MODUL 3
Perencanaan Lantai Kenderaan
Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution
Materi Pembelajaran :
1. Pendahuluan.
2. Sifat dan Karakteristik Material Beton Untuk Jembatan.
3. Sifat dan Karakteristik Material Baja Tulangan Untuk Jembatan.
4. Faktor beban dan faktor reduksi kekuatan.
5. Korosi Pada Struktur Beton.
6. Prinsip umum perencanaan.
7. Perencanaan pelat lantai kendaraan terhadap lentur.
8. Pemeriksaan Geser Pons pelat lantai kendaraan.
9. Analisa Struktur Pelat lantai Jembatan.
LAMPIRAN.
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa mengetahui dan memahami perencanaan lantai kenderaan jembatan.
DAFTAR PUSTAKA
a) RSNI T-12-2004, Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan.
b) RSNI T-02-2005 Pembebanan Untuk Jembatan.
c) Soemono, Prof.,Ir., ILMU GAYA, Penerbit Jembatan, Djakarta, 1971.
UCAPAN TERIMA KASIH
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id
thamrinnst.wordpress.com
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
L = lebar jalan
Sandaran
Parapet
Lantai kenderaan
S S S S
1. Pendahuluan.
Secara umum lantai jembatan tersusun dari pelat beton bertulang yang merupakan
bagian struktural, lapis aspal sebagai penutup lantai, trotoar dari beton tumbuk bagian non-
struktural, tiang sandaran dari beton bertulang yang duduk diatas parapet lantai, sandaran dari
besi hollow, dan parapet sendiri dari beton tulang yang menyatu dengan pelat lantai
kenderaan.
Pelat lantai beton bertulang dianggap lantai dengan tulangan satu arah, direncanakan
dengan mengikuti kaidah struktur, yaitu menghitung momen lentur dengan mengikuti sifat
balok dengan banyak perletakan. Pembebanan yang diperhitungkan adalah berat sendiri lantai
beton bertulang (beban mati), berat aspal, beban “T”, beban angin melalui kenderaan dan
akibat perubahan temperatur. Disamping akibat momen lentur, juga yang harus diperiksa
adalah geser pons pada lantai akibat tekanan roda kenderaan.
Standar yang dipergunakan dalam perencanaan struktur beton bertulang adalah RSNI
T-12-2204, Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan, dan standar yang berkaitan dengan
perencanaan struktur beton bertulang yaitu SK SNI 03 - xxxx – 2002, Tata cara perhitungan
struktur beton untuk bangunan gedung. Untuk pembebanan jembatan mengacu pada standar
RSNI T-02-2005 Pembebanan Untuk Jembatan.
1
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
L
Sandaran, dari pipa besi
Parapet
S S S S
Ec wc
1,5
0,043 fc ' .....(1)
harga Ec ini bisa bervariasi ± 20%. Ec dinyatakan dalam satuan MPa. Untuk beton normal
3
dengan massa jenis sekitar 2400 kg/m , Ec boleh diambil sebesar 4700 fc ' .
3
wc = berat jenis beton dalam satuan kg/m
fc’ = kuat tekan beton dalam satuan MPa.
2
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
Khusus untuk klasifikasi lingkungan “U”, mutu dan karakteristik beton harus ditentukan
secara khusus agar dapat menjamin keawetan jangka panjang komponen struktur dalam
lingkungan tidak terlindung yang khusus.
4
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
Untuk perlindungan terhadap karat harus diambil tebal selimut beton sebagai berikut :
1. Bila beton dicor di dalam acuan sesuai dengan spesifikasi yang berwenang dan
dipadatkan sesuai standar, selimut beton harus diambil tidak kurang dari ketentuan
yang diberikan pada Tabel 3. untuk klasifikasi tidak terlindung.
2. Bila beton dicor di dalam tanah, tebal selimut ke permukaan yang berhubungan
dengan tanah diambil seperti yang disyaratkan dalam Tabel 3., namun harganya
dinaikkan 30 mm atau 10 mm jika permukaan beton dilindungi lapisan yang kedap
terhadap kelembaban.
3. Bila beton dicor di dalam acuan kaku dan pemadatannya intensif, seperti yang dicapai
dari hasil meja getar, digunakan selimut beton minimum seperti disyaratkan pada
Tabel 4.
4. Bila komponen struktur beton dibuat dengan cara diputar, dengan rasio air-semen
kurang dari 0,35 dan tidak ada toleransi negatif pada pemasangan tulangannya,
selimut ditentukan sesuai Tabel 5.
5
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
Tabel 5 : Selimut beton untuk komponen yang dibuat dengan cara diputar.
Perencanaan kekuatan balok, pelat, kolom beton bertulang sebagai komponen struktur
jembatan yang diperhitungkan terhadap lentur, geser, lentur dan aksial, geser dan puntir,
harus didasarkan pada cara Perencanaan berdasarkan Beban dan Kekuatan Terfaktor
(PBKT) atau cara ultimit.
6
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan regangan dapat berbentuk
persegi, trapesium, parabola atau bentuk lainnya yang menghasilkan perkiraan kekuatan yang
cukup baik terhadap hasil pengujian yang lebih menyeluruh.
Walaupun demikian, hubungan distribusi tegangan tekan beton dan regangan dapat
dianggap dipenuhi oleh distribusi tegangan beton persegi ekivalen, yang diasumsikan bahwa
tegangan beton = 0,85 fc’ terdistribusi merata pada daerah tekan ekivalen yang dibatasi oleh
tepi tertekan terluar dari penampang dan suatu garis yang sejajar dengan sumbu netral sejarak
a = β1c dari tepi tertekan terluar tersebut.
Jarak c dari tepi dengan regangan tekan maksimum ke sumbu netral harus diukur
dalam arah tegak lurus sumbu tersebut.
As
T = As fs
b Regangan Tegangan
7
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
Tulangan bagi
S
Gambar 4 : Letak tulangan pokok dan tulangan bagi.
8
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
4 . As . s
dt
.........(12)
.b
dimana, dt = diameter tulangan perlu.
Mu . fy . . b .d
2 . fy
.1 1/ 2 > Mu (beban kerja)
0,85. fc'
Dimana,
Faktor reduksi kekuatan lentur = 0,80
9
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
ta ta
h h
a b
u v
u
b v a
a = 200 mm ; b = 500 mm
RSNI T-02-2005 Pembebanan Untuk Jembatan
Kekuatan pelat lantai terhadap geser untuk pelat beton bertulang tanpa tulangan geser,
nilai minimum,
Vc 1
.........(14)
6 fc . b'. d
Dimana,
u = a + ta + ta + 1/2h + 1/2h = a + 2 ta + h
v = b + ta + ta + 1/2h + 1/2h = b + 2 ta + h
a = 200 mm
b = 500 mm
b’ = 2 u + 2 v
h = ts = tebal pelat beton (slab)
d = tebal efektif lantai = h – selimut beton.
ta = tebal lapis aspal.
Pelat dianggap seperti balok yang terletak diatas banyak perletakan, dimana bagian
tepi lantai jembatan, dianggap terkekang. Analisa struktur dilakukan dengan metode
Persamaan Tiga Momen. Jumlah medan yang banyak dapat disederhanakan menjadi hanya 4
(empat) medan saja yang ditinjau.
10
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
L
tt = tebal trotoir
S S S S S S S S
A E
B C D
2
S S S S - 1/12 QMS S
1/24 QMS S2
b). Akibat beban mati tambahan yang berasal dari berat lapis aspal dan air hujan, momen
tumpuan maksimum pada (C), dan momen lapangan maksimum pada lapangan (B) – (C).
QMA kN/m’
A E
B C D
S S S S
2 2
- 1/24 QMA S - 5/48 QMA S
5/96 QMA S2
2
1/48 QMA S
Gambar 8 : Hasil analisa struktur akibat berat lapis aspal.
11
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
c). Akibat beban truk (PTT), momen tumpuan maksimum pada (C), dan momen lapangan
maksimum pada lapangan (B) – (C).
BEBAN T (PTT) , kN
P P
a1 b1 a2 b2
A E
B C D
S S S S
- 1/16 P S - 5/32 P S
1/32 P S 9/64 P S
d). Akibat beban angin (PEW), momen tumpuan maksimum pada (C), dan momen lapangan
maksimum pada lapangan (B) – (C).
BEBAN EW (PEW) , kN
(Momen tumpuan (C) dan lapangan maksimum)
P
a1 b1
A E
B C D
S S S S
- 3/37 P S - 35/384 P S - 1/77 P S
3/74 P S 2/77 P S
10/61 P S
Gambar 10 : Hasil analisa struktur akibat beban angin.
12
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
e). Akibat perobahan temperatur, momen lapangan maksimum pada lapangan (B) – (C).
T T
A E
B C D
S S S S
1/4 T EI/h 1/4 T EI/h
1/2 T EI/h Geometri penampang
7/8 T EI/h h
5/4 T EI/h 1000 mm
T T
A E
B C D
S S S S
1/4 T EI/h
1/2 T EI/h 1/2 T EI/h
13
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
LAMPIRAN A
BEBAN MATI (BERAT SENDIRI), QMS kN/m’
Beban mati (berat sendiri)
QMS kN/m’
A E
B C D
S S S S
2
- 1/12 QMS S - 1/12 QMS S2
- 1/12 QMS S 2
1/24 QMS S2
6 E I 3 E I 3 E I 6 E I 24 E I 24 E I
1 M B 2 3 M C 1 M D 1 Q. S 2 .....(3)
6 6 12
MA ME ; MB MD .....(4)
1 ( 1 Q. S 2 1 M B ) 2 M B 1 M C
1
Q. S
2
6 8 2 3 6 12
7 M B 1 M C 1 Q. S 2 .....(5)
12 6 16
Substitusikan pers.(4) kedalam pers.(3), diperoleh,
1 MB
2
3 M C 1 M B 1 Q. S 2
6 6 12
14
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
1 MB 2 M C 1 Q. S 2 .....(6)
3 3 12
Dari pers.(5) dan pers.(6),
7 M B 1 M C 1 Q. S 2 x | 6/1 |
12 6 16
1 M B 2 M C 1 Q. S 2 x | 3/2 |
3 3 12
2
4212 M B M C
6 Q. S
16
1 2
1 MB MC Q. S
2 8
3M B 14 Q. S 2
2
MB 1 Q. S (momen tumpuan negatip) .....(7)
12
Substitusikan pers.(7) kedalam pers.(5) atau pers.(6), diperoleh,
7 ( 1 Q. S 2 ) 16 M C 1 Q. S 2
12 12 16
1 M C 1 Q. S 2
6 72
2
MC 1 Q. S (momen tumpuan negatip) .....(8)
12
Substitusikan pers.(7) kedalam pers.(1), diperoleh,
MA
1
8 Q. S 2 1 ( 1 Q. S )
2
2 12
2
M A 1 Q. S (momen tumpuan negatip) .....(9)
12
Momen lapangan (B – C),
B C
- 1/12 Q S2 - 1/12 Q S2
2
1/24 Q S 1/8 Q S2
15
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
LAMPIRAN B
BEBAN MATI TAMBAHAN, QMA kN/m’
(Momen tumpuan (C) dan lapangan maksimum)
QMA kN/m’
A E
B C D
S S S S
2 2
- 1/24 QMA S - 5/48 QMA S
2
5/96 QMA S2
1/48 QMA S
Gambar 15 : Analisa struktur akibat berat aspal dan air hujan.
6EI 3EI 3 E I 6 E 24 E I 24 E I
I
1 MB 2 3 M
C 1 M 1 Q. S 2
D .....(3)
6 6 12
MA ME ; MB MD .....(4)
1 ( 1 2 M B ) 2 M B 1 MC
1
Q. S
2
6 3 6 24
7 M B 1 M C 1 24 Q. S 2 .....(5)
12 6
Substitusikan pers.(4) kedalam pers.(3), diperoleh,
16
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
B
1M 2 MC 1 MB 1 Q. S
2
6 3 6 12
2
1 M B 2 MC
1
Q. S .....(6)
3 3 12
Dari pers.(5) dan pers.(6),
7 MB
1
MC
1
24 Q. S 2 x | 6/1 |
12 6
B 2 1 2
1M MC Q. S x | 3/2 |
3 3 12
1 2
42 M B MC Q. S
12 4
1 2
1 M B M C Q. S
2 8
B 1 2
3M Q. S
8
1 2 .....(7)
M B 24 Q. S (momen tumpuan negatip)
- 1/24 Q S2 - 5/48 Q S2
1/8 Q S2
5/96 Q S2
S
17
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
LAMPIRAN C
BEBAN Truk T (PTT) , kN
(Momen tumpuan (C) dan lapangan maksimum)
P P
a1 b1 a2 b2
A E
B C D
S S S S
- 1/16 P S - 5/32 P S
1/32 P S 9/64 P S
1 a1 .b1 .(S a1 ) a 2 .b2 .(S b2 ) .....(3)
6 B 3 C 6 D 2
6
S
MA ME ; MB MD .....(4)
18
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
1 1 2 1 M 1
( M ) M P.a1 .b1 .(S b1 )
6 2 3 6 6
B B C 2
1 M S
7 M 1 P.a 1 .b1 .(S b1 )
.....(5)
12 6 6 S2
B C
Substitusikan pers.(4) kedalam pers.(3), diperoleh,
2 M 1 M P
1 M
a1 .b1 .(S a1 ) a 2 .b2 .(S b2 )
6 B 3 C 6 B 2
6S
1 M 2 M P a1 .b1 .(S a1 ) a 2 .b2 .(S b2 ) .....(6)
3 B 3 C 2
6
Dari pers.(5) dan pers.(6),
Kejadian khusus,
a1 = a2 = b1 = b2 = ½ S
M 1 P . S (momen tumpuan B, bertanda negatip) .....(8)
B 16
Substitusikan pers.(7) kedalam pers.(6), diperoleh,
P 1 1 2
a .b
. (S b ) .(S a )
a .b .(S b ) MC
9S2 4 2 2 2
1 1 1
1
4
3
P a1 .b .(S a ) a .b .(S b )
1 1 2 2 2
2
6S
M C P a 1 7 (S a 1 .(S a 7 a 2 .b2 .(S b
) ) )
.b . .....(9)
S 2 1 1 1 2
24 6 24
Kejadian khusus, ....(10)
a1 = a2 = b1 = b2 = ½ S
5
M C 32 P . S (momen tumpuan C, bertanda
19
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
P 1 1
a .b )
MA . (S b ) .(S a a 2 .b2 .(S b2 ) ....(11)
6 2 1 1 1
1
4 4
S
(momen tumpuan positip)
Kejadian khusus,
a1 = a2 = b1 = b2 = ½ S
M 1 P . S (momen tumpuan A, bertanda positip) ...(12)
A 32
Momen lapangan (B – C),
B C
- 1/16 P S - 5/32 P S
1/4 P S
9/64 PS
S
M (BC)
1 1
4 P. S 2 116 P. S 532 P. S
M (B C) P. S (positip) .....(10)
9
64
20
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
LAMPIRAN D
BEBAN Angin EW (PEW) , kN
(Momen tumpuan (C) dan lapangan maksimum)
P
a1 b1
A E
B C D
S S S S
- 3/37 P S - 35/384 P S 1/77 P S
3/74 P S 2/77 P S
10/61 P S
MC.S M D . SM D . S ME.S
21
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
.S M .S
M E D 0
3 E I6 E I
1 1
3ME 6MD 0
1 .....(5)
M E 2MD
Substitusikan pers.(1) kedalam pers.(2), diperoleh,
16 ( 1 2 M ) 2 3 M 1 6 M 1 P.a 1 .b1 .(S b1 )
6 S 2
B B C
7 M 1 M 1 P.a 1 .b1 .(S b1 )
.....(6)
12 6 6 S 2
B C
22
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
Kejadian khusus,
a 1 = b1 = ½ S
3 .....(12)
M B 37 P. S (momen tumpuan B, bertanda negatip)
B C
- 3/37 P S - 35/384 P
1/4 P S
10/61 PS
S
1 P. S 1 3
M
(BC)
4 2 37
P. S
35
384
P. S
M (B C)
10 61 P. S (positip) .....(15)
23
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
LAMPIRAN E
BEBAN Temperatur ET (PET)
T T
A E
B C D
S S S S
1/4 T EI/h 1/4 T EI/h
1/2 T EI/h Geometri penampang
7/8 T EI/h h
5/4 T EI/h
1000 mm
M A . S M B . S M B . S M C . S 1 T . . S
6EI 3EI 3 E I 6 E 2 T . . h 2 T . . h
I
1 M 2 M 1 M T . . E . .....(3)
I
6 3 6 h
B C D
1 ( 1 M )
2 M 1 M 1 T . . E . I
6 2 3 6 2 h
B B C
7 M 1 M 1 T . . E . I .....(5)
12 6 2 h
B C
2
4
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
B C
1/2 T EI/h
7/8 T EI/h
5/4 T EI/h
LAMPIRAN F
BEBAN Temperatur ET (PET)
T T
A E
B C D
S S S S
1/4 T EI/h
1/2 T EI/h 1/2 T EI/h
M A . S M B . S M B . M C . S 1 T . . S
S
6EI 3EI 3EI 6EI 2 h
1 M 2 M 1 M 1 T . . E . I .....(2)
6 3 6 2 h
A B C
1 ( 3 T . . E . 1 2 1 M 1 T . . E . I
M ) M
I
6 2 h 2 3 6 2 h
B B C
7 M M 1 T . . E . .....(5)
1 I
12 6 4 h
B C
2
6
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2010 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil.
27