A. PENGERTIAN
Carsinoma mammae adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan
jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,
tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase.
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak,
dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah.
Kanker Payudara adalah keganasan yang berasal dari parenkim, stoma,
aerola dan papila mammae.
1. Anatomi Fisiologis
ruang axilla, yang dinamai ’axillary tail of Spence’. Pada pria, komponen
yang merata tegas diatas puting susu. Berbeda dari payudara prapubertas,
jauh lebih besar serta mempunyai komponen duktus dan stroma lebih padat.
ini berjalan arteria dan vena subclavia melalui apertura thoraxis superior.
Pembuluh darah axillris dikelilingi oleh selubung faskular yang padat, yang
berlanjut sebagai atap dari ruang axila untuk berfungsi dengan sokongan
sirkular secara kasar. Septa fibrosa saling menjalin parenkima mamma dan
2. Fisiologi
timbulnyaasinus.
Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada
Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa
kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus
B. ETIOLOGI
1. Umur lebih dari 30 tahun.
2. Tidak kawin/Nulipara.
3. Anak pertama lahir setelah 35 tahun.
4. “Menarche” < 12 tahun.
5. Usia menopause > 55 tahun.
6. Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara.
7. Terapi hormonal lama.
8. Mempunyai kanker payudara kontralateral.
9. Pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium.
10. Pernah mengalami radiasi di daerah dada.
11. Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara
perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak.
12. Kontrasepsi oral pada tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik
yang ganas.
C. PATOFISIOLOGI
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering
terjadi pada system duktal, mula-mula terjadi hyperplasia sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik.Sel – sel ini akan berlanjut menjadi carcinoma
insitu dan menginvasistroma.
Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel
tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira-kira
berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari carcinoma
mammae telah bermetastasis.
Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung
kejaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dana liran darah.
Untukdapatmenegakkan diagnose kanker dengan baik, terutama untuk
melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses
terjadinya kanker dan perubahan strukturnya. Tumor/ neoplasama merupakan
kelompok sel yang berubah dengan ciri :poliferasi yang berlebihan dan tak
berguna yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Poliferasi abnormal
sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak ke organ-organ yang jauh. Di
dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam
intinya.Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami
transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas sel normal.
D. MANIFESTASI KLINIK
Penemuan dini kanker payudara masih sulit ditemukan, kebanyakan ditemukan
jika sudah teraba oleh pasien.
1. Terdapat massa utuh / benjolan kenyal, benjolan ini umumnya terdapat di
bawah kulit payudara dan ukurannya kurang lebih sebesar kacang polong.
Biasanya benjolan tersebut hanya terdapat di sebelah payudara saja. Apabila
benjolan tersebut ditekan dan dapat bergeser, itu berarti masih merupakan
gejala awal yang ringan dan bisa segera ditangani. Sebaliknya, bila benjolan
tersebut sudah tidak bisa bergeser dan ukurannya lebih besar dan keras,
maka artinya kanker sudah memasuki stadium lanjut. Benjolan ini juga bisa
ditemukan di permukaan ketiak, walaupun tidak selalu berarti kanker—tapi
ada baiknya diberikan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Nyeri di daerah massa
3. Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan kedalam, tarikan dan
refraksi pada aerola mammae
4. Edema dengan“ Peant d’ Orange” (keriput seperti kulit jeruk) warna kulit
payudara memerah dan terdapat permukaan yang bersisik seperti kulit jeruk.
Kulit akan terasa kasar dan kaku, sering juga timbul luka yang sulit sembuh
dan terasa panas sekaligus membengkak
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting
7. Keluarnya cairan abnormal dari putting susu berupa cairan darah yang
keluar umumnya tidaklah banyak, namun cukup mengganggu. Selain darah
bisa juga berupa cairan kekuningan seperti darah putih atau bahkan nanah.
Hal ini biasanya diikuti dengan rasa nyeri pada permukaan payudara dan
rasa gatal pada daerah sekitar putting susu. Penampakan putting susu pun
biasanya berubah, yaitu terlihat rata atau masuk kedalam.
8. Ditemukan lesi pada pemeriksaan mammografi.
E. KOMPLIKASI
Metastase kejaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) keparu-paru,
pleura, tulang dan hati.
dari 2 cm.
Stadium IIIA :Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tapi masih
pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada oedema
Stadium IV : Tumor sepertipada yang lain (stadium I, II, dan III). Tetapi
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PemeriksaanLaboratorium
Morfologiseldarah
LED
Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
Pemeriksaansitologis
2. Test Diagnostik
1. Mammografi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi
secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae, dapat untuk
mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap
awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat karena
gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
2. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae
atau mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas
karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih
tinggi.
3. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara
pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan
peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
4. Ultrasonography
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk menentukaa dan kista, kadang-kadang
tampak kista sebesar sampai 2 cm.
5. Aspirasi
Pengaliran kista dan untuk mendapat preparat dan sediaan
pemeriksaan sitologik.
6. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau
ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnose
definitive terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan
dan seleksi terapi.
7. CT dan MRI : Teknik skan yang dapat mendeteksi payudara,
khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara yang
mengeras yang sulit diperiksa dengan mamografi. Teknik ini tidak bisa
untuk pemeriksaan rutin dan tidak untuk mamografi.
8. Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah merah, dan
skentulang; Dilakukan untuk mengkaji adanya metastase
H. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Memberikan kemungkinan terbaik bagi penyembuhan kanker
apabila diterapkan pada kanker- kanker yang berbatas tegas.Kanker yang
telah bermetastasis dapat diterapi dengan pembedahan untuk menghilangkan
rasa nyeri pasien akibat kanker yang menekan saraf
disekitarnya.Penanganan kuratif dengan pembedahan dilakukan secara
mastektomiradikal, tergantung dari luas, besar dan penyebaran kanker.
2. Terapi Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan
membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek
pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di
sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun
sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan
membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel
kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi
adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena
pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.Tujuannya
adalah menghancurkan mikrometastis di dalam tubuh yang biasanya
terdapat pada klien yang kelenjar aksilanya sudah mengandung metastase,
obat yang diberikan kombinasi giklofamid, metotreksa dan fluorourasil
selama enam bulan pada wanita premanapouse sedangkan pada
pascamenopouse diberikan terapi ajuran hormonal berupa pada antiestrogen.
4. Terapi Hormonal
Terapi hormonal adalah bila penyakit telah sistemik berupa
metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum
kemotherapinya karena efek lebih lama dan efek sampingnya kurang, tetapi
tidak semua kanker peka terhadap terapi hormonal.
Penyimpangan KDM
Mengsuplai
nutrisi Menekan jaringan Merangsangreseptor Aliran darah
kejaringan pada mammae nyeri di medulla oblongata terhambat
Mammae Necrose
Suplai nutrisi Rangsangan Hipotalamus
membengkak jaringan
jaringan lain
Nyeri BakteriPatogen
Massa tumor
Anoreksia mendesak
kejaringan luar
Kelemahanfisik ResikoInfeksi
Nutrisi kurang
dari kebutuhan Perfusi jaringan
DefisitPerawatan
terganggu Intoleransi
Ukuran diri
Aktivitas
mammae
Merangsang SSO
abnormal
Ulkus
REM menurun
Kurang Pengetahuan
Gangguan
Klien terjaga istirahat tidur
kecemasan
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
medis.
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan
4. Aktivitas /istirahat
Tanda : gelisah siang dan malam, gangguan pola istrahat dan pola
Sirkulasi
Integritas Ego
Gejala : Menarik diri dari lingkungan, karena factor stress
(Adanyagangguanpadakeuangan, pekerjaan,
control dandepresi.
Eleminasi
Makanan / Cairan
mual / muntah.
Personal Hygiene
Karenagangguan/nyeripadapayudaramakamenjaga hygiene
tidakdapatdilakukan, malasmandi.
Neurosensori
Gejala : Pusing,
Kenyamanan
Gejala : Adanya nyeri dari nyeri ringan sampai nyeri berat, sangat
Pernapasan
Keamanan
5. Riwayat Psikososial
a. Citra Tubuh
b. Ideal Diri
c. Harga Diri
e. Pola Interaksi
6. Riwayat Spiritual
7. Pemeriksaan Fisik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. NDx : Nyeri berhubungan dengan penekanan saraf perifer, trauma
jaringan, pembentukan edema.
Tujuan : :
Klien akan melaporkan nyeri berkurang/teratasi, dengan kriteria :
a. Klien mengatakan nyeri hilang
b. Ekspresi wajah ceria
c. Vital sign dalam keadaan normal.
INTERVENSI:
a. Kaji tingkat nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas (0 – 10).
Dan perhatikan reaksi verbal dan non verbal yang ditunjukkan.
RASIONAL :Membantu dalam mengidentifikasi derajat
ketidaknyamanan dan keefektifan analgetik karena pengangkatan
jaringan otot dan system limfe dapat mempengaruhi nyeri yang
alami.
b. Monitor tanda-tanda vital.
RASIONAL : Perubahan tanda-tanda vital dapat diakibatkan oleh
rasa nyeri dan merupakan indikator untuk menilai keadaan
perkembangan penyakit.
c. Atur posisi yang menyenangkan.
RASIONAL : Perubahan posisi dapat mengurangi stimulasi nyeri
akibat penekanan.
d. Pemberianobatanalgetik
RASIONAL :Analgetik berfungsi menghambat rangsangan nyeri
dari saraf perifer sehingga nyeri tidak dipersepsikan
2. NDx : Resiko infeksi berhubungan dengan Ulkus
Tujuan : Klien akan menunjukkan tidak adanya tanda-tanda infeksi
Dengan kriteria:
a) tidak ada panas
b) tidak ada edema
c) tidak ada rasa sakit
d) tidak ada kemerahan
INTERVENSI:
1. Kaji tanda-tanda infeksi
RASIONAL : Infeksi yang hebat dapat menghambat proses
penyembuhan penyakit.
2. Ganti balutan dengan mempertahankan teknik aseptik dan septik
RASIONAL : Menghindari perpindahan kuman dan menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dalam jaringan.
3. Anjurkan klien agar tidak menyentuh area luka .
RASIONAL : Meminimalkan kesempatan infeksi dan kontaminasi
4. Pemberian antibiotik
RASIONAL:
Antibiotikdapatmembunuhbakterisehinggamempercepatpertumbuhanj
aringandanmenghambatterjadinyainfeksi.
3. NDx : nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.
Tujuan :
Klien akan menunjukkan tidak adanya tanda-tanda ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan dengan kriteria :
a) Nafsu makan baik
b) Porsi makan dihabiskan
c) Berat badan normal, sesuai dengan tinggi badan.
INTERVENSI:
1. Kaji nafsu makan.klien.
RASIONAL : Mengetahui sejahmana terjadinya perubahan pola
makan dan sebagai bahan untuk melaksanakan intervensi.
2. Kaji hal-hal yang menyebabkan klien malas makan.
RASIONAL : Mendeteksi secara diri dan tepat agar mencari intervensi
yang cepat dan tepat untuk penanggulangannya.
3. Anjurkan klien untuk makan porsi sedikit tapi sering.
RASIONAL : Porsi yang sedikit tapi sering membantu menjaga
pemasukan dan rangsangan mual/muntah.
4. Anjurkan dan ajarkan melakukan kebersihan mulut sebelum makan.
RASIONAL :Menimbulkan rasa segar, mengurangi rasa tidak nyaman,
sehingga berefek meningkatkan nafsu makan.
4. NDx : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan :
Klien akan menunjukkan aktivitas intolerance yang adekuat, dengan
kriteria :
a) Klien mampu beraktivitas sendiri
b) Klien tidak mengeluh sakit pada saat beraktivitas
INTERVENSI:
1. Kaji derajat imobilitas klien
RASIONAL : Derajat imobilisasi merupakan pedoman untuk
menentukan intervensi.
2. Bantu klien dalam pergerakan pasif.
RASIONAL : Membantu dalam pergerakan yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kekakuan otot.
3. Rubah posisi klien.
RASIONAL : Mengubahan posisi dapat memper-lancar sirkulasi
darah keseluiruh tubuh sehingga tidak terjadi kekakuan otot dan
kerusakan kulit.
4. Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
RASIONAL :Kebutuhan klien dapat terpenuhi sehingga klien merasa
diperhatikan.
5. NDx : Devisit perawatandiri berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan:
Klien akan menunjukkan perawatan diri yang adekuat, dengan criteria :
a) Klien merasa nyaman
b) Kulit, rambut bersih
c) Kuku pendek dan bersih.
INTERVENSI:
1. Kaji kemampuan rawat diri klien
RASIONAL : Sebagai indikator tindakan perawatan selanjutnya
2. Mandikanklien (lap Basah)
RASIONAL : Memenuhi kebuituhan hygiene klien dan memberikan
rasa nyaman dan segar.
3. Beri HE tentang pentingnya kebersihan diri.
RASIONAL: Mendorongklienuntukmemenuhikebutuhankebersihan.
6. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan,
Tujuan
:Klienakanm,elaporkankebutuhanistirahattidurterpenuhidengankriteria :
d) Klientidakseringterbangun
e) Klientidaksusahtidur
INTERVENSI :
1. Kajipolatidurklien
RASIONAL
:Denganmengetahuipolatidurklienakanmemudahkandalammenentukani
ntervensiselanjutnya.
2. Beriposisi yang menyenangkanwaktuklienakantidur.
Brunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC