Anda di halaman 1dari 8

1

Salah satu penyebab kematian pada ibu nifas adalah infeksi yang apabila

tidak mendapat pertolongan yang dapat berlanjut menjadi sepsis.sepsis merupakan

penyebab utama kematian ibu di negara berkembang. Indonesia menduduki

peringkat keempat dalam jumlah dengan gejala infeksi genetalia.

(Prawirohardjo,2009 ).

Salah satu faktor yang mendukung infeksi alat genetalia di masyarakat

banyak ibu nifas tidak mempunyai kebersihan di daerah luka perineumnya.

Karena pada ibu nifas terutama dari kalangan ekonomi menegah ke bawah

memiliki pengetahuan yang kurang dalam personal hygiene pada luka perineum

sehingga mempengaruhi pada lama penyembuhan luka perineum tersebut, selain

itu juga ibu lebih memperhatikan bayinya dari pada personal hygiene pada alat

genetalianya hal tersebut akan menyebabkan infeksi dan abses.

Robekan perineum umumnya terjadi pada hampir semua persalinan

pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum

umumnya terjadi di garis tengah dan biasa menjadi luas apabila kepala janin

terlalu cepat,sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasa,kepala janin melewati

pintu panggul bawah dengan dengan ukuran yang lebih besar dari pada sirkum

ferensia suboksipito brekmatika ( Sukarni & Margareth ,2013)

Vulva hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan

organ kewanitaan bagian luar (vulva) yang dilakukan untuk mempertahankan

kesehatan dan mencegah infeksi (Ayu,2010).


3

Selama beberapa hari setelah pelahiran,permukaan jalan lahir merupakan

daerah yang rentan terhadap bakteri patogen.perawat memeriksa kondisi perineum

dan karakteristik lokia minimal setiap 8 jam apakah ada tanda dan gejala

infeksi.Klien diajarkan prinsip yang tepat dalam melakukan perawatan

perineum,dengan penekanan pada tidak menyentuh labia atau pembalut perineum

dengan jari-jari tangan tidak memisahkan labia karena tindakan ini menyebabkan

larutan pembersih masuk ke dalam vagina.(Reeder dkk 2015 h. 53).

Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan

dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.Perawatan organ-

organ reproduksi sangatlah penting.jika tidak dirawat dengan benar maka dapat

menyebabkan berbagai macam akibat yang merugikan,misalnya infeksi dan

penyakit kelamin seperti ISR,ISK,vaginitis,keputihan(kusmiran,2011).

Kebersihan diri membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan

perasaan. Menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan.Hal ini juga

berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual.cara memelihara organ intim tanpa

kuman dilakukan sehari-hari dimulai bangun tidur dan mandi pagi .Alat

reproduksi dapat terkena sejenis jamur atau kutu yang dapat menyebabkan rasa

gatal atau tidak nyaman apabila tidak dirawat kebersihannya.

Mencuci vagina dengan air kotor,pemeriksaan dalam yang tidak

benar,penggunaan pembilas vagina yang berlebihan,pemerikaan yang tidak

higienis,dan adanya benda asing dalam vagina dapat menyebabkan keputihan

yang abnormal,celana yang tidak menyerap keringat,dan penyakit menular seksual

(Kusmiran Eni,2011).
4

Untuk itu, setiap individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan

hygiene mereka sendiri tidak hanya berisiko memiliki kondisi psikologis yang

buruk, tetapi juga mengalami penurunan fisik. Akan tetapi manfaat lain bagi

pasien harus dipertimbangkan: terlihat dan merasa bersih sangat penting bagi

perasaan kesejahteraan dan kepercayaan diri pasien dalam berinteraksi sosial.

Bahkan, bagi sebagian orang , motivasi untuk memenuhi hygiene mereka dapat

menurun karena prosesnya menjadi sulit .kondii tersebut dapat muncul karena

berbagai alasan: dampak penyakit, kesulitan mobilitas, nyeri, penderitaan

psikologis atau perasaan malu ketika memerlukan perawatan yang bersifat pribadi

dari orang asing.( Dingwal.L,2014 ).

Dibagian kebidanan selalu terjadi gelak tawa yang silih berganti dengan

ratap tangis yang memilukan karena kelahiran bayi yang didambakan atau

kematian ibu atau bayi .Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia,terdapat

kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya

neonatus sebesar 10.000.000 jiwa per tahun.kematian maternal dan bayi tersebut

terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99 %.Kendatipun jumlahnya

sangat besar ,tetapi tidak menarik perhatian karena kejadiannya tersebar

(sporadis), berbeda dengan kematian yang terjadi akibat banjir,tanah

longsor,bencana alam lainnya atau korban kecelakaan .sebenarnya kematian ibu

dan bayi mempunyai peluang yang sangat besar untuk dicegah dengan

meningkatkan kerja sama antara pemerintah,swasta,dan badan sosial lainnya.

WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi,maka kematian

ibu dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi sebesar 5.600.000
5

jiwa per tahun. Sebaran kematian ibu di Indonesia bervariasi antara 130 dan 780

dalam 100.000 persalinan hidup.

Kendatipun telah dilakukan usaha yang intensif dan dibarengi dengan

makin menurunnya angka kematian ibu dan bayi di setiap rumah sakit,kematian

ibu di Indonesia masih berkisar 425/100.000 persalinan hidup. (Manuata I .A. C

dkk.2014 ).

Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2013

adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus menerus meningkat dari tahun ke tahun.

Sementara itu jika dilihat dari cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan yang terlatih menurut provinsi di Indonesia pada tahun 2013, tiga

provinsi dengan cakupan tertinggi adalah provinsi Jawa Tengah dengan cakupan

99,89%, Sulawesi Selatan 99,78%, dan Sulawesi Utara 99,59%. Sedangkan tiga

provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%),

dan Nusa Tenggara Timur (74,08%). (Data Profil Kesehatan Indonesia tahun

2013).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian

tentang “Penerapan Prosedur Vulva Hygiene pada Pasien Post Partum dalam

Pemenuhan Personal Hygiene di Ruangan Kebidanan RSUD Karel Sadsuitubun

Langgur.
6

1.1. Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan prosedur vulva hygiene pada pasien post partum dalam

pemenuhan personal hygiene?

1.2. Tujuan Studi Kasus

Menggambarkan penerapan prosedur vulva hygiene pada pasien post partum

dalam pemenuhan personal hygiene.

1.3. Manfaat Studi Kasus

a. Masyarakat

meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam meningkatkan penerapan

prosedur vulva hygiene pasien post partum dalam pemenuhan personal

hygiene.

b. Bagi Pengembangan Ilmu Dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan di bidang keperawatan

dalam meningkatkan penerapan prosedur vulva hygiene pada pasien post

partum dalam pemenuhan personal hygiene.

c. Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengimple-mentasikan penerapan prosedur

vulva hygiene pada pasien post partum dalam pemenuhan personal hygiene.
7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tinjauan Pustaka

2.1.1.

2.1.1.1.Pengkajian
8

2.1.2.Vulva Hygiene

2.1.2.1. Pengertian

Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya

pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat

melakukannya sendiri. Vulva hygiene juga bertujuan untuk

mencegah infeksi, untuk penyembuhan luka jahitan perineum dan

untuk kebersihan perineum.

2.1.2.2.

Anda mungkin juga menyukai