Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ABSES SUBMANDIBULA DI RUANG NURI


RSUD IDAMAN BANJARBARU

DISUSUN OLEH :
WENNY WIDYASARI
NIM : 16.20.2667

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ABSES SUBMANDIBULA DI RUANG NURI
RSUD IDAMAN BANJARBARU

DISUSUN OLEH :
WENNY WIDYASARI
NIM : 16.20.2667

Mengetahui,

Clinical Teacher (CT) Clinical Instruktur (CI)

Candra Kusuma N, S.Kep.,Ns.,M.Kep Fitrianie, S.Kep.,Ners


LEMBAR KONSULTASI
LAPORAN PENDAHULUAN ABSES SUBMANDIBULA

NAMA : WENNY WIDYASARI


NIM : 16.20.2667
RUANGAN : RUANG NURI
NO TANGGAL KETERANGAN PARAF
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Abses submandibula merupakan salah satu bentuk abses leher dalam.
Nyeri tenggorokan dan demam yang disertai dengan terbatasnya gerakan
membuka mulut dan leher, harus dicurigai kemungkinan disebabkan oleh
abses leher dalam. Abses leher dalam terbentuk di dalam ruang potensial di
antara fasia leher dalam sebagai akibat penjalaran infeksi dari berbagai
sumber, seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga tengah, dan
leher (Siregar, 2004).

B. Etiologi
Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui
beberapa cara antara lain:
1. Bakteri masuk kebawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum
yang tidak steril
2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain
3. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan
tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya
abses.

C. Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), gejala dari abses tergantung kepada
lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa
berupa :
1. Nyeri
2. Nyeri tekan
3. Teraba hangat
4. Pembengakakan
5. Kemerahan
6. Demam
Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagi
benjolan. Adapun lokasi abses antar lain ketiak, telinga, dan tungkai bawah.
Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena
kulit diatasnya menipis. Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan
gejala seringkali terlebih tumbuh lebih besar. Abses dalam lebih mungkin
menyebarkan infeksi keseluruh tubuh.

D. Patofisiologi
Jika bakteri menusup kedalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi
infeks. Sebgian sel mati dan hancur, menigglakan rongga yang berisi jaringan
dan se-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan
tubuh dalalm melawan infeksi, bergerak kedalam rongga tersebut, dan setelah
menelan bakteri.sel darah putih kakan mati, sel darah putih yang mati inilah
yang memebentuk nanah yang mengisis rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan
terdorong jaringan pada akhirnya tumbuh di sekliling abses dan menjadi
dinding pembatas. Abses hal ini merupakan mekanisme tubuh mencefah
penyebaran infeksi lebih lanjut jka suat abses pecah di dalam tubuh maka
infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit,
tergantung kepada lokasi abses
E. Pathway
Riwayat gigi berlubang / sakit gigi

Tidak ditangani dengan tepat,


masuk ke saraf lebih dalam

Port de entri Bakteri Gram Positif


atau Negatif

Mengeluarkan enzim hyaluronidase


dan enzim koagulase
(Staphylococcus aureus
Streptococcus mutans
Merusak jembatan antar sel
(Staphylococcus aureus
Streptococcus mutans
Transpor nutrisi antar sel terganggu Gangguan
Mobilitas fisik

Jaringan rusak/ mati/ nekrosis


Keterbatasan
gerak akibat luka
Media bakteri yang baik operasi

Inflamasi Jaringan terinfeksi Pembedahan

Perubahan sel Sel darah putih mati Luka Insisi


point termogulator

Jaringan menjadi abses dan berisi POST OP : Nyeri Akut


Hipertermia PUS

dan berisi PU Kerusakan Integritas Kulit


Pecah

Reaksi Peradangan

Resiko Penyebaran Infeksi


Terputusnya Jaringan ( Pre dan Post Operasi )

PRE OP : Nyeri Akut


F. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan tanda vital biasa ditemukan :
1. Inspeksi : adanya pembengkakan di bawah dagu hingga ke leher, suhu
tubuh menjadi tinggi/demam
2. Palpasi : teraba kenyal dan terdapat pus

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil pemeriksaan leukosit menunjukan peningkatan sel darah putih
2. Untuk menentukan ukuran dan lokasi abses dilakukan pemeriksaan
rontgen, USG, CT Scan atau MRI

H. Penatalaksanaan
Menurut Morison (2003). Asbes luka biasanya tidak membutuhkan
penanganan menggunakan antibiotik. Namun demikian, kondisi tersebut
butuh ditangani dengan intevensi bedah
Suatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidentifikasi
penyebabnya, terutama apabila disebabkan oleh benda asing, karena benda
asing tersebut harus diambil. Apabila tidak disebabkan oleh benda asing,
biasanya hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersamaan dengan
pemberian obat analgetik dan antibiotik
Drainase abses dengan menggunakan pembedahan diidentifikasikan
apabila abses telah berkembang dari peradangan sorsa yang keras menjadi
tahap nanah yang lebih lunak. Drain dibuat dengan tujuan mengluarkan cairan
abses yang senantiasa diproduksi bakteri.
Apabila menimbulkan risiko tinggi, misalnya pada area-are yang kritis,
tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan terakhir
yang perlu dilakukan. Memberikan kompres hangat dan meninggikan posisi
anggota gerak dapat dilakukan untuk membantu penanganan abses kulit.
I. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi :
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
2. Ansietas b.d stressor
3. Hipertermi b.d proses penyakit
Post Operasi :
1. Nyeri akut b.d agen injury fisik
2. Kerusakan integritas kulit b.d trauma jaringan
3. Resiko penyebaran infeksi b.d luka terbuka

J. Intervensi
No Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
Pre Operasi
1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
cidera biologis .... x 24 jam diharapkan nyeri akut 1. Lakukan pengkajian nyeri
berkurang dengan kriteria hasil : secara komprehensif
Kontrol nyeri : 2. Gali bersama pasien faktor
Indikator IR ER yang menurunkan dan
Mengenali kapan nyeri memperberat nyeri
3 4
terjadi 3. Ajarkan teknik non
Menggambarkan faktor farmakologi
3 4
penyebab
4. Dukung istirahat/ tidur
Melaporkan nyeri yang
3 4 yang adekuat yang
terkontrol
Tingkat nyeri : membantu penurunan
Indikator IR ER nyeri
Nyeri yang dilaporkan 3 4
Pemberian Analgesik
Panjangnya episode
3 4 1. Cek perintah pengobatan
nyeri
Ekspresi nyeri wajah meliputi obat, dosis, dan
3 4
frekuensi obat analgesik
Keterangan :
yang diresepkan
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
2 Hipertermi b.d proses Setelah dilakukan tindakan keperawatan Fever Treatment
penyakit selama .... x 24 jam, diharapkan suhu 1. Monitor suhu sesering
klien dalam rentang normal mungkin
Kriteria hasil: 2. Monitor tanda tanda vital,
Thermoregulation nadi dan RR
Indikator IR ER 3. Monitor intake dan output
Temperatur kulit sesuai 3 4 4. Berikan cairan intra vena
yang diharapkan 5. Kompres pasien
6. Anjurkan untuk banyak
Temperatur tubuh 3 4 minum
sesuai yang diharapkan 7. Gunakan pakaian tipis dan
Keterangan: longgar untuk menyerap
1. Keluhan ekstrim keringat
2. Keluhan berat 8. Istirahatkan klien/bed rest
3. Keluhan sedang 9. Berikan pengobatan untuk
4. Keluhan ringan mengatasi penyebab
5. Tidak ada keluhan demam
3 Ansietas b.d stressor Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengurangan Kecemasan
.... x 24 jam diharapkan ansietas 1. Gunakan pendekatan yang
berkurang dengan kriteria hasil : tenang
Tingkat kecemasan 2. Dorong keluarga untuk
Indikator IR ER selalu mendampingi
Perasaan gelisah 3 4 3. Instruksikan klien untuk
Rasa takut yang menggunakan teknik
disampaikan secara 3 4 relaksasi
lisan
4. Kaji tanda verbal maupun
Keterangan :
non verbal kecemasan
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
Post Operasi
1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
injury fisik .... x 24 jam diharapkan nyeri akut 5. Lakukan pengkajian nyeri
berkurang dengan kriteria hasil : secara komprehensif
Kontrol nyeri : 6. Gali bersama pasien faktor
Indikator IR ER yang menurunkan dan
Mengenali kapan nyeri memperberat nyeri
3 4
terjadi 7. Ajarkan teknik non
Menggambarkan faktor farmakologi
3 4
penyebab
Melaporkan nyeri yang 8. Dukung istirahat/ tidur
3 4
terkontrol yang adekuat yang
Tingkat nyeri : membantu penurunan
nyeri
Indikator IR ER
Nyeri yang dilaporkan 3 4 Pemberian Analgesik
Panjangnya episode Cek perintah pengobatan
3 4
nyeri meliputi obat, dosis, dan
Ekspresi nyeri wajah 3 4 frekuensi obat analgesik yang
Keterangan : diresepkan
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
2 Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan luka
kulit b.d trauma .... x 24 jam diharapkan kerusakan
1. Berikan perawatan ulkus
jaringan integritas kulit berkurang dengan
kriteria hasil : pada kulit, yang
Integritas jaringan: Kulit & Membran
diperlukan
Mukosa
Indikator IR ER 2. Periksa luka setiap kali
Integritas kulit 2 3 perubahan balutan
Lesi pada kulit 2 3
Keterangan : Monitor tanda-tanda vital
1. Keluhan ekstrim
1. Monitor tekanan darah,
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang suhu, respirasi, dan nadi
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
3 Resiko penyebaran Setelah dilakukan tindakan keperawatan Infection Control
infeksi b.d luka selama .... x 24 jam. Diharapkan infeksi 1. Tingkatkan intake nutrisi
terbuka tidak terjadi 2. Pertahankan lingkungan
Kriteria hasil: Risk Control aseptik selama
Indikator IR ER pemasangan alat
Klien bebas dari tanda 3. Kolaborasikan pemberian
dan gejala infeksi terapi antibiotik bila perlu
3 4
(calor, dolor, rubor, 4. Bersihkan lingkungan
tumor dan functiolaesa).
setelah dipakai pasien lain
Menunjukkan
kemampuan untuk 5. Pertahankan tehnik isolasi
3 4
mencegah timbulnya
infeksi
Menunjukkan perilaku
3 4
hidup sehat
Ibu tidak mengalami
3 4
nyeri tekan pada puting
Menggunakan fasilitas
kesehatan sesuai 3 4
kebutuhan
Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Selalu menunjukan
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, S.Kep.,Ns , Hardhi Kusuma, S.Kep.,Ns . 2013 . Aplikasi


Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC NOC
Edisi Jilid . Jogjakarta : MediAction Publishing
Doni Wibowo, dkk . 2017 . Ringkasan Diagnosa Nanda, NOC dan NIC . Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Cahaya Bangsa : Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai