Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit jantung iskemik (Ischaemic Heart Disease) adalah suatu kondisi
kesehatan yang serius, penyakit jantung tersebut mempengaruhi jutaan orang di seluruh
dunia. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penyakit jantung iskemik mempengaruhi
orang-orang dari setiap jenis kelamin dan ras, dan sering terjadi sebelum seseorang
berumur 20 tahun serta disebabkan oleh sejumlah faktor resiko.
B. Rumusan masalah
a. Jelaskan pengertian dan penyebab ischemic heart disease?
b. Jelaskan perubahan patologi, gejala dan komplikasi ischemic heart disease?
c. Jelaskan pemeriksaan dan penatalaksanaan fisioterapi pada ischemic heart
disease?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian, penyebab ischemic heart disease.
b. Mengetahui perubahan patologi, gejala dan komplikasi ischemic heart disease.
c. Mengetahui pemeriksaan dan penatalaksanaan fisioterapi pada ischemic heart
disease.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ischemic Heart Disease (Penyakit Jantung Iskemik)


Ischemic heart disease (IHD)/Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang
disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke
otot jantung. Karena sumbatan ini, terjadi ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan
oksigen otot jantung yang dapat mengakibatkan kerusakan pada daerah yang terkena sehingga
fungsinya terganggu.
Penyakit jantungiIskemik atau Ischaemic Heart Disease (IHD) adalah keadaan berkurangnya
pasokan darah pada otot jantung , biasanya karena penyakit arteri koroner ( aterosklerosis dari
arteri koroner ).
Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berbagai etiologi, yang menyebabkan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard. Penyebab paling umum
iskemia miokard adalah aterosklerosis. Keberadaan aterosklerosis menyebabkan penyempitan
pada lumen pembuluh arteri koronaria epikardial sehingga suplai oksigen miokard berkurang.
Iskemia miokard juga dapat terjadi karena kebutuhan oksigen miokard meningkat secara tidak
normal seperti pada hipertrofi ventrikel atau stenosis aorta. Jika kejadian iskemik bersifat
sementara maka berhubungan dengan angina pektoris, jika berkepanjangan maka dapat
menyebabkan nekrosis miokard dan pembentukan parut dengan atau tanpa gambaran klinis
infark miokard (Isselbacher, 2000).
B. Etiologi IHD
Penyebab terbanyak iskemik jantung adalah berkurangnya pemasukan darah pada otot
jantung yang disebabkan kareana penyumbatan oleh thrombus pada arteri koronaria yang
berpenyakit di daerah dekat aterosklerotik. Lebih umum laki-laki dari wanita , usia 45 thn tapi
usia muda juga bisa terjadi . Arteri Coronary kiri lebih sering dari kanan menyebabkan suplay
darah ke ventrikel kiri , apex , septum interventrikular dan anterior surface atrium berkurang.
Riwayat kesehatan membedakan antara penyebab lain untuk sakit dada (seperti dispepsia,
nyeri muskuloskeletal, emboli paru ). Sebagai bagian dari penilaian dari tiga presentasi utama
IHD, faktor risiko ditangani. Ini adalah penyebab utama dari aterosklerosis(proses penyakit yang
mendasari IHD): umur, jenis kelamin laki-laki, hyperlipidaemia (tinggi kolesterol dan lemak
tinggi dalam darah),merokok , hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes , dan sejarah keluarga
C. Perubahan Patologi
a. Sudden Occlusion
Embolus atau thrombus besar menyumbat arteri coronary kiri maka
myocardium ventrikel kiri tidak mampu memompa darah dengan kuat untuk
mempertahanakan sistim sirkulasi sehingga terjadi suplay darah ke Otak dan pusat vital
di otak sehingga otak tidak sadar dan mati . Kematian dalam 2 menit - 2 jam sangat
tinggi pada kondisi ini . Harapan hidup bila blok hanya pada arteri kecil dan jantung
dapat sembuh berfungsi kembali tergantung derjat kerusakan . Hypertropi otot jantung
akan dapat mempertahankan tekanan darah
b. Gradual Occlusion
Jika terjadi sirkulasi kollateral dan fungsi jantung akan tetap normal dalam waktu
lama . Jika collaeral sirkulasi tidak terjadi , otot jantung akan hypertropi untuk
kompensasi tapi kadang tjd gagal jantung . Pasien akan mengalami episode ; Nyeri
Chest Hebat atau kollaps ringan  hasil pemeriksaan akan ditemukan ada Block pada
arteri . Coronary artery Grafting dilaukan akan dapat merubah harapan hidup yang baik

D. Tanda dan Gejala Ischemic Heart Disease


1. Nyeri Dada(Angina)
Stres secara fisik maupun secara emosional dapat memicu sesak dan rasa tidak
nyaman di dada seperti ada tekanan pada dada. Rasa nyeri ini disebut angina, ini
merupakan tanda atau gejala dari penyakit jantung koroner. Nyeri dada yang terjadi saat
Anda melakukan aktivitas fisik yang berat dan hilang setelah beristirahat juga
merupakan ciri khas dari angina.
2. Dyspnea
Sesak napas saat aktivitas berat dan sesudahnya dan saat Rest bila ada Udema
Paru. Myocardial Iskemia berat tidak bisa Lying kerena adanya gaya gravitasi yg
menyebabkan darah kembali ke jantung lebih banyak sehingga akan menyebabkan sesak
nafas (menamba beban pada Jantung yg mengalami gangguan), akibat organ abdomen
menekan diaphragma meningkatnya udema dan congestion paru. Dyspnoe bisa juga
akibat anoksia jaringan = kekurangan darah pada jaringan akibat kurangnya suplay darah
dari jantung.
3. Perubahan warna kulit
 Kulit : keabu-abuan , pucat , biru khususnya muka
 Kebiruan indikasi syanosis perifer akibat meningkatnya CO2 darah oleh
menurunnya Cardiac Output
 Pucat / keabu-abuan kerena suplay darah arteri jelek /kurang .
4. Berkeringat
Jika berkeringat lebih tanpa adanya alasan yang masuk akal dan jelas, terlebih keluarnya
air keringat begitu banyak dan berlebihan.
5. POLS (denyut nadi) DN normal = 70-80 denyutan/ menit
Pemeriksaannya diraba pada arteri radialis , carotis, dan dorsum pedis. Bradycardia =
(DN di bawah normal) danTachycardia = (DN di atas normal )  Palpasi lemah,
irregular, hilang atau tidak teraba akibat berkurangnya Cardiac output adalah Jumlah
darah yang dipompa keluar jantung dalam satu menit .Pols kurang 40 X /menit bisa
terjadi pada Heart Block
6. Pyrexia
Suhu meningkat satu atau dua hari post oklusi yang menyebabkan infark akibat proses
nekrosis pada Myocardium
7. Pericardial Rub
Terjadi Jika infark pada Pericardium ( stetoskop ) akibat inflamasi pada permukaan
pericardium saling bergesek.
8. Radiograph
Jantung melebar dan nampak Hyperthropy pada Myocardium (normal jantung ½ lebar
chest keatas).
9. Oedema
Jika jantung gagal/lemah terjadi retensi sodium dan cairan di Ginjal dimana cairan
berlebihan di jaringan yg bergerak ke bagian rendah tubuh seperti : ankle, Feet atau
area sacral.
10. Haemoptysis
Batuk darah terjadi bila pembuluh darah rupture akibat congestion sirkulasi pulmonalis
yang menyebabkan ketegangan pembuluh darah.
11. Cerebral Symptoms
 Anoxia Cerebral : menimbulkan pusing / pingsan kadang suka marah dan
depressi
 Cardiac Syncope : hilangnya kesadaran tiba-tiba akibat menurunnya suplay
darah ke cerebral
12. Abdominal Symptoms
Congestion vena , anoxia dan kurangnya suplay darah arteri ke organ abdomen dapat
enimbulkan nausia (mual) muntah(emesis), indegestion (ggn. Pencernaan) dan
Constipation adalah susah BAB.
13. Perubahan Gas Darah
Menurunnya O2 dan meningkatnya CO2 dalam darah mengakibat menurunnya
pergantian udara di sirkulasi pulmonalis dan meningkatnya pergantian udara di sirkulasi
sistemik akibat aliran darah lambat .
14. Gangguan Kecepatan dan Irama Jantung
Diketahui dengan ECG/EKG terjadi gangguan IHD oleh ; Heart Block , Ventricular
Tachycardia , Extrasystole atau Ventricular Fibbrillation.
15. Asma Cardiac
LVF menimbulkan Congestion pulmonal sehingga meningkatkan tekanan dalam kapiler
pulmonary maka cairan masuk alveoli mengakibatkan pulmonary Oedema . Terjadi
pernafasan jelek (sesak nafas) pada malam hari , pasien bangun karena sesak nafas dan
merasa lemas dan dengan sputum berbusa atau kemerahan.
E. Komplikasi
1. Gangguan Irama Jantung
Tiap area infark otot jantung menyebabkan tidak aktif kontraksi dan konduksi
impuls, menyebabkan gangguan transmisi halus kontraksi melalui atrium dan otot
ventrikel  Arrhythmias.
2. Heart Block
Arteri coronary mensuplay septum intervetrikucular , atrium dan ventricular dan
infark dapat terjadi ditempat tersebut. Impuls melalui jaringan otot atrium kanan dari SA-
Node ke AV-Node jika mengalami infark baik sebagian atau komplit . Impuls yg
ditransmisi oleh atrioventricular bundle dapat terganggu oleh infark septum
interventricular. Gangguan transmisi Impuls diketahui sebagai ; heart block. Kontraksi
Ventrikel dan Atrium bebas dan kontrol SA-Node terhambat
3. Heart Rupture
Jika infark berat dan luas area otot jantung yg Fibrosis mengakibatkan jaringan bisa
Rupture oleh ; tekanan darah .Di mana dapat terjadi 2 minggu post Infark ;
a. Kompensasi dan gagal jantung
Jantung menyimpan cadangan tenaga besar yang tidak digunakan saat
normal . Jantung sehat kelelahan sistim muskuloskeletal akan rest sebelum
jantung mengalami stress kuat . Jika jantung sakit maka tensi turun sehingga
beberapa tenaga cadangan kanan digunakan sehingga tekanan darah baik dan
terjadi kompensasi . Kompensasi adalah relatif pada kondisi jantung berat
kompensasi mungkin dengan lying tapi tidak dengan sitting akibat yang
ditimbulakan ringan akibat kompensasi sitting begitu pula tidak dengan
standing . Coronary arteri disease dan Myocardium Infarction terjadi
kompensasi dengan Hyperthropy otot jantung . Jadi jika tenaga cadangan
telah digunakan dan kompensasi tidak mampu maka jantung akan gagal.
b. Cardiac failure
 Pada fase akut di mana Jantung tiba-tiba tidak mampu
mempertahankan sirkulasi, akan terjadi bila ; arteri tiba-tiba
tersumbat , tekanan darah menurun akibat Tahanan perifer atau
pendarahan .
 kronik di mana proses bertahap terjadi kompensasi di mana jantung
bertahap tidak mampu mempertahankan sirkulasi . jika A.Coroner
kiri sakit maka fungsi Ventrikel kiri terganggu dan Left Ventricular
Failure (LVF) . Keduanya (ka dan ki ) bisa terjadi melalui sistim
sirkulasi . Jika Venrikel kiri gagal memompa semua darah maka
Atrium kiri tidak kosong maksimal tekanan balik ke Vena Pulmonalis
sehingga terjadi Congestion sirkulasi Pulmonalis ke arteri
Pulmanalis dan Ventrikel kanan lalu ke atrium kanan lalu kembali ke
srkulasi sistemik . Berahap nutrisi berkurang ke jaringan , cairan
berkumpul di ; kaki , ankle , dan paru-paru
4. Congestive cardiac failure
Adalah dimana terjadinya gagal kedua ventrikel yaitu ventrikel kanan lebih sering
sekunder dari ventrikel kiri.
BAB III

PROSES FISIOTERAPI

A. Anamnesis
a. Anamnesis Umum
Nama : Ahmar Santoso
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Paccerakang
Hoby : Main futsal
b. Anamnesis khusus
 Keluhan utama : Nyeri dada
 Lokasi keluhan : Dada kiri
 Faktor yang memperberat: Saat aktivitas berat dan lama
 Faktor memperingan : Saat beristirahat
 RPP : 1 bulan yang lalu, ketika pasien sedang bekerja
B. Inspeksi
Statis :
 Pasien mengalami sesak nafas terutama saat berbaring
 Wajah pasien terlihat pucat
 Belum terjadi gangguan postur
 Pasien tampak berkeringat

Dinamis :

 Kesadaran pasien menurun dan pasien merasa mual


 Pola nafas pasien tidak teratur
 Nyeri pada saat menggerakkan jari-jari tangan dan kaki
C. Pemeriksaan Khusus
a. Vital sign
 TD : 110/80 mmHg
 DN : 50 kali/menit
 P : 24 kali/menit
 Suhu : 36,5oC

b. Pola Nafas
Pola nafas tidak teratur
D. Pemeriksaan Spesifik
1. Mobilitas thorax (chest)
 Upper lobus : 92cm-94cm (2cm)
 Middle lobus : 89cm-90cm (1cm)
 Lower lobus : 85cm-86cm (1cm)
(hasil : Terjadi gangguan mobilitas Thorax)
Gerakan simestris chest dilakukan dengan kedua tangan diatas chest pasien dan
periksa pengembangan tiap bagian chest selama inspirasi dan expirasi. Dilakukan
dengan cara :
a. Dengan palpasi
 Expansi upper lobus. Pasien lying, kedua thumb di mid sternal line
sternal notch, ari-jari extensi di atas kedua clavicula, pasien full expirasi
lalu deep inspirasi.
 Expansi middle lobus. Pasien lying, kedua ujung thumb di processus
xyphoideus dan jari-jari di extensikan ke lateral costa, pasien full expirasi
lalu deep inspirasi.
 Expansi lower lobus. Pasien sitting, kedua ujung thumb du medulla
spinalis (sejajar lower costa) dan jari-jari diekstensikan sejajar costa,
pasien ekspirasi full lalu deep inspirasi. (Selama pasien full expirasi dan
inspirasi, cek apakah gerakan chest simetris atau tidak)
b. Dengan meteran
 Pengembangan chest dapat juga di ukur dengan meteran pada 3 tempat
yaitu Upper lobus : axilla, Middle lobus : processus xipoid dan Lower
lobus : subcostal. Dilakukan dengan meletakkan meteran secara melingkar
antara axilla, processus xipoid dan subcosta, dengan ujung berada pada
pertengahan dada. Dimulai saat pasien full expirasi lalu deep inspirasi,
catat hasil penambahan pengembangan chest.
2. Pemeriksaan nyeri dinding dada
(Hasil : Rasa nyeri terdapat pada dada sebelah kiri)
 Nyeri dinding dapat dipalpasi diarea dinding anterior, posterior dan lateral.
 Dilakukan dengan menekan lembut tiap area dinding dada lalu anjurkan pasien
untuk inspirasi dalam kemudian tanyakan pada pasien dimana terasa paling
nyeri.
 Nyeri dinding dada akan meningkat sering terjadi saat ditekan langsung atau
dipalpasi selama pasien inspirasi dalam. Nyeri dinding dada akibat angina tidak
berubah bila di palpasi.
3. Perkusi
(Hasil : Terdengar bunyi dull pada segmen apical anterior upper lobus kiri)
Yaitu suatu teknik pemeriksaan ketukan atau pukulan dengan jari-jari tangan yang
dilakukan untuk memeriksa atau evaluasi penekanan paru-paru khususnya ratio
udara dalam paru-paru.
Prosedur
 Tempatkan jari tengah lurud di antara space intercosta dan ujung jari tengah
tangan yang lain mengetuk pelan jari yang di intercosta tersebut. Prosedur atau
ketukan diulang beberapa kali pada beberapa tempat dibagian area kiri dan
kanan pada anterior dan posterior dinding dada.
 Bunyi resonant(normal): bervariasi bergantung ketbalan jaringan di bawahnya
 Bunyi dull(datar) apabila terjadi peningkatan ketebalan jaringan yang
berlebihan dalam paru-paru dibandingkan dengan udara, misalnya tumor, atau
konsolidasi cairan
 Bunyi hiperesonanse atau tymfani jika jumlah udara melebihi normal dalam
paru-paru , misalnya pasien emfisiema
 Jika ditemukan bunyi yang tidak simetris kanan dan kiri dicatat kemudian pasien
harus konsultasi ke dokter untuk melakakuakn tes objektif misalnya X-Ray.
4. Aulkultasi
(Hasil : Terdengar bunyi wheezing paa segmen apical anterior upper lobus kiri)

Adalah suatu tekhnik pemeriksaaan dengan mendengar bunyi nafas menggunakan


stateskop untuk evaluasi paru-paru.
a. Bunyi nafas normal dan abnormal terjadi akibat gerakan udara pada
dinding airway (jalan nafas) selama inspirasi dan ekspirasi(sistem
respirasi)
b. Bunyi nafas diidentifikasikan untuk mengetahui :
 Area paru-paru yang mengalami hambatan berat dan area letak
sputum untuk menentukan posisi postural darainase akan
dilakukan.
 Untuk menentukan apakah postural drainase efektif atau tidak
 Untuk menentukan apakah paru-paru telah bersih atau belum dan
apakaah postural drainase dilanjutkan atau dihentikan.
c. Prosedur
 Posisi pasien duduk comfortable dan rileksasi lalu memakai
stateskop, dan tempatkan stateskop langsung diatas kulit anterior
dan posterior dinding dada pasien.
 Stetoskop digerakkan dengan pola simetris (S) pada dinding dada
anterior dan posterior lalu posisi lateral dinding dada setinggi
T2,T6,T10
 Anjurkan pasien inspirasi dalam melalui hidung lalu ekspirasi
melalui mulut beberapa kali dan bersamaan dengan itu terapis
menggerakkan statskop pada tiap titik pada dinding dada anterior
dan posterior
 Evealuasi: catat kualitas dan intensitas bunyi akhir pernafasab
apakah normal atau abnormal.
d. Bunyi nafas normal diklasifikasikan bergantung pada Tracheal, bising dan
keras yang terdengar hanya diatas trakea dengan kualitas bunyi saat
inspirasi dan ekspirasi.
5. Skala Borg
Sesak Napas Keterangan
0 Tidak ada
0,5 Tidak nyata
1 Sangat ringan
2 Ringan
3 Sedang
4 Sedikit berat
5
Berat
6
7
8 Sangat berat
9
10 Sangat-sangat berat

Hasil: sesak berat ketika melakukan latihan dan berada pada peringkat 5

F. Pemeriksaan tambahan
a. EKG (Elektrokardiografi)
Adanya gelombang patologik disertai peninggian S-T segmen yang konveks dan diikuti
gelombang T yang negative dan simetrik. Kelainan Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 sec) dan
dalam (Q/R lebih dari ¼).
b. Laboratorium
- Creatin fosfakinase (CPK). Iso enzim CKMB meningkat Hal ini terjadi karena
kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke dalam aliran darah. Normal 0-1
mU/mL.
- SGOT (Serum Gluramic Oxalotransaminase Test) Nomal kurang dari 12 mU/mL.
kadar enzim ini naik pada 12-24 jam setelah serangan.
- LDH (Lactic De-Hydrogenase) Normal kurang dari 195 mU/mL. kadar enzim
biasanya baru mulai naik setelah 48 jam.
c. Pemeriksaan lain : Ditemukan peninggian LED, Lekositosis ringan, dan kadang
Hiperglikemi ringan.
d. Kateterisasi : Angiografi koroner untuk mengetahui derajat obstruksi.
e. Radiology : Pembesaran dari jantung.
G. Diagnosis Fisioterapi
“Nyeri dinding dada sinistra akibat jantung iskemik”
H. Problematika fisioterapi
a. Anatomical impairment
- Gangguan pengembangan thorax
- Pola nafas terganggu
- Nyeri dada
b. Functional limitation
- Pasien kelsulitan untuk melakukan aktivitas berat seperti berlarii dan
berjalan jauh
c. Participation restriction
- Pasien belum dapat melakukan aktivitas sehari-hari sepertia biasa
I. Tujuan intervensi fisioterapi
a. Jangka pendek
- Memperbaiki pengenmbangan thorax
- Memperbaiki pola nafas
- Mengurangi nyeri
b. Jangka panjang
- Meningkatkan kemampuan pada saat melakukan aktifitas, khususnya berjalan
- Mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas social dengan lingkungan
Sekitar
J. Intervensi fisioterapi
1. Rileksasi
Posisi pasien : lying atau half lying
Tujuan : agar pasien mendapatkan posisi ternyaman pada saat melakukan terapi
Teknik :
 Instruksikan pasien menekan shoulder lalu stop
 Menekan otot shoulder girdle kembali dengan rileks jari-jari luruskan, menekan
bed lalu stop dan tangan lalu diangkat perlahan
 Rileksasi secara sadar sekitar 10 menit
Jika rileksasi berhasil maka Heart Rate berkurang membantu Recovery dan
meringankan beban kerja jantung.
2. Breathing Exercise (Anterior Basal Expansion dengan Pola Normal: 3x)
Posisi pasien : sitting atau supine lying
Tujuan : agar fisioterapis dapat merasakan arah pernafasan pasien apakah simetris atau
tidak. Dan untuk meningkatkan sirkulasi pernafasan
Teknik :
 Letakkan kedua telapak tangan terapis di sisi lateral kanan dan kiri di area
lower thorax (costa) agar pasien focus pada area gerakan yang terjadi selama
inspirasi
 Anjurkan pasien untuk ekspirasi. Saat pasien ekspirasi kedua telapak tangan
memberi penekanan ringan mengikuti gerakan dinding dada kedalam dan
kebawah
 Sebelum inspirasi atau pada akhir ekspirasi lakukan penekanan kuat cepat
kemudian lepaskan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kontraksi otot
intercostalis external bergerak keluar dan keatas dari dinding dada atau lower
costa selama inspirasi
 Anjurkan pasien untuk mengembangkan lower costa dinding dada melawan
kedua telapak tangan terapis saat melakukan inspirasi
 Berikan tahanan ringan dengan manual pada lower costa saat pasien inspirasi
untuk meningkatkan rasa sensasi dan menyadari gerakan yang terjadi ketika
inspirasi, ekspirasi dinding dada dan penguluran costa.
3. Breathing exercise (Posterior Basal exercise dengan pola normal , 3 X)

Posisi pasien : duduk sedikit condong kedepan dengan kedua lengan diatas bantal dan
hip bengkok.
Teknik :
 Letakkan kedua telapak tangan di area posterior dinding dada lower costa
 Prosedur berikutnya sama dengan anterior basal expansi.
4. Free active Exercise
Posisi pasien : lying atau half lying
Teknik : instruksikan pasien untuk
 Fleksi dan ekstensi kan jari-jari dan ankle 5x
 Bergantian kaki inversi dan eversi 5x
 Jari-jari menggenggam lalu luruskan 5x
 Fleksi dan ekstensi wrist 5x

Tujuan :

 Untuk melancarkan sirkulasi darah pada bagian ankle dan wrist


 Mengurangi nyeri
 Membangun rasa kepercayaan diri pasien
5. Passive movement
Posisi pasien : Lying or Half Lying
Tujuan : memelihara sirkulasi dan membantu mencegah deep vein thrombosis dan
memelihara ROM dilakukan perlahan dengan Full ROM.

Teknik :

 Fleksi dan Ekstensi Hip dan Knee, 1 x


 Eksorotasi dan endorotasi pada inferior, 1x
 Abduksi dan adduksi pada inferior, 1 x
 Elbow Fleksi dan Ekstensi, 1x
 Abduksi dan adduksi pada superior, 1x
 Kedua tungkai fleksi lalu Ekstensikan Hip dan Knee, 5 x
K. Program fisioterapi dapat dibagi berdasarkan lima masa atau periode yaitu :
a. Complete bed rest sampai hari ke-2
 Pada fase ini tujuan penatalaksanaan fisioterapi adalah :
1. Mencegah akumulasi cairan atau lendir pada paru–paru.
2. Mencegah deep vein thrombosis.
3. Mengajari dan memotivasi pasien untuk rileksasi.
4. Mencegah pressure sores.
5. Menjelaskan tujuan program latihan aktif.
 Tekhnik yang dilakukan adalah :
1. Latihan rileksas
2. Latihan pernafasan
3. Latihan gerakan pasif
4. Latihan aktif
 Contoh program secara sistematis :
1. Rileksasi
Pasien dalam posisi lying atau half lying dan diinstruksikan untuk menekan
shoulder ke tempat tidur kemudian kembali ke posisi semula untuk mendapatkan
rileksasi otot-otot shoulder girdle; atau dinstruksikan untuk stretch jari-jari, tangan
menekan ke tempat tidur, kemudian kembali ke posisi semula.
2. Latihan Pernafasan
Bilateral Basal breathing mengajarkan kepada pasien untuk menggunakan basis
paru dengan pola respirasi yang normal. Tidak diberikan force baik pada inspirasi
maupun ekspirasi yang dapat meningkatkan beban jantung. Mengajarkan pasien
untuk respirasi secara pelan ( tidak diberikan force) akan meningkatkan
oksigenasi darah sehingga menurunkan kebutuhan/permintaan jantung.
3. Gerakan aktif (Posisi lying atau half lying)
- Jari-jari kaki dan pergelangan kaki ditekuk dan stretching, 5 kali
pengulangan.
- Salah satu kaki berputar ke arah luar dan dalam, 5 kali pengulangan.
- Ulangi dengan kaki lainnya, 5 kali pengulangan.
- Jari-jari tangan dilipat dan stretching, 5 kali pengulangan.
- Pergelangan tangan ditekuk dan stretching, 5 kali pengulangan.
4. Latihan Pernafasan
Anterior basal expansion (Pengembangan bagian anterior basal) dengan pola yang
normal, 3 kali pengulangan.
5. Gerakan Pasif (Posisi lying atau half lying)
- Salah satu hip dan knee ditekuk dan stretching, 1 kali pengulangan.
- Salah satu tungkai diputar ke dalam dan ke luar, 1 kali pengulangan.
- Salah satu tungkai dibuka ke arah samping kemudian kembali ke posisi
semula, 1 kali pengulangan kemudian ulangi pada tungkai lainnya.
- Salah satu elbow di bengokkan dan stretching, 1 kali pengulangan.
- Salah satu lengan membuka ke arah samping kemudian kembali ke posisi
semula, 1 kali pengulangan kemudian ulangi pada lengan lainnya.
- Gerakan ini akan memelihara Range of Motion (ROM) dan dilakukan
secara perlahan sejauh ROM yang dapat dicapai pasien.
6. Latihan Pernafasan
Pengembangan bagian posterior basal pada pola yang normal, 3 kali pengulangan.
7. Gerakan Pasif
Pasien dalam posisi terlentang jika memungkinkan, salah satu hip dan knee
ditekuk dan stretching, 5 kali pengulangan kemudian ulangi dengan hip dan knee
tungkai lainnya.Gerakan ini bertujuan untuk menjaga sirkulasi dan mencegah
deep vein thrombosis.
8. Rileksasi
Dilakukan rileksasi seperti pada awal program. Pada treatment hari ke-2, gerakan
pasif dan/atau aktif dapat ditingkatkan dengan 1 repetisi/pengulangan.
b. Parsial bed rest sampai hari ke-4
 Pasien telah duduk selama 1-2 jam per hari. Makan, membersihkan diri dan
penggunaan kamar kecil dibolehkan.
 Tujuan Fisioterapi adalah :
1. Mempertahankan kebersihan lapangan paru.
2. Mengajarkan pasien untuk mengenali tanda dan gejala latihan yang berlebihan.
3. Memulai membangun kepercayaan diri pasien.
4. Melatih kesadaran/adaptasi postural.
5. Meningkatkan kekuatan otot tungkai dan trunk.
 Contoh Program :
1. Half lying, rileksasi 5 kali pengulangan
2. Latihan bernafas dengan posterior basal breathing, 3 kali pengulangan.
3. Half lying atau lying, dilakukan plantar dan dorsi fleksi kedua pergelangan kaki
secara bergantian 5 kali pengulangan, kemudian memutar pergelangan kaki 5 kali
pengulangan setiap arah, statik kontraksi quadriceps yang ditahan sekitar 5
hitungan dan 3 kali pengulangan, static kontraksi gluteal yang ditahan sekitar 5
hitungan dan 3 kali pengulangan.
4. Diafragmatik breathing (anterior basal breathing).
5. Duduk, koreksi postur.
6. Duduk, lengan ditekuk , stretching ke atas, ditekuk lagi kemudian stretching ke
bawah, 10 kali pengulangan.
7. Half lying, lateral basal breathing.
8. Lying, salah satu hip dan knee ditekuk dan stretching 3 kali pengulangan
kemudian ulangi pada tungkai lainnya 3 kali pengulangan. Selanjutnya buka salah
satu tungkai ke samping kemudian kembalikan ke posisi semula 3 kali
pengulangan, dan ulangi pada tungkai lainnya.
9. Lying, rileksasi + koreksi postur.
10. Crook lying; kepala dan shoulder menekan ke arah belakang dan ditahan
selama 5 hitungan dan 3 kali pengulangan.
 Progress Latihan dicapai dengan :
- Menambah 1 repetisi pada tiap jenis latihan.
- Menginstruksikan pasien untuk mengulangi latihan jari-jari dan
kaki 4 kali sehari
- Tambahkan latihan seperti menggerakkan atau memutar trunk dari
salah satu sisi ke sisi lainnya.
- Tambahkan berjalan sedikit di sekitar tempat tidur.
c. Di rumah sakit mulai hari ke empat sampai 2 minggu. Total di rumah sakit 2 sampai 3
minggu.
 Pasien diijinkan untuk mandi, makan, ke toilet dan mandi dengan pengawasan. Pada
fase ini kadang pasien sebaiknya berpakaian seperti pakaian yang dipakai di rumah
setiap hari.
 Tujuan fisioterapi adalah:
1. Melanjutkan peningkatan hipertropi otot jantung untuk menguatkan trunk dan otot-
otot tungkai.
2. Melanjutkan upaya peningkatan kepercayaan diri pasien.
3. Meningkatkan toleransi latihan.
4. Mengajarkan kesadaran dan kepekaan pada kapasitas latihan.
 Contoh Program :
1. Hentikan rileksasi secara formal tapi ingatkan pasien akan kebutuhan merilekskan
leher dan shoulder girdle.
2. Hentikan latihan pernafasan secara segmental.
3. Hentikan latihan segmental pada lengan dan tungkai, dan pasien sebaiknya
melakukan latihan pada kaki dan pergelangan kaki 2 kali setiap hari.
4. Stride Standing (Berdiri dengan berpegangan pada kursi atau pinggiran tempat
tidur). Hip dan knee ditekuk kemudian distretching, 5 kali pengulangan.
5. Berdiri, lengan meraih ke depan, ke atas dan ke bawah, 5 kali pengulangan.
6. Berdiri dengan berpegang pada kursi atau pinggiran tempat tidur, salah satu hip dan
knee ditekuk kemudian distretching ke belakang, 5 kali pengulangan dan diulangi
dengan tungkai lainnya.
7. Berdiri, pastikan posturnya tegak kemudian berjalan dengan jarak pendek yang
secara bertahap ditingkatkan sampai mengelilingi ruangan atau bangsal rumah sakit,
3 kali pengulangan. Lengan diupayakan bebas bergerak.
8. Duduk, latihan pernafasan secara general, 3 kali pengulangan.
9. Duduk, trunk dibengkokkan dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya, 3 kali
pengulangan.
10. Duduk, trunk diputar dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya, 3 kali pengulangan.
11. Setiap latihan ditingkatkan dengan menambah 1 kali pengulangan setiap harinya.
Kira-kira pertengahan minggu kedua :
- Berjalan naik dan turun tangga pada 1 anak tangga. Peningkatannya latihan
dilakukan pada 2 anak tangga.
- Berpakaian dan berjalan ke taman atau toko yang ada di rumah sakit.
12. Peningkatan kepercayaan diri pasien :
- Pasien merasa lebih sehat sepanjang hari menggunakan pakaian sehari-hari.
- Pasien diijinkan untuk aktivitas seperti pergi ke toko yang ada di rumah sakit,
membantu keperluan pasien lainnya.
Pemantauan kapasitas latihan :
Diskusikan dengan pasien indikasi untuk istirahat atau menghentikan latihan bila
timbul tanda dan gejala seperti dyspnea, nyeri dada atau sesak, denyut jantung
meningkat dan merasa pusing.
d. Setelah keluar dari rumah sakit (3 - 12 minggu).
Pasien sebaiknya meninggalkan rumah sakit dengan instruksi seorang spesialis
kardiologi untuk pengaturan aktivitas di rumah (home management). Contohnya,
pasien disarankan untuk istirahat pada malam hari selama 8-10 jam dan sore hari
selama 1-2 jam. Biasanya pasien disarankan untuk tidak mengendarai kendaraan
sebelum 4-8 minggu setelah keluar dari rumah sakit.
e. Rehabilitasi rawat jalan (4 sampai 5 bulan).
Rehabilitasi setelah keluar dari rumah sakit biasanya dilakukan secara grup atau
aktivitas di gymnasium. Pasien dapat bertemu dengan sesama penderita dalam grup
tersebut.
 Tujuan fisioterapi :
1. Meningkatkan toleransi latihan.
2. Mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan diri.
3. Memberikan support dan motivasi.
4. Membantu mengurangi faktor resiko dan kemungkinan berulangnya
serangan jantung.
 Contoh latihan untuk meningkatkan toleransi latihan dan kepercayaan diri :
1. Dilakukan pemanasan sebelum latihan dengan gerakan seperti :
- Duduk, lengan diayunkan ke depan dan belakang, 10 kali
pengulangan.
- Duduk, lutut dibengkokkan dan diluruskan, 5 kali pengulangan
setiap tungkai.
- Duduk, trunk diputar ke salah satu sisi dengan gerakan lengan
bebas, 5 kali pengulangan untuk setiap sisi.
2. Berdiri, salah satu tungkai diayunkan ke depan dan belakang, 10 kali
pengulangan dan diulangi pada tungkai lainnya.
3. Berdiri, trunk dibengkokkan kemudian lengan kanan menyentuh lutut kiri
dan kembali ke posisi semula, ulangi dengan lengan kiri menyentuh lutut
kanan, 10 kali pengulangan masing-masing gerakan.
4. Berbaring, hip dan knee secara bergantian dibengkokkan dan diluruskan,
10 kali pengulangan.
5. Duduk berhadapan dengan pasien lainnya kemudian saling melempar dan
mengambil bola, dilakukan selama 2 menit.
6. Berdiri, naik dan turun pada stool yang rendah selama 2 menit.
7. Berdiri, lengan distretch ke depan dengan permukaan tangan pada
dinding, 20 kali pengulangan.
8. Duduk, berdiri dan duduk kembali, 10 kali pengulangan.
9. Duduk, genggam tongkat dan angkat sampai agak ke belakang dari
shoulder kemudian trunk diputar dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya,
10 kali pengulangan.
10. Crook lying, pelvis diangkat dan turunkan kembali, 5 kali pengulangan.
Latihan-latihan tersebut hanya membutuhkan peralatan yang sederhana dan dapat
diadopsi untuk dijadikan latihan di rumah.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ischemic heart disease (IHD)/Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu
kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang
mengalirkan darah ke otot jantung. Penyebab terbanyak iskemik jantung adalah
berkurangnya pemasukan darah pada otot jantung yang disebabkan kareana penyumbatan
oleh thrombus pada arteri koronaria yang berpenyakit di daerah dekat
aterosklerotik.Pemeriksaan yang dilakukan berupa :
1. Pemeriksaan vital sign
2. Pola nafas.
3. Pemeriksaan spesifik berupa ;
 Tes pengembangan thorax
 Nyeri dinding dada,
 Perkusi dan
 Aulkultasi.
4. Intervensi fisioterapi
 Relaksasi
 Breathing exercise
 Free active exercise
 Passive movement

DAFTAR PUSTAKA

Porter, Stuart.2013.Tidy’s Physiotherapy.Fifteen Editon.Elsevier.New York.Chapter 15.


Porter, Stuart.2013.Tidy’s Physiotherapy.Fifteen Editon.Elsevier.New York.Chapter 6, 8 and 9.

Valerie C. Scanlon,et.al.2007.Essentials of Anatomy and Physiologi.Fifth edition.F.A. Davis


Company.Philadelphia.

Kisner, Carolyn et.al.2007.Therapeutic Exercise Foundation and Technique.Fifth Edition.F.A.


Davis Company.Philadelphia. Hal 870-874.

Rusli M, dll.2013.Fisioterapi Respirasi.Politeknik Kesehatan Makassar. Makassar.

http://restyjulandhamskep.blogspot.co.id/2012/01/epidemiologi-penyakit-jantung-koroner.html

Anda mungkin juga menyukai