Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam ,Yang Maha Suci lagi Maha

Agung .Hanya kepada-NYA kita menyembah dan kepada-NYA pula kita memohon belas

kasihan, karena taufik dan hidayahnya makalah tentang “Hak Dan Kewajiban Warga

Negara” ini dapat terselesaikan.

Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu dan mendukung usaha saya dalam menyelesaikan makalah ini sehingga

akhirnya dapat terselesaikan.

Harapan saya agar makalah ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya,

sebagai insan yang kurang sempurna, saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah

ini terdapat banyak kekurangan serta kekeliruan, maka dari itu kritik dan saran serta

masukan dan pemikiran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah

ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................... i

Daftar isi................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang........................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................. 1

1.3. Tujuan Penulisan.................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hak Dan Kewajiban ............................................ 3

2.2. Penentuan Warga Negara Indonesia...................................... 3


2.3. Hubungan warga Negara dengan Negara.............................. 6
2.4. Pandangan Idiologis Antara Hak Dan Kewajiban................... 7

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.............................................................................. 10
3.2. Saran ...................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. xii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam konteks Indonesia ini yang merupakan suatu Negara yang

demokratis tentunya elemen masyarakat disini sangat berperan dalam

pembangunan suatu Negara. Negara mempunyai hak dan kewajiban bagi warga

negaranya begitu pula dengan warga negaranya juga mempunyai hak dan

kewajiban terhadap Negaranya. Seperti apakah hak dan kewajiban tersebut yang

seharusnya dipertanggungjawabkan oleh masing-masing komponen tersebut.

Dalam tulisan makalah ini akan mencoba menulis tentang hak dan kewajiban

yang dilakukan oleh masing-masing komponen tersebut. Apakan hak dan

kewajiban Negara terhadap warga negaranya? Dan apa pula hak dan kewajiban

warga Negara terhadap negaranya?

Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan

untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat, dan yang

paling nampak adalah unsur-unsur dari Negara yang berupa rakyat, wilayah dan

pemerintah.

Salah satu unsur Negara adalah rakyat, rakyat yang tinggal di suatu

Negara tersebut merupakan penduduk dari Negara yang bersangkutan. Warga

Negara adalah bagian dari penduduk suatu Negaranya. Tetapi seperti kita ketahui

tidak sedikit pula yang bukan merupakan warga Negara bisa tinggal di suatu

Negara lain yang bukan merupakan Negaranya. suatu Negara pasti mempunyai

suatu undang-undang atau peraturan yang mengatur tentang kewarganegaraan.

Peraturan tersebut memuat tentang siapa saja kah yang bisa dianggap sebagai

warga Negara. Di Indonesia juga salah satu Negara yang mempunyai peraturan

tentang kewarganegaraan tersebut. Maka dari itu dalam makalah ini akan coba

dijelaskan secara rinci.

1
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas bisa memunculkan beberapa pertanyaan yang penting

untuk dibahas diantaranya :

1. Apakah pengertian hak dan kewajiban itu?

2. Siapakah yang berhak menjadi warga Negara disuatu Negara?

3. Apakah wujud hubungan warga Negara dengan Negara ?

4. Bagaimana pandangan idiologis atas hak dan kewajiban warga negara?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami pengertian hak dan kewajiban.

2. Mengetahui seseorang yang berhak menjadi warga Negara disuatu Negara.

3. Mengetahui korelasi hubungan warga Negara dengan Negara.

4. Menjeaskan pandangan idiologis atas hak dan kewajiban warga negara.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak dan Kewajiban

Dalam konteks kata hak dan kewajiban adalah mengandung 2 kata yaitu

hak dan kewajiban. Dari masing-masing kata tersebut tentunya mempunyai arti

tersendiri. Menurut Prof. Dr. Notonegoro Hak adalah kuasa untuk menerima atau

melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak

tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain manapun juga yang pada

prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Menurut pengertian tersebut

individu maupun kelompok ataupun elemen lainnya jika menerima hak

hendaknya dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak dapat

diwakilkan kepada orang lain jadi harus pihak yang menerimannya lah yang

melakukan itu. Dari pengertian yang lain hak bisa berarti sesuatu yang mutlak

menjadi milik kita dan penggunanya tergantung kepada kita sendiri contohnya

hak mendapatkan pengajaran. Dalam hak mendapatkan pengajaran ini adalah

tergantung dari diri kita sendiri, kalau memang menganggap bahwa pengajaran

itu penting bagi kita pasti kita akan senagtiasa akan belajar atau sekolah atau

mungkin kuliah. Tapi kalau ada yang menganggap itu tidak penting pasti tidak

akan melakukan hal itu.

Kata yang kedua adalah kewajiban , kewajiban berasal dari kata wajib.

Menurut Prof. Dr. Notonegoro wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu

yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat

oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh

yang berkepentingan. Kewajiban pada intinya adalah sesuatu yang harus

dilakukan. Disini kewajiban berarti suatu keharusan maka apapun itu jika

merupakan kewajiban kita harus melaksaakannya tanpa ada alasan apapun itu.

Dari pengertian yang lain kewajiban berarti sesuatu yang harus dilakukan dengan

penuh rasa tanggung jawab.

3
B. Penentuan warga Negara Indonesia

Siapa saja yang dapat menjadi warga negara dari suatu negara? Setiap

negara berdaulat berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi warga

negara. Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, dikenal dengan

adanya asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas

kewaraganegaraan berdasarkan perkawinan

Dalam penentuan kewarganegaraan didasarkan kepada sisi kelahiran

dikenal dua asas yaitu asas ius soli dan ius sanguinis . Ius artinya hukum atau

dalil. Soli berasal dari kata solum yang artinya negari atau tanah. Sanguinis

berasal dari kata sanguis yang artinya darah.

1. Asas Ius Soli

Asas yang menyatakan bahawa kewarganegaraan seseorang ditentukan

dari tempat dimana orang tersebut dilahirkan.

2. Asas Ius Sanguinis

Asas yang mennyatakan bahwa kewarganegaraan sesorang ditentukan

beradasarkan keturunan dari orang tersebut.

C. warga Negara dengan Negara

Wujud hubungan anatara warga negara dengan negara pada umumnya

adalah berupa peranan (role). Peranan pada dasarnya adalah tugas apa yang

dilakukan sesuai dengan status yang dimiliki, dalam hal ini sebagai warga

negara. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam Pasal 27

sampai pasal 34 UUD 1945. Bebarapa hak warga negara Indonesia antara lain

sebagai berikut :

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

2. Hak membela negara

3. Hak berpendapat

4. Hak kemerdekaan memeluk agama

5. Hak mendapatkan pengajaran

6. Hak utuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia


7. Hak ekonomi untuk mendapat kan kesejahteraan sosial

8. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial

Sedangkan kewajiban warga negara Indonesia terhadap negara Indonesia

adalah :

1. Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan

2. Kewajiban membela negara

3. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara

Selain itu ditentuakan pula hak dan kewajiban negara terhadap warga negara.

Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan

hak dan kewajiban warga negara terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut,

anatara lain sebagai berikut :

1. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintah

2. Hak negara untuk dibela

3. Hak negara untuk menguasai bumi, air , dan kekayaan untuk kepentingan

rakyat

4. Kewajiban negara untuk menajamin sistem hukum yang adil

5. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara

6. Kewajiban negara mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat

7. Kewajiban negara memberi jaminan sosial

8. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah

Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang telah tertuang

dalam UUD 1945 mencakup berbagai bidang . Bidang –bidang ini antara lain,

Bidang politik dan pemerintahan, sosial, keagamaan, pendidikan, ekonomi, dan

pertahanan

D. PANDANGAN IDIOLOGIS ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN

1. Idiologi Negara RI

Berdasarkan pernyataan diatas tentu sebuah hak dan kewajiban warga

negara tidak lepas dari idiologi yang dianut oleh sistem kenegaraan.

5
Landasan utama bangsa indonesia adalah Pancasila. Tentu saja Pancasila

sebagai landasan warga negara Indonesia dalam bertingkah laku, termsuk

segala mekanisme pemerintahan pemerintahan.

Pancasila, menurut Soekarno (2006) sebagai penggali dijelaskan bahwa

Pancasila telah mampu mempersatukan bangsa Indonesia. Tidak terlepas

pada revolusi melawan imperialisme di bumi nusantara untuk menyatakan

kemerdekaan, Pancasila sebagai filsafat cita-cita dan harapan segenap bagsa

Indonesia. Bahkan pada sila ke tiga disebutkan “ Persatuan Indonesia “. Hal

inilah yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki semangat bersatu

dari beragam suku bangsa yang berbeda. Perbedaan itu lenyap ketika

mereka menyadari arti persamaan sebagai bangsa Indonesia.

Terlebih semangat persatuan bangsa Indonesia telah dikumandangkangkan

pada sumpah pemuda. Para pemuda bersumpah berbangsa satu, bertanah

air satu dan menjunjung bahasa persatuan.

Bukti-bukti yang telah diuraikan ini menunjukan negara Indonesia didirikan

atas pondasi persatuan. Negara yang terdiri dari beragam identitas mampu

disatukan atas nama persatruan. Dengan demikian bersarkan teori yang

dinyatakan Geovanni Gentle (Syahrian:2003) bahwa negara kesatuan

Republik Indonesia adalah negara nasionalis.

2. Kewajiban Nasionalisme

Menurut Gentle melalui idealisme murni yang terpengaruh dialektika

Hegel, pada dasarnya individu memiliki kehendak atau ego. Pada tataran

subjektif individu mengenal hubungan antara manusia yang satu dan lainnya.

Setelah individu mecapai tahapan roh objektif, maka terciptalah komunitas.

Melalui komunitas beragam ego individu melebur menjadi sejarah,

kebudayaan, bangsa atau peradaban. Inilah yang disebut kesadaran mutlak

individu

Didasarkan tujuan kehidupan bersama dibentuklah negara. Beragam

kepentingan individu dengan meninjau pada teori Gentle, tentu melebur

menjadi kepentingan bersama. Negara tidak mungkin memberikan kepuasan


atas setiap kepentingn individu dan beragam kehendak yang saling

bersebragan. Maka demi tujuan utama dibentuknya suatu negara harus

terdapat otoritas negara menentukan pilihan atas beragam kehendak.Dan

melalui negara kepentingan-kepentingan individu telah melebur menjadi

kepentingan bersama.

Negara ibarat masa depan nasib bersama. Kepentingan individu adalah

kepentingan egois yang menitik beratkan pada kebutuhan pribadi. Tidak

mungkin tanpa ototritas yag kuat sebuah negara mampu mnetukan pilihan

yang terbaik bagi masa depan suatu bangsa.

Bila masih terdapat kepentingan-kepentingan egoisme tentu pembelotan

dari tujuan dibentuknya negara. Pada kondisi yang seperti ini harus terdapat

persamaan persepsi atas seluruh warga negara. Warga negara harus rela

memberikan loyalitasnya kepada negara diatas kepentingan pribadi. Karena

negara memiliki nilai-nilai kearifan sebagai pelayan, pelindung dan pengayom

bangsanya.

3. Hak Warga

Sebagai warga negara yang baik harus memahami bahwa segala

kehendak warga negara yang melebur dalam lembaga negara adalah

kehendak rakyat. Kehendak yang dimulai dari kehendak individu, berinteraksi

dengan konsekuensi identitas mahluk sosial. Maka terbentuklah nilai

komunalitas yang disebut kesadaran objektif, hingga merambah pada

kesadaran mutlak.

Artinya hak individu tidak diperbolehkan egois mempengaruhi kepentingan

tatanan hidup bersama atas kepentingan pribadi. Hal ini adalah kenyataan

yang tak dapat diingkari.

Termasuk pada kenyataan kebijakan pemerintah adalah hasil representasi

kepentingan-kepentingan yang berjalan melalui tatanan sehingga diambil

keputusan terbaik. Bukan saja terbatas kepentingan individu, akan tetapi hasil

7
dari kepentingan banyak individu yang terakumulasi hubungan mahluk sosial.

(Gentile:1928).

4. Permasalahan Kebebasan

Gagasan yang telah disampaikan oleh Lipman (1922) menjelaskan bahwa

opini publik adalah ini dari pembahasan kebijakan. Hal ini menandakan era

keterbukaan. Keberadaan opini publik berfungsi sebagi beragam pihak untuk

ikut serta dalam proses pengambilan keputusan. Melalui jalur non strukturalis,

beragam pihak mampu mempengaruhi pemerintahan. Melalui ruang publik

seseorang maupun kelompok memiliki kekuasaan di luar wewenang untuk

ikut serta mempengaruhi kestabilan negara.

Bentuk-bentuk lain keberadaan pihak diluar wewenang yang mampu

mempengaruhi negara adalah para borjuis. Melalui ruang publik maupun

beragam proses kekuasaan, kapitalis mampu mempegaruhi keberadaan para

pejabat untuk berkonspirasi mencari keuntungan. Proses pemerintahan yang

tidak sehat dan dianggap sebagai rahasia umum ini menunjukkan kuatnya

aktor-aktor yang non legitimasi untuk bergentayangan mendominasi sebagai

tuan-tuan kelompok penekan.(Westergard dan Resler, 1976).

Walaupun tidak dapat disangkal bahwa kapitalis atau pasar sebagai faktor

signifikan mempengaruhi kebijakan, akan tetapi perlu terdapat pembatasan

yang jelas antara kepentingan perseorangan sebagai saudagar dan pelaku

birokrat.

Permasalahan mendasar pada negara yang memberikan era keterbukaan

ini mewariskan permasalahan mekanisme birokrasi yang tidak lepas dari nilai-

nilai kapitalis. Hal yang banyak terjadi, keberadaan pejabat maupun birokrat

tidak lepas dari modal awal untuk memasuki ranah bagian penyelenggara

pemerintahan. Konsekuensi yang terjadi persepsi tugas kepercayaan negara

sebagai harapan masa depan bangsa, menjadi kesempatan berbisnis

mencari keuntungan maksimal. Pada posisi inilah terjadi tumpang tindih

antara identitas birokrat dengan pedagang.


Solusi yang diberikan pada kasus ini adalah profesionalisme status. Tidak

dibenarkan adanya kekuasaan yang tidak diimbangi wewenang. Seperti hal

yang telah disampaikan oleh negarawan Jerman Adolf Hitler (2008) dalam

bukunya Mein Kamf; seseorang yang terkuatlah yang pantas menjadi

pemimpin. Ini menafsirkan bahwa keberadaan aktor-aktor yang memiliki

kekuasan menjadikan permasalahan baru. Aktor-aktor tersebut mampu

menjadikan kondisi negara tidak sehat. Idealisme para birokrat tercemari oleh

proses yang legal maupun ilegal.

Wabah kapitalis terjadi melalui beragam aktifitas kebebasan beragam

pihak melalui ruang publik. Maka tindakan-tindakan aktor-aktor tersebut

menjadikan provokasi yang berlanjut kepada distabilitas dan intgrasi. Hal lain

yang terjadi dari kebebasan tersebut adalah beragam kelompok kepentingan

yang terakumulasi dalam beragam kalangan; baik kapitalis NGO, CSO dan

birokratis terjadi persaingan dalam rangka kepentingan pribadi atau

kelompok.

Akibat dari sistem yang terjaga ini menjadikan rakyat sebagai korban

kapitalis. Tujuan negara sebagai lembaga yang menaungi rakyat menjadi

ajang persaingan kepentingan. Tentu berakibat pada lepasnya kewajiban

sebagai warga negara yang baik, yang memberikan pengabdiannya kepada

negara.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya

diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh

pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa

olehnya

Kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya

dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain

manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang

berkepentingan.

Seseorang berhak menjadi warga negara Indonesia didasarkan adanya asas-

asas pribumi asli dan tanah kelahiran. Sedangkangkan ketetapan hukumnya

mengacu pada 26 UUD 1945.

Hubungan institusi pemerintahan yang mengatasnamakan negara dengan

warga negara memiliki timbal balik. Baik negara maupun warga negara memiliki

hak dan kewajiban untuk saling memberikan konstribusi.

Negara sebagai wadah bagi bangsanya dalam menuju kehidupan yang di

amanatkan melalui Undang-undang. Dalam rangka penyeimbangan antara

kedudukan antara warga negara dengan negara maka dibuatlah hak dan

kewajiban.

B. SARAN

Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban

Warga Negara Sebagai Anggota Masyarakat ini, semoga kita semua bisa benar-

benar memahami tentang apa yang seharusnya kita dapatkan sebagai warga

negara di negeri ini. Sehingga, jika ada hak-hak yang belum kita dapatkan, kita

bisa memperjuangkannya. Begitu juga sebaliknya, jika hak-hak sebagai warga

negara telah kita terima, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita
sebagai warga negara. Dengan demikian, negeri ini akan maju dan penuh

dengan keadilan, kemakmuran, aman dan sejahtera.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gentile, Giovanni.1928.The Philosophy of The Modern State. Translated by

H.W.Schneider.Oxfor:New York.

Syahrian, Ery.2003.Fasisme Terorisme Negara. Pondok Edukasi: Solo.

Hitler, Adolf. 2008. Mein Kamf. Translated by Ribut Wahyudi and Sekar Palupi. Narasi:

Yogyakarta.

Soekarno. 2006. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno.Media Presindo: Yogyakarta.

Westergarad, J. and Resler, H.1976. Class in Capitalist Society, Penguin,

Harmondswort: Middx.

Lippman, W. 1922. Public Opinion.Macmilan: New York.

Anda mungkin juga menyukai