Anda di halaman 1dari 16

BAB I

DEFINISI

Inisiasi Menyusu Dini yang selanjutnya disingkat dengan IMD


adalah tindakan untuk meletakkan bayi diatas dada ibu segera setelah
lahir tanpa dimandikan terlebih dahulu, dengan kontak kulit ke kulit antara
ibu dengan bayi hingga bayi berhasil menyusu sendiri sampai berhenti
menyusu dengan sendirinya dan atau minimal selama 1 (satu) jam pada
kondisi ibu dan bayi sehat. (Peraturan Bupati Tulungagung No.19 tahun
2013).

ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi usia
0-6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, sari buah,
madu, air the, air kopi, air putih, dan lain-lain, serta tambahan makanan
padat seperti buah-buahan, bubur susu, biscuit, bubur nasi, nasi tim, dan
lain-lain, kecuali obat dan vitamin atas rekomendasi tenaga kesehatan.

UNICEF, WHO dan WABA (World Alliance for Breastfeeding Action)


bersama dengan masyarakat ilmiah memberikan rekomendasi kuat untuk
melakukan Inisiasi Menyusui dini dalam waktu 60 menit setelah kelahiran .
Bukti ilmiah terkini menyatakan bahwa Inisiasi Menyusui Dini dapat
mencegah 22 % kematian bayi di Negara maju pada usia di bawah 1
bulan (Hadijono, Update APN 2010). Penelitian terbaru menyebutkan
bahwa pemberian ASI yang terlambat juga dapat meningkatkan resiko
kematian bayi. Bila mengawali ASI lebih dari 60 menit dalam 24 jam
pertama maka akan meningkatkan resiko kematian bayi 1,5 kali (Edmont
et at, pediatrics 2006).

1
BAB II

RUANG LINGKUP

Inisiasi Menyusu Dini dilakukan dalam keadaan ibu dan bayi stabil
dan tidak membutuhkan tindakan medis selama paling singkat 1 jam. Hal
ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada bayi agar dapat
mencari puting susu ibu dan menyusu sendiri. Dalam hal selama paling
singkat 1 jam setelah melahirkan, bayi masih belum mau menyusu maka
kegiatan inisiasi menyusu dini harus tetap diupayakan oleh ibu dan
penyelenggara fasiltas kesehatan.

Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah :

Manfaat menyusu dini bagi bayi adalah


a. memenuhi kebutuhan nutrisi karena ASI merupakan makanan
dengan kualitas dan kuantitas yang optimal,
b. memberi kekebalan pasif kepada bayi melalui kolostrum sebagai
imunisasi pertama bagi bayi,
c. Meningkatkan kecerdasan
d. Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas,
e. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi (bonding)
f. Mencegah kehilangan panas (hypothermia)
g. Merangsang kolostrum segera keluar
h. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui
eksklusif dan akan lebih lama disusui.
i. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Bayi akan lebih
jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi.
Sedangkan manfaat inisiasi menyusu dini bagi ibu adalah
merangsang produksi oksitosin dan prolactin, meningkatkan keberhasilan
produksi ASI dan meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi (Sidi et
all,2004).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no.33 tahun
2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bab III pasal 6 bahwa “Setiap
ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang
dilahirkannya”. Namun ada kondisi medis bayi dan/atau kondisi medis ibu
yang tidak memungkinkan untuk dilakukannya pemberian ASI Eksklusif.

2
Kondisi medis Bayi yang tidak memungkinkan pemberian ASI Eksklusif
antara lain :
a. Bayi yang hanya dapat menerima susu dengan formula khusus, yaitu
bayi dengan kriteria :
1. Bayi dengan Galaktosemia Klasik, diperlukan formula khusus
bebas galaktosa
2. Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup maple (maple syrup
urine disease), diperlukan formula khusus bebas leusin,
isoleusin, dan valin; dan/atau
3. Bayi dengan fenilketonuria, dibutuhkan formula khusus bebas
fenilalanin, dan dimungkinkan beberapa kali menyusui, dibawah
pengawasan.
b. Bayi yang membutuhkan makanan lain selain ASI selama jangka
waktu terbatas, yaitu :
1. Bayi lahir dengan berat kurang dari 1500 gram (Berat Lahir
Sangat Rendah)
2. Bayi lahir kurang dari 32 minggu dari usia kehamilan yang
sangat premature; dan/atau
3. Bayi baru lahir yang beresiko hipoglikemia berdasarkan
gangguan adaptasi metabolism atau peningkatan kebutuhan
glukosa seperti pada Bayi premature, kecil untuk usia kehamilan
atau yang mengalami stress ischemia, bayi yang sakit dan bayi
yang memiliki ibu pengidap diabetes.
Kondisi medis ibu yang tidak dapat memberikan ASI Eksklusif
karena harus mendapat pengobatan sesuai dengan standart. Kondisi ibu
tersebut antara lain :
a. Ibu yang dapat dibenarkan alas an tidak menyusui secara permanen
karena terinfeksi HIV
b. Ibu yang dapat dibenarkan alasan menghentikan menyusui
sementara waktu karena :
1. Penyakit parah yang menghalangi seorang seorang ibu
merawat bayi, misalnya sepsis (infeksi demam tinggi hingga
tidak sadarkan diri)
2. Infeksi Virus Herpes Simplex tipe 1 (HSV-1) di payudara, kontak
langsung antara luka pada payudara ibu dan mulut bayi
sebaiknya dihindari sampai semua lesi aktif telah diterapi
hingga tuntas

3
3. Pengobatan ibu :
a) Obat-obatan psikotropika jenis penenang, obat antiepilepsi
dan opioid dan kombinasinya dapat menyebabkan efek
samping seperti mengantuk dan depresi pernafasan
b) Penggunaan Yodium atau yodofor topical secara berlebihan
c) Sitotoksik kemoterapi yang mensyaratkan seorang ibu
harus berhenti menyusui selama terapi
Yang harus dilakukan dan dihindari pada IMD :
Untuk Ibu
 Gunakan obat analgesik atas indikasi saja
 Jangan membasuh payudara sebelum bayi menyusu
 Angkat kepala ibu dengan bantal untuk memfasilitasi kontak mata
antara ibu dan bayi
 Jangan memindahkan ibu dari ruang persalinan sebelum selesai
menyusu dini
Untuk Bayi
 Bayi yang menangis kuat tidak memerlukan isapan lender
 Keringkan segera bayi, kecuali tangannya
 Jangan melakukan isap lender secara rutin
 Ibu dan bayi harus diselimuti untuk mempertahankan kehangatan
disamping kontak kulit ke kulit
 Tunda pemberian injeksi vit K, Hepatitis B, menimbang dan
pengukuran bayi, membungkus bayi setelah IMD
Berikut ini peran Inisiasi Menyusu DIni :
1. Sekitar 40 % kamatian balita pada 1 bulan pertama kehidupan bayi.
Inisiasi Menyusu Dini deapat mengurangi 22% kamatian bayi 28 hari.
Berarti Inisiasi Menyusu Dini mengurangi angka kematian balita 8,8%
2. Inisiasi menyusu Dini meningkatkan keberhasilan menusu eksklusif
dan lama menyusu sampai 2 tahun. Dengan demikian, dapat
menurunkan kematian anak secara menyeluruh.
Manfaat ASI
1. Untuk Bayi
a. Nutrien (zat gizi) sesuai untuk bayi
b. Mengandung zat protektif
c. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan (kontak kulit
ibu dan kulit bayi)
d. Menyebabkan pertumbuhan yang baik
e. Mengurangi kejadian karies dentis
f. Mengurangi kejadian maloklusi rahang

4
2. Untuk Ibu
a. Aspek kesehatan Ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin yang membantu involusi uterus dan mencegah
perdarahan pasca salin. Selain itu dengan menyusui akan
mengurangi risiko kanker payudara, kanker rahim, serta risiko
osteoporosis.
b. Aspek Keluarga Berencana
Menyusui secara eksklusif menyebabkan hormone yang
mempertahankan laktasi bekerja menekan hormone untuk
ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan.

c. Aspek psikologis
Dengan menyusui ibu akan merasa bangga dan diperlukan.
3. Untuk Keluarga
a. Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya
digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk
kepentingan lain. Selain itu bayi yang mendapat ASI lebih
jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
b. Aspek psikologis
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran labih
jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat
mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
c. Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan kapan saja
dan dimana saja.
4. Untuk Negara
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
b. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
c. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula
d. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa

5
BAB III
TATA LAKSANA

1. TATA LAKSANA INISIASI MENYUSU DINI BAYI LAHIR NORMAL


a. Langkah 1:
Lahirkan, keringkan dan lakukan penilaian pada bayi
1) saat bayi lahir, catat waktu kelahiran
2) kemudian letakkan bayi pada perut bawah ibu
nilai usaha nafas dan pergerakan bayi apa diperlukan atau
tidak (2 detik)
3) setelah itu keringkan bayi. Setelah kering, selimuti bayi
dengan kain kering untuk menunggu dua menit sebelum
tali pusat diklem. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka,
kepala, dan bagian tubuh lainnya dengan halus tanpa
membersihkan verniks. Verniks akan membantu
menghangatkan tubuh bayi
4) Hindari menngeringkan tangan bayi. Bau cairan amnion
pada tangan bayi juga membantu mencari putting
ibunyayang berbau sama
5) LendIr cukup dilap dengan kain bersih.hindari isap lendir
di dalam mulut atau mulut bayi karena penghisap dapat
merusak selaput lender hidung bayidan meningkatkan
resiko infeksi pernapasan
6) Lakukan rangsangan taktil dengan menepuk atau
menyentil telapak kaki.menggosok punggung, perut, dada
atau tungkai bayi dengan telapak tangan. Rangsangan ini

6
dapat memulai pernapasan bayi serta membantu bayi
dapat bernapas lebih baik
7) Setelah satu menit mengeringkan dan menilai bayi,
periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi
bayi dalam uterus (hamil tunggal). Biarkan bayi di atas
handuk atau kain bersih di perut ibu

b. Langkah 2:
Lakukan kontak kulit dengan kulit selama paling sedikit satu jam
1) Setelah 2 menit pasca persalinan, lakukan penjepitan tali
pusat dengan klem pada sekitar 3 cm dari dinding perut
bayi.dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan 2 jari, kemudian
dorong isi tali pusat kea rah ibu. Lakukan penjepitan kedua
dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan pertama pada sisi ibu.
Pemotongan tali pusat ditunda sampai tali pusat berhenti
berdenyut agar nutrient dan oksigen yang mengalir dari
plasenta ibu ke bayi lebih optimal.
2) Kemudian pegang tali pusat diantara dua klem tersebut.satu
tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi,
dan tangan yang lain melindungi bayi, dan tangan yang lain
memotong tali pusat diantara kedua klemm tersebut.
3) Ikat putung tali pusat dengan jarak kira kira 1 cm dari dinding
perut bayi dengan tali yang steril. Lingkarkan tali di sekitar
puntung tali pusat dan ikat untuk kedua kalinya dengan
simpul mati di bagian yang berlawanan
4) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel di dada ibu. Kepala bayi harus
berada diantara payudara ibu, tapi lebih rendah daripada
puting.
5) Kemudian selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
pasang topi di kepala bayi.
6) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit kekulit di dada ibu
paling sedikit satu jam. Mmmintalah ibu untuk memluk dan
membelai bayinya. Bila perlu letakkan bantal dibawah kepala

7
ibu agar mempermudah kontak visual antara ibu dan bayi.
Sebagian besar bayi akan bisa melakukan inisiasi menyusui
dini dalam waktu 30-60 menit
7) Hindari membasuh atau menyeka payudara ibu sebelum
bayi menyusu
8) Selama kontak kulit ke kulit tersebut, lanjutkan dengan
langkah manajemen aktif kala 3 kali persalinan
c. Langkah 3:
Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai
menyusu
1) Biarkan bayi mencari dan menemukan putting dan mulai
menyusu
2) Anjurkan ibu dan orang lain untuk tidak menginterupsi
menyusu misalnya memindahkan bayi dari satu payudara ke
payudara lainya. Menyusu pertama biasanya berlangsung
10-15 menit.bayi cukup menyusu dari satu payudara.
3) Menunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainya
hingga bayi selesai menyusu. Tunda pula memandikan bayi
6-24 jam setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya
hipotermia.
4) Usahakan untuk tetap menempatkan ibu dan bayi di ruang
bersalin hingga bayi selesai menyusu
5) Segera setelah bayi baru lahir selesai menghisap, bayi akan
berhenti menelan dan melepaskan puting. Bayi dan ibu akan
merasa mengantuk. Bayi kemudian dibungkus dengan kain
bersih lalu lakukan penimbangan dan pengukuran bayi,
meberikan suntikkan vitamin K , dan mengoleskan salep
antibiotik pada mata bayi.
 Jika bayi belum melakukan inisiasi menyusui dini dalam
waktu satu jam, posisikan bayi lebih dekat dengan
putting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama
30-60 menit berikutnya
 Jika bayi masih belum melakukan inisiiasi menyusui
dini dalam waktu 2 jam, pindahkan ibu ke ruang
pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu.lanjutkan

8
asuhan bayi baru lahir dan kemudian kembalikan bayi
pada ibu untuk menyusu
6) Kenakan pakaian pada bayi atau tetap diselimuti untuk tetap
menjaga kehangatanya.tetap tutupi kepala bayi dengan topi
selama beberapa hari pertama. Bila suatu saat kaki bayi
terasa dingin saat disentuh, buka pakaiannya kemudian
telungkupkan kembali di dada ibu sampai bayi hangat
kembali
7) Satu jam kemudian berikan suntikan hepatitis B pertama.
8) Lalu tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama.
Letakkan kembali bayi dekat dengan ibu sehingga mudah
terjangkau dan bayi mudah menyusu sesering keinginannya

TAHAP – TAHAP INISIASI MENYUSU DINI ( IMD )


Tahap 1 : bayi dalam stadium istirahat siaga

Gbr 1. Bayi dalam stadium siaga

Tahap 2 : radar dari tangan bayi membimbingnya untuk


menemukan payudara ibu

Gbr 2. Tangan bayi membimbing untuk


menemukan payudara ibu

Tahap 3 : saat menyadari ada air susu disekitarnya,bayi


mengeluarkan air liur

9
Gbr 3. Bayi mengeluarkan air liur

Tahap 4 : gerakan bayi menuju payudara

Gbr 4.Gerakan bayi menuju payudara

Tahap 5 : menemukan,menjilat,mengulum putting,membuka


mulut,melekat dengan baik

Gbr 5. Gerakan bayi menjilat, mengulum putting, membuka mulut melekat


dengan baik

2. TATALAKSANA INISIASI MENYUSU DINI PADA OPERASI


CAESAR
Usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar pasti
tidak dapat dilakukan pada persalinan operasi Caesar.Namun , jika
diberikan anestesi spinal atau epidural, ibu dalam keadaan dapat
segera diposisikan sehingga kontak kulit ibu dan bayi dapat terjadi.
Usahakan menyusu pertama dilakukan di kamar operasi.Jika
keadaan ibu atau bayi belum memungkinkan, bayi diberikan pada
ibu pada kesempatan yang tercepat.Jika dilakukan anestesi umum,
kontak dapat terjadi di ruang pulih saat ibu sudah dapat merespon
walaupun masih mengantuk atau dalam pengaruh obat bius.
Untuk mendukung terjadinya inisiasi menyusu dini pada persalinan
Caesar, beriku ini tata laksananya.
1. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif.

10
2. Jika mungkin, usahakan suhu ruangan 20 o-25oC.disediakan
selimut untuk menutupi punggung bayi dan badan ibu. Siapkan
topi untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.
3. Tatalaksana selanjutnya sama dengan tahap-tahap inisiasi
menyusu dini.
4. Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar operasi, atau bayi harus
dipindah sebelum satu jam, maka bayi tetap diletakkan di dada
ibu ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan.
Menyusu dini dilanjutkan di kamar perawatan ibu .
Lima urutan perilaku bayi pada saat menyusu pertama kali
Langkah Perilaku yang teramati Perkiraan waktu
1 Bayi beristirahat dan melihat 30 menit pertama
2 Bayi mulai mendecakkan bibir 30-60 menit setelah
dan membawa jarinya ke mulut lahir dengan kontak
3 Bayi mengeluarkan air liur
kulit dengan kulit
4 Bayi menendang, menggerakkan
terus menerus
kaki, bahu, lengan, dan badanya
tanpa terputus
kearah dada ibu dengan
mengandalkan indra
penciumannya
5 Bayi melekatkan mulut ke puting
ibu

11
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Pencatatan
Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan kepada ibu
dan bayi, hal-hal yang perlu ditulis pada pencatatan dan pelaporan
IMD adalah
1. Catatan perkembangan klien dengan IMD sebagai bukti dengan
menggunakan metode SOAP tercatat sebagai berikut :
S (Subyektif) : catatan hasil pernyataan kepada klien atau
keluarga
O (Obyektif : catatan data hasil pemeriksaan dan atau penunjang
A (Analisa) : catatan diagnose atau kesimpulan tentang kondisi
klien
P (penatalaksanaan) : catatan tindakan bidan yang mandiri,
kolaborasi maupun rujukan serta
evaluasi dari tindakan kepada pasien
2. Cakupan Pelayanan IMD
a. Jumlah pasien yang melahirkan bayi hidup
b. Jumlah bayi yang dilakukan IMD pada ibunya
c. Jumlah bayi yang tidak dilakukan IMD pada inbunya beserta
alasannya
Alur pelaporan mengikuti system yang telah ada yaitu dari ruangan
kemudian dikoordinir oleh bagian pencatatan dan pelaporan Rumah
Sakit dalam hal ini bagian Rekam Medis.
2. Pelaporan
Laporan tentang proses pelaksanaan harus mencakup :
a. Waktu pelaksanaan IMD
b. Anthropometri Bayi

12
c. Alasan jika IMD tidak dilakukan
3. Adanya Standart Prosedur Operasional (SOP) pelayanan IMD
SOP Inisiasi Menyusu Dini di dalamnya terdapat pengertian IMD,
tujuan tindakan IMD, kebijakan IMD, prosedur IMD, dan unit terkait.
4. Adanya form edukasi tentang pelaksanaan IMD dan ASI Eksklusif
Form Edukasi terlampir di RM 33, 34 dimana memuat identitas pasien
sedangkan jenis edukasi ditulis waktu edukasi, edukasi yang
diberikan, yang diedukasi, tempat, metode edukasi, respon, nama dan
paraf educator, serta bidang disiplin.

13
Lampiran 1. Blanko laporan tindakan pasien yang dilakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)

DATA PASIEN YANG DILAKUKAN TINDAKAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD)


RS…………………..TAHUN 20014

JUMLAH JUMLAH BAYI JUMLAH


BULAN PERSALINAN LAHIR HIDUP IMD JUMLAH TIDAK IMD
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER

JUMLAH

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai