasi urinarius misalnya nyeri, pada saat

berkemih dan poliuri.

Tanda : Adanya perubahan pada warna urin, perubahan pada peristaltic

usus, serta adanya distensi abdomen

Makanan / Cairan

Gejala : Kurang nafsu makan, pola makan buruk, ( misalnya rendah

tinggi lemak, adany azataditif, bahan pengawet), anoreksia,

mual / muntah.

Tanda : Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot, dan

perubahan pada turgor kulit.

Personal Hygiene

Gejala : Melakukan hygiene dirisendiriharusdibantu orang lain,

Karenagangguan/nyeripadapayudaramakamenjaga hygiene

tidakdapatdilakukan, malasmandi.

Tanda : Adanya perubahan pada kebersihan kulit, kuku dan sebagainya.

Neurosensori
Gejala : Pusing,

Tanda : Pasien sering melamun dan suka menyendiri.

Kenyamanan

Gejala : Adanya nyeri dari nyeri ringan sampai nyeri berat, sangat

mempengaruhi kenyamanan pasien.

Tanda : Pasien sering mengeluh tentang nyeri yang dirasakan, dan

keterbatasan gerak karena nyeri tersebut.

Pernapasan

Gejala : Pasien kadang sesak, karena pemajanan asbes.

Keamanan

Gejala : Karena adanya pemajanan pada kimia toksik, karsinogen,

pemajanan matahari lama/berlebihan.

Tanda : Demam, ruam kulit dan ulserasi.

5. Riwayat Psikososial

a. Citra Tubuh

b. Ideal Diri

c. Harga Diri

d. Tanggapan Klien Tentang Penyakitnya

e. Pola Interaksi

6. Riwayat Spiritual

7. Pemeriksaan Fisik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan penekanan saraf perifer, pembentukan edema


2. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya Ulkus

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang

kurang (tidak adekuat).

4. Devisit perawatandiriberhubungan dengan kelemahan fisik.

5. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

6. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, kurangnya

pengetahuan tentang penyakitnya.

7. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan stimulus nyeri.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. NDx : Nyeri berhubungan dengan penekanan saraf perifer, trauma
jaringan, pembentukan edema.
Tujuan : :
Klien akan melaporkan nyeri berkurang/teratasi, dengan kriteria :
a. Klien mengatakan nyeri hilang
b. Ekspresi wajah ceria
c. Vital sign dalam keadaan normal.
INTERVENSI:
a. Kaji tingkat nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas (0 – 10).
Dan perhatikan reaksi verbal dan non verbal yang ditunjukkan.
RASIONAL :Membantu dalam mengidentifikasi derajat
ketidaknyamanan dan keefektifan analgetik karena pengangkatan
jaringan otot dan system limfe dapat mempengaruhi nyeri yang
alami.
b. Monitor tanda-tanda vital.
RASIONAL : Perubahan tanda-tanda vital dapat diakibatkan oleh
rasa nyeri dan merupakan indikator untuk menilai keadaan
perkembangan penyakit.
c. Atur posisi yang menyenangkan.
RASIONAL : Perubahan posisi dapat mengurangi stimulasi nyeri
akibat penekanan.
d. Pemberianobatanalgetik
RASIONAL :Analgetik berfungsi menghambat rangsangan nyeri
dari saraf perifer sehingga nyeri tidak dipersepsikan
2. NDx : Resiko infeksi berhubungan dengan Ulkus
Tujuan : Klien akan menunjukkan tidak adanya tanda-tanda infeksi
Dengan kriteria:
a) tidak ada panas
b) tidak ada edema
c) tidak ada rasa sakit
d) tidak ada kemerahan
INTERVENSI:
1. Kaji tanda-tanda infeksi
RASIONAL : Infeksi yang hebat dapat menghambat proses
penyembuhan penyakit.
2. Ganti balutan dengan mempertahankan teknik aseptik dan septik
RASIONAL : Menghindari perpindahan kuman dan menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dalam jaringan.
3. Anjurkan klien agar tidak menyentuh area luka .
RASIONAL : Meminimalkan kesempatan infeksi dan kontaminasi
4. Pemberian antibiotik
RASIONAL:
Antibiotikdapatmembunuhbakterisehinggamempercepatpertumbuhanj
aringandanmenghambatterjadinyainfeksi.
3. NDx : nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.
Tujuan :
Klien akan menunjukkan tidak adanya tanda-tanda ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan dengan kriteria :
a) Nafsu makan baik
b) Porsi makan dihabiskan
c) Berat badan normal, sesuai dengan tinggi badan.
INTERVENSI:
1. Kaji nafsu makan.klien.
RASIONAL : Mengetahui sejahmana terjadinya perubahan pola
makan dan sebagai bahan untuk melaksanakan intervensi.
2. Kaji hal-hal yang menyebabkan klien malas makan.
RASIONAL : Mendeteksi secara diri dan tepat agar mencari intervensi
yang cepat dan tepat untuk penanggulangannya.
3. Anjurkan klien untuk makan porsi sedikit tapi sering.
RASIONAL : Porsi yang sedikit tapi sering membantu menjaga
pemasukan dan rangsangan mual/muntah.
4. Anjurkan dan ajarkan melakukan kebersihan mulut sebelum makan.
RASIONAL :Menimbulkan rasa segar, mengurangi rasa tidak nyaman,
sehingga berefek meningkatkan nafsu makan.
4. NDx : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan :
Klien akan menunjukkan aktivitas intolerance yang adekuat, dengan
kriteria :
a) Klien mampu beraktivitas sendiri
b) Klien tidak mengeluh sakit pada saat beraktivitas
INTERVENSI:
1. Kaji derajat imobilitas klien
RASIONAL : Derajat imobilisasi merupakan pedoman untuk
menentukan intervensi.
2. Bantu klien dalam pergerakan pasif.
RASIONAL : Membantu dalam pergerakan yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kekakuan otot.
3. Rubah posisi klien.
RASIONAL : Mengubahan posisi dapat memper-lancar sirkulasi
darah keseluiruh tubuh sehingga tidak terjadi kekakuan otot dan
kerusakan kulit.
4. Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
RASIONAL :Kebutuhan klien dapat terpenuhi sehingga klien merasa
diperhatikan.
5. NDx : Devisit perawatandiri berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan:
Klien akan menunjukkan perawatan diri yang adekuat, dengan criteria :
a) Klien merasa nyaman
b) Kulit, rambut bersih
c) Kuku pendek dan bersih.
INTERVENSI:
1. Kaji kemampuan rawat diri klien
RASIONAL : Sebagai indikator tindakan perawatan selanjutnya
2. Mandikanklien (lap Basah)
RASIONAL : Memenuhi kebuituhan hygiene klien dan memberikan
rasa nyaman dan segar.
3. Beri HE tentang pentingnya kebersihan diri.
RASIONAL: Mendorongklienuntukmemenuhikebutuhankebersihan.
6. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan,

kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

Tujuan: klien akan mengatakan tidak cemas dengan kriteria :


a) Klien tidak bertanya tentang penyakitnya
c) Tanda-tanda vital normal
1. Kaji tingkat kecemasan.
RASIONAL :Mengetahui sejauhmana tingkat kecemasan yang
dirasakan sehingga memudahkan dalam melakukan tindakan yang
sesuai.
2. Beri informasi yang benar tentang penyakitnya.
RASIONAL :Klien memahami dan mengerti tentang keadaan
penyakitnya sehingga mau bekerjasama dalam perawatan dan
pengobatan.
3. Dengarkan keluhan klien.
RASIONAL: Klien merasa diperhatikan sehingga klien merasa aman
dan tenang .
4. Berikanpenjelasansingkatmengenaiperawatan,
rencanaperawatandenganpasientermasuk orang terdekat.
RASIONAL :Pemahaman yang
baikdapatmeningkatkankerjasamapasiendalamkebutuhandanmelakukan
aktivitas.
7. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan stimulus nyeri.

Tujuan

:Klienakanm,elaporkankebutuhanistirahattidurterpenuhidengankriteria :

d) Klientidakseringterbangun

e) Klientidaksusahtidur

INTERVENSI :

1. Kajipolatidurklien

RASIONAL
:Denganmengetahuipolatidurklienakanmemudahkandalammenentukani
ntervensiselanjutnya.
2. Beriposisi yang menyenangkanwaktuklienakantidur.

RASIONAL :Dapat mengurangi rangsangan pada hipotalamus sebagai


pusat kesadaran.
3. Ciptakanlingkungan yang nyamandantenang

RASIONAL :Suasana yang tenang dapat membantu klien untuk


memulai tidur.
4. Batasi jumlah pengunjung.

RASIONAL :Mengurangi kebisingan di ruangan sehingga klien dapat


beristirahat
5. Beri HE tentang pentingnya istirahat yang cukup

RASIONAL :Klien dapat mengerti dan mau melakukannnya sehingga


mempercepat penyembuhan
6. Kolaborasi pemberian obat tidur Diasepam

RASIONAL :Diazepam berfungsi merelaksasikan otot sehingga klien

dapat tenang dan mudah untuk tidur.


DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall .2015. BukuSakuDiagnosaKeperawatan, Edisi 8. Jakarta :


EGC

Doengoes, E Marilyn, 2015.RencanaAsuhanKeperawatan. Jakarta : EGC

E.M. Coppeland, 2014. KarakteristikPenyebab Carcinoma Mammae. Jakarta :


EGC

Ramli, 2015.Insiden Carcinoma Mammae.Jakarta : EGC

Brunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2016. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media


Aesculapius

Marilyan, Doenges E. 2016. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai