Anda di halaman 1dari 9

JOURNAL

Oral Ondansetron versus Domperidone for Acute


Gastroenteritis in Pediatric Emergency Departments:
Multicenter Double Blind Randomized Controlled
Trial

Pembimbing :

dr. Oki Fitriani, Sp.A, M.Kes

Disusun oleh :

Primadilla Rahma Anggia Ayu

1102015178

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

RUMAH SAKIT DR. DRAJAT PRAWIRANEGARA SERANG

1
PERIODE APRIL – JUNI 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penyusunan jurnal
dengan judul “The Effect of Adjuvant Zinc Therapy on Recovery from Pneumonia
in Hospitalized Children: A Double-Blind Randomized Controlled Trial” dapat
saya selesaikan penyusunannya dalam rangka memenuhi salah satu tugas sebagai
ko-asisten yang sedang menjalani kepaniteraan klinik ilmu kesehatan anak di
Rumah Sakit Umum Dr. Drajat Prawiranegara Serang.
Dalam menyelesaikan presentasi jurnal ini, saya mengucapkan terima kasih
kepada dr. Oki Fitriani, Sp.A, M.Kes selaku pembimbing dalam penyusunan jurnal
reading dan sebagai salah satu pembimbing selama menjalani kepaniteraan ini.

Apabila terdapat kekurangan dalam menyusun presentasi ini, saya akan


menerima kririk dan saran. Semoga presentasi jurnal ini bermanfaat bagi kita
semua.

Serang, 26 mei 2019

Primadilla Rahma Anggia Ayu

Penyusun

2
Abstrak

Latar belakang masalah : Pneumonia adalah salah satu penyebab kematian yang
umum terjadi pada anak-anak. Beberapa penelitian menunjukkan keuntungan dari
penggunaan suplemen zinc untuk pengobatan pneumonia.
Tujuan : Untuk mengetahui efek dari pemberian zinc pada pengobatan penyakit
pneumonia pada anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
Metode : Menggunakan Parallel Double-Blind Randomized Controlled Trial yang
dilakukan di Rumah Sakit Ayatollah Golpaygani di Qom, 120 anak-anak usia 3-60
bulan dengan pneumonia secara acak dibagi menjadi 1:1 yang menerima zinc atau
placebo (5 mL setiap 12 jam) bersamaan dengan pemberian antibiotic yang umum
diberikan sampai pulih. Hasil yang dilihat adalah masa pemulihan dari pneumonia
termasuk menghilangkan gejala klinis dan lamanya perawatan di rumah sakit.
Hasil : Perbedaan antara dua kelompok dalam semua gejala klinis saat masuk dan
variabel yang mempengaruhi penyakit seperti usia dan jenis kelamin tidak
signifikan secara statistik pada awal (P <0.05). dibandingkan dengan kelompok
plasebo, kelompok yang mendapatkan zinc menunjukkan penurunan yang
signifikan secara statistik dalam durasi gejala klinis (P = 0.044) dan perawatan di
rumah sakit (P = 0.004).
Kesimpulan : pemberian tambahan zinc dapat mempercepat proses penyembuhan
dan menghasilkan penyembuhan gejala klinis yang lebih cepat pada anak-anak
dengan pneumonia. secara umum, pemberian zinc, bersama dengan perawatan
antibiotik umum, direkomendasikan pada kelompok anak-anak serta dapat
mengurangi resistensi obat yang disebabkan oleh beberapa terapi antibiotik.

3
Pendahuluan
Infeksi saluran pernafasan bawah merupakan salah satu penyakit yang
paling umum dapat ditemukan pada anak-anak yang disertai dengan tingkat
kematian yang tinggi dan terutama pada anak kecil. Infeksi ini merupakan penyebab
kematian di kalangan anak-anak di bawah 5 tahun di negara-negara berkembang,
terhitung hampir sepertiga dari kasus.
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bawah
yang paling umum. WHO memperkirakan sekitar 4 juta kematian karena
pneumonia. Setengah dari kasus terjadi pada anak-anak kurang dari 1 tahun.
Di sisi lain, kekurangan gizi memegang peranan penting dalam
meningkatkan prevalensi, keparahan dan prognosis dari pneumonia terutama
dikalangan anak-anak. Defisiensi zinc dan defisiensi zat besi adalah salah satu
masalah gizi yang paling umum di Iran dan banyak negara berkembang.
Berdasarkan data statistik, sekitar 50% masalah gizi disebabkan oleh gabungan dari
kedua zat tersebut.
Zinc adalah zat gizi yang penting. Zat ini memegang peranan penting dalam
perkembangan fisik saluran pencernaan dan sistem imun. Defisiensi zinc pada
anak-anak dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan meningkatkan
terjadinya infeksi (pneumonia, gastroenteritis) melalui melemahnya sistem
kekebalan tubuh dan mengubah sistem saraf dan perilaku.
Banyak penelitian mengenai terapi dan profilaksis penyakit infeksius
dengan menggunakan zinc. Penggunaan zinc dapat secara signifikan mengurangi
insiden gastroenteritis dan pneumonia. Dan apabila terdapat kekurangan zinc dapat
menyebabkan melemahnya sistem kekebalan dan meningkatkan resiko penyakit
infeksi yang serius seperti diare dan malaria. Penelitian lain menunjukkan kadar
zinc dalam tubuh anak-anak dengan pneumonia dan gastroenteritis lebih rendah
dibadingkan pada anak lain seumurannya.
Berdasarkan laporan tahunan WHO 2003 telah menekankan pentingnya
menambahkan zinc sebagai suplemen untuk makanan sehari-hari. Gejala klinis dari
kekurangan zinc selama masa kanak-kanak antara lain diare akut maupun kronik
yang diikuti dengan kekurangan gizi, kelainan psikiatri, dan gangguan tingkah laku.
Kekurangan zinc kronik dapat menyebabkan alopesia, gangguan pertumbuhan, lesi

4
di kulit dan yang paling umum terjadi pada anak-anak adalah mudah terkena infeksi
seperti pneumonia.
Suplemen zinc dapat mencegah dan mengurangi terjadinya pneumonia.
Suplemen zinc juga dapat mengurangi episode diare dan mengatasinya. WHO dan
UNICEF menyarankan anak-anak yang tinggal di negara berkembang harus
mengkonsumsi suplemen zinc 10-12 hari dengan dosis : 10mg untuk bayi < 6 bulan
setiap hari dan 20mg untuk bayi > 6 bulan setiap hari. Tujuan dari pemberian
suplemen zinc ini adalah untuk mengurangi kejadian diare akut dan mempercepat
pemulihan pneumonia berat di negara-negara berkembang.
Tujuan dalam jurnal ini yaitu untuk menilai perbaikan klinis dari pemberian
zinc pada anak usia 3 – 60 bulan yang di rawat dengan pneumonia dan diasumsikan
zinc efektif dalam memulihkan gejala klinis dan durasi perawatan di rumah sakit.
Metode
Penelitian ini bersifat paralel, double blind, randomized controlled clinical
trial. dilakukan dengan subjek sebanyak 120 anak-anak usia 3 – 60 bulan yang
menderita pneumonia. Setelah mendapatkan persetujuan dari University Research
Council dan Komite Etik. Semua subjek merupakan pasien rawat inap di Rumah
sakit Ayatollah Golpaygani di Qom, Iran. Dari Juni 2012 sampai Juni 2013. Orang
tua pasien melengkapi dan menandatangani formulir informed consent untuk
mengikuti penelitian ini.
Subjek dipilih secara acak, dengan metode randomisasi sederhana (1:1)
kelompok terapi mendapatkan zinc dan kelompok kontrol mendapatkan plasebo (5
mL setiap 12 jam) bersamaan dengan pemberian antibiotik yang umum digunakan
untuk pengobatan pneumonia. Subjek, orang tua dan yang menilai hasilnya
dibutakan dalam penelitian jurnal ini.
Pasien yang menerima plasebo mendapatkan larutan yang sama dengan syrup
suplemen zinc hanya saja tanpa kandungan zinc. Hasil utama pada penelitian ini
adalah melihat pemulihan dari pneumonia termasuk insiden dan remisi gejala klinis
dan durasi perawatan di rumah sakit.
Kriteria diagnosis pneumonia, tanda dan gejala berdasarkan Textbook
Nelson of Pediatric. Riwayat penyakit pada saluran pernapasan di keluarga,
penyakit infeksi yang menyebabkan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit,

5
lamanya gejala dan riwayat penggunaan obat di rumah, vaksinasi influenza pada
keluarga semua dicatat. Gejala seperti batuk, demam, takipneu, takikardi, gangguan
pernafasan saat masuk rumah sakit, efusi pleura dan bronkhopneumonia pada hasil
x-ray dada juga dievaluasi. Anak yang mendapatkan terapi zinc, menderita gizi
buruk, dan anak dengan gejala gastroenteritis dan penyakit lain tidak dimasukkan
ke dalam penelitian.
Data di analisis menggunakan uji chi-square dan uji fisher’s memakai SPSS
16 dengan tingkat signifikasi dianggap 0.05.
Hasil

Total 120 pasien pneumonia yang di rawat di rumah sakit dalam periode
juni 2012 – juni 2013, secara acak dibagi menjadi 60 anak mendapatkan terapi zinc
dan 60 anak lainnya mendapatkan plasebo. Tidak ada yang keluar ataupun
dikeluarkan setelah randomisasi. Karakteristik awal responden seimbang dalam 2
kelompok penelitian, tidak ada perbedaan signifikan diantara kedua kelompok
berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Riwayat penyakit keluarga pada saluran pernafasan pada kelompok terapi


dan kelompok kontrol adalah masing-masing 18,3 dan 13,3. Vaksinasi influenza di
keluarga, terdapat 3,3% pada kelompok terapi mempunyai riwayat vaksinasi dan

6
pada kelompok kontrol tidak ada riwayat vaksinasi. Pada kelompok terapi, tingkat
infeksi yang mengarah ke perawatan di rumah sakit seperti pneumonia (pada kedua
variabel) diperkirankan sebesar 30%. Pada kelompok kontrol, tingkat infeksi yang
mengarah ke perawatan di rumah sakit masing-masing sebesar 43,3% dan 40%.
Tidak ada perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok.
Pada kelompok terapi, kejadian seperti gejala batuk, demam, takipneu,
takikardi dan distress pernafasan di awal masuk rumah sakit dilaporkan 96.7, 36.7,
10, 6.7 atau 15% dan dikelompok kontrol 100, 25, 8.3, 3.3 atau 16,7%. Tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Bahkan, tidak ada perbedaan
yang signifikan antara keduanya mengenai evaluasi dari foto thorax dada pada
kedua kelompok karena efusi pleura dan bronkhopneumonia. Prevalensi temuan
radiologis pada kelompok terapi adalah 50% dan 26,7% masing-masing. Dan
prevalensi pada kelompok kontrol adalah 48,3% dan 25% masing-masing.
Pada tabel 2 menunjukkan durasi gejala dan pengobatan di rumah serta
durasi perawatan di rumah sakit dan remisi gejala klinis terdapat perbedaan yang
signifikan antara kedua kelompok dalam hal durasi gejala dan lamanya perawatan
di rumah sakit.
Diskusi
Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi efek dari pemberian zinc
pada pasien pneumonia usia 3 – 60 bulan yang di rawat di bangsal anak rumah sakit.
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam
beberapa hal yang mempengaruhi penyakit tersebut seperti usia, jenis kelamin,
riwayat keluarga seperti infeksi pada saluran pernafasan dan penyakit infeksi yang
menyebabkan perlunya perawatan di rumah sakit. Gejala yang sama seperti batuk,
demam, takipneu, takikardi dan distress pernafasan saat masuk rumah sakit dan
sebelum mendapatkan intervensi kurang lebih sama.
Meskipun terdapat perbedaan yang utama antara anak pada kelompok terapi
dengan kelompok kontrol yaitu dari kandungan zinc yang diberikan bersamaan
dengan terapi antimikroba untuk pneumonia.
Pada penelitian ini dan dibandingkan dengan penelitian lain. Penurunan yang
signifikan dapat ditemukan pada lamanya perawatan di rumah sakit dan pemulihan

7
gejala pneumonia pada anak yang mendapatkan terapi zinc. Hasil ini sama dengan
penelitian lain dalam bidang ini. Beberapa penelitian sebagai berikut :
Brooks et.al. melaporkan pemberian zinc pada anak usia 2 – 23 bulan dan
di rawat di rumah sakit karena pneumonia berat menunjukkan penurunan gejala
takipneu, anorexia, kegelisahan dan durasi rawat inap di rumah sakit yang
signifikan.
Penelitian yang sama di India (2007) pada 299 anak usia 2 – 23 bulan dan
di rawat di rumah sakit karena pneumonia berat menunjukkan bahwa, dibandingkan
dengan kelompok kontrol, gejala klinis penyakit membaik lebih cepat dan durasi
rawat inap di rumah sakit berkurang signifikan setelah pasien mendapatkan terapi
zinc.
Pada penelitian lain di India yang dilakukan pada 153 anak usia 2 – 24 bulan
yang dirawat di rumah sakit karena infeksi saluran pernafasan bawah dan terbagi
menjadi 2 kelompok (kelompok pertama mendapatkan 10mg zinc + vitamin A
setiap hari, dan kelompok kedua mendapatkan plasebo + vitamin A) dimana
hasilnya menunjukkan kelompok pertama lebih cepat masa pemulihannya
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terapi zinc dapat mengurangi durasi
gejala dan kondisi klinis pasien.
Penelitian lain di India (2003), yang dilakukan pada 2482 anak sehat usia 6-
30 bulan, menunjukkan prevalensi pneumonia lebih rendah pada kelompok terapi
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil ini mengindikasikan untuk
mengurangi durasi dari gejala dan mempercepat proses pemulihan pneumonia, zinc
juga dapat mencegah penyakit pneumonia. penelitian di University of Mashhad
pada 200 anak usia pra sekolah dasar (2009), menunjukkan dibandingkan kelompok
kontrol gejala serangan berkurang pada kelompok terapi zinc. Hasil ini
menunjukkan zinc dapat digunakan sebagai profilaksis penyakit saluran pernafasan
di antara anak-anak melalui peningkatan status gizi mereka.

8
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan membandingkannya dengan penelitian
serupa dalam bidang ini. Dapat disimpulkan bahwa zinc dapat mempercepat
pemulihan dari pneumonia dan dengan cepat dapat memulihkan gejala pada anak-
anak yang menderita penyakit ini. Secara keseluruhan penggunaan zinc bersama
dengan terapi antibiotik direkomendasikan pada kelompok anak-anak. terapi zinc
juga dapat mengurangi resistensi obat yang disebabkan karena penggunaan
beberapa antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai