PENDAHULUAN
setelah diare.
Bronchopneumonia merupakan radang paru-paru pada bagian
gejala demam tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal (adanya
komplikasi seperti infeksi darah, abses paru-paru, efusi pleura, gagal napas,
anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita anak masih tergantung penuh
1
2
diperkirakan sekitar 3,1 juta pertahun kasus kematian anak di bawah umur
Maluku 534 (9,82%) kasus dan pada tahun 2017 mulai menurun di
Pada tahun 2013 sebesar 3 kasus, 2014 sebesar 22 kasus, 2015 sebesar 44
kasus, dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2016
dengan 159 kasus. Sedangkan data yang diambil dari RSUD KS Langgur
jumlah anak dengan bronkopneumonia pasien rawat inap pada tahun 2016
Anak RSUD Karel Sadsuitubun Langgur”. Studi kasus ini dinilai penting
penyakit bronkopneumonia.
1.2 Rumusan Masalah
tindakan nebulizer.
1.4.3 Bagi Penulis
Memperoleh pengalaman nyata dan menambah wawasan dalam
BAB II
TINJAUAN KASUS
Bronkopneumonia
2.1.1. Pengkajian
Proses kontinu yang dilakukan semua fase pemecahan
pengkajian.
b. Penanggung jawab
Pengkajian berisikan penanggung jawab meliputi
tinggi.
6
yang lainnya.
g. Riwayat kesehatan lingkungan
Bronkopneumonia sering terjadi pada musim hujan
sekunder (Meck,2015).
2.1.1.3. Pola Aktivitas Sehari-hari
a.Pola persepsi sehat-penatalaksanaan sehat.
Data yang muncul sering kebiasaan orangtua anaknya
napas.
b. Pola metabolic nutrisi.
7
mikroorganisme)
c.Pola eliminasi
Penderita sering mengalami penurunan produksi urin
karena demam.
d. Pola istirahat dan tidur.
Data yang sering muncul adalah anak mengalami
ketidaknyamanan tersebut.
e.Pola aktivitas-latihan.
Anak tampak menurun aktivitas dan latihannya sebagai
disampaikan.
g. Pola persepsi diri-konsep diri.
8
(orangtua).
i. Pola seksualitas-reproduktif.
Pada kondisi sakit dan anak kecil masih sulit terkaji.
mmHg
d) Prasekolah (4-5 tahun) : 80/100
mmHg
e) Anak-anak (5-12 tahun) : 80/100
mmHg
2) Nadi :
a) Baru lahir (0-1 bulan) : 120-160 x/m
b) Bayi (1 bulan-1 tahun) : 100-160 x/m
c) Toodler (1-3 tahun) : 90-150 x/m
d) Prasekolah (4-5 tahun) : 80-140 x/m
e) Anak-anak (5-12 tahun) : 70-120 x/m
3) Pernapasan :
a) Baru lahir (0-1 bulan) : 40-60 x/m
b) Bayi (1 bulan-1 tahun) : 30-60 x/m
9
penciuman.
g. Mulut : Kaji warna bibir, mukosa bibrnya
bantu pernapasan.
i. Abdomen : inspeksi (bentuk, lesi), Palpasi
4-9 x/menit)
j. Genitalia : Kaji kelengkap (laki-laki : penis, skrotum,
keluhan.
l. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan penunjang
berhubungan
12
bronkus.
2) Auskultasi area paru, catat area paru, catat
secara efektif.
Rasional : napas dalam memudahkan ekspansi
bergerak keluar.
5) Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari
pada dingin.
13
pembuangan sekret.
2.2.3.1 Kerusakan pertukaran gas berhubungan
kemudahanbernapas.
Rasional : distress pernapasan yang dibuktikan
jaringan.
2) Observasi warna kulit, catat adanya sianosis
sistemik.
3) Kaji status mental dan penurunan kesadaran.
Rasional : Gelisah, mudah terangsang , bingung
terhadap hipoksemia.
5) Awasi suhu tubuh.
Rasional : demam tinggi sangat meningkat
distensi abdomen.
Rasional : Bunyi usus mungkin menurun/tak ada
untuk kembali.
5) Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat
badan besar.
Rasional : Adanya kondisi kronis (seperti PPOM
dan dispnea.
a.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
setelah aktivitas.
Rasional : menetapkan kemampuan atau kebutuhan
dan istirahat.
Rasional : Tirah baring dipertahankan selama akut
atau bantal.
5) Bantu aktivitas perawatan diri yang
mukosa (bibir,lidah).
2.1.4 Implementasi.
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan
(Asmadi, 2008).
2.1.5 Evaluasi.
Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sitematis
Kenney, 2009).
2.2. Tinjauan Umum Tentang Bronkopneumonia
2.2.1 Pengertian.
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya
(NANDA,2016).
2.2.2 Etiologi.
Secara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan
reflek glottis dan batuk, adanya lapisan mucus, gerakan silia yang
Influenzae,
Klebsiella.
2. Virus : Legionella Pneumoniae.
3. Jamur : Aspergillus Spesies, Candida Albicans.
4. Aspirasi Makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke
dalam paru-paru.
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.
2.2.3 Manifestasi Klinis
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi
cara :
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
b. Pemeriksaan sputum
c. Analisa gas darah
d. Kultur darah
e. Sampel darah, sputum, dan urin
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Rontgenogram Thoraks
b. Laringoskopi/ bronkoskopi
2.2.5 Penatalaksanaan (Sudaru, 2009)
Penatalaksanaan yang dapat diberikan antara lain :
20
Akan tetapi, karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi
sputum.
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolus
pengiriman oksigen.
21
hari.
5. Resiko ketidakseimbangan elektrolit.
2.2.7 Discharge Planning
1. Beri instruksi pemulangan kepada orang tua seperti berikut :
a. Penjelasan tentang penyakit anak
b. Bagaimana memantau tanda-tanda distress
nebulator.
2.4.2 Tujuan
1. Mengencerkan secret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan nafas
2.4.3 Indikasi
1. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan
secret
2. Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas
2.4.4 Kontraindikasi
1. Pada penderita trakeostomi atau pada faktur didaerah
hidung
2.4.5 Tahap Persiapan
1. Persiapan Pasien
a.Memberi salam dan memperkenalkan diri kepada
pasien/keluarga.
b. Menjelaskan tujuan atas tindakan
c.Mengatur posisi yang aman dan nyaman bagi pasien
2. Persiapan lingkungan
a.Menutup pintu
b. Memasang sampiran
3. Persiapan Alat
a.Set nebulizer
b. Obat bronkodilator
c.Bengkok 1 buah
d. Tissue
e.Spuit 5 cc
f. Aquades
g. Tissue
2.4.6 Prosedur pelaksanaan
1. Tahap pra interkasi
a.Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c.Menyiapkan alat
2. Tahap orientasi
a.Memberikan salam dan sapa nama pasien
24
keluarga pasien
3. Tahap kerja
a.Menjaga privacy pasien
b. Mengatur pasien dalam posisi duduk
c.Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi
set nebulizer
d. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai
takaran
e.Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
f. Memasukkan obat sesuai dosis
g. Menghidupkan nebulizer
h. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
4. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien/keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
3.1 Rancangan Studi Kasus.
25
Langgur.
3.2 Subjek studi kasus
Subyek studi kasus adalah subyek yang ditujukan untuk diteliti oleh
peneliti atau subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti
(Arikunto, 2009).
Subjek dalam penelitian ini sebanyak 2 orang pasien anak yang
ruang anak RSUD KS Langgur. Ada 2 kriteria pada subjek studi kasus
diruang anak.
3.2.1.2 Pasien anak dengan kisaran usia antara 0-5
tahun.
3.2.1.3 Orang tua pasien yang bersedia menjadi
responden penelitian.
3.2.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak
bronkopnumonia
3.2.2.2 Pasien anak yang tidak masuk dalam kisaran
bronkopneumonia.
3.4.2 Anak adalah seseorang lelaki atau perempuan yang berusia
Sadsuitubun Langgur.
3.5.2 Waktu : Studi kasus akan dilakukan pada bulan Maret
2019
3.6 Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dalam studi kasus ini adalah sebagai berikut dengan
pemeriksaan fisik.
a. Wawancara yaitu proses Tanya jawab antara peneliti
pengumpulan data.
3.8.3 Confedentiality (Kerahasiaan).
28