PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung iskemik (Ischaemic Heart Disease) adalah suatu kondisi
kesehatan yang serius, penyakit jantung tersebut mempengaruhi jutaan orang di seluruh
dunia. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penyakit jantung iskemik mempengaruhi
orang-orang dari setiap jenis kelamin dan ras, dan sering terjadi sebelum seseorang
berumur 20 tahun serta disebabkan oleh sejumlah faktor resiko.
B. Rumusan masalah
a. Jelaskan pengertian dan penyebab ischemic heart disease?
b. Jelaskan perubahan patologi, gejala dan komplikasi ischemic heart disease?
c. Jelaskan pemeriksaan dan penatalaksanaan fisioterapi pada ischemic heart
disease?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian, penyebab ischemic heart disease.
b. Mengetahui perubahan patologi, gejala dan komplikasi ischemic heart disease.
c. Mengetahui pemeriksaan dan penatalaksanaan fisioterapi pada ischemic heart
disease.
BAB II
PEMBAHASAN
PROSES FISIOTERAPI
A. Anamnesis
a. Anamnesis Umum
Nama : Ahmar Santoso
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Paccerakang
Hoby : Main futsal
b. Anamnesis khusus
Keluhan utama : Nyeri dada
Lokasi keluhan : Dada kiri
Faktor yang memperberat: Saat aktivitas berat dan lama
Faktor memperingan : Saat beristirahat
RPP : 1 bulan yang lalu, ketika pasien sedang bekerja
B. Inspeksi
Statis :
Pasien mengalami sesak nafas terutama saat berbaring
Wajah pasien terlihat pucat
Belum terjadi gangguan postur
Pasien tampak berkeringat
Dinamis :
b. Pola Nafas
Pola nafas tidak teratur
D. Pemeriksaan Spesifik
1. Mobilitas thorax (chest)
Upper lobus : 92cm-94cm (2cm)
Middle lobus : 89cm-90cm (1cm)
Lower lobus : 85cm-86cm (1cm)
(hasil : Terjadi gangguan mobilitas Thorax)
Gerakan simestris chest dilakukan dengan kedua tangan diatas chest pasien dan
periksa pengembangan tiap bagian chest selama inspirasi dan expirasi. Dilakukan
dengan cara :
a. Dengan palpasi
Expansi upper lobus. Pasien lying, kedua thumb di mid sternal line
sternal notch, ari-jari extensi di atas kedua clavicula, pasien full expirasi
lalu deep inspirasi.
Expansi middle lobus. Pasien lying, kedua ujung thumb di processus
xyphoideus dan jari-jari di extensikan ke lateral costa, pasien full expirasi
lalu deep inspirasi.
Expansi lower lobus. Pasien sitting, kedua ujung thumb du medulla
spinalis (sejajar lower costa) dan jari-jari diekstensikan sejajar costa,
pasien ekspirasi full lalu deep inspirasi. (Selama pasien full expirasi dan
inspirasi, cek apakah gerakan chest simetris atau tidak)
b. Dengan meteran
Pengembangan chest dapat juga di ukur dengan meteran pada 3 tempat
yaitu Upper lobus : axilla, Middle lobus : processus xipoid dan Lower
lobus : subcostal. Dilakukan dengan meletakkan meteran secara melingkar
antara axilla, processus xipoid dan subcosta, dengan ujung berada pada
pertengahan dada. Dimulai saat pasien full expirasi lalu deep inspirasi,
catat hasil penambahan pengembangan chest.
2. Pemeriksaan nyeri dinding dada
(Hasil : Rasa nyeri terdapat pada dada sebelah kiri)
Nyeri dinding dapat dipalpasi diarea dinding anterior, posterior dan lateral.
Dilakukan dengan menekan lembut tiap area dinding dada lalu anjurkan pasien
untuk inspirasi dalam kemudian tanyakan pada pasien dimana terasa paling
nyeri.
Nyeri dinding dada akan meningkat sering terjadi saat ditekan langsung atau
dipalpasi selama pasien inspirasi dalam. Nyeri dinding dada akibat angina tidak
berubah bila di palpasi.
3. Perkusi
(Hasil : Terdengar bunyi dull pada segmen apical anterior upper lobus kiri)
Yaitu suatu teknik pemeriksaan ketukan atau pukulan dengan jari-jari tangan yang
dilakukan untuk memeriksa atau evaluasi penekanan paru-paru khususnya ratio
udara dalam paru-paru.
Prosedur
Tempatkan jari tengah lurud di antara space intercosta dan ujung jari tengah
tangan yang lain mengetuk pelan jari yang di intercosta tersebut. Prosedur atau
ketukan diulang beberapa kali pada beberapa tempat dibagian area kiri dan
kanan pada anterior dan posterior dinding dada.
Bunyi resonant(normal): bervariasi bergantung ketbalan jaringan di bawahnya
Bunyi dull(datar) apabila terjadi peningkatan ketebalan jaringan yang
berlebihan dalam paru-paru dibandingkan dengan udara, misalnya tumor, atau
konsolidasi cairan
Bunyi hiperesonanse atau tymfani jika jumlah udara melebihi normal dalam
paru-paru , misalnya pasien emfisiema
Jika ditemukan bunyi yang tidak simetris kanan dan kiri dicatat kemudian pasien
harus konsultasi ke dokter untuk melakakuakn tes objektif misalnya X-Ray.
4. Aulkultasi
(Hasil : Terdengar bunyi wheezing paa segmen apical anterior upper lobus kiri)
Hasil: sesak berat ketika melakukan latihan dan berada pada peringkat 5
F. Pemeriksaan tambahan
a. EKG (Elektrokardiografi)
Adanya gelombang patologik disertai peninggian S-T segmen yang konveks dan diikuti
gelombang T yang negative dan simetrik. Kelainan Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 sec) dan
dalam (Q/R lebih dari ¼).
b. Laboratorium
- Creatin fosfakinase (CPK). Iso enzim CKMB meningkat Hal ini terjadi karena
kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke dalam aliran darah. Normal 0-1
mU/mL.
- SGOT (Serum Gluramic Oxalotransaminase Test) Nomal kurang dari 12 mU/mL.
kadar enzim ini naik pada 12-24 jam setelah serangan.
- LDH (Lactic De-Hydrogenase) Normal kurang dari 195 mU/mL. kadar enzim
biasanya baru mulai naik setelah 48 jam.
c. Pemeriksaan lain : Ditemukan peninggian LED, Lekositosis ringan, dan kadang
Hiperglikemi ringan.
d. Kateterisasi : Angiografi koroner untuk mengetahui derajat obstruksi.
e. Radiology : Pembesaran dari jantung.
G. Diagnosis Fisioterapi
“Nyeri dinding dada sinistra akibat jantung iskemik”
H. Problematika fisioterapi
a. Anatomical impairment
- Gangguan pengembangan thorax
- Pola nafas terganggu
- Nyeri dada
b. Functional limitation
- Pasien kelsulitan untuk melakukan aktivitas berat seperti berlarii dan
berjalan jauh
c. Participation restriction
- Pasien belum dapat melakukan aktivitas sehari-hari sepertia biasa
I. Tujuan intervensi fisioterapi
a. Jangka pendek
- Memperbaiki pengenmbangan thorax
- Memperbaiki pola nafas
- Mengurangi nyeri
b. Jangka panjang
- Meningkatkan kemampuan pada saat melakukan aktifitas, khususnya berjalan
- Mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas social dengan lingkungan
Sekitar
J. Intervensi fisioterapi
1. Rileksasi
Posisi pasien : lying atau half lying
Tujuan : agar pasien mendapatkan posisi ternyaman pada saat melakukan terapi
Teknik :
Instruksikan pasien menekan shoulder lalu stop
Menekan otot shoulder girdle kembali dengan rileks jari-jari luruskan, menekan
bed lalu stop dan tangan lalu diangkat perlahan
Rileksasi secara sadar sekitar 10 menit
Jika rileksasi berhasil maka Heart Rate berkurang membantu Recovery dan
meringankan beban kerja jantung.
2. Breathing Exercise (Anterior Basal Expansion dengan Pola Normal: 3x)
Posisi pasien : sitting atau supine lying
Tujuan : agar fisioterapis dapat merasakan arah pernafasan pasien apakah simetris atau
tidak. Dan untuk meningkatkan sirkulasi pernafasan
Teknik :
Letakkan kedua telapak tangan terapis di sisi lateral kanan dan kiri di area
lower thorax (costa) agar pasien focus pada area gerakan yang terjadi selama
inspirasi
Anjurkan pasien untuk ekspirasi. Saat pasien ekspirasi kedua telapak tangan
memberi penekanan ringan mengikuti gerakan dinding dada kedalam dan
kebawah
Sebelum inspirasi atau pada akhir ekspirasi lakukan penekanan kuat cepat
kemudian lepaskan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kontraksi otot
intercostalis external bergerak keluar dan keatas dari dinding dada atau lower
costa selama inspirasi
Anjurkan pasien untuk mengembangkan lower costa dinding dada melawan
kedua telapak tangan terapis saat melakukan inspirasi
Berikan tahanan ringan dengan manual pada lower costa saat pasien inspirasi
untuk meningkatkan rasa sensasi dan menyadari gerakan yang terjadi ketika
inspirasi, ekspirasi dinding dada dan penguluran costa.
3. Breathing exercise (Posterior Basal exercise dengan pola normal , 3 X)
Posisi pasien : duduk sedikit condong kedepan dengan kedua lengan diatas bantal dan
hip bengkok.
Teknik :
Letakkan kedua telapak tangan di area posterior dinding dada lower costa
Prosedur berikutnya sama dengan anterior basal expansi.
4. Free active Exercise
Posisi pasien : lying atau half lying
Teknik : instruksikan pasien untuk
Fleksi dan ekstensi kan jari-jari dan ankle 5x
Bergantian kaki inversi dan eversi 5x
Jari-jari menggenggam lalu luruskan 5x
Fleksi dan ekstensi wrist 5x
Tujuan :
Teknik :
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ischemic heart disease (IHD)/Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu
kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang
mengalirkan darah ke otot jantung. Penyebab terbanyak iskemik jantung adalah
berkurangnya pemasukan darah pada otot jantung yang disebabkan kareana penyumbatan
oleh thrombus pada arteri koronaria yang berpenyakit di daerah dekat
aterosklerotik.Pemeriksaan yang dilakukan berupa :
1. Pemeriksaan vital sign
2. Pola nafas.
3. Pemeriksaan spesifik berupa ;
Tes pengembangan thorax
Nyeri dinding dada,
Perkusi dan
Aulkultasi.
4. Intervensi fisioterapi
Relaksasi
Breathing exercise
Free active exercise
Passive movement
DAFTAR PUSTAKA
http://restyjulandhamskep.blogspot.co.id/2012/01/epidemiologi-penyakit-jantung-koroner.html