PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Puskesmas sebagai unit
ini sangat dipengaruhi oleh penataan dan pengelolaan tenaga untuk melaksanakan
pada saat ini. Sarana yang tidak lengkap seperti obat-obatan yang kurang bermutu
dari segi variasi, petugas yang kurang tanggap dengan pasien, keramahan yang
kurang dari pemberi layanan, sehingga masyarakat kurang puas setiap berobat
swasta antara lain karena inefisiensi dan buruknya kualitas dalam sektor
tidak memiliki perlengkapan yang memadai, jumlah dokter yang tidak memadai di
1
daerah terpencil dan tingginya ketidakhadiran dokter di puskesmas, serta
birokrasi yang kaku, perilaku oknum aparatur yang kadang kala kurang
bersahabat, juga kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan dalam hal ini
yang masih sangat rendah. Hal ini menyebabkan kurangnya minat masyarakat
selain karena alasan lebih murah, pengobatan melalui dukunpun sudah menjadi
Dukun atau yang sering juga disebut dengan ‘orang pintar’, adalah suatu
umumnya. Walaupun nama atau istilahnya berbeda antar satu daerah dengan yang
mereka dalam kehidupan masyarakat selama ini sangat kuat. Bagi orang yang
belum pernah berinteraksi dengan dukun secara langsung, atau minta bantuannya
2
dan memanfaatkan jasanya, umumnya mendengar profesi perdukunan ini dari
radio atau dari mulut ke mulut, membaca iklan di majalah, tabloid, koran atau
buku-buku, atau pernah melihat sosok di antara dukun yang bertebaran dalam
hingga saat ini sebanyak 997 orang. Jumlah kunjungan pasien di Puskesmas
Tambu tahun 2016 sebanyak 4.891 orang. Tahun 2017 terjadi penurunan menjadi
sebanyak 4.029 orang, dan pada bulan Januari-Juni tahun 2018 sebanyak 1.720
Berdasarkan hasil wawancara awal peneliti tanggal 2-3 Juli tahun 2018
murah bahkan ada yang gratis dibanding pengobatan di fasilitas kesehatan, serta 3
dari 5 orang tersebut berpendapat bahwa pengobatan lewat dukun lebih nyaman
karena dukun lebih dekat dengan masyarakat dan tidak memandang status sosial
3
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan msukan bagi pihak Desa Tambu
dan sebagai pedoman untuk mahasiswa lain yang ingin meneliti dengan
3. Bagi Peneliti
pengalaman peneliti tentang masalah yang ada pada masyarakat yang berkaitan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Puskesmas
a. Definisi Puskesmas
kesehatan pokok.
b. Tujuan Puskesmas
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
c. Fungsi Puskesmas
kesehatan
6
3) Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
d. Manfaat Puskesmas
2. Dukun
tinggi, karena hingga saat ini di Indonesia belum ada sekolah atau perguruan
tinggi yang membuka program studi keahlian perdukunan. Kalau pun ada,
mungkin hanya sebatas kursus privat yang sangat terbatas (eksklusif), yang
jampi-jampi seperti mantra, guna-guna, dan lain sebagainya. Dukun juga ada
yang disebut dukun bayi yaitu bidang keahliannya adalah menolong orang yang
melahirkan bayi dimana mulai ada tanda-tanda bayi akan lahir si dukun bayi ini
adalah memandu proses kelahiran pada ibu yang sedang dalam fase
7
B. Tinjauan Umum Tentang Persepsi
1. Pengertian
berasal dari bahasa latin yaitu perception, dari percipere yang artinya
c. Kebutuhan, kebutuhan sesaat akan kebutuhan yang tetap pada diri seseorang
8
d. Sistem nilai, sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh pula
antar target dan latar belakang serta kedekatan/kemiripan dan hal-hal yang
demikian pula dengan lokasi, cahaya, panas, atau faktor situasional lainnya.
9
a. Stimulus atau situasi yang hadir
stimulus atau situasi. Stimulus atau situasi tersebut biasanya berupa stimulus
b. Regristasi
c. Interpretasi
suatu aspek kognitif dari persepsi yang amat penting karena proses
d. Umpan balik
positif pula.
10
4. Persepsi Positif dan Negatif
individu terhadap suatu objek atau informasi dengan pandangan yang positif
atau sesuai dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari
berlawanan dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari
1. Pengertian
11
2. Jenis Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan kedokteran
dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu
keluarga.
promosi kesehatan.
12
b. Pelayanan kesehatan preventif, suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan/penyakit.
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
2013).
13
masyarakat yang berpenghasilan rendah di perkotaan. Pelayanan kesehatan
mulai dari rumah sakit tipe D sampai dengan rumah sakit kelas A. Pelayanan
1) Dokter spesialis
14
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)
1) Dokter subspesialis
masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan
kesehatan sekunder.
di masyarakat.
15
b. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
perorangan.
2010):
kepercayaan masyarakat.
c. Mudah dicapai
penting.
d. Mudah dijangkau
masyarakat.
16
e. Bermutu
pelayanan dan dipihak lain tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan kode
1. Pengertian
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni (Jenks, 2010). Budaya adalah segala hal yang diciptakan oleh
2. Pembagian Budaya
a. Budaya Material
17
1) Kepercayaan
kekurangan berdasarkan harapan positif dari niat atau perilaku orang lain.
2) Pengetahuan
3) Sikap
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
4) Nilai
Nilai adalah merupakan suatu hal yang nyata yang dianggap baik
dan apa yang dianggap buruk, indah atau tidak indah dan benar atau
18
3. Unsur Budaya
a. Sistem Religi
pandangan hidup.
c. Sistem Pengetahuan
d. Bahasa
e. Kesenian
Terdiri dari seni patung, seni relief, seni lukis/gambar, seni rias, seni
f. Mata Pencaharian
19
g. Teknologi dan Peralatan
E. Landasan Teori
2009).
tidak disiplin, kurang ramah, kurang profesional, pengobatan yang tidak manjur,
fasilitas gedung maupun peralatan medis dan non medis kurang memadai dimana
20
sebenarnya masih dapat dilakukan di puskesmas, atau untuk membeli obat-obatan
tidak mendukung akibat jauhnya jarak tempuh, tidak ada transportasi, jam buka
F. Kerangka Pikir
kebudayaan turun temurun untuk berobat di dukun, selain itu persepsi masyarakat
G. Hipotesis
Donggala.
21
2. Ada hubungan antara budaya dengan pemilihan sarana pengobatan di Desa
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
2010).
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2018 di Desa
1. Identifikasi Variabel
a. Variabel Independen
b. Variabel Dependen
pengobatan.
2. Definisi Operasional
a. Persepsi
23
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur : 0 = Kurang baik, jika total skor jawaban responden < median
b. Budaya
kesehatan lain.
c. Sarana pengobatan
24
Hasil ukur : 1 = Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya, jika lebih
lainnya
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
E. Pengolahan Data
Sebelum dilakukan analisis data maka data yang telah diperoleh diolah
25
1. Editing: Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan
kesalahan atau kekurangan yang ada dalam daftar pertanyaan yang sudah
masing jawaban.
dikumpulkan.
F. Analisa Data
1. Analisis Univariat
26
f
P = n x 100 %
Keterangan:
P = Persentase
n = Jumlah Sampel
2. Analisis Bivariat
95%. Adapun uji yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Chi-Square
komputer.
G. Penyajian Data
1. Populasi
27
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
sebagai berikut:
N
n =
1 + N (d)2
Keterangan:
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
997
n =
1 + 997 (0,15)2
997
=
1 + 22,4325
997
=
23,4325
= 42,54 = 43 sampel
simple random sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak
sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang
28
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, I. 2011. Ilmu Kesehatan Mayarakat. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
30