Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap orang, apalagi lansia (lanjut usia), tentu pernah merasakan nyeri selama
perjalanan hidupnya. Perasaan nyeri ini kualitas dan kuantitasnya berbeda dari satu orang ke
orang lain, tergantung dari tempat nyeri, waktu, penyebab dan lain-lain. Pada lansia rasa
nyeri ini sudah menurun, sehingga keluhan akan berkurang, karena kepekaan sarafnya sudah
mulai berkurang bahkan bisa sampai hilang sama sekali. Karena berkurangnya rasa nyeri
inilah maka diagnosis nyeri pada lansia seringkali sulit atau bahkan kabur untuk dapat
menentukan tempat/daerah asal nyeri (Warfields, 1991; Park and Fulton, 1991).
Nyeri adalah masalah bagi pasien dalam semua kelompok usia. Studi secara konsisten
menunjukkan nyeri yang tidak ditangani dengan baik. Studi klasik oleh Marks dan Sachar
melaporkan bahwa 73% pasien medis yang dirawat di rumah sakit mengalami nyeri sedang
sampai berat walaupun telah mendapatkan analgesik narkotik parenteral. Danovan, Dillon,
dan McGuire menemukan bahwa 353 pasien rawat inap medis mengalami nyeri, dan 58%
mengatakan bahwa rasa nyerinya luar biasa. Studi ini menemukan bahwa nyeri ditanyakan
atau dicatat pada kurang dari setengah pasien-pasien tersebut.
Pada lansia assesment dan pengobatan yang diteliti pada penderita nyeri kronis dapat
memberi hasil yang memuaskan (Park B and Fulton 1991). Pada penelitian didapatkan 66%
lansia yang dirawat di nursing home (panti rawat wredha) menderita nyeri kronis dan dari
66% ini 34% tidak terdeteksi sebelumnya. Para lansia sering tidak melaporkan rasa nyeri dan
tanda-tanda lain yang berkaitan dengan nyeri. Keengganan ini mugkin dikarenakan adanya
anggapan bahwa rasa nyeri itu umum didapatkan pada umur-umur lansia atau ada rasa
khawatir bahwa dokter mungkin akan menganggap remeh rasa nyeri tersebut bila
dibandingkan dengan keluhan-keluhan lainnya.
Tingkat kejadian nyeri yang dialami oleh lansia cukup tinggi prevalensinya, maka
membutuhkan terapi untuk mengatasi nyeri. Dalam penatalaksanaan nyeri ada berbagai
macam terapi yang bisa diberikan yaitu seperti (1) terapi farmakologi : opioid, obat
antiinflamasi non-steroid (NSAID), parasetamol, analgesik epidural, entonoks, nefopam,
antikonvulsan, antidepresan, dan kortikosteroid, (2) terapi contract relax stretching, (3) terapi
pedal exercise under compression, (4) terapi infra merah, (5) terapi horticultura, (6) mind
body therapy, (7) terapi pijat, (8) terapi acupuncture, (9) terapi kompres, (10) terapi Herbal
Compress Ball. Pemberian terapi pada lansia harus di perhatikan dengan benar karena lansia
sangat rentan dengan komplikasi, maka perawat dibutuhkan untuk berperan dalam merawat
lansia dan membantu meringankan biaya serta mengurangi efek pengobatan farmakologi
dengan menggunakan terapi modalitas.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nyeri?
2. Apa yang dimaksud dengan obat herbal?
3. Apa sajakah macam – macam obat herbal untuk anti nyeri?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian nyeri
2. Untuk mengetahui pengertian obat herbal
3. Untuk mengetahui macam – macam obat herbal anti nyeri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nyeri
Nyeri adalah sensasi subjektif rasa tidak nyaman yang biasa nya berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Nyeri adalah suatu mekanisme protektif bagi tubuh.ia timbul bilamana jaringan sedang
rusak dan ia menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsang nyeri
tersebut.
Nyeri adalah suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang
dirasakan dalam kejadian- kejadian dimana terjadi kerusakan.
Nyeri adalah suatu sensasi yang disebabkan karena rusaknya jaringan, bisa dikulit sampai
jaringan yang paling dalam. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, nyeri sering dijumpai
pada penderita lansia biasanya sering diterapi secara paliatif, bahkan dengan manajemen
yang sering tidak adekuat.
2.2 Klasifikasi Nyeri
1. Jenis nyeri menurut durasi
a. Nyeri akut
Nyeri akut terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi bedah dan
memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi ( ringan sampai berat)
dan berlangsung untuk waktu singkat.
b. Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah Nyeri yang berlangsung lama, intensitasnya bervariasi dan
biasanya lebih dari 6 bulan. Kata “kronis “berasaldari kata yunani yang berarti”
waktu” dan di hubungkan dengan rasa nyeri yang menetap dan biasanya terus-
menerus,bukan yang berlangsung sewaktu-waktu.

2. Menurut Tempat
1) Superfisial pain (nyeri permukaan/ kulit)
Nyeri kulit berasal dari struktur- struktur superfisial kulit dan jaringan
subcutis. Stimulus yang efektif untuk menimbulkan nyeri di kulit dapat berupa
rangsangan mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. Jika kulit yang terlibat nyeri
dirasakan sebagai menyengat, tajam, mengiris,atau seperti terbakar ; tetapi apabila
pembuluh darah ikut berperan menimbulkan nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut.
2) Deep Pain ( nyeri somatik dalam)
Nyeri somatik dalam mengacu pada nyeri yang berasal dari Otot, tendon,
ligamentum, tulang, sendi, dan arteri. Struktur- struktur ini memiliki lebih sedikit
reseptor nyeri sehingga lokalisasi nyeri sering tidak jelas. Nyeri dirasakan lebih
difus dari pada nyeri kulit dan cenderung menyebar ke daerah di sekitarnya
3) Nyeri Visera
Nyeri visera mengacu pada nyeri yang berasal dari organ- organ tubuh.
Reseptor nyeri visera terletak di dinding otot polos organ- organ berongga (
lambung, kandung empedu, saluran empedu, ureter, kandung kemih) dan di
kapsul organ- organ padat ( hati, pankreas, ginjal).
Mekanisme utama yang menimbulkan nyeri visera adalah peregangan atau
distensi abnormal dinding atau kapsul organ, iskemia, dan peradangan. Struktur-
struktur lain yang dapat di regangkan misalnya, kandung empedu, saluran
empedu, atau ureter, dapat menimbulkan nyeri kolik, sering akibat spasme otot
polos.
4) Reffered Pain ( Nyeri Alihan)
Nyeri alih di definisikan sebagai nyeri yang berasal dari salah satu daerah di
tubuh tetapi di rasakan terletak di daerah lain.

2.3 Pengertian Obat Herbal


Definisi Obat herbal didefinisikan sebagai obat-obat yang dibuat dari bahan alami seperti
tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun tumbuhan liar. Selain itu, obat herbal juga bisa
terdiri dari obat yang berasal dari sumber hewani, mineral atau gabungan antara ketiganya
(Mangan, 2003). Sebanyak 150,000 daripada 250,000 spesies tumbuhan yang diketahui di
dunia adalah berasal dari kawasan tropika. Di Malaysia sahaja, kira-kira 1,230 jenis spesies
tumbuhan telah lama digunakan di dalam rawatan tradisional. Kaum Melayu misalnya sering
menggunakan akar susun kelapa (Tabernaemontana divaricata), akar melur (Jasminum
sambac), bunga raya (hibisus rosa sinensis) dan ubi memban (marantha arundinacea) untuk
rawatan kanser.
Dalam pengobatan tradisional ini, memang masih kurang data-data laboratorium tentang
khasiat serta manfaat tanaman-tanaman tersebut. Oleh sebab itu, di kalangan ahli dokter
moderan menganggap pengobatan alternatif ini kurang ilmiah karena tidak didukung dengan
data klinis yang valid. Para ahli pengobatan tradisional ini pada dasarnya melihat kesehatan
sebagai satu pendekatan holistik di mana jika adanya berlaku gangguan pada salah satu organ
tubuh maka ini akan menyebabkan ketidakseimbangan pada organ tubuh yang lainnya.
Tujuan utama pengobatan ini dilakukan lebih kepada penyembuhan dengan
menyeimbangkan kondisi organ-organ ini dan bukan hanya untuk menghilangkan gejala
sahaja (Mursito, 2002)
Keuntungan utama dalam menggunakan obatan herbal ini adalah biayanya yang murah
(Moh, 1998). Ini karena mudahnya dapat bahan baku ini termasuklah bisa ditanam sendiri di
halaman rumah sebagai bekalan. Kebanyakan tumbuhan ini mudah membesar dan tidak
memerlukan kos penjagaan yang tinggi jika ditanam sendiri. Selain itu, efek samping yang
ditimbulkannya relatif kecil sehingga lebih Universitas Sumatera Utara aman digunakan
daripada obat-obatan modern yang banyak efek sampingnya. Malah di kalangan masyarakat,
obat herbal ini dianggap tidak memiliki efek samping walaupun sebenarnya dalam setiap
tumbuhan ini memiliki bahan kimia cuma dalam dosis yang relatif kecil sehingga tidak
memberikan efek yang besar pada penggunanya (Mangan, 2003).
2.4 Macam – macam Obat Herbal Anti Nyeri untuk Lansia

A. Kompres serutan jahe

Jahe merah memiliki nama ilmiah Zingiber officinale. Jahe merah diperkirakan berasal dari India. Dari
India, dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggar, Tiongkok, Jepang, sampai Timur
Tengah. Jahe kering mengandung beberapa komponen kimia antara lain minyak atsiri, oleoresin,
amilum, air, dan abu.Aroma yang dimiliki jahe disebabkan oleh komponen minyak atsiri, sedangkan rasa
pedas yang ditimbulkannya disebabkan oleh komponen oleorain.

Kompres jahe merah pada hal ini adalah kompres yang diberikan berupa serutan jahe yang
dibuat dari 100 gram jahe merah tanpa dikupas lalu diserut ditambah dengan 100 ml air dan direbus
selama 15 menit. Setelah mendidih di letakkan ke dalam plastik dan dimasukkan dalam termos untuk
menjaga suhu panas. Tunggu suhu hingga 37oC sampai air menjadi hangat. Dikompreskan pada pasien
setiap hari selama 5 hari saat pagi hari selama 20 menit pada daerah persendian yang terasa nyeri

B. Minyak aromaterapi
Penelitian menunjukkan bahwa menghirup extrak tanaman aromaterapi dapat menenangkan
pikiran dan tubuh serta dapat membantu menghilangkan nyeri. Saat ini aromaterapi telah
menjadi standar kelengkapan dalam berbagai perawatan medis. Menurut Dr. Powell, ketika kita
menghirup atau mengoleskan minyak aromaterapi ke kulit maka senyawa kimia yang terkandung
dalam minyak aromaterapi tesebut akan masuk ke dalam aliran darah. Pada akhirnya senyawa
kimia tersebut akan masuk ke sistem limbik yaitu jaringan syaraf di otak yang mengontrol emosi
kita. Oleh karena itu, aromaterapi dapat mengubah persepsi dari nyeri dan juga memperbaiki
mood yang buruk.
Berdasarkan penelitian medis yang telah dilakukan, aromaterapi dapat mengurangi kadar hormon
kortisol penyebab stress, memperlambat denyut jantung, meredakan nyeri, mengurangi
peradangan dan mengurangi rasa cemas dan depresi. Berikut sumber minyak aromaterapi alami
yang dianjurkan Dr. Powell untuk mengurangi rasa nyeri yaitu: bergamot, kayu manis, bunga
geranium, jahe, bunga lavender dan sereh.
Penelitian klinis juga menunjukkan bahwa minyak aroma terapi dapat menghilangkan rasa nyeri
dalam 30 menit namun efeknya dapat berlangsung berjam-jam. Meskipun minyak aromaterapi
dapat menghilangkan nyeri namun fungsinya tidak dapat menggantikan obat penghilang nyeri.
Selain itu, karena berasal dari tumbuhan, minya aromaterapi kemungkinan dapat menimbulkan
reaksi alergi pada orang-orang tertentu.

Anda mungkin juga menyukai