Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian

Metode eksperimen merupakan bagian dari penelitian kuantitatif,dan memiliki ciri khas
tersendiri terutaman dengan adanya kelompok kontrol. Hakekat penelitian eksperimen

( eksperimen research ) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul
sebagai akibat perlakuan.

Pengertian penelitian eksperimen menurut para ahli :

1. Menurut Hadi (1985), penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh
peneliti.

2. Menurut Ltin ( 2002),penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan


dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap
perilakuindividu yang diamati.

3. Menurut Sukardi ,penelitian eksperimen merupakan metode sistematis guna


membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat ( causal-effect relationship)

4. Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang


digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.

Berdasarkan defenisi dari beberapa ahli tersebut ,dapat disimpulkan bahwa penelitian
ekserimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu
treamen atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam
pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu
perlakuan /tindakan/treamen pendidikan,terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis
tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain.

B. Karakteristik penelitian

Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian eksperimen yakni :

1. Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel bebas untuk
menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai
sebagai pembanding yang bisa membedakan antara yang memperoleh perlakuan /manipulasi
dengan yang tidak memperoleh perlakuan atau manipulasi.
2. Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami
kesamaan, sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain kedalam
variabel atau membuang faktor lain yang diinginkan peneliti dari variabel.

3. Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati untuk mengetahui


apakah ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukukannya terhadap
variabel lain (terikat) dalam penelitian eksperimental yang dilakukan.

C. Langkah-langkah kegiatan eksperimen

Langkah- langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan peleitian
lainnya.Langkah- langkah tersebut antara lain:

1. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan.

2. Mengidentifikasi dan mendefenisikan masalah

3. Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan,memformulasikan


hipotesis penelitian,menentukan variabel,dan merumuskan defenisi operasional dan defenisi
istilah.

4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan :

a. Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan,tetapi memungkinkan terjadinya


kontaminasi proses eksperimen.

b. Menentukan cara mengontrol

c. Memilih rancangan penelitian yang tepat

d. Menentukan populasi,memilih sampel (contoh) yang mewakili, serta memilih sejumlah


subjek penelitian

e. Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen

f. Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan study pendahuluan agar


diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan

g. Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.


5. Melaukan eksperimen

6. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen

7. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah


ditentukan

8. Menganalisis data

9. Menginterpretasikan hasil,perumusan kesimpulan ,pembahasan,dan pembuatan laporan.

D. Validitas

Validitas berarti dapat diteimah atau absah.

Validitas berkaitan dengan persoalan untuk membatas atau menekan kesalahan-kesalahan


dalam penelitian sehingga hasil yang diperoleh akurat dan nberguna untuk dilaksanakan.

Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel
bebas yang dimanipulasi,dan hasil tersebut dapat digeneralisasikan pada situasi di luar setting
eksperimental,sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni faktor internal dan
ekspernal.

1. Validitas internal

Validitas internal mengacu pada kemampuan desain penelitian untuk menyingkirkan atau
membuat masuk akal penjelasan alternatif hasil,atau masuk akal dugaan sementara.

Dengan kata lain ,validitas internal berkaitan dengan dengan faktor-faktor penyebab
terjadinya kebingungan. Cambel dan Stanley (dalam Gay:1998) mengidentifikasi delapan
ancaman utama terhadap validitas internal yakni :

1. Historis,dimana munculnya suatu kejadian yang bukan bagian dari perlakuan dalam
eksperimen yang dilakukan,tetapi mempengaruhi model,karakter dan penampilan variabel
bebas.

2. Maturasi,dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau objek yang diteliti
yang mungkin muncul selama periode tertentu yang mempengaruhi proses pengukuran dalam
penelitian.
3. Testing, dimana sering terjadi ketidak efektifan suatu penelitian yang menggunakan
metode test karena suatu kegiatan test yang dilakukan dengan menggunakan pra test dan post
test, apalagi dengan rentang waktu yang cukup panjang dan terkadang nilai pra test dan post
test yang sama.

4. Instrumentasi, dimana jika dua test berbeda digunakan untuk pra test dan post test dan
tes-tes tersebut tidak sama tingkat kesulitannya,maka instrumentasi dapat muncul.hal ini
disebabkan kurang konsistennya instrumen pengukuran yang mungkin menghasilkan
penilaian performasi yang tidak valid.

5. Regresi statistik, dimana sering muncul bila subjek dipilih berdasarkan skor ekstrem
dan mengacu pada kecenderungan subyektif yang memiliki kor paling tinggi pada pra test ke
skor yang lebih rendah pada post test atau sebaliknya.

6. Seleksi subjek yang berbeda,dimana muncul bila kelompok yang ada digunakan dan
mengacu pada fakta bahwa kelompok tesebut mungkin berbeda sebelum kegiatan penelitian
dimulai.

7. Mortalitas,dimana sering terjadi bahwa subjek yang terkadang drop out dari lingkungan
penelitian dan memiliki karakteristik kuat yang mempengaruhi hasil penelitian.

8. Interaksi seleksi maturasi,dimana satu kelompok akan termaturasi dengan hasil


kelompok lain tanpa melalui perlakuan.

2.Validitas Eksternal

Validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi hasil peneloitian studi,dimana dibutuhkan


kemampuan suatu sampel populasi yang benar-benar digeneralisasikan ke populasi yang lain
pada waktu kondisi yang lain.

Jadi validitas eksternal adalah tingkatan dimana hasil-hasil penelitian dapat digeneralisasikan
pada popilasi,latar dan hal-hal lainnya dalam kondisi yang mirip.

Campel dan Stanleydalam Gay (1981) yang dikutip emzir (2009) mengidentifikasi beberapa
ancaman terhadap validitas eksternal diantaranya:

1. Interaksi prates-perlakuan ,dimana biasanya sering muncul bila respon subjek berbeda
pada setiap perlakuan karenamengikuti pra tes.
2. Interaksi seleksi –perlakuan ,dimana akibat yang muncul bila subjek tidak dipilih secara
acak sehingga seleksi subjek yang berbeda diasosiasikan dengan ketidak valitan internal.

3. Spesifitas variabel,adalah suatu ancaman terhadap yang tidak mengidahkan generalisasi


dari desain eksperimentas yang digunakan.

4. Pengaruh reaktif, mengacu pada faktor –faktor yang diasosiasikan dengan cara
bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap subjek yang dilinatkan.

5. Inteferensi perlakuan jamak,biasanya sering muncul subjek yang sama menerima lebih
dari satu perlakuan dalam pergantian.

6. Kontaminasi dan bias pelaku eksperimen,sering muncul bila keakraban subjek dan
peneliti mempengaruhi hasil penelitian.

E. Desain eksperimen

Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengansetiap langkah tindakan yang
terdefinisikan, sehingga informasi yangberhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan
yang akan ditelitidapat dikumpulkan secara faktual.

Bentuk desain eksperimen:

1. Pre-eksperimen.

Dikatakan pre-eksperimen karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-


sungguh. Hal ini disebabkan karena mamsih ada variabel luar yang ikut beerpengaruh teradap
terbentuknya variabel terikat( dependen).Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel
terikat (dependen) itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas (independen). Hal
ini bisa saja terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak
(random). Bentuk pra-experimental designs antara lain:

a. One- shot case study (Studi Kasus Satu Tembakan)

Jenis ini dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan pengukuran dan nilai ilmiah suatu
desain penelitian.Adapun bagan dari one-shot case study adalah sebagai berikut:
X : Perlakuan terhadap variabel independen (Treatment of independent variable)

O : Pengamatan atau pengukuran terhadap variabel dependen (Observation or


measurement of dependent variable)

Dengan X = kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen

O = kejadian pengukuran atau pengamatan.

Bagan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan,
dan selanjutnya diobservasi hasilnya.

Contoh: Pengaruh penggunaan Komputer dan LCD (X) terhadap hasil belajar siswa(O).

b. One Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)

Jenis ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan. Bagannya sebagai berikut :

Pengaruh perlakuan: O1 – O2.

Pretest; Treatment; Posttest

Desain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan beberapa

ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor historis (tidak
menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek penelitian dapat mengalami
kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika dinilai tidak sesuai
dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument penelitian. Kejelekannya yang paling
fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun.

c. Static group comparison (Perbandingan Kelompok Statis)

Desain ini berupaya melengkapi kekurangan kelompok control, tetapi gagal dalam hubungan
memperlihatkan bahwa suatu perubahan telah muncul. Penelitian jenis ini menggunakan satu
group yang dibagi menjadi dua, yang satu

memperoleh stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan) dan yang lain tidakmendapatkan
stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan muncul dalam desain ini adalah
meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti. Oleh karena itu, grup
tersebut harus dipilih secara acak.Adapun bagan desain penelitian ini adalah sebagai berikut.

O1: hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan, dan O2: hasil pengukuran satu grup
yang tidak diberi perlakuan.

Pengaruh perlakuan: O1 – O2.

Ketiga bentuk desain preexperiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan banyak variabel
luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi
rendah.

2. True Experimental Design ( eksperimen sebenarnya )

Disebut sebagai true experiments karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol

semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi, validitas internal
(kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi. Sejalan dengan hal tersebut,
tujuan dari true experiments menurut Suryabrata (2011 : 88) adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakanperlakuan dan
membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan. True experiments
ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai
kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam
true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random.
Selanjutnya, jenis penelitian yang termasuk dalam true experimen desain adalah :

1. pretest-posttes control group design

Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberi

pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dan

group kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group eksperimen tidak

berbeda secara signifikan.

Bagan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut.


Pengaruh perlakuan adalah: (O2 - O1) - (O4 - O3).

2. posttest-only control group design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak.

Bagan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Pengaruh adanya perlakuan adalah (O1:O2). Dalam penelitian, pengaruh perlakuandianalisis


dengan uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan antara grup
eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.

3. Factorial Design

Desain ini merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan
kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruh perlakuan terhadap hasil.
Semua grup dipilih secara random kemudian diberi pretest.Grup yang akan digunakan untuk
penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh nilai pretest yang sama.

Bagan penelitian ini :

• Semua kelompok dipilih random, kemudian masing- masing diberi pretest

• Kelompok dinyatakan baik bila setiap nilai pretestnya sama ( O1=O2=O3=O4)

• Y1 dan Y2 sebagai variable moderator


Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random,kemudian masing-masing diberi
pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik bila setiap kelompok nilai pretestnya
sama. Jadi O1=O3=O5=O7.Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.

Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental
dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu
variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga
dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain
eksperimental variabel tunggal.

4. Quasiexperiments

Quasiexperiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini merupakan
pengembangan dari trueexperimental design yang sulit dilaksanakan.Desain ini mempunyai
variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan
kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan
eksperimen yang sesungguhnya.Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak
diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol.

Bentuk-bentuk quasiexperiments antara lain:

a. Time Series Design

Ciri desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih secara random.

Sebelum diberi perlakuan, grup diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan grup sebelum diberi perlakuan.Jika hasil pretest
selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti grup tersebut dalam kondisi tidak
stabil dan tidak konsisten. Setelah kondisi tidak labil maka perlakuan dapat mulai diberikan.

O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7

b. Nonequivalent control group design

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, tetapi pada desain ini
group eksperimen maupun group kontrol tidak dipilih secara random.

Bagannya :

Anda mungkin juga menyukai